Modul 8 Penjadwalan_Nug

Download Report

Transcript Modul 8 Penjadwalan_Nug

Modul 8:
Penjadwalan
ISI MODUL 8:
Penjadwalan
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Jadwal Proyek
Definisi Kegiatan
Pentahapan Kegiatan
Perkiraan Durasi Kegiatan
Pengembangan Jadwal
Bar Chart
CPM
PDM
Perbandingan CPM dan PDM
2
Daur Hidup Proyek (review)
Penjadwalan
Need
Project
formulation
process
User
Requirements
Awareness
of need
Planning
process
Engineering
and design
process
Construction
process
Use
managemen
t process
Project
Feasibility
And scope
Project
Engineering
And design
Project
Field engineering
And construction
Facility
use and
management
Project
Concept
formulation
Project
Scope
definition
Full Project
description
Project
Completion and
Acceptance
For use
Disposal
process
Facility
demolition
Or conversion
Fulfillment
Of need
3
Jadwal Proyek
• Sebagai alat untuk menjelaskan
kegiatan-kegiatan yang diperlukan
untuk penyelesaian suatu proyek
berikut tahapan dan durasi untuk tiap
kegiatan yang ada dalam proyek.
• Tahapan serta durasi untuk
penyelesaian tiap kegiatan bertujuan
untuk mendapatkan penyelesaian
proyek yang tepat waktu dan
ekonomis.
4
Fungsi Jadwal Proyek
• Memperkirakan waktu penyelesaian proyek, diperlukan bagi
pelaksana untuk mengatur penggunaan sumber daya proyek
untuk mempercepat atau memperlambat kemajuan pelaksanaan
proyek.
• Memperkirakan waktu mulai dan selesai tiap kegiatan yang ada
dalam proyek, bagi pelaksana proyek hal ini berguna untuk
pengaturan tenaga kerja, alat, dan material yang dibutuhkan.
• Mengelola cash flow proyek. Pemilik dapat merencanakan
pembayaran bulanan pada pelaksana, sebaliknya kemajuan
pelaksanaan yang terlihat dalam jadwal dapat digunakan
pelaksana untuk menagih biaya pelaksanaan proyek pada
pemilik.
• Mengevaluasi pengaruh dari perubahan waktu penyelesaian
proyek dan biayanya. Melalui perkiraan adanya perubahan
jadwal, pemilik dapat mengevaluasi adanya potensi tambahan
biaya pelaksanaan apabila nantinya terjadi permintaan
perubahan jadwal.
• Sebagai catatan kemajuan pelaksanaan proyek.
• Jadwal yang selalu di update dapat digunakan sebagai alat untuk
klaim atau untuk permintaan tambahan waktu.
5
Definisi Kegiatan
• Bertujuan untuk memberikan gambaran detail
tentang kegiatan-kegiatan yang ada di dalam suatu
proyek, sehingga kegiatan-kegiatan tersebut dapat
diukur, dianggarkan, dijadwalkan dan dikendalikan
dengan baik.
• Teknik yang umum digunakan untuk mendefinisikan
kegiatan proyek adalah WBS (Work Breakdown
Structure).
6
Pentahapan Kegiatan
Didasarkan atas logika ketergantungan
• Ketergantungan Alamiah
Sebagian besar ketergantungan disebabkan oleh sifat
kegiatan itu sendiri, misalnya pemasangan formwork
balok dilaksanakan setelah pemasangan perancah karena
meskipun tersedia cukup sumber daya, bila perancah
belum selesai pemasangannya maka pelaksanaan
pekerjaan formwork balok belum dapat dimulai
• Ketergantungan Sumber Daya
Sebagai contoh kegiatan pengecoran balok tidak dapat
dilakukan bersamaan dengan fabrikasi rangka baja atap
karena kurangnya tenaga kerja dan dana, sehingga
kegiatan tersebut dilaksanakan berurutan.
7
Contoh Tahapan Kegiatan
No
Kegiatan
A
Setting Out
B
Tie Beam
1. Formwork
START
B1
No
Kegiatan
Predecessor
Successors
E
Balok
1. Perancah
D5
E2,F1
2. Formwork
E1
E4,F2
START
E4
B3,C1
2. Fabrikasi Tulangan
START
B3
3. Penulangan
B1,B2
B4,C3
4. Penulangan
E3
E5,F4,F5
4. Pengecoran
B3,C3
B5
5. Pengecoran
E4,F4
E6,F6
B4
D3
6. Pembongkaran Bekisting
E5,F5
H1,G3
Pelat Lantai 1
1. Formwork
3. Fabrikasi Tulangan
F
Pelat Lantai 2
B1
C3
1. Perancah
E1
F2
START
C3
2. Formwork
E2,F1
F4
3. Penulangan
B3,C1,C2
B4,C4
3. Fabrikasi Tulangan
START
F4
4. Pengecoran
B3,C3
B5,C5
4. Penulangan
E4,F2,F3
E5,F5
5. Pembongkaran Bekisting
B4,C4
D3
5. Pengecoran
E4,F4
E6,F6
6. Pembongkaran Bekisting
E5,F5
H1,G3
G3
G4
START
G3
2. Fabrikasi Tulangan
D
Successors
A
5. Pembongkaran Bekisting
C
Predecessor
Kolom Lantai 1
1. Formwork
D3
D4
START
D3
1. Formwork
3. Penulangan
B5,C5,D2
D1
2. Fabrikasi Tulangan
4. Pengecoran
D1
D5
3. Penulangan
E6,F6,G2
G1
5. Pembongkaran Bekisting
D4
E1
4. Pengecoran
G1
G5
5. Pembongkaran Bekisting
G4
I1
2. Fabrikasi Tulangan
G
Kolom Lantai 2
8
Perkiraan Durasi Kegiatan
• Durasi (waktu) yang diperlukan untuk melaksanakan
kegiatan proyek dari awal sampai akhir. Durasi
kegiatan umumnya dinyatakan dalam jam, hari, atau
minggu.
• Dapat dihitung berdasarkan volume kegiatan
dibandingkan dengan produktivitas alat dan tenaga
kerja, yang dirumuskan sebagai berikut :
Volume Kegiata n
Durasi 
Pr oduktivita s
9
Contoh Durasi Kegiatan
Produktivitas
(orang/hari)
Jumlah
Pekerja
Produktivitas/
hari
Volume
Pekerjaan
Durasi
(hari)
LS
LS
LS
LS
1
1. Formwork
15 m2
8
120
240.56
2
2. Fabrikasi Tulangan
200 kg
16
3200
9423.38
3
3. Penulangan
50 m2
3
150
240.56
2
4. Pengecoran
5 m3
5
25
23.32
1
No
Kegiatan
A
Setting Out
B
Tie Beam
5. Pembongkaran Bekisting
C
1
Pelat Lantai 1
1. Formwork
15 m2
9
135
538.22
4
2. Fabrikasi Tulangan
200 kg
28
5600
32723.79
6
3. Penulangan
50 m2
4
200
538.22
3
4. Pengecoran
5 m3
20
100
98.86
1
5. Pembongkaran Bekisting
D
1
Kolom Lantai 1
1. Formwork
15 m2
2
30
25.67
1
2. Fabrikasi Tulangan
200 kg
18
3600
3532.47
1
3. Penulangan
5 kolom
6
30
27
1
4. Pengecoran
5 m3
2
10
2
1
5. Pembongkaran Bekisting
1
Catatan: Tidak semua produktivitas pekerjaan berbanding lurus dengan jumlah tenaga kerja.
10
Pengembangan Jadwal
Teknik yang biasa dipakai untuk
pengembangan jadwal proyek
konstruksi adalah :
• Bar Chart/Gantt Chart
• Critical Path Method (CPM)
• Precedence Diagram Method
(PDM)
11
Bar Chart (1)
• Bar chart merupakan kumpulan
kegiatan yang termuat pada
kolom vertikal dengan durasi yang
direpresentasikan pada skala
horizontal.
• Setiap batang (bar) pada bar
chart menjelaskan kapan suatu
kegiatan dimulai dan kapan suatu
kegiatan selesai.
12
Bar Chart (2)
Langkah pembuatan bar chart :
• Menentukan kegiatan apa saja yang akan
dimuat dalam bar chart
• Melakukan perkiraan durasi untuk tiap
kegiatan yang dimuat dalam bar chart
• Menentukan keterkaitan (tahapan) antar
kegiatan
• Melakukan plotting bar pada bar chart
13
Contoh Bar Chart
14
Sifat Bar Chart
Keunggulan bar chart :
• Sederhana sehingga mudah dibaca dan dimengerti
• Dapat memantau dan mengendalikan kemajuan
proyek bila digabungkan dengan metode lain, seperti
kurva S
Kelemahan bar chart :
• Tidak menunjukkan secara spesifik hubungan
ketergantungan antara satu kegiatan dengan yang lain
• Sukar untuk mengadakan perbaikan atau
pembaharuan (updating), karena umumnya harus
dilakukan dengan membuat bar chart baru
• Untuk proyek berukuran sedang dan besar, terutama
yang bersifat kompleks, penggunaan bar chart akan
menghadapi kesulitan.
15
Kurva S
• Memberikan gambaran kemajuan pekerjaan dengan
waktu yang direpresentasikan terhadap bobot penyerapan
biaya.
• Pada Kurva S, diasumsikan bahwa biaya setiap item
kegiatan terdistribusi secara merata selama durasinya,
penyesuaian distribusi biaya harus dilakukan jika
dipandang perlu.
• panjang batang pada bar chart menggambarkan durasi
kegiatan dapat dikonversikan kepada biaya (dalam bentuk
% bobot biaya) yang dibutuhkan untuk melaksanakannya.
• Setiap satuan waktu (hari, minggu atau bulan) dapat
dijumlahkan vertikal ke bawah yang berarti biaya yang
harus dikeluarkan pada waktu yang bersangkutan.
• Biaya-biaya ini dijumlahkan secara kumulatif untuk satuan
waktu berikutnya sehingga total jumlah keseluruhan pada
akhir proyek mencapai 100%.
• Titik-titik tersebut dihubungkan satu sama lain sehingga
16
membentuk kurva S.
Contoh Aplikasi Bar Chart dan
Kurva S
MS-Visio
MS-Excel
MS-Project
GnomePM
17
Jaringan Kerja (Network Schedule)
Teknik yang dipakai :
• Critical Path Method (CPM) atau Activity on
Arrow (AOA)
• Precedence Diagram Method (PDM) atau
Activity on Node (AON)
Informasi yang diberikan Network Schedule :
• Perkiraan durasi penyelesaian proyek
• Kegiatan-kegiatan yang bersifat kritis dan
hubungannya dengan penyelesaian proyek
• Pengaruh kelambatan dari suatu kegiatan
terhadap jadwal penyelesaian proyek
18
CPM
• Merupakan AOA (Activity on Arrow) karena
kegiatan digambarkan sebagai anak panah
yang menghubungkan dua lingkaran yang
mewakili dua peristiwa
Peristiwa(node/event)
terdahulu
ES
i
LS
Peristiwa(node/event)
berikutnya
EF
Kegiatan
Durasi (D)
j
LF
19
Terminologi CPM
Terminologi dan rumus-rumus perhitungan
– ES : Earliest Start Time adalah waktu paling awal suatu
kegiatan (earliest start)
– EF : Earliest Finish Time adalah waktu selesai paling awal
suatu kegiatan (earliest finish)
– LS : Latest Allowable Start Time adalah waktu paling akhir
suatu kegiatan boleh dimulai tanpa memperlambat proyek
secara keseluruhan (latest start)
– LF : Latest Allowable Finish Time adalah waktu paling akhir
suatu kegiatan boleh selesai tanpa memperlambat
penyelesaian proyek (latest finish)
– D : adalah durasi dari suatu kegiatan.
20
Forward Pass
• Mulai dari kegiatan yang paling awal sampai ke kegiatan
paling akhir, dirumuskan :
• EF = ES + D atau EF(i-j) = ES(i-j) + D(i-j)
• Waktu selesai paling awal suatu kegiatan adalah sama dengan
waktu mulai paling awal ditambah durasi kegiatan yang
bersangkutan.
• Bila suatu kegiatan memiliki dua atau lebih kegiatan terdahulu
yang menggabung, maka waktu mulai paling awal (ES)
kegiatan tersebut adalah sama dengan waktu selesai paling
awal (EF) yang terbesar dari kegiatan terdahulu.
21
Backward Pass
• Mulai dari ujung kanan (waktu terakhir penyelesaian proyek).
• LS = LF – D atau LS(i-j) = LF(i-j) – D(i-j)
• Waktu mulai paling akhir adalah sama dengan waktu selesai
paling akhir dikurangi durasi kegiatan yang bersangkutan.
• Bila suatu kegiatan memiliki (memecah menjadi) dua atau
lebih kegiatan berikutnya, maka waktu selesai paling akhir (LF)
kegiatan tersebut adalah sama dengan waktu mulai paling
akhir (LS) kegiatan berikutnya yang terkecil.
22
Jalur Kritis
• Menunjukkan urutan kegiatan yang
mempunyai jumlah waktu penyelesaian
terlama dan jumlah waktu tersebut
merupakan waktu proyek yang tercepat.
• Ciri-ciri:
– Pada kegiatan pertama : ES = LS = 0
– Pada kegitan terakhir : LF = EF
– Total Float : TF = 0
23
Total Float
• Menunjukkan jumlah waktu yang
diperkenankan suatu kegiatan boleh
ditunda, tanpa mempengaruhi jadwal
penyelesaian proyek secara
keseluruhan
• TF = LF – EF = LS – ES
• TF = L(j) – E(i) – D(i-j)
24
Free Float
• Besarnya Free Float suatu kegiatan adalah sama dengan
sejumlah waktu dimana penyelesaian kegiatan tersebut dapat
ditunda tanpa mempengaruhi waktu mulai paling awal dari
kegiatan berikutnya ataupun semua peristiwa yang lain pada
network schedule.
1
A
2
B
3
• Free Float kegiatan A :
• FF(1-2) = ES(2-3) – EF(1-2)
25
Dummy
• Untuk memperlihatkan adanya hubungan
ketergantungan antara dua peristiwa.
• Tidak memerlukan waktu (durasi) dan digambarkan
sebagai garis putus-putus.
1
A
C
2
3
Dummy
4
B
5
D
6
26
Contoh Perhitungan CPM (1)
Kegiatan
Paling Awal
Paling Akhir
Float
Durasi (D)
Nama
i-j
ES
EF
LS
LF
TF
FF
a
1 -- 2
3
0
3
0
3
0
0
b
2 -- 3
2
3
5
5
7
2
0
c
2 -- 4
4
3
7
3
7
0
0
d
2 -- 6
8
3
11
6
14
3
1
e
3 -- 5
4
5
9
7
11
2
0
f
4 -- 7
6
7
13
7
13
0
0
g
5 -- 6
3
9
12
11
14
2
0
h
6 -- 8
6
12
18
14
20
2
2
i
7 -- 8
7
13
20
13
20
0
0
j
8 -- 9
4
20
24
20
24
0
0
I - 27
Contoh Perhitungan CPM (2)
Jaringan Kerja berdasarkan Tabel :
28
Contoh Perhitungan CPM (3)
Forward Pass
Backward Pass
Jalur Kritis
29
Latihan 1
Kegiatan
Durasi (D)
Predecessor
Successor
A
10
-
B
B
2
A
C
C
10
B,E
-
D
5
-
F,E
E
20
D
C
F
9
D
I
G
4
-
H
H
12
G
I
I
7
H,F
-
Berdasarkan tabel tersebut, buatlah suatu diagram CPM dan
tentukanlah nilai ES,EF, LS, LF, Total Float, Free Float untuk masingmasing kegiatan.
I - 30
PDM
 Merupakan Activity on Node (AON) karena kegiatan
proyek direpresentasikan dalam node yang
berbentuk kotak.
DESCRIPTION
LS
RESP.
ACTIVITY NO.
START SIDE
TF
FINISH SIDE
START SIDE
DUR
EF
LF
METHOD 3
RESP.
METHOD 2
DESCRIPTION
ES
LS
LF
DURATION
METHOD 1
ACTIVITY NO.
EF
ES
EF
DESCRIPTION
LS
LF
DUR
FINISH SIDE
DURATION
ES
FINISH SIDE
DESCRIPTION
START SIDE
ACTIVITY NO.
FINISH SIDE
START SIDE
ACTIVITY NO.
RESP.
METHOD 4
31
Lead dan Lag
Positive lag (disebut lag saja), digunakan pada situasi dimana suatu
kegiatan berikutnya (succeeding activities) dapat dimulai setelah
waktu lag habis
10
20
30
Penulangan & Formwork
Pelat Lantai 4
Pengecoran Pelat
Lantai 4
Bongkar Perancah
Pelat Lantai 4
20
GC
3
14
GC
2
GC
Negative lag (bisa juga disebut lead), digunakan pada situasi dimana
suatu kegiatan berikutnya (succeeding activities) dapat dimulai
sebelum kegiatan yang mendahuluinya (preceding activities) selesai
10
20
Lay Out & Excavate
Install Fuel Tanks
-1
3
GC
2
GC
32
Logika Ketergantungan
Logika Ketergantungan (Logical
Relationship) PDM :
•Finish to Start (FS)
•Start to Start (SS)
•Finish to Finish (FF)
•Start to Finish (SF)
33
Finish to Start
Kegiatan yang mengikuti (succeeding activities) hanya
dapat dimulai jika kegiatan yang mendahului (preceding
activities) telah selesai.
10
20
30
Penulangan & Formwork
Pelat Lantai 4
Pengecoran Pelat
Lantai 4
Bongkar Perancah
Pelat Lantai 4
20
GC
3
GC
14
2
GC
FS dengan Zero Lag dan Positive Lag
10
20
Lay Out & Excavate
Install Fuel Tanks
-1
3
GC
2
GC
FS dengan Negative Lag
34
Start to Start
Menjelaskan hubungan antara dua kegiatan
yang dapat dimulai secara bersamaan
10
10
Lay Out & Excavate
Form Slab on Grade
3
6
GC
FM
20
20
Install Fuel Tanks
Reinforce Slab on
Grade
2
2
GC
4
RB
SS dengan Positive Lag dan Zero Lag
35
Finish to Finish
Menunjukkan hubungan penyelesaian
antara dua kegiatan
10
10
Lay Out & Excavate
Form Slab on Grade
3
6
GC
FM
20
20
Install Fuel Tanks
Reinforce Slab on
Grade
2
GC
1
4
RB
FF dengan Positive Lag dan Zero Lag
36
Start to Finish
•
•
Menjelaskan hubungan antara selesainya kegiatan
dengan mulainya kegiatan terdahulu.
Sebagian porsi dari kegiatan terdahulu harus
selesai sebelum bagian akhir kegiatan yang
dimaksud boleh diselesaikan
30
Install Wood Paneling
& Base
12
ML
40
Install Carpeting
16
FL
SF logical relationship
37
Forward Pass (1)
• Diambil angka ES terbesar bila lebih dari satu
kegiatan bergabung
• Notasi (i) bagi kegiatan terdahulu (predecessor) dan
(j) bagi kegiatan yang sedang ditinjau
• Waktu awal dianggap nol
• Waktu mulai paling awal dari kegiatan yang sedang
ditinjau ES(j) adalah sama dengan angka terbesar
dari jumlah angka kegiatan terdahulu ES(i) atau EF(i)
ditambah konstrain yang bersangkutan
38
Forward Pass (2)
ES(j) = pilih angka terbesar dari
• ES(i) + SS(i-j) atau
• ES(i) + SF(i-j) – D(j) atau
• EF(i) + FS(i-j) atau
• EF(i) + FF(i-j) – D(j)
Waktu selesai paling awal dari kegiatan yang sedang ditinjau EF(j)
• EF(j) = ES(j) + D(j)
SS(i-j)
(i)
ES
EF
DESCRIPTION
-
FS(i-j)
-
(j)
ES
-
D(i)
EF
DESCRIPTION
-
D(j)
FF(i-j)
SF(i-j)
39
Backward Pass (1)
• Bila lebih dari satu kegiatan bergabung
maka diambil angka LS terkecil
• Notasi (i) bagi kegiatan yang sedang
ditinjau sedangkan (j) adalah kegiatan
berikutnya
• LF(i) adalah waktu selesai paling akhir
kegiatan (i) yang sedang ditinjau yang
merupakan angka terkecil dari jumlah
kegiatan LS dan LF ditambah konstrain
yang bersangkutan
40
Backward Pass (2)
LF(i) = pilih angka terkecil dari
 LF(j) – FF(i-j) atau
 LS(j) – FS(i-j) atau
 LF(j) – SF(i-j) + D(i) atau
 LS(j) – SS(i-j) + D(j)
Waktu mulai paling akhir kegiatan yang sedang ditinjau LS(i)
 LS(i) = LF(i) – D(i)
SS(i-j)
(i)
-
DESCRIPTION
LS
FS(i-j)
LF
(j)
LS
D(i)
DESCRIPTION
LF
D(j)
FF(i-j)
SF(i-j)
41
Jalur Kritis dan Float
Syarat jalur kritis pada PDM adalah :
• ES = LS
• EF = LF
• LF – ES = D
Float pada PDM adalah :
• Total Float (TF) = LS – ES
• Free Float (FF) :
– untuk konstrain FS atau SS, FF = (ES of succeeding activity)
– (EF of the constraint)
– untuk konstrain SF atau FF, FF = (EF of succeeding activity)
– (EF of the constraint)
42
Perhitungan PDM (1)
No
Nama
Kegiatan
Durasi
(D)
Konstrain
1
A
5
2
B
3
C
Paling Awal
Paling Akhir
Float
ES
EF
LS
LF
-
0
5
0
5
0
6
SS(1-2)=3
3
9
3
9
0
6
FS(1-3)=2
7
13
8
14
1
FF(2-3)=2
4
D
7
SF(2-4)=11
7
14
7
14
0
5
E
6
FS(2-5)=1
11
17
11
17
0
16
24
16
24
0
SF(3-5)=9
SS(4-5)=4
6
F
8
SS(5-6)=5
I - 43
Perhitungan PDM (2)
SS(4-5)=4
4
7
14
D
LF
LS
7
SS(1-2)=3
1
0
2
5
3
5
5
11
FS(2-5)=1
9
A
LS
SS(5-6) = 5
SF(2-4)=11
B
LF
17
16
E
LF
LS
6
LF
LS
6
6
24
F
LS
LF
8
FF(2-3)=2
3
FS(1-3)=2
7
13
C
LS
LF
6
SF(3-5)=9
Forward Pass untuk menentukan ES dan EF
44
Perhitungan PDM (3)
SS(4-5)=4
Kegiatan Kritis
4
7
14
D
14
7
7
SS(1-2)=3
1
0
2
5
3
5
5
11
FS(2-5)=1
9
A
0
SS(5-6) = 5
SF(2-4)=11
B
5
17
16
E
9
3
6
17
11
6
6
24
F
16
24
8
FF(2-3)=2
3
FS(1-3)=2
7
13
C
8
14
6
SF(3-5)=9
Backward Pass untuk menentukan LS dan LF
45
Latihan 2
No
Nama Kegiatan
Durasi (D)
Konstrain
1
Project Start
0
-
10
A
3
FS (1-10) = 0
20
B
4
FS (1-20) = 0
30
C
2
FS (10-30) = 1
40
D
2
FS (20-40) = 0
FF (30-40) = 3
50
E
4
FS (20-50) = 0
60
F
6
SS (50-60) = 2
70
G
3
FS (60-70) = 0
80
H
6
FS (40-80) = 0
FS (50-80) = 0
SF (70-80) = 1
90
I
2
FS (80-90) = 0
100
Project Complete
0
FS (90-100) = 0
FS (70-100) = 0
Buatlah diagram PDM dan hitunglah ES, EF, LS, dan LF.
46
Perbandingan CPM dan PDM (1)
Keunggulan PDM :
• Mampu menyajikan hubungan antar kegiatan secara lebih
sederhana
• Tidak memerlukan dummy dan tambahan detail untuk
menunjukkan kegiatan yang tumpang tindih (overlap)
• Sesuai untuk digunakan pada kegiatan yang bersifat reperitif
(berulang) seperti pada konstruksi jalan raya atau konstruksi
gedung bertingkat
Keunggulan CPM :
• Mampu menyajikan hubungan yang berlangsung di antara dua
kegiatan yang secara parsial berlangsung bersamaan,
• Lebih mudah untuk mengukur keterlambatan (delay) serta
mengetahui akibat yang ditimbulkannya.
47
Perbandingan CPM dan PDM (2)
Kegiatan konstruksi pipa di bawah
tanah dalam format CPM
Kegiatan konstruksi pipa di bawah
tanah dalam format PDM
48
Contoh Aplikasi PDM
MS-Visio
MS-Project
49
Pustaka lebih lanjut…
• Abduh, M., Rosyad, A.Y., Hadi, S., dan Yudha, R. (2007)
“Spreadsheet Application for Small Enterprises in
Managing Construction Projects”. Proceedings of the 1st
International Conference of European Asian Civil
Engineering Forum, UPH, September 26-27, Tangerang,
Indonesia.
50
Tugas 5
• Kerjakan Latihan 2 dalam modul ini
• Tugas kelompok (4 orang).
• Waktu 1 minggu.
51