E-LEARNING - neztcharming

Download Report

Transcript E-LEARNING - neztcharming

OLEH:
NUR FAHMI LUKMI
092904042
PENGERTIAN
E-learning merupakan singkatan dari Elektronic Learning,
merupakan cara baru dalam proses belajar mengajar
yang menggunakan media elektronik khususnya
internet sebagai sistem pembelajarannya. E-learning
merupakan dasar dan konsekuensi logis dari
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
CONT’
• Jaya Kumar C. Koran (2002)
“E-learning sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran
yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau
internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi,
atau bimbingan.”
• Dong (dalam Kamarga, 2002)
“E-learning sebagai kegiatan belajar asynchronous melalui
perangkat elektronik komputer yang memperoleh bahan
belajar yang sesuai dengan kebutuhannya.”
CONT’
• Rosenberg (2001)
”Menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan
teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang
dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.”
• LearnFrame.Com dalam Glossary of eLearning Terms [Glossary,
2001]
“E-Learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan
aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan
media Internet, jaringan komputer,maupun komputer
standalone.”
CONT’
• Darin E. Hartley [Hartley, 2001]
“E-Learning merupakan suatu jenis belajar mengajar
yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke
siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet
atau media jaringan komputer lain.”
SEJARAH
Sebelum kata e-Learning menjadi populer banyak istilah yang
telah digunakan seperti contoh berikut ini:
• Pembelajaran jarak jauh (open distance learning).
• Pembelajaran berbasis web (web based training).
• Pembelajaran berbasis komputer (computer based training).
• Pembelajaran berbasis teknologi (technology based training).
• Pembelajaran secara online (online learning).
CONT’
E-pembelajaran atau pembelajaran elektronik pertama kali
diperkenalkan oleh universitas Illinois di UrbanaChampaign dengan menggunakan sistem instruksi
berbasis komputer (computer-assisted instruction )
dan komputer bernama PLATO.
CONT’
• Tahun 1990 : Era CBT (Computer-Based Training) di mana
mulai bermunculan aplikasi e-learning yang berjalan dalam
PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi
dalam bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan Audio)
dalam format mov, mpeg-1, atau avi.
• Tahun 1994 : Seiring dengan diterimanya CBT oleh
masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul dalam bentuk
paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara masal.
CONT’
• Tahun 1997 : LMS (Learning Management System)
Seiring dengan perkembangan teknologi internet, masyarakat di
dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan
informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan
sebagai kebutuhan mutlak dan jarak serta lokasi bukanlah
halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang
makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah
interoperability antar LMS yang satu dengan lainnya secara
standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang
dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS, IEEE
LOM, ARIADNE, dsb.
CONT’
• Tahun 1999: Sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web.
Perkembangan LMS menuju aplikasi e-learning berbasis Web
berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner)
maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai
digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah dan surat
kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia,
video streaming serta penampilan interaktif dalam berbagai
pilihan format data yang lebih standar dan berukuran kecil.
E-LEARNING FORMAL
DAN INFORMAL
E-learning dalam arti luas bisa mencakup pembelajaran yang
dilakukan di media elektronik (internet) baik secara formal
maupun informal.
E-learning secara formal misalnya adalah pembelajaran dengan
kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur
dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihakpihak terkait (pengelola e-learning dan pembelajar sendiri).
CONT’
E-learning bisa juga dilakukan secara informal dengan
interaksi yang lebih sederhana, misalnya melalui
sarana mailing list, e-newsletter atau website pribadi,
organisasi
dan
perusahaan
yang
ingin
mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau
keterampilan tertentu pada masyarakat luas
(biasanya tanpa memungut biaya).
E-LEARNING 2.0
• Istilah e-Learning 2.0 digunakan untuk merujuk kepada cara
pandang baru terhadap pembelajaran elektronik yang
terinspirasi oleh munculnya teknologi Web 2.0.
• Web 2.0, adalah sebuah istilah yang dicetuskan pertama kali
oleh O’Reilly Media pada tahun 2003, dan dipopulerkan pada
konferensi web 2.0 pertama di tahun 2004
CONT’
Sistem konvensional pembelajaran elektronik biasanya
berbasis pada paket pelajaran yang disampaikan kepada
siswa dengan menggunakan teknologi Internet (biasanya
melalui LMS). Peran siswa dalam pembelajaran terdiri dari
pembacaan dan mempersiapkan tugas. Kemudian tugas
dievaluasi oleh guru.
CONT’
Sebaliknya, e-learning 2.0 memiliki penekanan pada
pembelajaran yang bersifat sosial dan penggunaan
perangkat lunak sosial (social networking) seperti blog, wiki,
podcast dan Second Life. Fenomena ini juga telah disebut
sebagai Long Tail learning.
Selain itu juga, E-learning 2.0 erat hubungannya dengan Web
2.0, social networking (Jejaring Sosial) dan Personal
Learning Environments (PLE).
PERKEMBANGAN E-LEARNING
DIINDONESIA
Perkembangan eLearning di Idonesia sejalan dengan perkembangan
Infrastruktur TIK. Beberapa program pengembangan Teknologi Informasi
dan Komunikasi khususnya Infrasruktur adalah:
•
•
•
•
•
•
•
1999-2000 Jaringan Internet (Jarnet)
2000-2001 Jaringan Informasi Sekolah (JIS)
2002-2003 Wide Area Network Kota (WAN Kota)
2004-2005 Information and Communication Technology Center (ICT Center)
2006-2007 Indonesia Higher Education Network (Inherent)
2007-skrg Jejaring Pendidikan Nasional (Jardiknas)
2008-skrg Southeast Asian Education Network (SEA EduNet)
CONT’
Dengan mulai berkembanganya penggunaan internet, munculah
situs elearning yang awalnya menjadi media sharring berbagai
materi pembelajaran, diantaranya:
http://www.ilmukomputer.org
http://www.e-dukasi.net
Namun seiring dengan perkembangan infrastruktur TIK tersebut
maka institusi pendidikan mulai melakukan pengembangan
elearning.
CONT’
Beberapa Perguruan Tinggi mengembangkan platform elearning sendiri, diantaranya:
• UGM dengan E-Lisa http://elisa.ugm.ac.id/
• Unissula Semarang http://www.unissula.ac.id/sinau/
• Amikom jogja http://elearning.amikom.ac.id/
Beberapa perguruan tinggi menggunakan platform Moodle yang open source,
diantaranya:
• ITB http://kuliah.itb.ac.id/
• UNPAR http://elearning.unpar.ac.id/
• Gunadarma http://elearning.gunadarma.ac.id/
• ITS http://share.its.ac.id/
• Unibraw http://inherent.brawijaya.ac.id/vlm/
• Unitomo http://elearning.unitomo.ac.id
CONT’
Sistem e-Learning tersebut ditujukan untuk menjembatani
dosen/guru dengan mahasiswa/siswa dalam proses belajar
mengajar di luar jam kuliah/sekolah.
Undang-undang RI no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, pada pasal 31 menyatakan:
• Pendidikan jarak jauh berfungsi memberikan layanan pendidikan
kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti
pendidikan secara tatap muka atau reguler.
• Pendidikan jarak jauh diselenggarakan pada semua jalur,jenjang
dan jenis pendidikan.
CONT’
• Pendidikan jarak jauh diselenggarakan dalam berbagai
bentuk, modus dan cakupan yang didukung oleh sarana dan
layanan belajar serta sistem penilaian yang menjamin mutu
lulusan sesuai dengan standar nasional pendidikan
• Bentuk pendidikan jarak jauh mencakup program pendidikan
tertulis (korespondensi), radio, audio/video, TV dan/atau
berbasis jaringan komputer
E-LEARNING BERDASARKAN
TEKNOLOGI
Berdasarkan teknologi informatika yang digunakan, elearning kemudian dikelompokkan berdasarkan basis
teknologi sebagai berikut:
1. Computer Based Training (CBT)
2. Web Based Training (WBT)
Computer Based
Training
Basis utama proses belajar mengajar ini adalah Program
Komputer (Software), yang biasa dipakai untuk belajar secara
interaktif dan fleksibel. Biasanya software-software pelajaran
ini berisikan bagian-bagian multimedia, seperti Animasi dan
juga bagian-bagian Tools sebagai alat untuk menyelesaikan
soal-soal latihan.
CONT’
Sistem CBT ini mulai berkembang di tahun 80-an dan masih
berkembang terus sampai sekarang. Hal ini ditunjang antara
lain oleh perkembangan sistem animasi yg kian menarik dan
realistis (misalnya sistem animasi 3 Dimensional). Selain untuk
pelajar, sistem inipun digemari oleh perusahaan-perusahaan
untuk mendidik karyawannya.
Namun, pada e-learning dengan konsep ini, komunikasi yang
terjadi hanya komunikasi satu (1) arah.
Web Based Training
Sistem ini merupakan perkembangan lanjutan dari CBT dan
berbasis teknologi internet. Sehingga dengan menggunakan
konsep ini, dapat terjadi komunikasi dua (2) arah antar
pengguna. Namun lancarnya proses belajar dengan
menggunakan sistem ini bergantung kepada infrastruktur
jaringan kecepatan tinggi.
Salah satu komponen WBT yg sangat digemari adalah videoconferencing, yaitu dimana siswa dan guru dapat langsung
mendiskusikan semua hal tanpa harus bertemu muka secara
langsung.
MANFAAT E-LEARNING
Menurut A. W. Bates (Bates, 1995) dan K. Wulf (Wulf, 1996) terdiri atas 4
hal, yaitu:
1.
Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik
dengan guru atau instruktur (enhance interactivity).
2. Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan
kapan saja (time and place flexibility)
3. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to
reach a global audience)
4. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi
pembelajaran (easy updating of content as well as archivable
capabilities).
Enhance Interactivity
Apabila dirancang secara cermat, pembelajaran elektronik dapat
meningkatkan kadar interaksi pembelajaran, baik antara
peserta didik dengan guru/instruktur, antara sesama peserta
didik, maupun antara peserta didik dengan bahan belajar
(enhance interactivity). Berbeda halnya dengan pembelajaran
yang bersifat konvensional. Tidak semua peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran konvensional dapat, berani atau
mempunyai kesempatan untuk mengajukan pertanyaan
ataupun menyampaikan pendapatnya di dalam diskusi.
Time And Place
Flexibility
Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas secara
elektronik dan tersedia untuk diakses oleh peserta
didik melalui internet, maka peserta didik dapat
melakukan interaksi dengan sumber belajar ini kapan
saja dan dari mana saja (Dowling, 2002). Demikian
juga dengan tugas-tugas kegiatan pembelajaran, dapat
diserahkan kepada instruktur begitu selesai
dikerjakan.
Potential To Reach
A Global Audience
Dengan fleksibilitas waktu dan tempat, maka jumlah peserta
didik yang dapat dijangkau melalui kegiatan pembelajaran
elektronik semakin lebih banyak atau meluas. Ruang dan
tempat serta waktu tidak lagi menjadi hambatan. Siapa saja,
di mana saja, dan kapan saja, seseorang dapat belajar.
Interaksi dengan sumber belajar dilakukan melalui internet.
Kesempatan belajar benar-benar terbuka lebar bagi siapa
saja yang membutuhkan.
Easy Updating Of Content
As Well As Archivable
Capabilities
Fasilitas yang tersedia dalam teknologi internet dan berbagai
perangkat lunak yang terus berkembang turut membantu
mempermudah pengembangan bahan belajar elektronik.
Demikian juga dengan penyempurnaan atau pemutakhiran
bahan belajar sesuai dengan tuntutan perkembangan materi
keilmuannya dapat dilakukan secara periodik dan mudah.
FUNGSI E-LEARNING
Terdapat 3 (tiga) fungsi pembelajaran elektronik (e-learning
dengan media elektronik) terhadap kegiatan pembelajaran,
yaitu :
1. Suplemen (Tambahan)
2. Komplemen (Pelengkap)
3. Substitusi (Pengganti)
Suplemen
Dikatakan berfungsi sebagai suplemen (tambahan), apabila
peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan
memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak.
Dalam hal ini, tidak ada kewajiban/keharusan bagi peserta
didik untuk mengakses materi pembelajaran elektronik.
Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang
memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan
pengetahuan atau wawasan
Komplemen
Dikatakan berfungsi sebagai komplemen (pelengkap) apabila
materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk
melengkapi materi pembelajaran yang diterima peserta
didik (Lewis, 2002). Sebagai komplemen berarti materi
pembelajaran elektronik diprogramkan untuk menjadi
materi reinforcement (pengayaan) atau remedial bagi
peserta didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
konvensional.
Substitusi
Beberapa institusi di negara-negara maju memberikan beberapa
alternatif model kegiatan pembelajaran kepada para peserta
didiknya. Tujuannya agar para peserta didik dapat secara fleksibel
mengelola kegiatan perkuliahannya sesuai dengan waktu dan
aktivitas lain seharihari peserta didik.
Ada 3 alternatif model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih
peserta didik, yaitu:
1. Sepenuhnya secara tatap muka (konvensional),
2. Sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet,
atau bahkan
3. Sepenuhnya melalui internet.
SEKIAN
DAN
T E R I M A K A S I H !!!