power point ulumul qur`an

Download Report

Transcript power point ulumul qur`an

“ilmu – ilmu AL- QUR’AN”
By:
ABDUL K.H. ABAS
ARI SUSANTO
SURIYANTI NASUTION
PENGERTIAN
ILMU – ILMU AL – QUR’AN
Ulumul Qur’an ( Ilmu – Ilmu Qur’an ) adalah Ilmu
yang membahas masalah –masalah yang berhubungan
dengan Qur’an dan segi asbabun nuzul , sebab – sebab
turunnya Qur’an, pengumpulan dan penerbitan
Qur’an, pengetahuan tentang Surah – surah Mekah
dan Medinah dan lain sebagianya yang berhubungan
dengan Qur’an.
kata Ulumul Qur’an
Bahasa Arab =>“Ulum”.
Kata "ulum" =>
segi bahasa (bentuk plural)
artinya al-fahmu wa alma'rifat (pemahaman
pengetahuan) atau
juga berarti ilmu-ilmu.
Bahasa Arab => “Al-Qur’an”
kata "al-qur'an” =>
menurut pengertian dari segi
bahasa Al-qur'an dalam bentuk
masdar dari kata kerja qara'ah
berarti bacaan
PENDAPAT-PENDAPAT MENGENAI
PENGERTIAN ILMU SECARA JELAS :
Menurut para ahli filsafat, kata ilmu sebagai gambaran
sesuatu yang terdapat dalam akal.
 Menurut Abu Musa Al-Asy’ari, ilmu ialah sifat yang
mewajibkan pemiliknya mampu membedakan dengan
panca indranya.
 Menurut Imam Ghazali, secara umum arti ilmu dalam
istilah syara’ adalah ma’rifat Allah terhadap tanda-tanda
kekuasaan, perbuatan, hamba-hamba dan makhluk-Nya.
 Menurut Muhammad Abdul ‘Adzhim, ilmu menurut
istilah adalah ma’lumat-ma’lumat yang dirumuskan
dalam satu kesatuan judul atau tujuan.

pendapat-pendapat mengenai
pengertian Qur’an secara jelas :

Menurut Manna’ Al-Qathkan, Al-Qur’an adalah kitab yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW dan orang yang membaca akan memperoleh
pahala.

Menurut Al-Jurjani, Al-Qur’an adalah wahyu yang diturunkan kepada
Rasulullah yang ditulis dalam mushaf dan diriwayatkan secara mutawatir
(berangsur-angsur).

Menurut kalangan pakar ushul fiqih, fiqih, dan bahasa Arab, Al-Qur’an adalah
kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi-Nya, lafadz-lafadznya mengandung
mu’jizat, membacanya bernilai ibadah, diturunkan secara mutawatir dan
ditulis dari surat Al-Fatihah sampai akhir surat yaitu An-Nas.
Dari Terminologi Ulumul Qur’an antara lain :

Menurut As-Suyuthi dalam kitab Itmamu Al-Dirayah mengatakan bahwa
Ulumul Qur’an adalah ilmu yang membahas tentang keadaan Al-Qur’an dari
segi turunnya, sanadnya, adab makna-maknanya, baik yang berhubungan
dengan lafadz-lafadznya maupun hukum-hukumnya.

Al-Zarqany dalam kitab Manahilul Itfan Fi Ulumil Qur’an mengatakan bahwa
Ulumul Qur’an adalah beberapa pembahasan yang berhubungan dengan AlQur’an dari turunnya, urutannya, pengumpulannya, penulisannya, bacaannya,
penafsirannya, kemu’jizatannya, nasikh mansukhnya, penolakan hal-hal yang
bisa menimbulkan keraguan terhadapnya
 RUANG LINGKUP ILMU – ILMU AL - QURAN



Ulum al-Quran adalah ilmu yang mempunyai ruang lingkup yang
luas, dan mencakup semua ilmu yang berkaitan dengan al-Quran,
baik berupa ilmu-ilmu agama
Ulum al-Quran adalah ilmu tidak terbatas pada ilmu-ilmu agama
tapi juga ilmu-ilmu umum
Ulum al-Quran adalah ilmu–ilmu agama dan bahasa Arab
Cabang – cabang yang terpenting diantara ilmu-ilmu
al-Quran yaitu :

Ilmu Tafsir =>
Tafsir berarti mengungkapkan dan menampakkan.
Tafsir secara termologis => berarti penjelasan mengenai arti ayat dan
maksud serta situasi dan kondisinya
dengan kalimat-kalimat yang
mampu menunjukan semua itu secara
jelas dan terang.

Ilmu Ayat-ayat Hukum =>
sumber-sumber hukum syariat diantaranya adalah
Al-qur’an Al-karim, sunnah, ijma’, dan rasio (akal).
Lanjutan…

Ilmu asbab al-nuzul => mengungkapkan kejadian-kejadian historis serta
peristiwa-peristiwa yang melatar belakangi turunnya Al-quran.

Ilmu nasikh dan mansukh => Istilah nasikh terkadang berarti
“menghilangkan” mengenai arti ini Allah SWT
berfirman “Allah menghilangkan apa yang
dimasukan setan itu,dan Allah menguatkan
ayat-ayat Nya” (Q.S Al-Hajj:52)

Ilmu muhkam dan mutasyabih =>
muskam : kesempurnaan (itqan) dan
tidak ada kekurangan dan
pertentangan mengenainya.
mutasyabih (istilah ) : kesamaan ayatayatnya dalam hal kebenaran, keindahan
susunan kalimatnya . Allah telah
menurunkan perkataan yang paling
baik,(yaitu) Al-Quran, yang serupa
(mutu ayat-ayatnya) lagi berulang –
ulang. (Q.S Az-zummur : 23)
Lanjutan…

Ilmut i’rab dan balaghah => kaidah-kaidah tata bahasa (i’rab) dan AlQuranlah yang mereka jadikan rujukannya dan
juga menjadi dasar-dasar penilaian mereka
mengenai kalimat yang benar dan yang salah.

Ilmu penulisan Al-Quran => Al-Quran Al-Karim juga di tinjau dari
bentuknya sebagai kalimat bahasa arab (khath)
yang khusus. Dan juga apakah tulidan itu tetap
sebagai cara penulisan Al-Quran yang baku
dan tidak dapat di ganggu gugat ataukah tidak;
Ilmu yang membahas dan menjelaskan
masalah-masalah ini adalah ilmu rasm Al-Quran.
Ilmu Qira’at => juga di tinjau dari segi jenis-jenis bacaan (Qira’at) yang
diriwayatkan dan diakui (mutabarah); segi perbedaanperbedaan diantara qira’at-qira’at tersebut tingkat
perbedaan dalam qira’at dan metode untuk menerima
atau menolaknya pendapat mengenai qira’at tujuh dan
kaitanya dengan tujuh
 “huruf” => di turunkan Qira’at yang paling utama; serta masalah-masalah
yang mencangkup dalam masalah ilmu Qira’at.

PEMBUKUAN DAN PEMBAKUAN ILMU –
ILMU AL – QUR’AN

Rasullulah s.a.w. Tidak mengizinkan
mereka menuliskan sesuatu dia selain
Qur’an , karena ia khawatir Qur’an
tercampur dengan yang lain. SEkalipun
sesudah itu Rasulullah s.a.w.
mengizinkan kepada sebahagian
sahabat untuk menulis hadist , tetapi
hal yang berhubungan dengan Al –
Qur’an tetap dedasarkan pada
riwayat yang melalui petunjuk
dizaman Rasulullah s.a.w. di masa
kekhalifahan Abu Bakar dan Umar r.a

Kemudian datang masa kekhalifahan
Usman r.a dan keadaan menghendaki
untuk menyatukan kaum muslimin
pada satu mushaf ( pedoman ) . Dan
hal itupun terlaksanakan. Penulisan
Mushaf itu juga dikirimkan ke prpvinsi
(tempat) . Penulis Mushaf disebut
dinamakan ar – Rasmul ‘usmani yaitu
di nismani yaitu dinisbahkan kepada
usman . Dan ini dianggap sebagai
permulaan dari ilmu rasmil Qur’an.
Kemudian datang masa kekhalifahan
Ali r.a. atas perintah Abul Aswad ad
Du’ali meletakan kaidah – kaidah
Nahwu, cara pengucapan yang tepat
dan baku dan memberikan ketentuan
harakat pada Qur’an . ini juga
dianggap sebagai permulaan “Ilmu
I’rabil Qur’an”.
Lanjutan…

Kemudian Ulumul Qur’an memasuki masa pembukuannya (tadwin)
pada abad ke-2 H. Para ulama’ memberikan prioritas perhatian
mereka terhadap ilmu tafsir karena fungsinya sebagai umm al-ulum
al-qur’aniyyah. Sampai saat ini bersamaan dengan masa kebangkitan
modern dalam perkembangan ilmu-ilmu agama, para ulama’ masih
memperhatikan akan ilmu Qur’an ini. Sebahagian ulama
membukukan tafsir Qur’an yang di riwayatkan dari Rasulullah s.a.w.
dari para sahabat yang para ahli hadis siantaranyaYazid bin haruh asSulaiman ( Wafat 117 H.) Syu ‘bah bin hajjaj (wafat 160 H) , Waki’Bin
Jarrah (wafat 197 H ), Sufyan Bin Uyainah (Wafat 198 H ) dan Ab
Durrazzaq bin Hammam (Wafat 112 H). Demikianlah , tafsir pada
mulanya di nukil ( dipindahkan ) melalui penerimaan (dari mulut ke
mulut) dari riwayat kemudian dibukukan sebagai salah satu bagian
hadis, selanjutnya ditulis secara bebas dan mandiri . Maka
berlangsunglah proses kelahiran at – tafsir bil ma’sur (berdasarkan
riwayat) lalu diikuti oleh at-tafsir birr a ‘yi (berdasarkan penalaran).
Disamping itu tafsir lahir pula karangan yang terdiri sendiri
mengenai pokok – pokok pembahasan tertentu yang berhubungan
dengan Qur’an dan hal ini sangat diperlukan oleh seseorang mufasir.
Lanjutan…
keadaan ulumul qur'an pada abad ke III
 ali bin al-madini menyusun ilmu asbabun nuzul ( wafat 234 H)
 Abu ubaid al-Qosim bin Salam menyusun ilmu nasikh wal mansukh dan
ilmu qiro’at (wafat
224 H)
 Ibn Qutaibah menyusun tentang problematika Qur’an ( Wafat 276 H)
Ulama – Ulama Abad ke IV
◦ Muhammad bin Khalaf bin Marzaban menyusun Al – Hawi fa Ulumil
Qur’an ( Wafat 309 )
◦ Abu Muhammad bin Qasim Al- Anbari menulis tentang ilmu – ilmu AL –
Qur’an
◦ ( Wafat 309 H)
◦ Abu Bakar as – Sijistani menyusun Garibul Qur’an ( Wafat 330 H)
◦ Muhammad bin Ali al – Adfawi menyusun Istigna fi Ulumil Qur’an (Wafat
338 H)
Lanjutan…

Pengumpulan hasil pembahasan dan bidang - bidang tersebut
mengenai ilmu – ilmu Al - Qur’an , semuanya atau sebahagian
besarnya dalam satu karangan , maka Syaikh Muhammad Abdul Azim
az- Zarqani menyebutkan di dalam kitabnya Mandhilul Irfan fi Ulumi
Qur’an bahwa ia telah menemukan di dalam perpustakan mesir
sebuah kitab yang ditulis oleh Ali bin Ibrahim bin Sa’id yang terkenal
dengan al – Hufi, judulnya al – Burham fi Ulumil Qur’an yang terdiri
atas tiga puluh jilid. Dia membicarakan ilmu – ilmu Qur’an yang
dikandung ayat itu secara tersendiri , masing – masing diberi judul
sendiri dan judul yang umum disebutkan dalam ayat dengan menulis
al _Qaul fi Qaulhi Azza wa Jalla (Pendapat mengenai firman Allah
azza wa jalla). Dengan metode seperti ini , al – Hufi dianggap sebagai
orang pertama yang membukukan Ulumul Qur’an , ilmu – ilmu
Qur’an , meskipun pembukuannya memakai cara tertentu seperti
yang disebutkan tadi . ia wafat pada tahun 330 H.
Lanjutan…
Pada abad ke-V H mulai disusun ilmu i'robil qur'an dan masih terus menulis
ulumul qur'an, ialah: Ali bin Ibrahim bin said al-khuffi , Abu 'amr Al-dani
 Pada abad ke-VI H, disamping terdapat ulama yang meneruskan
pengembangan ulumul qur'an, juga terdapat ulama yang mulai menyusun
ilmu mubhamatil qur'an mereka itu antara lain, ialah :
1. Abul Qosim dan Abdurrahman Al-Suhaili
2. Ibnul Jauzi (wafat 597H)

Pada abad ke-VII H, ilmu-ilmu al-Qur'an terus berkembang
 Pada abad ke-VIII H, munculah beberapa ulama yang menyusun ilmu-ilmu
baru,
1.Ibnu Abil Isba' (menyusun ilmu badaiul qur'an)
2.Abnu Qoyyim (menyusun ilmu Aqsamil Qur'an)
3.Najmuddin Al-Thufi (menyusun ilmu hujajil Qur'an atau ilmu jadadil
Qur'an)
4. Abul Hasan Al-Mawardi (mewnyusun ilmu Amtsalil Qur'an)
5.Baddruddin Al-Zarkasi (menyusun kitab Al-Burhan fi ulumil Qur'an)

Lanjutan…


Pada abad ini, perkembangan ulumul qur'an mencapai
kesempurnaannya. Diantara ulama yang menyusun ulumul qur'an :
Jalaluddin Al-Bulqimi, Muhammad Bin Sulaiman Al-Kafiaji ,Assuyuti.
Akhirnya muncul Mabahisu fi Ulumuil Qur’an oleh Dr.Subhi as –
salih. Juga Ustaz Ahmad Muhammad Jamal menulis beberapa studi
sekitar masalah dalam Al – Qur’an. Pembahasan tersebut dikenal
dengan sebutan Ulumul Qur’an . kata ulum jamak dari kata ilmu.
Ilmu berarti al – fahmu wal idrak (paham dan menguasai ).
Kemudian arti kata ini berubah menjadi masalah – masalah yang
beraneka ragam yang disusun secara ilmiah.
 KEMUNGKINAN PENGEMBANGAN
ILMU – ILMU AL – QUR’AN

Ilmu – ilmu Al – Qur’an tidak mungkin dikembangkan lagi , salah satunya
adalah tetang Asbabun Nuzul . Para ulama mengetahui Asbabun Nuzul
adalah riwayat Sahih yang berasal dari Rasulullah atau dari sahabat. Karena
pemberitahuan seorang sahabat mengenai hal seperti ini bila jelas, maka ini
bukan sekedar pendapat (ra’y) tetapi memiliki hukum marfu’ ( disandarkan
pada Rasulullah). Al – Wahidi mengatakan : “Tidak halal berpendapat
mengenai asbabun nuzul kitab kecuali dengan berdasarkan riwayat atau
mendengar langsung dari orang- orang yang menyaksikan turunya ,
mengetahui sebab – sebabnya dan membahaspengertiannya. Muhammad bin
Sirin mengatakan : “ ketika kutanyakan kepada Ubaidah mengenai satu ayat
Qur’an , dijawabnya : Bertakwalah kepada Allah dan berkatalah yang benar.
Orang – orang yang mengetahui sebuah Qur’an dan di turunkannya telah
meninggal dunia. Dan dapat dilihat dari latarbelakang dari pandangan
historis bahwa
TERIMAKASIH