Transaksi Aset Tetap

Download Report

Transcript Transaksi Aset Tetap

Halaman
1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Lingkup audit
Tujuan audit
Prasyarat kompetensi akuntansi keuangan
Transaksi dan akun
Potensi salah saji
Pemahaman SPI: dokumen transaksi, dokumen
akuntansi, fungsi transaksi, dan prinsip umum
asesmen risiko pengendalian.
7. Risiko bawaan dan risiko pengendalian
8. Materialitas salah saji dan materialitas saldo
akun.
9. Pengujian substantif
10. Kertas kerja audit
Halaman
2
•
•
Siklus investasi aset tetap adalah siklus
yang berhubungan dengan transaksi aset
tetap, yang mencakup transaksi peroleh
aset tetap, depresiasi aset tetap,
pemeliharaan aset tetap, dan penghentian
aset tetap.
Auditor harus mengenal ragam transaksi
aset tetap dan akun-akun yang terpengaruh
oleh transaksi aset tetap, yang akan menjadi
objek audit siklus investasi aset tetap.
Halaman
3
•
•
Tujuan audit: menguji kewajaran asersi
manajemen yang berhubungan dengan
transaksi dan saldo akun aset tetap.
Ukurang kewajaran asersi:
1. Kesesuaian asersi dengan bukti
pendukungnya, yang terdiri dari: Bukti
Transaksi dan Bukti Pembukuan
2. Kesesuaian pembukuan dan pelaporan
dengan SAK (Standar Akuntansi Keuangan)
yang berlaku atau dengan PABU (Prinsip
Akuntansi yang Berterima Umum).
Halaman
4
SAK/PABU
Cocokkan
(secara sampling)
• Bukti Transaksi
• Bukti Pembukuan
Saldo Akun
Wajarkah?
(Pertanyaan Auditor)
Halaman
5
•
Asersi manajemen adalah pernyataan
ekplisit dan implisit manajemen tentang
suatu transaksi dan saldo akun. Asersi
manajemen dikelompokkan menjadi 5
(lima) kategori asersi, yaitu:
a. Eksistensi atau terjadinya. Saldo
akun benar-benar ada, dan transaksi
benar-benar terjadi.
b. Kelengkapan. Transaksi telah
dilaporkan secara lengkap.
Halaman
6
c.
d.
e.
Hak dan Kewajiban. Pengakuan atas hak dan
kewajiban yang berkaitan dengan aset tetap
(pengakuan transaksi) dilakukan dengan tepat.
Penilaian atau alokasi. Transaksi telah dinilai
dan dialokasikan dengan tepat (dibukukan
dengan tepat)
Penyajian dan pengungkapan. Transaksi
telah disajikan dan diungkapkan dalam laporan
keuangan dengan tepat.
Auditor harus menguasai PROSEDUR AUDIT
untuk menguji masing-masing asersi tersebut
diatas.
Halaman
7
•
•
•
Memiliki kompetensi memadai dalam
akuntansi aset tetap, mulai dari perolehan,
depresiasi, pemeliharaan, penghentian aset
tetap, serta pelaporan aset tetap sesuai
dengan standard akuntansi yang berlaku.
Memahami dokumen transaksi serta fungsifungsi transaksi yang berlaku diperusahaan.
Memahami prinsip-prinsip umum
manajemen aset tetap, termasuk
pengendalian aset tetap.
Halaman
8
1. Perolehan aset tetap
 Tunai
 Kredit/leasing – operating lease vs
financing/capital lease
 Pertukaran dengan aktiva tetap lain
 Pertukaran dengan saham perusahaan
 Dibangun sendiri dengan modal sendiri
 Dibangun sendiri dengan dana
pinjaman
Halaman
9
2. Depresiasi aset tetap – harus difahami
standar pengukuran kos sebagai dasar
depresiasi.
3. Penghentian aset tetap
4. Reparasi dan pemeliharaan aset tetap,
perhatikan kemungkinan klasifikasi
reparasi dan pemeliharaan:
 Sebagai revenue expenditures
 Sebagai capital expenditures
Halaman
10
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Aset Tetap (Tanah, Gedung dst.)
Beban Depresiasi Aset Tetap
Akumulasi Depresiasi Aset Tetap
Beban Reparasi dan Pemeliharaan
Revaluasi/Impairment Aset Tetap
Laba/Rugi Pertukaran Aset Tetap
Beban Bunga (Pendanaan Aset Tetap)
Dismantling costs (biaya pembongkaran
pada saat penghentian aset tetap)
Decommissioning costs (biaya pemulihan
kembali lokasi penempatan aset tetap)
Halaman
11
1. Pemahaman dan pengujian SPI ditujukan
untuk menentukan kecukupan dan efektifitas
SPI serta untuk menentukan Sifat, Saat, dan
Luas pengujian substantif.
2. Pemahaman dan pengujian SPI mencakup
bidang-bidang sebagai berikut:
• Pemisahan fungsi transaksi
• Kecukupan dokumentasi (dokumen
transaksi dan dokumen pembukuan)
• Pemanfaatan teknologi informasi
• Kompetensi SDM
• Monitoring
Halaman
12
Fungsi-fungsi investasi yang perlu
dipisahkan antara lain:




Fungsi otorisasi investasi
Fungsi pelaksana investasi
Fungsi pembukuan dan pelaporan
Fungsi audit internal atas transaksi
investasi.
Halama
n,
13
•
Kecukupan dokumentasi (dokumen transaksi
dan dokumen pembukuan), mencakup:
• Dokumen pengadaan aset
• Dokumen kepemilikan aset
• Dokumen reparasi dan pemeliharaan
• Dokumen pembukuan aset: perolehan,
depresiasi, serta reparasi dan
pemeliharaan.
• Dokumen monitoring/audit interen atas
efektifitas penggunaan dokumen transaksi.
Halaman
14
•
•
Pemahaman dan pengujian SPI ditujukan
untuk mengukur tingkat kecukupan dan
tingkat efektifitas SPI dalam mencegah
potensi salah saji dalam laporan keuangan.
Pengujian SPI dilakukan dengan cara
menguji kepatuhan praktik terhadap
prosedur yang telah ditetapkan, termasuk
menguji tingkat keterampilan staff dalam
melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya
sesuai dengan aturan yang berlaku.
Halaman
15
Halaman
16
EDITING BARU SAMPAI DI SINI
Halaman
17
Pengurkuran
Materialitas Salah Saji
Pertimbangkan materialitas untuk
memprediksi potensi salah saji, perhatikan
dua aspek materialitas:
1. Materialitas saldo rekening 
berhubungan dengan volume transaksi
atau saldo akun.
2. Materialitas salah saji  berhubungan
dengan risiko bawaan dan risiko
pengendalian.
Halama
n,
18
•
Tujuan Pengujian Transaksi
 Terjadinya (Occurrence): pembukuan perolehan
aset tetap, penghentian aset tetap, serta reparasi
dan pemeliharaan, merepresentasikan transaksi
yang terjadi selama tahun berjalan.
 Kelengkapan (completeness): seluruh perolehan
aset tetap, penghentian aset tetap, serta reparasi
dan pemeliharaan, yang terjadi selama tahun
berjalan telah dibukukan dengan lengkap.
 Akurasi (accuracy): perolehan aset tetap,
penghentian aset tetap, reparasi dan pemeliharaan,
serta beban depresiasi, dinilai secara akurat sesuai
dengan PABU serta dijurnal, diringkas, dan diposting
secara akurat.
Halama
n,
19
•
•
Tujuan Pengujian Transaksi
 Pisah batas (cut-off): seluruh perolehan aset tetap,
penghentian aset tetap, serta reparasi dan
pemeliharaan, dibukukan dalam periode akuntansi
yang tepat.
 Klasifikasi (classification): seluruh perolehan aset
tetap, penghentian aset tetap, serta reparasi dan
pemeliharaan, telah dibukukan pada akun yang
tepat.
Tujuan Pengujian Saldo Akun
 Eksistensi (existence): aset tetap yang dibukukan
adalah aset tetap produktif yang digunakan dalam
kegiatan operasional perusahaan.
Halama
n,
20
•
•
Sifat, saat, dan luas pengujian substantif
ditentukan oleh tingkat risiko pengendalian
dan materialitas salah saji (pahami
hubungan risiko pengendalian,
materialitas, dan bukti audit).
Pengujian substantif mencakup:
• Prosedur pendahuluan
• Prosedur analitis
• Prosedur pengujian detil transaksi
• Prosedur pengujian detil saldo rekening
Halama
n,
21
• Pengujian estimasi akuntansi
• Pengujian detil penyajian dan
pengungkapan.
Tujuan pengujian substantif:
• Menguji kewajaran saldo akun dengan cara:
 Mencocokan saldo akun (berdasarkan
sampel) dengan dokumen pendukungnya.
 Menguji ketepatan perlakuan akuntansi
Halama
n,
22
1. Memahami entitas dan lingkungannya, dan
menentukan:
a. Pengaruh aset tetap serta
perubahannya terhadap entitas.
b. Faktor-faktor ekonomi penting yang
mempengaruhi perolehan aset tetap.
c. Standard industri tentang komposisi aset
tetap serta pengaruhnya terhadap laba.
d. Memahami skema pendanaan aset
tetap.
Halama
n,
23
2.
Melaksanakan prosedur awal:
a. Menelusur saldo awal aset tetap dan
akumulasi depresiasinya ke saldo per audit
tahun lalu.
b. Melakukan review atas mutasi akun aset
tetap dan akumulasi depresiasi, serta
melakukan investigasi atas mutasi yang tidak
lazim.
c. Mendapatkan daftar tambahan aset,
penghentian aset, serta depresiasi aset,
serta menguji ketepatan data dalam daftar
aset tetap.
Halama
n,
24
1.Menentukan angka-angka ekspektasi
saldo aset tetap dengan menggunakan
pemahaman atas industri dan aktivitas
bisnis entitas.
2.Melakukan perhitungan rasio.
3.Membandingkan hasil perhitungan rasio
dengan angka harapan/angka
pembanding, misalnya data tahun lalu,
data industri, data anggaran, dan data
lain yang relevan.
Halama
n,
25
Alternatif Prosedur Analitis
•
•
Perputaran Aset Tetap
Net Sales:Average Fixed Assets
Kenaikan tidak wajar perputaran aset tetap
menjadi indikasi kesalahan pembukuan atau
kapitalisasi aset tetap.
Perputaran Total Aset
Net Sales:Average Total Assets
Kenaikan tidak wajar perputaran aset tetap
menjadi indikasi kesalahan pembukuan atau
kapitalisasi aset tetap.
Halama
n,
26
•
•
Persentase Beban Depresiasi dari Aset Tetap
Depreciation Expenses:Average PPE
Kenaikan persentase beban depresiasi secara
tidak wajar menjadi indikasi kesalahan
perhitungan dan pembukuan beban depresiasi.
Persentasi Beban Reparasi dan Pemeliharaan
dari Penjualan Bersih
Repair & Maintenance Expenses:Net Sales
Kenaikan persentase secara tidak wajar menjadi
indikasi kekeliruan pembebanan beban reparasi
dan pemeliharaan.
Halama
n,
27
•
Return on Total Assets
(Net Income + (Interest x (1-tax rate)))) :
Average Total Assets
Kenaikan ROA secara tidak wajar
menjadi indikasi kesalahan pembukuan
atau kapitalisasi aset tetap.
Halama
n,
28
1.Melakukan vouching tambahan aset
tetap ke dokumen pendukungnya.
2.Melakukan vouching penghentian aset
tetap ke dokumen pendukungnya.
3.Melakukan vouching atas sampel beban
reparasi dan pemeliharaan.
4.Melakukan vouching atas transaksi
capital lease dan operating lease baru ke
dokumen-dokumen kontrak yang
mendukungnya.
Halama
n,
29
Melakukan inspeksi atas aset tetap:
1. Melakukan inspeksi atas tambahan aset
tetap.
2. Melakukan inspeksi aset tetap secara
keseluruhan. Perhatikan kemungkinan
adanya bukti penambahan dan penghentian
aset yang tidak tercantum dalam daftar aset,
termasuk kondisi aset yang bisa
mempengaruhi penilaian dan klasifikasi aset
tetap.
3. Periksa dokumen kepemilikan dan kontrak
perolehan aset tetap.
Halama
n,
30
1.Evaluasi kewajaran penyajian beban
depresiasi melalui evaluasi ketepatan
estimasi umur ekonomis dan nilai sisa.
2.Mengkaji peristiwa penting yang
mengakibatkan penurunan (impairment)
nilai aset tetap.
Halama
n,
31
Membandingkan kesesuaian pelaporan dengan
SAK:
1.Menentukan bahwa aset tetap, termasuk beban,
laba, dan rugi yang berhubungan dengan aset tetap
telah diidentifikasi dan diklasifikasi dengan tetap
dalam laporan keuangan.
2.Menentukan ketepatan pengungkapan tetang
kos, nilai buku, metode depresiasi, umur ekonomi
aset-2 utama, penjaminan aset tetap, dan perjanjian
kontrak leasing.
Halama
n,
32
3. Mengevaluasi kelengkapan penyajian dan
pengungkapan aset tetap dalam draft laporan
keuangan, untuk dicocokkan kesesuaiannya
dengan Standar Akuntansi Keuangan yang
berlaku, dengan menggunakan check lists
perlaporan aset tetap.
4. Membaca pengungkapan atas laporan keuangan
untuk mengevaluasi ketepatan klasifikasinya
serta tingkat kejelasan laporan laporan
pengauditan.
Halama
n,
33
1. Siklus pendanaan adalah siklus yang
tentang pengadaan dana untuk keperluan
kegiatan operasional dan investasi.
2. Alternatif pendanaan:
 Kredit bank atau lembaga keuangan lain
 Penerbitan obligasi
 Penerbitan saham (baik saham biasa
maupun saham preferen).
3. Beban modal yang terjadi adalah: bunga
dan dividen.
Halama
n,
34
Risiko Salah Saji
Risiko terdiri atas tiga komponen, yaitu:

Risiko bawaan
 Kesalahan perlakuan akunantansi yang
disebabkan oleh transaksi pendanaan
yang kemungkinan cukup komplek,
misalnya dalam kasus beli sewa.
 Kesalahan perlakuan akuntansi atas
angsuran periodik, yang terdiri dari pokok
pinjaman dan bunga.
 Kecenderungan manajemen untuk tidak
melaporkan secara lengkap transaksi
pendanaan.
Halama
n,
35
Risiko Salah Saji
•
Risiko terdiri atas tiga komponen, yaitu:
 Risiko pengendalian
 Adalah risiko yang disebabkan oleh
ketidakmampuan SPI dalam mengendalikan
transaksi pendanaan, misalnya: ketidaktepatan
otorisasi pendanaan, penyalahgunaan hasil
perolehan dana, kesalahan pengolahan dan
pelaporan transaksi pendanaan.
 Risiko deteksi.
 Adalah risiko auditor gagal dalam mendeteksi
salah saji transaksi pendanaan, misalnya
karena lemahnya sistem pengendalian interen.
Halama
n,
36
Pengukuran Materialitas


Materialitas transaksi dan saldo akun:
secara umum transaksi relatif tidak besar
tetapi mencakup saldo akun yang besar.
Materialitas salah saji: ukuran
materialitas salah saji ditentukan oleh
hasil observasi prosedur pengendalian,
efektifitas pengendalian, dan risiko
bawaan, sehingga materialitas salah saji
ditentukan oleh hasil pemahaman dan
pengujian sistem pengendalian.
Halama
n,
37
Potensi Salah Saji
1. Saldo utang dilaporkan terlalu kecil (tidak
lengkap).
2. Kesalahan pembukuan angsuran periodik
(pemilahan unsur bunga dan unsur pokok
pinjaman)
3. Kesalahan pembebanan bunga pinjaman (cutoff transaksi).
4. Kesalahan amortisasi premium/diskonto
obligasi
5. Pelunasan pinjaman tidak dicatat
6. Penyalahgunaan hasil pendanaan.
Halama
n,
38
Saldo Akun Siklus Pendanaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Utang Bank – Jangka Panjang
Utang Obligasi
Utang Bunga
Premium/diskonto Obligasi
Modal Saham – plus transaksi
turunanya
Agio Saham/Disagio Saham
Utang Dividen
Laba Ditahan
Halama
n,
39
Pengujian Substantif
Siklus Pendanaan
1. Prosedur pendahuluan
2. Prosedur analitis
3. Prosedur pengujian detil transaksi
4. Prosedur pengujian detil saldo akun
5. Prosedur pengujian estimasi
6.
akuntansi
Prosedur evaluasi penyajian dan
pengungkapan
Halama
n,
40
Prosedur Pendahuluan
1.
Memahami bisnis dan industri serta
menentukan:
Komposisi sumber pendanaan (utang
dan modal).
b. Faktor pendorong kebutuhan
pendanaan serta kemampuan untuk
mengatasi biaya pendanaan.
c. Standard industri tentang komposisi
pendanaan serta pengaruhnya
terhadap pendapatan.
d. Memahami skema pendanaan aset.
a.
Halama
n,
41
Prosedur Pendahuluan
2. Melaksanakan prosedur awal atas saldo utang jangka
panjang:
a. Menelusur saldo awal ke saldo audit tahun lalu.
b. Review aktivitas utang jangka panjang, termasuk
pengaruhnya terhadap laba rugi. Investigasi aktivitas
yang tidak lazim.
c. Mendapatkan daftar rincian utang jangka panjang, dan
mencocokkanya dengan data pembukuan, misalnya
dengan cara:
 Mengecek footing dan crossfooting, mencocokkan
hasil dengan kenaikan dan penurunan dalam buku
pembantu dan buku besar.
 Menguji kesuaian item dalam daftar dengan data
pembukuan pada buku pembantu dan buku besar.
Halama
n,
42
Prosedur Analitis
1. Menghitung rasio-rasio angka pendanaan/
2. Membandingkan rasio dengan angka
pembanding, misalnya: angka tahun lalu, angka
anggaran, angka industri, dan angka lain yang
setara.
Prosedur Detil Transaksi
Melakukan vouching atas sampel pembukuan untuk
utang jangka panjang dan biaya bunga yang terkait
dengan utang jangka panjang.
Halama
n,
43
Pengujian Detil Saldo Akun
1.
2.
3.
Melakukan review atas otorisasi
serta kontrak utang jangka
panjang.
Mengkonfirmasi utang kepada
kreditur atau penjamin obligasi.
Menghitung ulang beban bungan
utang jangka panjang.
Halama
n,
44
Penyajian dan Pengungkapan
Membandingkan kesesuaian penyajian dengan SAK:
1.Menentukan ketepatan identifikasi dan
klasifikasi utang jangka panjang.
2.Menentukan ketepatan pengungkapan seluruh
item utang jangka panjang, kesepakatan
(covenants), dan penyelesaian utang jangka
panjang.
3.Mengevaluasi kelengkapan penyajian dan
pengungkapan, misalnya dengan menggunakan
checklist pengungkapan.
4.Membaca ulang pengungkapan dan
Halama
n,
45
mengevaluasi tingkat kejelasan pengungkapan.
Halama
n,
46
Halaman
47