Pembelajaran Penjasorkes Kur 2013_Prodi POR

Download Report

Transcript Pembelajaran Penjasorkes Kur 2013_Prodi POR

Pengembangan Pembelajaran
Penjasorkes Berbasis Kur 2013
Prof. Dr. Adang Suherman, M.A.,
Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
Universitas Pendidikan Indonesia
Bandung, 25 Oktober 2013
Prodi POR, SPs, UPI
Tujuan Kegiatan
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.
Mengenal Esensi Perubahan Kur 2013
Perbedaan Kur 2013 dan sebelumnya
Mengetahui konsekuensi perubahan
Perubahan pembelajaran kur 2013
Pembelajaran saintifik dan tematik
Pengertian tematik
Karakteristik pemebalajaran (ciri)
Rambu-rambu mnggunakan pembelajaran tmtik
Pemilihan tema
langkah pembelajaran tematik
1.
2.
3.
4.
K.
L.
Pemetaan KD: (Cara KD_tema dan Tema_KD)
Menetapkan jarinag tema
Penyusunan silabus pembelajaran tema
Penyusunan RPP
Pengelolaan kelas: alat, ruang, siswa,
penutup
ANAK BELAJAR DARI LINGKUNGANNYA
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki.
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi.
Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar rendah diri.
Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, ia belajar menyesali diri.
Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri.
Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri.
Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai.
Jika anak dibesarkan dengan perlakuan baik, ia belajar keadilan.
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan.
Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi dirinya.
Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang, ia belajar menemukan cinta dalam
kehidupannya.
(Hukum Dorothy dalam Yudianto, 2011)
PEMBUAT PERUBAHAN
Perkembangan Kurikulum di Indonesia
1975
Kurikulum
Sekolah Dasar
1947
Rencana Pelajaran →
Dirinci dalam Rencana
Pelajaran Terurai
1994
Kurikulum 1994
1968
Kurikulum
Sekolah Dasar
1945 1955
1965
1975
1985
1995
1984
Kurikulum 1984
1964
Rencana
Pendidikan
Sekolah Dasar
1973
Kurikulum Proyek
Perintis Sekolah
Pembangunan
(PPSP)
2004
Rintisan
Kurikulum
Berbasis
Kompetensi
(KBK)
2013
Kurikulum 2013
2005
2015
2006
Kurikulum
Tingkat Satuan
Pendidikan
(KTSP)
1997
Revisi Kurikulum 1994
6
Elemen Perubahan
Standar
Kompetensi Lulusan
Standar Proses
Elemen
Perubahan
Standar Isi
Standar Penilaian
7
Elemen Perubahan
Elemen
Deskripsi
SD
SMP
SMA
SMK
Kompetensi
Lulusan
Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan
hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan
Kedudukan
mata
pelajaran (ISI)
Kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran
berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari
kompetensi.
Kompetensi dikembangkan melalui:
Pendekatan
(ISI)
Tematik terpadu
dalam semua
mata pelajaran
Mata
pelajaran
Mata pelajaran
Vokasinal
8
Perubahan untuk Semua Mata Pelajaran
No
Implementasi Kurikulum
Lama
Kurikulum Baru
1
Materi disusun untuk
memberikan pengetahuan
kepada siswa
Materi disusun seimbang mencakup
kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan
2
Pendekatan pembelajaran
adalah siswa diberitahu
tentang materi yang harus
dihafal [siswa diberi tahu].
Pendekatan pembelajaran berdasarkan
pengamatan, pertanyaan, pengumpulan
data, penalaran, dan penyajian hasilnya
melalui pemanfaatan berbagai sumbersumber belajar [siswa mencari tahu]
3
Penilaian pada pengetahuan
melalui ulangan dan ujian
Penilaian otentik pada aspek kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan
berdasarkan portofolio.
9
PT
SMA/K
SMP
SD
Sumber: Marzano (1985), Bruner (1960).
Proses yang Mendukung Kreativitas
PROSES
PEMBELAJARAN
Pendekatan integratif (SD), Saintifik, dan
Kontekstual
Kemampuan kreativitas diperoleh melalui:
 Observing [mengamati]
 Questioning [menanya]
 Associating [menalar]
 Experimenting [mencoba]
 Networking [Membentuk jejaring]
Penilaian Otentik
PROSES PENILAIAN






Penilaian berbasis portofolio
Pertanyaan yang tidak memiliki jawaban tunggal
Memberi nilai bagi jawaban nyeleneh
Menilai proses pengerjaannya bukan hanya hasilnya
Penilaian spontanitas/ekspresif
dll
11
PENYEMPURNAAN POLA PIKIR
Penyempurnaan Pola Pikir (1)
Teacher
Centered
Student
Centered
Satu Arah
Interaktif
Pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki
pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi
yang sama.
Pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didikmasyarakat-lingkungan alam, sumber/ media lainnya)
Penyempurnaan Pola Pikir (2)
Peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat
dihubungi serta diperoleh melalui internet
Terisolasi
Jejaring
Pasif
AktifMencari
& Kritis
Pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan
model pembelajaran pendekatan sains (saintifik)
Penyempurnaan Pola Pikir (3)
Pengalaman yang diperoleh
akan lebih beragam dengan multi media (AVA).
Belajar
Sendiri
Belajar
Kelompok
Media
Tunggal
Produktivitas kerja akan semakin meningkat jika dilakukan
secara kelompok (½n (n-1))
Multi
Media
Penyempurnaan Pola Pikir (4)
Dengan memperkuat pengembangan potensi khusus
yang dimiliki setiap peserta didik.
Berbasis
Massal
Kebutuhan
Pelanggan
Monodicipline
Multidicipline
Pembelajaran yang Mendukung Kreativitas
:
• 2/3 dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui
pendidikan, 1/3 berasal dari genetik.
•
2/3 kemampuan kecerdasan dari genetik dan 1/3 dari pendidikan.
•
Kemampuan kreativitas diperoleh melalui:
-
Observing [mengamat]
Questioning [menanya]
Experimenting [mencoba]
Associating [menalar]
Networking [Membentuk jejaring]
(Dyers, J.H. et al [2011], Innovators DNA, Harvard Business Review)
17
CREATIVITY?
• Creativity may be defined in many ways.
• In term of process, Creativity is the process of
– sensing problems or gaps in information,
– forming ideas or hypotheses,
– testing and modifying these hypotheses, and
– communicating the results.
Konsep-Hukum Universal
Hukum Pengetahuan:
• Tidak berlaku hukum
kekekalan massa
• Tidak berlaku hukum
konservasi energi
• Tidak berlaku hukum beda
potensial
Hukum Kreativitas:
• Kreativitas adalah
menular
• Kreativitas adalah benda
gas
• Kreativitas tidak dibatasi
oleh sumber daya tetapi
oleh imaginasi
• Berlaku hukum universal
pengetahuan
• Kapasitas belajar efektif
dan efisien
Konsep Pembelajaran bersifat konstekstual
• Contextual Teaching and Learning (CTL) approach merupakan
konsep belajar yang mengaitkan materi yang diajarkan dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota
keluarga dan masyarakat (Shulman)
Levels
Description
Examples
1 Declarative
knowledge
Knowing conceptually
Knowing the concept of
developmentally appropriate
curriculum and instruction
2 Procedural
knowledge
Applying the concept in the
Knowing how to write lesson
actual teaching (before, during, plans that use developmentally
and after instruction)
appropriate teaching strategies
3 Conditional
knowledge
Modifying the concept to fit
the contexts
Knowing how to modify activities
in class when they are not
developmentally appropriate for
students
MODEL PEMBELAJARAN BERSIFAT
SAINTIFFIK
1. Inquiry learning (convergen, divergent, guided
discovery, problem solving)
2. Problem-based learning.
3. Cooperative learning..
4. Project-based learning.
5. Authentic assessment.
Kerangka Pikir Strategi Pembelajaran
Penelitian (Inquiry learning)
• Mengajar sesungguhnya adalah mengajarkan siswa bagaimana
belajar efektif dan efisien: capacity of learning efectivelly and
efficiency
• Kegiatan meneliti merupakan bagian integral dalam kehidupan
nyata di lingkungan profesional maupun akademia
• Siswa mempelajari pengatahuan dengan cara yang sama
seperti bagaimana pengatahuan itu sendiri
diperoleh/berkembang.
• strategi Inquiry meujuk pada proses dan keterampilan yang
digunakan oleh para scientis dalam melakukan penelitian .
• Startegi inquiry melibatkan pemahaman mengenai “bagaimana
dan mengapa pengetahun berubah dalam merespon bukti2,
analisis logis, dan berbagai penjelasan yang diperdebatkan
dalam komunitasnya (NRC 2000, p. 21).
Kerangka Pikir Strategi Problem-based
learning
• Masalah merupakan bagian yang tidak bisa
dipisahkand ari kehidupan dan setiap orang harus
mampu mengatasinya
• Siswa diberi masalah baik yang bersifat nyata maupun
buatan guru sendiri
• Malasah tersebut harsu dipecahkan dengan melibatkan
berpikir kritis
• Pemikiran kritis, idealnya diambil dari berbagai disiplin
ilmu
• Masalah yang diberikan pada siswa hendaknya sesusi
dengan karakteristik siswanya untuk menignkatkan
minat dan partisipasi belajarnya
Kerangka Pikir Strategi Pembelajaran
Kerjasama (Cooperative learning)
• Manusia adalah mahluk sosial, keterampilan
sosial merupakan penentu keberhasilan hidup
individual maupun komunal
• Siswa belajar bekerja bersama dalam sebuah
kelompok yang terfokus pada tujuan bersama
melalui kolaborasi dan saling menghargai
• Setiap siswa dalam kelompok harus membuat
kontribusi yang sma pentingnya terhadap
pencapaian tujuan bersama
• The group has not achieved untill all of its
members have achieved
Kerangka Pikir Strategi pembelajaran Program
dan produk (Project-based learning)
• Produk yang berguna dan realistik dari suatu program
atau pekerjaan merupakan tuntutan setiap profesi
• Siswa bekerja secara baik secara individu (independen)
atau kolaborasi untuk mengerjakan program yang
sesuai dengan minat atau keahliannya
• program atau produk yang dikerjakan seringkali
menguntungkan bagi orang lain, berguna dalam
penanaman keterampilan sosial, dan seringkali terkait
dengan kemampuan pemberian layanan kepada orang
lain (service learning)
• Penekanan diberikan pada pembiasaan menghasilkan
produk kerja yang realistis dan berguna
Kerangka Pikir Strategi Penilaian
Sebenarnya (Authentic assessment)
• Nilai hasil ujian yang tertera dalam rapot bersifat
intrumental/sementara, nilai yang sedungguhnya adalah
kulaitas dan kuantitas proses dan hasil yang dilakukan
seseorang dalam menjalani kehidupannya baik sebagai
guru maupun profesi lainnya
• Siswa dinilai berdasarkan pekerjaan yang betul-betul
refresentatif, relevan, pada lingkungan nyata, dan sesuai
dengan karir yang digelutinya
• Salah satu contoh penilaian otentik adalah portefolio, yaitu
kumpulan bukti produk pekerjaan siswa yang representatif
dan bermakna/sesuaif tujuan dan menggambarkan
perkembangan kemajuan usaha/proses maupun hasil
belajarnya.
Pendekatan Saintifik
Scientific Method
(Sund & Leslie, 1973)
Project Based Learning
(The George Lucas Educational
Foundation, 2005)
 Stating the problem
 Starts With the Essential Question
 Formulating hypotheses
 Design a Plan for the Project
 Designing an experiment
 Creates a Schedule
 Making observation
 Monitor the Students and the
Progress of the Project
 Collecting data from the experiment  Assess the Outcome
 Drawing conclutions.
 Evaluate the Experiences
Esensi Pendekatan Saintifik
1
Merujuk pada teknik investigasi atas suatu fenomena/gejala,
memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan
memadukan pengetahuan sebelumnya.
2
Lebih mengedepankan penalaran induktif, yaitu memandang
fenomena atau situasi secara spesifik untuk kemudian menarik
simpulan secara keseluruhan.
3
Berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi,
empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang
spesifik.
4
Memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui
observasi atau eksperimen, mengolah informasi/data,
menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji hipotesis.
DISAIN UMUM saintifik approach
Model pembelajaran ini menekankan pada hasrat belajar tentang segala sesuatu secara
lebih bermakna dengan cara mendapatkan dan mengorganisir data, memahami masalah dan
solusinya, mengembangkan konsep yang bermakna untuk melakukannya. Setiap rancangan
model memiliki penekanan yang berbeda-beda, (perolehan informasi dan konsep,
pembuatan konsep dan uji hipotesis, kreativitas berpikir), garis besar rancangannya sbb.
Tujuan Kurikulum dan tantangan
Kurikulum pendidikan jasmani 2013
TUJUAN KURIKULUM
MEMPERSIAPKAN INSAN INDONESIA UNTUK
MEMILIKI KEMAMPUAN HIDUP SEBAGAI
PRIBADI DAN WARGANEGARA YANG
PRODUKTIF, KREATIF, INOVATIF, DAN AFEKTIF
SERTA MAMPU BERKONTRIBUSI PADA
KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA,
BERNEGARA DAN PERADABAN DUNIA.
Masalah Pembelajaran Saintifik
• Terbatasnya jumlah guru yang berkeyakinan bahwa siswa dapat
berpikir produktif (medapatkan sesuatu yang tidak diketahui dan
diingat sebelumnya), akibatnya para guru:
– berlebihan dalam mengandalkan daya ingat siswa,
– melupakan penciptaan lingkungan yg dapat membuat anak mencari tau,
– lebih menekankan pada recall and reproduction,
– mengabaikan problem solving, creative thinking, and decision making.
• Wacana integratif non latar belakang penjas bahkan penjas
dihilangkan (kompas.com, rabu 11 des 2013)
• Pengenalan saintifik dalam kurikulum baru muncul dalam kurikulum
2013 sekarang, itupun baru sebatas dokumen belum pada kenyataan
• Kecenderungan saintifik diajarkan baru sebatas konseptual dan
diajarkan secara direktif bukan sebagai sebuah cara berpikir “a way
of thinking or discovery and inquiry”
Peluang dan Tantangan Penjas pada Kur 2013
• Penjas dapat menjangkau semua ranah perilaku
seperti domain fisik, sosial, afektif, dan kognitif
• Penjas memiliki kontribusi unik: spt kebugaran
jasmani, keterampilan gerak, . . . .
• kurikulum 2013 berbasis sain dan tidak lagi
banyak didikte atau menghafal
• kurikulum 2013 SD selain saintifik juga integratif
• kurikulum 2013 peluang sekaligus juga tantangan
bagi duniapendidikan jasmani
Konsep Pembelajaran Tematik
• menggunakan tema sebagai pemersatu beberapa mata
pelajaran sekaligus dalam satu kali pertemuan
• menggunakan tema untuk memahami gejala-gejala,
konsep, baik yang berasal dari bidang studi yang
bersangkutan maupun dari bidang studi lainnya.
• Pendekatan yang mencerminkan dunia riil di dalam
rentang kemampuan dan perkembangan anak.
• Suatu cara integrasi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan secara simultan dalam proses
pembelajaran dan atau integrasi berbagai konsep dasar
yang berkaitan.
Ciri pembelajaran tematik
• Berpusat pada anak didik;
• Memberikan pengalaman langsung kepada anak
didik;
• Pemisahan antara mata pelajaran tidak begitu
nyata dan jelas;
• Menyajikan suatu konsep dari berbagai mata
pelajaran dalam suatu proses pembelajaran
• Bersifat fleksibel;
• Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai
dengan minat dan kebutuhan anak didik.
Rambu-Rambu Penggunaan Tematik
• Tidak semua mata pelajaran harus disatukan.
• Dimungkinkan terjadi penggabungan kompetensi dasar
lintas semester
• Kompetensi dasar yang tidak dapat dipadukan, tidak
harus dipadukan, namun diberikan secara tersendiri.
• Kompetensi dasar yang tidak tercakup pada tema
tertentu harus tetap diajarkan baik melalui tema lain
maupun disajikan secara tersendiri.
• Kegiatan pembelajaran ditekankan pada kemampuan
membaca, menulis, dan berhitung serta pananaman
nilai-nilai moral.
• Tema-tema yang dipilih disesuaikan dengan
karakteristik siswa, lingkungan dan daerah setempat.
Pertimbangan Pemilihan Tema
• Rentang kedekatan tema dengan kehidupan
anak
• Rentang tingkat kesulitan tema bagi anak
• Rentang kemenarikan tema bagi anak,
termasuk persitiwa-peristiwa yang menarik
minat anak
Tahapan pemilihan tema
• Memilih KD dalam kurikulum;
• Mengidentifikasi tema yang sesuai dengan KD;
• Menata dan mengurutkan tema berdasarkan
prinsip-prinsip pemilihan tema;
• Menjabarkan tema ke dalam sub-sub tema
agar cakupan tema tidak terlalu luas;
• Memilih subtema yang sesuai.
Langkah Pembelajaran Tematik
1.
2.
3.
4.
Daftar Tema
Pemetaan Kompetensi Dasar/jaringan tema
Penyusunan silabus pembelajaran tema
Penyusunan RPP
Pemetaan Kompetensi Dasar
Cara 1: Inventarisir KD dari setiap mapel lalu menetapkan tema pemersatu
KELAS: ........................................
KOMPETENSI DASAR
MAPEL
Penjasorkes
PPKN
IPA
IPAS
Matematik
Bhs indonesia
Dsb
TEMA
Cara 2: Menetapkan tema, lalu identifikasi KD yg cocok dari mapel lain dengan tema itu
KELAS: .........................................
INDIKATOR
KOMPETENSI DASAR
TEMA
1. Diriku
Penjasorkes
2. Kegemaranku
PPKN
3. Kegiatanku
IPA
4. Keluargaku
IPAS
5. Pengalamanku
Matematik
6. Lingkungan
Bhs indonesia
7. Benda, binatang,
Dsb
tanaman sekitarku
8. Peristiwa alam
Pemetaan Kompetensi Dasar
KOMPETENSI DASAR
KD1: Sikap Keagamaan
KD2: sikap Sosial
Penjasorkes
KD3: Pengetahuan
KD4: Penerapan
PPKN
IPS
Matematik
Bhs indonesia
Dsb.
INDIKATOR
TEMA
Menetapkan jaringan tema
Penjasorkes
PPKn
Memetakan jaringan tema dengan KD dalam
Mapel Sendiri (Penjasorkes)
KD1:
Sikap Keagamaan
Penjasorkes
KD3: Pengetahuan
KD2: Sikap Sosial
KD4:PPKn
Penerapan
Penyusunan silabus pembelajaran tematik (cara 1)
Nama Sekolah
Kelas/Semester
Kompetensi Inti
Mata
Pelajaran
:
:
:
SD…………………………………………………………………….
I/1
1. Menghargai dan menghayatiajaran agama yang dianutnya.
2.
3.
4.
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Tema
 Bentuk dan  Diri
tujuan
Sendiri
norma
dalam
masyarakat
 Semangat
kebersama
an dalam
keberagaman
Pembelajaran
(pendekatan
saintifik)
1.
2.
3.
4.
5.
Mengamati
Bertanya
Mencoba
Asosiasi
menyajikan
Penilaian
Observasi
 Kemampuan Membaca
 Kemampuan
mempraktekkan gerak
dasar
 Kemampuan
mengungkapkan hasil
kegiatan
Alokasi
Waktu
4 minggu
(M) x 26
jam
pelajaran
(JP)
Sumber
Belajar
 Buku Teks
pelajaran
Tematik
Kelas I
 Media
gambar
 Bahan sisa
(kain,
kancing baju
dll )
Penyusunan silabus pembelajaran tematik (cara 2)
Kelas/Semester
Kompetensi Inti
: I/
: 1. Menghargai dan menghayatiajaran agama yang dianutnya.
2.
3.
4.
Kompetensi Dasar
kls 2 SD
1.1
2.1 menunjukkan kerjasama,
percayadiri, berani
2.2 menunjukkan repsek
3.3 Memahami pola gerak
dasar lokomotor, nonlokomotor, manipulatif
4.1 Mempraktikkan variasi
pola gerak dasar lokomotor
4.2 Mempraktikkan variasi
pola gerak dasar nonlokomotor
4.3 Mempraktikkan variasi
pola gerak dasar manipulatif
Materi
Pokok
Tema
 variasi pola  permainan
gerak dasar
lempar
lokomotor,
tangkap:
nonpetak, kain,
lokomotor,
lempar
manipulatif
target,
tennis
kelompok
1dhiko
Mapel
Lain
 IPA
 IPS
 Matem
atik
 Bhs
indone
sai
 PPKn
Pembelajaran
(pendekatan saintifik)
Penilaian
1. mengamati permainan
Observasi
dalam video
 kerjasama,
2. membagi kelompok,
percaya diri,
melakukan permainan
keberanian
3. identifikasi n
respek
perumusan masalah
 pemahaman
4. diskusi membuat
gerak dasar
jawaban teoretis logis
 praktek gerak
5. Mencobakan dan
dasar
melatihkan jawaban
teoretis ke dalam
gerakan
6. Mempraktekkan dalam
permainan
7. menyajikan
Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
4 minggu
(M) x 26
jam
pelajaran
(JP)
 Buku Teks
pelajaran
Tematik
Kelas I
 Buku
permainan
modifikasi
 Media video
 Kain, bola
tennis, hoop,
lapang,
Fenomena aktivitas fisik lingkungan anak SD: playing for life; AASC; video games : lempar tangkap,
petak, kain, target, tennis
Penyusunan RPP
• Tema atau mata pelajaran yang akan dipadukan,
kelas, semester
• Tujuan pembelajaran; KD, Indikator
• Alat dan media, serta sumber yang digunakan
• Kegiatan Pembelajaran
– pendahuluan,
– inti, dan
– penutup.
• Penilaian dan tindak lanjut
URAIAN KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
Tema:
Petak Lempar Tangkap
Tujuan:
1. Siswa menunjukkan perilaku kerjasama, percayadiri, dan berani melakukan permainan
tanpa merasa ragu atau tanggung
2. Siswa menunjukkan pengetahuan gerak dasar lokomotor, non-lokomotor, dan manipulatif
3. Siswa mempraktekkan variasi gerak dasar lokomotor, non-lokomotor, dan manipulatif
Alat dan Media pembelajaran:
• Lapangan empat persegi sama sisi dengan empat petak
• Bola ringan sesuai kemampuan siswa
• Kon pembatas
• peluit
Langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan
2. Kegiatan Inti
a. Play 1:
 Siswa mengamati tujuan, aturan, dan tempat bermain yang dijelaskan guru
(dalam video);
 Siswa diberi kesempatan bertanya, berdiskusi, dan membagi kelompok untuk
melakukan permainan
 Siswa eksplorasi melakukan permainan antara 5-10 menit
 Siswa berhenti bermain
b. Teach (meningkatkan understanding dan kemampuan gerak)
 Diskusi, identifikasi, dan perumusan masalah dalam kelompok masing-masing
 Diskusi merumuskan dan menetapkan beberapa alternatif jawaban
 Mencobakan dan melatihkan berbagai gerakan sebagai jawaban atas
permasalahan yang muncul
 Menyepakati gerakan sebagai jawaban yang akan ditampilkan
c. Play 2:
 Mempraktekkan hasil diskusi dan latihan dalam permainan lawan kelompok lain
d. Menyajikan dan mengkomunikasikan hasil secara kelompok maupun individu
Penilaian unjuk Kerja:
No
Komponen
yang dinilai
Kerjasama
1
Percaya diri
2
berani
3
No
1
2
3
Komponen
yang dinilai
variasi gerak
dasar
lokomotor
variasi gerak
dasar
nonlokomotor
variasi gerak
dasar
manipulatif
Kriteria
Baik sekali (4)
Baik (3)
Cukup (2)
Selalu
menunjukkan
perilaku kerjasama
setiap
kali
ada
peluang
Selalu
menunjukkan
perilaku
percaya
diri setiap kali ada
peluang
Selalu
menunjukkan
perilaku
berani
setiap
kali
ada
peluang
Sebagian
besar
menunjukkan
perilaku kerja sama
setiap
kali
ada
peluang
Sebagian
besar
menunjukkan
perilaku percaya diri
setiap
kali
ada
peluang
Sebagian
besar
menunjukkan
perilaku percayadiri
setiap
kali
ada
peluang
Kadang
menunjukkan
perilaku kerjasama
setiap
kali
ada
peluang
Kadang
menunjukkan
perilaku
percaya
diri setiap kali ada
peluang
Kadang
menunjukkan
perilaku percayadiri
setiap
kali
ada
peluang
Perlu bimbingan (1)
Kurang
menunjukkan
perilaku kerjasama
setiap
kali
ada
peluang
Kurang
menunjukkan
perilaku
percaya
diri setiap kali ada
peluang
Kurang
menunjukkan
perilaku percayadiri
setiap
kali
ada
peluang
Kriteria
Baik sekali (4)
Baik (3)
Cukup (2)
Selalu
mempraktekkan
setiap
kali
ada
peluang
Selalu
mempraktekkan
setiap
kali
ada
peluang
Selalu
mempraktekkan
setiap
kali
ada
peluang
Sebagian
besar
mempraktekkan
setiap
kali
ada
peluang
Sebagian
besar
mempraktekkan
setiap
kali
ada
peluang
Sebagian
besar
mempraktekkan
setiap
kali
ada
peluang
Kadang-kadang
mempraktekkan
setiap
kali
ada
peluang
Kadang-kadang
mempraktekkan
setiap
kali
ada
peluang
Kadang-kadang
mempraktekkan
setiap
kali
ada
peluang
Perlu bimbingan (1)
Kurang
mempraktekkan
setiap
kali
ada
peluang
Kurang
mempraktekkan
setiap
kali
ada
peluang
Kurang
mempraktekkan
setiap
kali
ada
peluang
Remedial:
1.
2.
3.
Guru melakukan remedial jika masih ada siswa yang kurang mampu
menunjukkan dan mempraktekkan komponen penilaian di atas.
Guru memberikan aktivitas lempar tangkap yang memiliki tingkat kesulitan lebih
rendah untuk meremedial siswa yang lamban.
Guru memberikan aktivitas lempar tangkap yang memiliki tingkat kesulitan lebih
tinggi untuk mmfasilitasi siswa yang berminat dan berbakat.
Refleksi Diri:
1.
Hal-hal apa saja yang perlu menjadi perhatian Bapak/Ibu selama pembelajaran?
................................................................................................................................
................................................................................................................................
......................................................................................................................
2.
Siswa mana saja yang perlu mendapatkan perhatian khusus?
................................................................................................................................
................................................................................................................................
...........................................................................................................................
Hal-hal apa saja menjadi catatan keberhasilan pembelajaran yang telah
Bapak/Ibu lakukan?
................................................................................................................................
................................................................................................................................
.............................................................................................................................
Hal-hal apa saja yang harus diperbaiki dan ditingkatkan agar pembelajaran yang
Bapak/Ibu lakukan menjadi lebih efektif?
................................................................................................................................
................................................................................................................................
..............................................................................................................................
3.
4.
Kesimpulan dan Rekomendasi
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Dampak langsung yangdirasakan para guru dari adanya kur 2013 adalah standar isi,
proses, dan penilaian
Diantara beberapa dampak standar proses adalahproses pembelajaran yang integratif dan
saintifik
Integratif maksudnya pembelajaran harus selalu terintegrasi dengan mapel lain manakala
memungkinkan
Saintifik salahsatunya ditandai dengan kebiasaan siswa diberitahu menjadi siswa mencari
tahu
Pembelajaran integratif antar mata pelajaran sangat memungkinkan dilakukan oleh guru
kelas karena mereka dipersiapkan mengajar semua mata pelajaran SD, kecuali: agama,
Penjasor, kerajinan.
Pembelajaran integratif dalam penjasor harus dilakukan secara kolaborasi dengan guru
kelas karena guru penjas tidak dipersiapkan untuk mengajar semua mata pelajaran SD,
namun penjas dari sejak dulu memang diberikan secara terintegrasi
Dengan kur 2013, ausmsi bahwa penjas adalah unik, komprehensif, dan dapat menjangkau
seluruh ranah perilaku, semakin tertantang
Guru penjas harus makin lebih menunjukkan kemampuan melakukan pembelajaran
terpadu demikian juga pendekatan saintifiknya
Pembelajaran saintifik sangat merentang dari mulai: group investigation, discovery,
convergen dan divergen problem solving, inquiry, Problem based learning
Implementasi perubahan pembelajaran dalam penjas berbasis kur 2013 dilakukan secara
bertahap dan meaningful berorientasi pada karakteristik siswa, tujuan, dan lingkungan
pembelajaran tempat mengajar
Keberanian untuk melakukan perubahan harus segera dilkukan sekalipun tidak sekaligus
membuahkan hasil yang baik, karena tanpa usaha, perubahan yang lebih baik tidak
mungkin datang dengan sendirinya
Sekian dan Terimakasih