LEMBAGA ASURANSI SYARI*AH

Download Report

Transcript LEMBAGA ASURANSI SYARI*AH

LEMBAGA ASURANSI SYARI’AH
•Raushan Fikr Al-mujahid (20100730023)
•Dhidhin noer ady rahmanto (20100730057)
•Lutfia Nurfitriana (20100730065)
PENGERTIAN
• Dalam bahasa Inggris kata asuransi disebut
“insurance” yang berarti menanggung sesuatu
yang mungkin atau tidak mungkin terjadi dan
assurance yang berarti menanggung sesuatu
yang pasti terjadi.
• Adapun menurut UU No. 2 Tahun 1992
tentang peransuransian: Asuransi atau
pertanggungan adalah perjanjian antara dua
pihak atau lebih, dengan mana pihak
penanggungan mengikat diri kepada
tertanggung dengan menerima premi asuransi
untuk memberikan penggantian kepada
tertanggung karena kerugian, kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan.
• Adapun Asuransi Syariah (Ta’min, Takaful
atau Tadhamun), menurut Dewan Syariah
Nasional (DSN-MUI) adalah usaha saling
melindungi dan tolong-menolong di antara
sejumlah orang/pihak melalui investasi
dalam bentuk aset dan/atau tabarru’ yang
memberikan pola pengembalian untuk
menghadapi risiko tertentu melalui akad
(perikatan) yang sesuai dengan syariah.
SEJARAH BERDIRINYA LEMBAGA
ASURANSI SYARI’AH
• Dalam catatan sejarah dunia Barat, di kalangan bangsa Romawi
muncul gagasan melakukan perjanjian asuransi laut pada abad II,
kemudian memencar di beberapa daerah Eropa pada abad XIV.
Pada Tahun 1680 di London berdiri asuransi kebakaran sebagai
akibat peristiwa kebakaran besar di London pada tahun 1666 yang
melahap lebih dari 13.000 rumah dan kira-kira 100 gereja.
• Pada abad XVIII muncul di Negara Prancis dan Belgia di Eropa, dan
Amerika. Kemudian pada abad XIX asuransi jiwa bagi awak kapal
mulai dikenal, dan mulai meluas dan berkembang pada abad XX
hingga sekarang. Perusahaan asuransi laut dan kebakaran yang
pertama kali muncul di Indonesia adalah Bataviansche Zee & Brand
Assurantie Maatshappij, didirikan pada tahun 1843. Pada tahun
1912 lahir perusahaan asuransi jiwa Bumi Putera sebagai usaha
pribumi.
• Kemudian pada tanggal 27 Juli 1993, Ikatan Cendekiawan Muslim
se-Indonesia (ICMI) melalui Yayasan Abdi Bangsa bersama Bank
Muammalat Indonesia (BMI) dan perusahaan Asuransi Tugu
Mandiri sepakat memprakarsai pendirian Asuransi Takaful, dengan
menyusun Tim Pembentukan Asuransi Takaful Indonesia (TEPATI).
• Dan akhirnya pada tanggal 24 Februari 1994 berdirilah PT Syarikat
Takaful Indonesia sebagai holding company dengan direktur Utama
Rahmat Husen yang selanjutnya mendirikan dua anak perusahaan
yatu PT Asuransi Takaful Keluarga (berdiri tanggal 25 Agustus 1994,
dan diresmikan oleh Menteri Keuangan Mar`ie Muhammad) dan PT
Asuransi Takaful Umum (berdiri pada tanggal 2 Juni 1995, dan
diresmikan oleh Menristek/Ketua BPPT BJ Habibie di Hotel Shangri
La)
LANDASAN HUKUM ASURANSI
SYARI’AH
• Konsep dalam asuransi syari’ah berdasarkan
dalam konsep takaful, dimana takaful
berlandaskan rasa tanggung jawab dan
persaudaraan. Dalam ilmu tashrif atau sharaf
takaful termasuk kedalam bina muta’adi yaitu
tafaa’aala yang mempunyai arti saling
menenggung atau saling menjamin.
Landasan asuransi syari’ah yang bersumber
dari sunnah:
• “ Kedudukan hubungan persaudaraan dan
perasaan orang-orang yang beriman antra satu
dengan yang lainnya sepeerti satu tubuh,
apabila salah satu anggota tubuhny sakit maka
seluruh anggota tubuh lainnya ikut
merasakannya”. ( HR. Bukhori dan muslim )
• Secara umum, peraturan landasan hukum
asuransi Syari’ah pada dasarnya sama dengan
yang berlaku pada asuransi konvensional
karena hal-hal yang berkenaan dengan
administrasi dan sistem laporannya.
FUNGSI LEMBAGA ASURANSI SYARI’AH
• Sebagai protection, investation and saving
• Tumbuhnya rasa persaudaraan dan rasa
sepenanggungan di antara anggota.
• Implementasi dari anjuran Rasulullah SAW
agar umat Islam saling tolong menolong.
• Jauh dari bentuk-bentuk muamalat yang
dilarang syariat.
• Secara umum dapat memberikan
perlindungan-perlindungan dari resiko
kerugian yang diderita satu pihak.
• Juga meningkatkan efesiensi, karena tidak perlu secara
khusus mengadakan pengamanan dan pengawasan
untuk memberikan perlindungan yang memakan
banyak tenaga, waktu, dan biaya.
• Pemerataan biaya, yaitu cukup hanya dengan
mengeluarkan biaya yang jumlahnya tertentu, dan
tidak perlu mengganti/ membayar sendiri kerugian
yang timbul yang jumlahnya tidak tertentu dan tidak
pasti.
• Sebagai tabungan, karena jumlah yang dibayar pada
pihak asuransi akan dikembalikan saat terjadi peristiwa
atau berhentinya akad.
• Menutup Loss of corning power seseorang atau badan
usaha pada saat ia tidak dapat berfungsi(bekerja)
AKTIVITAS ASURANSI SYARI’AH
Adapun prinsip-prinsip asuransi syari’ah :
• Saling membantu dan bekerja sama
• Saling melindungi dari berbagai macam
kesusahan dan kesulitan
• Saling bertanggung jawab
• Menghindari unsur gharar, maysir dan riba
Jenis dan produk asuransi syari’ah
• Asuransi syari’ah terdiri dari 3 jenis :
• Takaful Individu
a) Takaful Dana Investasi
b) Takaful Dana Haji
c) Takaful Dana Siswa
d) Takaful Dana Jabatan
• Takaful Group
a. Tabungan al-Khairat dan Tabungan Haji
b. Tabungan Kecelakaan Siswa
c. Takaful Wisata dan Perjalanan
d. Takaful Kecelakaan Diri Kumpulan
e. Takaful Majlis Ta’lim
f. Takaful Pembiayaan
• Takaful Umum
a. Takaful Kebakaran
b. Takaful Kendaraan Bermotor
c. Takaful Rekayasa
d. Takaful Pengangkutan
e. Takaful Rangka Kapal
f. Asuransi Takaful Aneka