Bahan - WordPress.com

Download Report

Transcript Bahan - WordPress.com

Disusun oleh : DINI SUNDARI
NISN : 9966533053
SMK Negeri 3 Medan
T.A 2014 - 2015
Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah
SWT, karena atas karunia dan rahmat-Nya kami dapat
menyelesaikan laporan praktek kerja industri ini.
Saat ini proses belajar mengajar di sekolah diharapkan
mampu memberikan pengalaman belajar bagi siswa untuk dapat
di aktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Mengingat proses kehidupan sekarang cukup banyak yang
menuntut generasi muda untuk menguasai pertukaran informasi
yang semakin global.
Berdasarkan hal tersebut , maka laporan ini disajikan agar
para pembaca bisa memahami tentang pengetahuan kimia
khususnya kimia mineral.
Tujuan utama penyajian laporan ini yaitu untuk
menyampaikan materi-materi kimia mineral yang masih sesuai
dengan STANDARD SNI.
Kami berharap semoga laporan ini dapat memberikan sesuatu
yang bermakna atau menjadi jembatan bagi pembaca untuk melakukan
pengujian sesuai standard.
Sebagai seorang siswa tentu saja kami tak luput dari kesalahan
dan kekurangan karena kami pun masih dalam tahap belajar. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun, jika terdapat
kesalahan dan kekurangan dalam laporan ini dan tentu demi kebaikan
kita bersama.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu proses penyusunan laporan Prakerin ini.
PENULIS
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB: I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Pemilihan Tempat Praktek Kerja Industri
I.2. Sejarah umum Baristand Industri Medan
I.3. Struktur Organisasi Baristand Industri Medan
I.4. Jumlah Karyawan/ti Baristand Industri Medan
I.5. Lay Out Baristand Industri Medan
I.6. Tujuan Praktek Kerja Industri
BAB: II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Sejarah Perkembangan Pupuk
II.2. Sejarah perkembangan Mineral dalam Batu-batuan
BAB: III. PROSEDUR PENGUJIAN MUTU IKM
III.1.Prosedur Pengujian pupuk
III.2.Prosedur Mineral dalam Batu-batuan
BAB: IV. HASIL PEMBAHASAN DALAM PENGUJIAN
IV.1.Hasil Pembahasan Pupuk NPK
IV.2.Hasil Pembahasan Mineral dalam Batu-batuan
BAB: V. PENUTUP
V.1.Kesimpulan
V.2. Saran
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
2
4
6
8
9
9
10
10
12
19
31
47
57
62
65
66
67
73
BAB I
P
E
N
D
A
H
U
L
U
A
N
SMK NEGERI 3 MEDAN
T.A 2014 – 2015
I.1.Latar Belakang Pemilihan Tempat Praktek Kerja Industri
Perkembangan ilmu pengetahuan di berbagai bidang seperti
politik,ekonomi,sosial, budaya dan IPTEK menuntut Sumber Daya Manusia
yang berkualitas,berwawasan luas dan mampu berfikir kritis. Semua orang
berhak mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan agar dapat bersaing di
bidangnya masing-masing khususnya di dunia industri.
Tingginya kualitas Sumber Daya Manusia telah terlepas dari peranan
lembaga pendidikan yang tidak bertanggungjawab menempa Sumber Daya
Manusia, belum lagi sarana dan prasarana yang kurang memadai di dunia
industri. Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Medan merupakan sekolah
kejuruan negeri satu-satunya yang memiliki jurusan bidang kimia di Sumatera
Utara.
Untuk mempersiapkan siswa/i yang berkualitas dan siap pakai sebagai
tenaga kerja di bidang jasa laboratorium kimia yang terampil,ulet,jujur,dan
telah dibekali pengetahuan dasar serta disiplin sehingga siswa/i-nya mampu
bersaing di dunia kerja dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan.
Maka salah satu program yang diwajibkan bagi siswa/i Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri 3 Medan adalah melaksanakan praktek kerja
industri sebagai salah satu program pendidikan untuk meningkatkan ilmu
pengetahuan dan jurusannya di bidang laboratorium yang mana program ini
dilaksanakan selama 3 bulan pada suatu lembaga penelitian maupun usaha
industri.
Dari kegiatan tersebut diharapkan siswa/i dapat menerapakan
mengembangkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh dari sekolah. Sekolah
juga mendapatkan umpan atau masukan yang berguna bagi pengembangan
mutu pendidikan.
Balai Riset dan Standardisasi Industri merupakan salah satu lembaga
penelitian yang bergerak di bidang jasa laboratorium yang bersifat nasional.
Balai ini menangani berbagai macam analisa,baik itu Industri Kimia
Mineral,Makanan
Minuman
Hasil
Pertanian,Limbah,Instrumen,dan
Mikrobiologi.Dan pemilihan tempat di Balai Riset dan Standardisasi Industri
ini agar kami dapat lebih memahami prosedur kerja suatu analisa sampel dan
menentukan hasil analisanya, apakah sample itu memenuhi syarat mutu SNI
untuk dikonsumsi atau diperdagangkan.
I.2.Sejarah Umum Baristand Industri Medan
Balai Riset dan Standardisasi Industri Medan
merupakan salah satu unit pelaksanaan teknis penelitian dan
pengembangan industri. Balai ini berdiri sejak 15 April 1964
dengan status perwakilan Balai Penelitian Kimia Medan.
Berdasarkan surat keputusan Menteri Perindustrian
No.35/M/SK/8/1998.
Balai Penelitian Kimia berubah menjadi Balai
Penelitian dan Pengembangan Industri Medan dan pada
tanggal 29 November 2002 Balai Penelitian dan
Pengembangan Industri berubah lagi menjadi Balai Riset dan
Standardisasi Industri sesuai dengan keputusan Menteri
No.49/MIND/PER/6/2006.
I.2.Sejarah Umum Baristand Industri Medan
Balai Riset dan Standardisasi Industri Medan merupakan salah satu unit
pelaksanaan teknis penelitian dan pengembangan industri. Balai ini berdiri sejak 15
April 1964 dengan status perwakilan Balai Penelitian Kimia Medan. Berdasarkan surat
keputusan Menteri Perindustrian No.35/M/SK/8/1998.
Balai Penelitian Kimia berubah menjadi Balai Penelitian dan Pengembangan
Industri Medan dan pada tanggal 29 November 2002 Balai Penelitian dan
Pengembangan Industri berubah lagi menjadi Balai Riset dan Standardisasi Industri
sesuai dengan keputusan Menteri No.49/MIND/PER/6/2006.
I.4.Jumlah Karyawan/ti Baristand Industri Medan
Baristand Industri telah mempunyai tenaga kerja yang membaik dan setiap
pemimpin satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggung
jawab kepada atasannya masing-masing dengan penyampaian laporan berkala yang
tepat pada waktunya. Jumlah pegawai Baristand Industri Medan sebanyak 113 orang
pegawai.
Sistem kerja yang diterapkan adalah:
Senin s/d Kamis
: 07.30 s/d 16.00
Jum’at
: 07.30 s/d 16.30
Sabtu
: Libur
I.5.Lay Out Baristand Industri Medan
Baristand Industri berada di dalam Jl.Sisingamangaraja No.24 Medan,
lebih tepatnya di depan makam pahlawan,di samping Jl.Armada.
I.6.Tujuan Praktek Kerja Industri
•Siswa mampu menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang
didapat dari sekolah.
•Siswa dapat memperoleh pengalaman sebagai persiapan memasuki dunia
kerja.
•Siswa dapat menerapkan dan mengembangkan pengalaman yang nantinya
memasuki dunia kerja.
•Meningkatkan wawasan siswa pada program kimia industri dan kimia analisa.
•Meningkatkan kemampuan dalam hal menggunakan peralatan/instrumen yang
lebih modern.
•Meningkatkan ketelitian siswa dalam bekerja di laboratorium.
•Meningkatkan kinerja siswa/i sebagai bekal untuk bersaing didunia kerja.
•Menciptakan lapangan pekerjaan didunia industri.
•Dapat menciptakan siswa/i yang bermoral.
•Dapat memperoleh lapangan pekerjaan yang layak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
SMK NEGERI 3 MEDAN
T.A 2014 – 2015
II.1. SEJARAH PERKEMBANGAN PUPUK
•Sejarah Pupuk
#Zaman Purba
Pada zaman purba orang berpendapat bahwa tanah dapat menyedediakan
sejumlah unsur tata penting yang dibutuhkan oleh tanaman. Pendapat ini mungkin
berkaitan dengan adanya pengambilan unsur hara oleh ribuan jenis tumbuhan yang
diimbangi sehingga tanah dihutan tetap subur.
# Zaman Sesudah Masehi
Seorang ahli kimia yang bernama Von Teiblg pada tahun 1840 melakukan
penelitian bahwa tanaman mendapatkan zat karbon dari udara dan beberapa unsur kimia
dari tanah.
Teori untuk membuat pupuk adalah dengan penggabungan Hidrogen dan
Nitrogen dari udara, sehingga disimpulkan bahwa setiap unsur membutuhkan zat hara
yang berbeda pada setiap jenis tanah.
Pupuk adalah suatu bahan yang menggandung unsur N, P, K yang sangat
dibutuhkan oleh tanaman untuk menambahkan zat hara makro/mikro dalam tanah untuk
melengkapi unsur hara.Pada umumnya bahan utama pupuk yang digunakan adalah
kotoran hewan, sisa pelapukan tanaman dan arang kayu.
Saat ini sudah banyak dikenal bermacam-macam pupuk. Pupuk adalah bahan
pengubah sifat biologi tanah supaya menjadi lebih baik. Pupuk selain berfungsi
menggemburkan tanah juga untuk membantu pertumbuhan tanaman. Pupuk dalam
pengertian khusus mengandung bahan hara (urea) Nitrogen. Kita biasanya membagi
pupuk kedalam berbagai jenis diataranya pupuk kandang, Pupuk anorganik, pupuk
kompos, pupuk cair, Pembenah tanah dll.
Khusus untuk pertanian dan perkebunan pupuk memiliki kadar tersendiri. Jangan
salah, walaupun anda memilih pupuk yang memiliki kadar kandungan yang tinggi dan
mahal dan jaminan mutu no wahid, tetapi jika anda tidak memiliki pengetahuan cukup
mengenai pupuk (mengetahui teknik yang tepat dalam pemupukan,kontur tanah),
panen anda bisa saja mengalami kegagalan.
Bahan dan Kandungan Pupuk :
Bahan-bahan pembuat pupuk adalah Carrier, double superfosfat, CaSO4, Fosfor,
kotoran (impurities), Za, asam bebas (H2SO4), bahan mantel (coated), dan Filler
(pengisi).
Adapun kandungan pupuk meliputi Nitrogen (N), Fosfor (F), Kalium(K), Sulfur (S),
Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Besi (Fe), Boron (B), Mangan (Mg), Seng (Zn), Tembaga
(Cu), Molibdenum (Mo).
Fungsi Pupuk :
•Menambah dan menyuburkan tanah
•Sebagai vitamin bagi tubuh adalah nutrisi bagi tanah.
•Menghidupkan kembali jasad renik yang ada dalam tanah.
•Merangsang tanaman agar tumbuh sehat.
•Melindungi tanaman dari hama penyakit
•Menaikan mutu dan produktivitas hasil tanaman.
Macam-macam Pupuk :
•Berdasarkan sumber bahan : Pupuk organik dan Pupuk anorganik.
•Berdasarkan bentuk fisik : Pupuk cair, Pupuk Granular dan Pupuk kristal
•Berdasarkan Kandungannya : Pupuk Tunggal (Urea, ZA), Pupuk Majemuk (NPK,KCL
dan Pupuk mikro hara (micronutrients).
Faktor – faktor yang mempengaruhi kebutuhan pupuk untuk tanaman adalah :
•Profil tanah
•Struktur tanah
•Derajat keasaman tanah (pH tanah), dan
•Unsur hara tanaman
Berdasarkan unsur berbahan pupuk di golongkan menjadi 2 macam yaitu :
• Pupuk Organik
Pupuk organik yaitu pupuk yang dibuat dari sisa – sisa makhluk hidup yang
diolah menjadi proses pembusukan di komposisi oleh bakteri pengurai. Petani kita
kebanyakan masih mengandalkan pupuk konvensional seperti urea, SP36, KCl maupun
ZA, padahal pupuk tersebut hanya memenuhi sebagian unsur hara makro saja seperti
Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium(K) atau Sulfur(S).
Padahal setiap tanaman membutuhkan unsur hara makro dan mikro (ada 16
macam) yaitu Hara Makro C, H, O, N, P, K, Ca, Mg, S dan Hara Mikro Fe, Mn, Mo, B, Cu,
Zn, dan Cl. Bila semua unsur tersebut tidak mencukupi maka tanaman akan tumbuh
tidak normal dan hasil menjadi tidak ada alias gagal. Hara Mikro walaupun dibutuhkan
hanya sedikit tetapi keberadaannya sangat penting dan bila tidak diperhatikan maka
dapat mempengaruhi hasil panen.
Ada tiga unsur yang sangat menentukan tingkat kesuburan tanah di lahan
pertanian yaitu unsur biologi, fisika dan kimia, ketiga unsur ini saling terkait dan harus
seimbang. Ketimpangan unsur didalam kandungan tanah akan mematikan unsur
biologi didalam tanah, tanah menjadi semakin keras dan tidak dapat menyimpan air.
Kalau sudah terjadi ketimpangan ini, pemulihannya akan memakan waktu lama dan
memakan biaya yang besar.
Kekurangan unsur mikro biasanya dijumpai pada tanah masam (pH
rendah), dan tanah basa (pH tinggi), tanah mineral berbahan induk
masam atau berbahan organik rendah. Tanah yang terus menerus diberi
pupuk fosfat kalau sudah jenuh fosfat akan berubah menjadi asam dan
semua unsur hara diendapkan menjadi garam fosfat yang tidak bisa
diserap oleh tanaman dan tanah menjadi keras menggumpal. Tanah
dalam kondisi asam unsur Mikro akan terikat oleh partikel tanah
sehingga tidak tersedia bagi tanaman.
Tanah di Jawa sebagian besar cenderung telah jenuh fosfat,
beberapa wilayah di Indonesia yang miskin unsur hara mikro terutama
Fe, Zn, dan Mn adalah Sulawesi, Maluku, NTT dan NTB. Tanah-tanah
diketinggian diatas 700m DPL adalah type latosol atau tanah ber- pH
rendah, biasanya kandungan unsur mikro juga rendah. Tidak semua
daerah dapat digeneralisir karena masing-masing memiliki karakteristik
berbeda, didaerah tertentu kandungan mikronya rendah tetapi didaerah
lain kandungan mikro tinggi.
Umumnya lahan yang terus menerus ditanami tanpa penambahan
unsur mikro akan membuat tanah tereksploitasi karena unsur mikro biasanya
turut terpanen bersama dengan tanaman, oleh karena itu pupuk organik wajib
ditambahkan disaat mulai persiapan penanaman tanaman dan masa
pemeliharaan. Tanaman umbi-umbian rakus menghisap hara mikro sehingga
pemupukan ulang sangat diperlukan setelah panen, demikian pula tanah
terbuka luas ditambah ada kemiringan tanah juga membuat hara mikro
berkurang karena penguapan dan erosi tanah. Sedikitnya ada 4 unsur mikro
yang banyak dibutuhkan oleh tanaman yaitu Boron, Mangan(Mn), Besi(Fe) dan
Tembaga(Cu), disamping itu diperlukan juga bakteri pengurai tanah untuk
mempercepat mengembalikan kandungan tanah menjadi normal kembali.
Sisa daun kering, sampah rumah tangga dan kotoran hewan tidak serta
merta dapat disebut pupuk organik karena itu masih bersifat kompos yang
kandungan mikro masih rendah. Untuk dapat disebut PUPUK ORGANIK
diperlukan pengolahan dan penambahan bahan-bahan lain untuk
meningkatkan persentase unsur mikro yang berguna untuk pertumbuhan
tanaman dan perbaikan struktur tanah.
Pupuk Anorganik
Pupuk anorganik yaitu pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara
menaruh berbagi bahan kimia contoh Urea, Tsp, dan Gandalis.
Berdasarkan bentuk fisiknya pupuk dibedakan menjadi :
•Pupuk padatan
Pupuk padatan diperdagangkan dalam bentuk onggokan, remahan,
butiran, atau kristal. Pupuk padatan biasanya diaplikasikan ke tanah/
media tanam.
•Pupuk cair
Pupuk cair diperdagangkan dalam bentuk konsentrat dan cairan. Pada
umumnya pupuk cair diberikan secara disemprot ke tubuh tanaman.
II.2 Sejarah Mineral dalam Batu – batuan
Dari proses perkembangan sejarah dari abad ke abad, Banten
mengalami kejayaan dibidang ekspor-impor, terutama keramik dan hasil bumi
lainnya. Khusus bidang kerajinan tangan rakyat, dari hasil penelitian daerah
Panjunan (lihat peta Banten Lama) ternyata merupakan daerah industri besar
"local-pottery" yaitu keramik khas Banten dengan aneka tipe dan ragam hias
kwalitet ekspor. Kesan inilah yang dijadikan penyelidikan khusus bagi kami
untuk dapat dipelajari dan dihidupkan kembali untuk kepentingan kita semua
masa sekarang dan yang akan datang. Sebagai penelitian lebih lanjut bahwa
tanah liat yang disebut juga "clay" merupakan satu-satunya bahan untuk
pembuatan benda-benda keramik.Tanah liat ialah : hasil pemecahan geologis
dari Permukaan Bumi secara alamiah oleh sinar matahari, cuaca, air dan angin
yang terjadi secara terus menerus dimana-mana. Pada permukaan bumi terdiri
dari lapisan batu-batuan yang berasal pendinginan bahan-bahan yang meleleh
dan pijar yang merupakan bagian dari perut bumi. Batu-batuan pada
permukaan bumi terdiri dari berbagai macam mineral. Dan mineral adalah
bahan alamiah yang berasal dari bumi dan memiliki komposisi kimiawi
tertentu. Salah satu mineral yang terjadi dalam proses pendinginan tersebut
adalah "felspat" dari pemecahan atau pelapukan felspat inilah yang
mengandung tanah liat.
Sebagian besar lapisan bumi terbentuk dari bahan yang dikenal
sebagai "silica" dan "alumina." Karena itu kita selanjutnya akan melihat
bahwa kedua bahan inilah yang merupakan komponen utama dari tanah
liat. Pembentukan tanah liat dari pemecahan batu-batuan oleh cuaca
terjadi dalam ratusan ribu sampai dengan jutaan tahun, yang paling
banyak dan besar peranan dalam proses tersebut adalah air. Sesuai
dengan proses terjadinya pelapukan yang menghasilkan tanah liat, maka
kita mengenal bermacam-macam tanah liat. Menurut pengamatan
penulis bahwa kekayaan dan jatidiri bangsa di Banten sejak mulai akhir
prasejarah sampai dengan zaman kolonial menjelang abad ke-20 Banten
mempunyai latar belakang sejarah yang panjang, begitu pula halnya
dengan sejarah perkembangan industri keramik sampai sekarang ini
dapat kita lihat seperti yang kita amati di Kampung Dukuh, Kecamatan
Ciruas, Kabupaten Serang.
Kerak bumi atau daratan, terdiri dari beberapa jenis batuan yang
berbeda-beda baik tentang materi penyusunnya, proses terbentuknya,
corak, bentuk rupa, warna, ketelusan air, cara terjadinya, maupun
kekuatannya menahan kuasa gondolan. Bagi para ahli geologi yang
mengkaji kandungan dan perkembangan bumi secara fisika, pengetahuan
tentang batu-batan ini sangatlah penting. Begitu juga bagi para ahli
Geografi. Mereka perlu mempunyai pengetahuan asas tentang jenis jenis
batu-batuan yang biasa terdapat di bumi dan juga keterkaitannya dengan
bumi. Batu-batuan juga menjadi dasar bagi tanah-tanah dan sedikit
banyak menentukan jenis-jenis tumbuhan dan penggunaan tanah-tanah di
sesuatu kawasan. Oleh itu kita perlu mengetahui dan mengenal batubatuan yang terdapat di sekeliling kita. Batu-batuan ini dibedakan
menjadi beberapa kelas, yang dibuat berdasarkan :
a)kandungan mineral yaitu jenis-jenis mineral yang terdapat di dalam
batuan ini.
b)tekstur batuan, yaitu ukuran dan bentuk hablur-hablur mineral di dalam
batuan.
c)struktur batuan, yaitu susunan hablur mineral di dalam batuan.
Jenis Batu-batuan
1. Batuan beku (igneous rocks) : batuan ini terbentuk dari satu atau beberapa mineral
dan terbentuk akibat pendinginan dan pembekuan dari magma yang berasal dari dalam
kerak bumi. Batu ini biasanya berbentuk hablur, tidak berlapis-lapis dan tidak
mengandung fosil. Batu igneus dibedakan lagi berdasarkan kandungan bahan-bahan
logam di dalamnya. Jika batuan ini mengandungi lebih banyak silika maka batuan itu
digolongkan sebagai batuan asid. Sebagai batuan granit, batuan igneus jenis asid ini,
tidaklah padat dan lebih muda warnanya daripada batuan bes. Batuan bes lebih padat
dan lebih hitam warnanya karena banyak mengandungi oksid bes, seperti besi,
aluminium dan magnesium. Pada umumnya batu igneus sangat keras dan kuat. Oleh
kerana itu, batu igneus biasanya digunakan untuk pembuat jalan raya, tugu-tugu
peringatan dan batu-batu nisan yang berukir.Berdasarkan tekstur dan terbentuknya,
batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi batuan beku plutonik dan vulkanik.
Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral penyusunnya. Batuan beku
(igneous) plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang relatif lebih
lambat, sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar. Batu-batuan plutonik,
terbentuk ketika lelehan magma terperangkap di bawah permukaan (kerak) bumi dan
mendingin secara perlahan-lahan menjadi massa kristal. Oleh kerana itu terjadilah
mineral-mineral (hablur-hablur) kasar yang mudah dikenal. Batuan beku vulkanik
(Batuan Gunung Berapi), umumnya terbentuk dari magma yang keluar dari gunung
berapi, menjadi lava dan mengalami pembekuan yang sangat cepat (misalnya akibat
letusan gunung api), sehingga mineral penyusunnya lebih kecil atau halus.
2. Batuan sediment atau Batuan Endapan (sedimentary rocks):
batuan yang terbentuk akibat proses pembatuan atau lithifikasi dari
hasil proses pelapukan dan erosi yang kemudian tertransportasi dan
seterusnya terendapkan. Batuan ini biasanya terkumpul di kawasan
perairan. Terbentuknya batuan sediment ini membutuhkan waktu
yang lama. Batuan ini bisa lebih besar daripada batuan jenis lain,
oleh karena sifat-sifat atau strukturnya yang berlapis-lapis. Oleh
sebab itu batuan ini disebut batu-batuan berlapis. Tebal lapisannya
berbeda-beda dari beberapa sentimeter hingga ke beberapa meter.
Bentuknya kasar atau berbiji-biji halus, bisa lembut tapi bisa juga
sangat keras. Bahan-bahan yang membentuk batuan endapan ini
mungkin telah terbawa oleh sungai-sungai, glasier, angin atau
binatang-binatang. Batuan enbapan tidak berhablur dan seringkali
mengandungi fosil-fosil binatang, tumbuh-tumbuhan dan organismorganisme hidup yang halus. Batuan endapan ini sangat berbeda
cara terbentuknya, jika dibandingkan dengan batuan lain. Batuan
sediment ini bisanya digolongkan lagi berdasarkan umurnya dan
kandungannya, menjadi beberapa bagian diantaranya batuan
sediment klastik, batuan sediment kimia, dan batuan sediment
Batuan sediment klastik : terbentuk secara mekanik, melalui proses
pengendapan dari material-material yang mengalami proses transportasi.
Besar butir dari batuan sediment klastik bervariasi dari mulai ukuran
lempung sampai ukuran bongkah. Biasanya batuan tersebut menjadi
batuan penyimpan hidrokarbon (reservoir rocks) atau bisa juga menjadi
batuan induk sebagai penghasil hidrokarbon (source rocks). Batuan
sediment organik terbentuk dari gabungan sisa-sisa makhluk hidup
yang halus. Batuan ini biasanya menjadi batuan induk (source) atau
batuan penyimpan (reservoir).
3. Batuan metamorf atau batuan malihan : batuan yang terbentuk
akibat proses perubahan temperatur dan / atau tekanan dari batuan yang
telah ada sebelumnya, seperti batuan igneous dan batuan sediment.
Akibat bertambahnya temperatur dan / atau tekanan, maka batuan
igneous dan sediment akan berubah tektur dan strukturnya, membentuk
batuan baru dengan tekstur dan struktur yang baru pula, yaitu batuan
metamorfosis. Suhu yang diperlukan untuk berlakunya proses
metamorfisma ialah antara 100°C hingga 800°C. Pada suhu ini batuan
masih lagi berkeadaan lembut. Dalam keadaan lembut ini, batuan ini
dapat perubahan dari segi susunan mineralnya. Hablur dalam mineral
bisa juga berubah dari segi ukuran dan bentuknya. Komposisi batuan
juga bisa berubah akibat suatu proses kimia. Tekanan yang kuat,mungkin
akan menghimpit hablur sehingga menjadi rata atau panjang. Apabila
magma panas mengalir keluar ke permukaan muka bumi ataupun
memasuki celah-celah rekahan, batuan kerak bumi yang disentuhnya
akan berubah menjadi batuan metamorfosis. Proses ini dikenali sebagai
metamorfisma termal. Batu marmar dan slat bintik, merupakan
contoh batuan yang terbentuk secara metamorfisma termal ini.
Metamorfisma yang berlaku secara luas adalah metamorfisma
serantau. Di kawasan kerak bumi yang pernah mengalami proses
pembentukan gunung, biasanya terdapat batuan metamorfosis seperti
syis dan gneis. Hal ini terjadi apabila batuan yang terdapat jauh di dalam
kerak bumi mengalami tekanan yang kuat dan temperatur yang
tinggi. Tekanan dan temperatur yang tinggi ini menyebabkan batuan
mertgalami proses penghabluran semula. Sifat-sifat asal batuan tersebut
mungkin akan berubah oleh pengaruh-pengaruh seperti di atas,
khususnya apabila terjadi pergerakan bumi yang sangat
kuat. Magnesium adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
simbol Mg dan nomor atom 12 serta berat atom 24,31. Magnesium
adalah elemen terbanyak kedelapan yang membentuk 2% berat kulit
bumi, serta merupakan unsur terlarut ketiga terbanyak pada air laut.
Logam alkali tanah ini terutama digunakan sebagai zat campuran (alloy)
untuk membuat campuran alumunium-magnesium yang sering disebut
“magnalium” atau“magnelium”.
1) Sifat Magnesium (Mg)
Magnesium adalah logam yang kuat, putih keperakan, ringan (satu
pertiga lebih ringan daripada aluminium) dan akan menjadi kusam
jika dibiarkan pada udara. Dalam bentuk serbuk, logam ini sangat
reaktif dan bisa terbakar dengan nyala putih apabila udaranya
lembab. Rapat massa magnesium adalah 1,738 gram/cm3. Massa
atom relatimya adalah 24, dan nomor atomnya 12. Magnesium
meleleh pada suhu 111°C.
Manfaat dan kegunaan magnesium (Mg)
Logam magnesium digunakan dalam pembuatan logam paduan
(alloy)untuk membuat campuran logam yang ringan dan liat yang
dapat digunakan pada pembuatn alat-alat ringan, seperti suku cadang
pesawat atau alat-alat rumah tangga, magnesium hidroksida
Mg(OH)2 sebagai obat maag, serta bahan pasta gigi.
2) Kalsium (Ca)
Kalsium adalah unsure kimia dengan nomor atom 20 dan massa atom
40,08. Berupa logam, dengan titik lebur 842°C dan titik didih 1480° C.
Kalsium adalah mineral yang amat penting bagi manusia, antara lain
bagi metabolisme tubuh, penghubung antar saraf, kerja jantung, dan
pergerakan otot.
Sifat Kalsium (Ca)
Kalsium adalah logam putih perak, yang agak lunak. Kalsium merupakan
salah satu senyawa alkali tanah yang banyakterdapat di alam selain
magnesium. Kalsium melebur pada 845°C dan menghasilkan spektrum
warna merah bata.
Manfaat dan kegunaan kalsium (Ca)
•Senyawa CaSO4 digunakan untuk membuat Gips yang berfungsi untuk
membalut tulang yang patah.
•Senyawa CaCO3 biasa digunakan untuk bahan bangunan seperti
komponen semen dan cat tembok.Selain itu digunakan untuk membuat
kapur tulis dan gelas.
•Kalsium Oksida (CaO) dapat mengikat air pada Etanol karena bersifat
dehidrator,dapat juga mengeringkan gas dan mengikat Karbondioksida
pada cerobong asap.
•Ca(OH)2 digunakan sebagai pengatur pH air limbah dan juga sebagai
sumber basa yang harganya relatif murah
•Kalsium Karbida (CaC2) disaebut juga batu karbit merupakan bahan
untuk pembuatan gas asetilena (C2H2) yang digunakan untuk
pengelasan.
•Kalsium banyak terdapat pada susu dan ikan teri yang berfungsi
sebagai pembentuk tulang dan gigi.
BAB III
PROSEDUR
PENGUJIAN MINERAL & BATU - BATUAN
SMK NEGERI 3 MEDAN
T.A 2014 – 2015
III.1 Prosedur Penetapan Kadar Air Dalam Pupuk NPK
Alat Dan Bahan
Alat
•Aufhauser
- Beaker glass
•Pemanas bunsen
- Statif
•Corong
- Selang
•Kondensor
- Labu didih
•Batu didih
- Kertas saring Teknis
•Neraca analitik
- Spatula
Bahan
•Sample pupuk NPK
•Xylol C6H4(CH3)2
•Vaselin
Prosedur Kerja
•Timbang 20 gram sample, masukkan kedalam labu didih
•Tambahkan 300 ml Xylol dan Batu didih
•Pasang alat destilasi
•Panaskan selama 1 jam ( Dihitung setelah mendidih)
•Baca volume air pada alat aufhauser
Keterangan : V = volume air pada alat Aufhauser (ml)
W= massa sampel (gr)
III.1.2. Prosedur Penetapan Kadar Nitrogen Dalam Pupuk NPK
Alat Dan Bahan
Alat
•Neraca Analitik
- Pipet Volume 25 ml
•Labu kejhdal
- Gelas Ukur
•Tabung kejhdal
- Buret
•Pemanas Bunsen
- Statif
•Erlenmeyer
- Labu ukur 500 ml
•UDK
Bahan
•Sample Pupuk NPK
•Tablet selen
•H2SO4 tc
•As.Borat 1%
- Ind. Conway
- NaOH 40%
- Aquadest
- H2SO4 0.05 N
Keterangan : Vs = volume H2SO4 (ml)
Vb = volume blanko (ml)
N = Normalitas H2SO4 (N)
Fp = Faktor pengenceran
k = Ar Nitrogen
W= massa sampel
Ka= kadar air (%)
Prosedur Kerja
•Timbang sample 0.5 gram
•Masukkan kedalam labu kejhdal + Tablet selen + 25 ml H2SO4 tc
•Panaskan hingga larutan menjadi bening, dinginkan
•Masukkan kedalam labu 500 ml, tera dengan aquadest
•Pipet 25ml, masukkan kedalam tabung kejhdal + 50 ml NaOH 40% +
50 ml Aquades
•Sebagai penampung as.borat 1% 25 ml dan 3 tetes ind.conway
masukkan kedalam erlenmeyer
•Lalu didestilasi dengan UDK sampai volume ± 150 ml
•Titrasi dengan H2SO4 0.05 N sampai titik akhir titrasi berubah menjadi
merah muda
III.1.3 Prosedur Penetapan Kadar Posfor Total Dalam Pupuk NPK
Alat dan Bahan
Alat
•Spektrofotometer UV/Vis
- Gelas Ukur
•Neraca analitik
- Pemanas Bunsen
•Beaker glass 250 ml
- Kertas saring W.41
•Lumpang dan Alu
- Labu ukur 100 dan 500 ml
Bahan
•Sample pupuk NPK
•HNO3 pa
•HClO4pa
- Am.Molibdovanadat
- Aquadest
Prosedur Kerja
•Timbang 1 gram sample + HNO3 pa 30 ml + HClO4 pa 10 ml panaskan +
50 ml air didihkan.
•Tunggu sampai volume 25ml, kemudian taruh dilabu ukur 500 ml
tepatkan dengan aquadest , lalu homogenkan
•Saring dengan kertas saring W.41
•Pipet filtrate 5 ml ke labu ukur 100 ml + 20 ml pereaksi amm.
molibdovanadat
•Blanko 5,10,15,20,25 ditaruh 1ml standart P2O5 memakai pipet volume
morr dalam labu ukur 100 ml kemudian taruh 10ml Am.molibdovanadat,
tepatkan uji dengan spektrofotometer
Keterangan : C = hasil pembacaan pada spektrofotometer (ppm)
Fp = faktor penegenceran
V= labu takar terakhir (ml)
W = massa sampel (gr)
Ka = kadar air (%)
III.1.4 Metode Penetapan Kadar Kalium Pada Pupuk NPK
Alat dan Bahan
Alat
•Neraca Analitik
- Beaker glass 250 ml
•Ayakan No.80
- Erlenmeyer 250 ml
•Pipet volume 10 ml & 1 ml
- Corong
•Gelas ukur 100 ml
- Batang pengaduk
•Labu ukur 500 ml & 100 ml
Bahan
•Sampel Pupuk NPK
•HCl pa
•Aquades
•Kertas saring No. 41
Prosedur Kerja
•Timbang 1 gr sample halus ke dalam 250 ml beaker glass
•Masukkan HCl pa 10 + 100 ml air didihkan 5 menit
•Panaskan di pemanas bunsen sampai volumenya setengah dari volume
awal
•Masukkan ke dalam labu ukur 500 ml
•Dinginkan lalu tepatkan dengan aquadest sampai tanda batas,
homogenkan
•Saring dengan kertas saring W.41
•Taruh di erlenmeyer 250 ml
•Pipet 1 ml larutan tadi ke dalam labu ukur 100 ml
•Tambahkan aquadest sampai tanda batas, homogenkan
•Uji dengan AAS
III.1.5 Prosedur Penetapan Kadar CaO Pada Pupuk NPK
Alat dan Bahan
Alat
•Gelas Ukur 20 ml
- Tungku Kaki Tiga
•Kertas Saring W.42
- Buret 50 ml
•Beaker Glass 250 ml
- Statif & Klem
•Pemanas Bunsen
- Erlenmeyer 250 ml
Bahan
•Filtrat Phospor
•(NH4COO)2
•H2SO4 4 N
•Aquadest
•KMnO4 0.1 N
Prosedur Kerja
•Pipet 25 ml filtrat phospor ke beaker glass 250 ml
•Tambahkan 20 ml (NH4COO)2 10 % endapkan 1 malam
•Saring dengan kertas saring W.42
•Pindahkan ke beaker glass 250 ml
•Tambahkan 25 ml H2SO4 4 N
•Tambahkan Aquadest 50 ml
•Panaskan ± 800C titer dengan KMnO4 O.1 N
•Titik akhir dari bening menjadi ungu muda
III.1.6 Prosedur Penetapan Kadar Mg Pada Pupuk NPK
Alat dan Bahan
Alat
•PipetVolume
•Kertas Saring W.42
•Cawan Porselen
•Tanur
•Desikator
•Oven
Bahan
•Filtrat Ca
•(NH4)2HPO4 10%
•Amoniak pa
•Gelas Ukur
Prosedur Kerja
•Filtrat Ca taruh di beaker glass 250 ml
•Tambahkan (NH4)2HPO4 10% 20 ml
•Di tambah amoniak pa berlebih ± 10 ml endapan 1 malam
•Saring dengan kertas saring W.42 taruh di erlenmeyer 250 ml
•Arangkan di bunsen lalu abukan di tanur dengan suhu 7500 C
•Masukkan ke desikator 30 menit
•Timbang
III.1.7 Prosedur Penetapan Sulfur Pada Pupuk NPK
Alat dan Bahan
Alat
•Beaker glass 250 ml
- Pipet volume 10 ml
•Neraca Analitik
- Oven
•Gelas Ukur
- Tanur
•Labu Ukur 100 ml
- Desikator
•Kertas Saring W.42
Bahan
•Sampel pupuk
•HCl pa
•HNO3 pa
•BaCl 10%
Prosedur Kerja
•Sampel di timbang 0.5 gr di beaker glass 250 ml
•Tambahkan HCl 30 ml dan HNO3 10 ml
•Panaskan di bunsen sampai volumenya setengah dari volume awal
•Masukkan di labu ukur 100 ml dinginkan dan tepatkan dengan aquadest
sampai tanda batas
•Saring dengan kertas saring W.42
•Dipipet 10 ml filtratnya + BaCl2 10% 20 ml
•Panaskan di bunsen
•Diamkan selama 4 jam
•Saring dengan kertas saring W.42
•Abukan di tanur
•Masukkan ke desikator 30 menit
•Timbang
III.8 Prosedur Penetapan Kadar As.Bebas(H3PO4) pada Pupuk SP-36
Alat dan Bahan
Alat
•Neraca Analitik
•Ayakan No.80
•Erlenmayer 250 ml
•Kertas Saring W.40
•Corong
•Buiret
•Statif dan Clem
•Beaker glass
•Pipet tetes
•Gelas ukur 100 ml
•Pipet volume 50 ml
Bahan
•Sampel pupuk SP-36 80mesh
•NaOH 0.25 N
•Aceton(p.a)
•indikator PP
•Aquades
Prosedur Kerja
•Timbang (3-5 gr) sampel yg telah dihaluskan 80 mesh, kedalam
erlenmayer 250 ml + 100 ml acetonp.a tutup mulut erlenmayer sambil di
stirer selama 30 menit.
•Lalu saring dengan W.40
•Pipet 50 ml filtrat tadi, dan dimasukan kedalam erlanmayer 250 ml yg
kering + 3-4 tetes indikator PP
•Titer dengan NaOH 0,25 N samapi titik akhir titrasi dari berwarna ungu
menjadi merah muda.
III.2 Prosedur Penetapan Silika Pada Batu-batuan
Alat dan Bahan
Alat
•Pemanas Bunsen
- Ayakan 80 Mesh
•Lumpang & Penggerus
- Tanur
•Tungku kaki tiga
- Oven
•Labu Ukur 100 ml
- Cawan porselen
•Corong
- Neraca Analitik
•Kertas Saring W.40
- Desikator
•Pengaduk
- Beaker glass 250 ml
Bahan
•Sampel
•HNO3
•HCl
Aquadest
Prosedur Kerja
•Batu-batuan di gerus sampai halus lalu di ayak dengan ayakan 80 mesh
•Timbang 0.5 gr sampel + HNO3 10 ml + HCl 30 ml taruh di beaker
glass 250 ml
•Panaskan sampai volumenya setengah dari volume awal
•Saring dengan kertas saring w.40 di labu ukur 100 ml
•Tepatkan dengan aquadest sampai tanda batas
•Endapan di kertas saring di oven kan sampai suhu 1050 C
•Lalu di arangkan di bunsen dan di taruh di tanur
•Masukkan ke dalam desikator 30 menit
•Timbang
III.2.1 Prosedur Penetapan Kadar R2O3 Pada Batu-batuan
Alat dan Bahan
Alat
•Pipet volume 25 ml dan 10 ml
•Pemanas Bunsen
•Tungku kaki tiga
•Kertas Saring W.40
•Cawan Porselen
•Tanur
•Desikator
Bahan
•Filtrat SiO2
•NH4Cl 10%
•Indikator MO
•Amonia pa
•Aquadest
Prosedur Kerja
•Filtrat SiO2 di pipet 25 ml di beaker glass 250 ml
•Tambahkan NH4Cl 10 % 10 ml dan indikator MO 3 tetes
•Panaskan di bunsen (+) amonia pa berlebih ± 10 ml
•Saring dengan W.40 di beaker glass
•Di taruh di cawan lalu di arangkan di bunsen dan di taruh di tanur
•Dinginkan masukkak ke desikator 30 menit
•Timbang
III.2.2 Prosedur Penetapan Kadar CaO Pada Sampel Batu-batuan
Alat dan Bahan
Alat
•Gelas Ukur 20 ml
•Kertas Saring W.42
•Beaker Glass 250 ml
•Tungku Kaki Tiga
•Bunsen
•Buret 50 ml
•Statif & Klem
•Erlenmeyer 250 ml
Bahan
•Filtrat R2O3
•(NH4COO)2 10%
•Aquadest
•H2SO4 4 N
•KMnO4 0.1 N
Prosedur Kerja
•Filtrat R2O3 di panaskan di bunsen + (NH4COO)2 10% 10 ml
•Endapkan 1 hari
•Saring dengan Kertas Saring W.42 di erlenmeyer 250 ml
•Pindahkan kertas saring ke beaker glass 250 ml + 50 ml aquadest
+ H2SO4 4 N 25 ml
•Panaskan di hot plate sampai suhu 1200C
•Titer dengan KMnO4 0.1 N
•Titik akhir dari bening menjadi ungu muda
•Saring dengan Kertas Saring W.42 di erlenmeyer 250 ml
•Pindahkan kertas saring ke beaker glass 250 ml + 50 ml aquadest
+ H2SO4 4 N 25 ml
•Panaskan di hot plate sampai suhu 1200C
•Titer dengan KMnO4 0.1 N
•Titik akhir dari bening menjadi ungu muda
III.2.3 Prosedur Penetapan Kadar Fe2O3 Pada Sampel Batu-batuan
Alat dan Bahan
Alat
•Pipet Volume 5 ml
•Tabung Meshler
•Gelas Ukur 5 ml
Bahan
•Filtrat SiO2
•HCl 4N
•KCNS 10 %
Prosedur Kerja
•Di pipet filtrat SiO2 5 ml + HCl 4N 5 ml + KCNS 10% 5 ml
•Taruh di tabung meshler
•Tepatkan 100 ml dengan aquadest dan homogenkan
•Tambah standar Fe sampai warnanya sama dengan sampel lain
III.2.4 Prosedur Penetapan Kadar MgO Pada Batu-batuan
Alat dan Bahan
Alat
•Pemanas Bunsen
•Tungku Kaki Tiga
•Gelas Ukur
•Tanur
•Desikator
•Neraca Analitik
Bahan
•Filtrat CaO
•Indikator MM
•HCl 4N
•Amonia pa
•(NH4)2HPO4 10%
Prosedur Kerja
•Panaskan filtrat CaO sampai volumenya < 100 ml
•Tambahkan indikator MM 3 tetes
•Asamkan dengan HCl sampai warnanya merah
•Tambahkan (NH4)2HPO4 10% 20 ml + NH3 ± 10 ml
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN DALAM PENGUJIAN
SMK NEGERI 3 MEDAN
T.A 2014 – 2015
IV.1 Hasil Pembahasan Pupuk NPK
IV.1.1 Hasil Pembahasan Kadar Air
Contoh Perhitungan
Dik :
V = 0.60 ml
W = 20,0850 gr
Pembahasan :
Ka
IV.1.2 Hasil Pembahasan Nitrogen
Contoh Perhitungan
Dik :
Vol H2SO4 = 3,80 ml
Vol blanko = 0,10 ml
Fp = 500/25
Pembahasan
N H2SO4 = 0,0483
Ar N = 0,014
K.a = 2,99
W = 0,5067
IV.1.3 Hasil Pembahasan Phospor
Contoh Perhitungan
Dik :
C = 11,1340
Fp = 500/5
Labu ukur = 100 ml
W = 1,0055 gr
K.a = 2,99 %
Pembahasan
IV.1.4.Hasil Pembahasan Kalium
Contoh Perhitungan
Dik :
C = 13.1611
Fp = 500/5
Labu ukur = 100 ml
W = 1,0113 gr
K.a = 2.99 %
Pembahasan
BAB V
P
E
N
U
T
U
P
SMK NEGERI 3 MEDAN
T.A 2014 – 2015
IV.2 Hasil Pembahasan Batu-batuan
IV.2.1. Hasil Pembahasan Silika
Dik :
Cawan isi = 44.3016 gr
Cawan kosong = 43.9595 gr
W = 0.5055 gr
Pembahasan
IV.2.2. Hasil Pembahasan R2O3
Dik :
Cawan isi = 42.1597 gr
Cawan kosong = 42.1380 gr
Fp = 100/25
W = 0,5155 gr
Pembahasan
IV.2.3 Hasil Pembahasan MgO
MgO = Tidak Ada
IV.2.4 Hasil Pembahasan CaO
CaO = Tidak Ada
IV.2.5. Hasil Pembahasan Fe2O3
Dik :
Vol Fe = 0.5 ml
Fp = 100/1
C = 100
Mr Fe2O3 = 160
Ar Fe = 56
W = 0.5055 gr
Pembahasan
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1. Kesimpulan
Selama kami prakrin di Baristand tepatnya di lab. IKM dalam hasil
analisis tentang kandungan pupuk dan batu-batuan didapatkan bahwa
hasil uji.
Pupuk
•Kadar Air : 2,99 %
•Kadar Nitrogen : 0,51 %
•Kadar Phospor : 11,41 %
•Kadar Kalium : 16,17 %
Batu – batuan
•Kadar Silika : 67,67 %
•Kadar R2O3 : 17,0 %
•Kadar CaO : Tidak Ada
•Kadar Fe2O3 : 17,7 %
•Kadar MgO : Tidak Ada
V.2. Saran
•Praktikan berharap agar dapat diberi masukan dan penjelasan lebih
dalam pelaksanaan pengujian.
•Sebaiknya antara guru pembimbing dan praktikan dapat berinteraksi
dengan baik dan dapat menjaga komunikasi.
•Kepada Pegawai Baristand khususnya di bagian laboratorium agar
meningkatkan kinerjanya dalam melaksanakan pengujian yang lebih
baik.
• Dalam praktek agar menjaga alat dengan baik supaya dapat digunakan
untuk praktek selanjutnya.
•Gunakan bahan kimia sesuai dengan kebutuhan/secukupnya.
•Peralatan yang tidak terpakai sebaiknya di buang agar tidak memenuhi
laboratorium
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.Cara Pembuatan Pereaksi
•Cara Pembuatan Larutan H2SO4 0,05 N
Pipet 0,7 ml H2SO4 pa, masukan kedalam labu ukur 500 ml yang sudah
berisi aquades dinginkan, lalu tera dengan aquades hingga garis batas,
homogenkan.
•Cara Pembuatan Larutan Asam Borat 1%
Timbang 5 gr asam borat, larutkan dengan air 100 ml, lalu masukan
kedalam labu ukur 500 ml, lalu tera dengan aquades hingga garis batas,
homogenkan.
•Cara Pembuatan Larutan NaOH 40%
Timbang 200 gr NaOH pa larutkan dengan 100 ml aquades, lalu masukan
kedalam labu ukur 500 ml, tera dengan aquades hingga garis batas,
homogenkan.
•Cara Pembuatan Larutan Am.Molibdo Vanadat.
a. Timbang 20 gr Am. Molibdat Tetra Hidrat larutkan dengan 200 ml
aquades panas.
b. Timbang 1 gr Am.Meta Vanadat +125 ml HClO4 + 225 ml aquades
lalu aduk hingga larut.
Campurkan Larutan a dan b diatas tambahkan aquades hingga 1 Liter.
•Cara Pembuatan Larutan NH4Cl 10%
Timbang 50 gr NH4Cl larutkan dengan 200 ml aquades, masukan
kedalam labu ukur 500 ml, tera dengan aquades hingga garis batas,
homogenkan.
•Cara Pembuatan Larutan Diamonium Oksalat 10%
Timbang 50 gr Diamonium Oksalat larutkan dengan 200 ml aquades,
masukan kedalam labu ukur 500 ml, tera dengan aquades hingga tanda
batas, homogenkan
•Cara Pembuatan Larutan H2SO4 4 N
Pipet 54,35 ml H2SO4 pa masukan kedalam labu ukur 500 ml yang sudah
berisi aquades, didinginkan lalu tera dengan aquades hingga garis batas,
homogenkan.
•Cara Pembuatan Larutan KMnO4 0,1 N
Timbang 3,2 gr KMnO4 larutkan dengan 300 ml aquades, lalu masukan
kedalam labu ukur 1000 ml, tera dengan aquades hingga garis batas,
homogenkan, lalu di didihkan selama 1 jam, diam kan selama 1 harian.
•Cara Pembuatan Larutan Diamonium Hidrogen Pospat 10%
Timbang 50 gr Diamonium Hidrogen Pospat larutkan dengan 200 ml
aquades, lalu masukan kedalam labu ukur 500 ml, tera dengan aquades
hingga garis batas, homogenkan.
•Cara Penbuatan Larutan HCl 4 N
Masukan 165 ml HCl pa kedalam labu ukur 500 ml yang berisi aquades,
didinginkan lala tera dengan aquades hingga garis batas, homogenkan
•Cara Pembuatan Larutan KCNS 10%
Timbang 50 gr KCNS larutkan dengan 200 ml aquade, lalu masukan ke
labu ukur 500 ml, tera dengan aquades hingga garis batas, homogenkan.
•Cara Pembuatan Kristal Biuret.
Timbang 5 gr Biuret kedalam beaker 500 ml + Etanol 500ml aduk hingga
homogen, lalu panas kan dengan waterbath hingga volume 125 ml,
(yang diambil hanya endapan saja, larutan etanol dibuang)
Endapan tadi + lagi etanol sebanyak 500 ml di panas kembali dengan
waterbath hingga volume 125 ml, lalu saring,
Kertas saring diovenkan sampai kering.
Lalu pindahkan kedalam botol kecil
Lampiran 2. Cara Penetapan Larutan Standart
•Penetapan Larutan Standar AgNO3
CARA KERJA:
Timbang 0,05 gr NaCl didalam erlenmayer 250 ml + 100 ml
aquades,homogenkan + 3 tetes K2CrO4 5% .Titer menggunakan AgNO3
0,1 N hingga terdapat endapan berwarna merah bata.
Hitung kadar AgNO3 dengan rumus:
•Penetapan Larutan Standar KMnO4 0,1 N
CARA KERJA:
Timbang 0.05 gr Asam Oksalat(H2C2O4) kedalam erlenmayer 250 ml
larutkan dengan 100 ml aquades. Panaskan + H2S2O4 4 N sebanyak 25
ml. Titer dengan KMnO4 0,1 N yg masih dalam keadaan panas hingga
titik akhir titrasi dari bening menjadi merah muda.
Hitung kadar KMnO4:
•Penetapan Larutan Standar H2SO4 0,05 N
CARA KERJA:
Pipet 5 ml H2SO4 0,05 N dengan pipet volum + indikatorPP 3 tetes. Titer
dengan NaOH 0,1 N sampai titik akhir titrasi dari bening menjadi merah
muda.
Hitung kadar H2SO4:
DAFTAR PUSTAKA
SNI 403 Penetapan Pupuk NPK Padat
RINSEMA, W.T. 1986.Pupuk dan cara Pemupukan. Bhratara Karya
Aksara. Jakarta.
AAPG- www.aapg.org
SULAEMAN. SUPRAPTO dan EVIATI. 2005. Petunjuk Teknis
Analisis Kimia Tanah,Tanaman,Air, dan Pupuk. Balai Penelitian Tanah,
Bogor.
Bahan Pelajaran dari University of North Dakotahttp:/volcano.und.edu
http: //doddys.wordpress.com/2006/10/06/ batu-batuan di bumi-jenisdan terbentuknya/
http://doddys.wordpress.com/2008/05/07/pupuk-jenis-dan terbentuknya/