3. Inflasi dan Indeks Harga

Download Report

Transcript 3. Inflasi dan Indeks Harga

SURANTO, S.PD, M.PD
Friedman dan Schwartz berhasil memverifikasi hubungan
antara inflasi dan pertumbuhan jumlah uang beredar. Hasil
penelitian Friedman dan Schwartz menunjukkan bahwa di
Amerika Serikat dekade-dekade dengan pertumbuhan uang
tinggi cenderung memiliki inflasi yang tinggi, dan dekadedekade dengan pertumbuhan uang rendah cenderung
memiliki inflasi yang rendah.
Hasil yang sama diperoleh dari perbandingan tingkat ratarata inflasi dan tingkat rata-rata pertumbuhan uang di lebih
dari 100 negara selama tahun 1990-an. Dalam kajian tersebut,
terdapat hubungan yang jelas antara pertumbuhan uang dan
inflasi. Negara-negara dengan pertumbuhan uang tinggi
cenderung memiliki inflasi yang tinggi, sementara negaranegara dengan pertumbuhan uang rendah cenderung
memiliki inlfasi yang rendah.
Uang
Bank
Inflasi
Indeks harga dan inflasi
Inflasi
Dihitung menggunakan
Dihitung dengan
cara
Indeks harga
Metode agregatif tidak
tertimbang
Metode agregatif
tertimbang
Metode Laspeyres
Metode Paasche
Terdiri dari
Indeks Harga perdagangan
besar
Indeks harga konsumen
Indeks harga yang dibayar
dan diterima petani
Metode tahun khas
 Perhitungan angka indeks dipelopori oleh G.R.
Carli ; berkebangsaan Italia pada tahun 1764
 Angka indeks adalah sebuah ratio yang
umumnya dinyatakan dalam persentase yang
mengukur suatu variabel pada suatu waktu atau
lokasi tertentu relatif terhadap besarnya
variabel yang sama pada waktu atau lokasi
lainnya.
Jenis indeks harga :
1. Indeks harga pedagang besar (IHPB)
Barang yang diukur dengan indeks ini adalah bahan mentah
dan barang jadi yang diperjualbelikan di pasar primer.
Jenis barang yang dihasilkan dalam IHPB diklasifikasikan dalam
sektor :
• Pertanian dengan dengan subsektor bahan makanan,
tanaman perdagangan, kehutanan, perikanan, peternakan
dan perkayuan
• Pertambangan dan galian dengan subsektor batubara,
aspal, pasir, batu kali, dan krikil
• Industi dengan subsektor tekstil, pakaian jadi, barangbarang dari kulit, makanan, minuman, kertas, barang
cetakan, karet dan plastik
Jenis indeks harga :
2. Indeks Harga Konsumen
Indeks ini mengukur perubahan harga sekelompok
besar barang konsumsi yang dibeli konsumen
Fungsi Indeks Harga Konsumen (IHK) :
• Memungkinkan konsumen untuk menentukan
pengaruh perubahan harga terhadap daya beli
mereka
• Merupakan suatu indikator ekonomi dan tingkat
inflasi
• Diguanakan untuk menentukan daya beli mata
uang tertentu
Jenis indeks harga :
3. Indeks harga yang dibayar dan diterima petani
•
•
•
Memuat indeks harga barang-barang yang dibeli dan
dibayar oleh para petani, baik untuk proses produksi
maupun untuk konsumsi.
Jika dalam indeks harga ini juga dihitung pajak, gaji buruh
petani, dan bunga hipotek yang dibayar petani maka
disebut indeks paritas
Perbandingan Indeks harga yang diterima dan dibayar
petani disebut Nilai Tukar Petani (NTP). NTP merupakan
indikator yang menunjukan tingkat kesejahtraan petani
Ciri-ciri Indeks Harga
1. Indeks harga sebagai standar
perbandingan harga dari waktu ke waktu.
2. Penetapan indeks harga didasarkan pada
data yang relevan.
3. Indeks harga ditetapkan oleh sampel,
bukan populasi.
4. Indeks harga dihitung berdasarkan waktu
yang kondisi ekonominya stabil.
5. Penghitungan indeks harga dilakukan dengan cara
membagi harga tahun yang akan dihitung indeksnya
dengan harga tahun dasar dikali 100%
Metode penghitungan
Indeks Harga
1. Metode penghitungan indeks harga tidak
tertimbang
Rumus indeks harga tidak tertimbang sederhana:
Pn X 100%
Po
Keterangan:
Pn = Jumlah harga pada tahun tertentu
Po = Jumlah harga pada tahun dasar
Contoh soal Indeks Harga Tidak
Tertimbang
Jenis Barang
Harga tahun 2009 (Po)
Harga tahun 2010 (Pn)
Tas
Rp150.000
Rp200.000
Sepatu
Rp200.000
Rp250.000
Pakaian
Rp100.000
Rp150.000
Po = Rp450.000
Indeks harga tidak tertimbang
= Pn X 100%
Po
= Rp600.000 X 100% = 133,33%
Rp450.000
Pn =
Rp600.000
Lanjutan
2. Metode penghitungan indeks harga
tertimbang
a. Metode Laspeyres
• adalah metode penghitungan angka indeks
yang ditimbang dengan menggunakan faktor
penimbang kuantitas/jumlah barang pada
tahun dasar (Qo)
• Rumus = (Pn.Qo) X 100%
(Po.Qo)
Contoh soal Indeks Harga
Tertimbang
• Indeks Harga Laspeyres
Jenis
Barang
Harga (ribuan rupiah)
Jumlah Barang (juta unit)
Po.Qo
Pn.Qo
2010 (Po)
2011(Pn)
2010 (Q0)
2011 (Qn)
A
2
3
5
10
10
15
B
3
6
10
10
30
60
C
4
6
20
20
80
120
D
3
3
3
5
9
9
E
1
2
4
5
4
8
133
212
Jumlah
Indeks harga Laspeyres
= Pn.QoX 100%
Po.Qo
= 212 X 100% = 159,40%
133
Lanjutan Metode penghitungan indeks harga
tertimbang
b. Metode Paasche atau GNP Deflator
• adalah metode penghitungan angka indeks yang
ditimbang dengan menggunakan faktor penimbang
kuantitas pada tahun tertentu (Qn)
• Rumus = Pn.Qn X 100%
Po.Qn
Contoh soal Indeks Harga
Tertimbang
• Indeks Harga Paasche
Jenis
Barang
Harga (ribuan rupiah)
Jumlah Barang (juta unit)
Po.Qn
Pn.Qn
2010 (Po)
2011(Pn)
2010 (Q0)
2011 (Qn)
A
2
3
5
10
20
30
B
3
6
10
10
30
60
C
4
6
20
20
80
120
D
3
3
3
5
15
15
E
1
2
4
5
5
10
150
235
Jumlah
Indeks harga Paasche
= Pn.QnX 100%
Po.Qn
= 235 X 100% = 159,40%
150
Lanjutan Metode penghitungan indeks harga
tertimbang
c. Metode Tahun Khas
• adalah metode penghitungan angka indeks yang
ditimbang dengan menggunakan faktor penimbang
kuantitas pada tahunnya masing-masing
• Rumus = Pn.Qn X 100%
Po.Qo
Contoh soal Indeks Harga
Tertimbang
• Indeks Harga Tahun Khas
Jenis
Barang
Harga (ribuan rupiah)
Jumlah Barang (juta unit)
Pn.Qn
Po.Qo
2010 (Po)
2011(Pn)
2010 (Q0)
2011 (Qn)
A
2
3
5
10
30
10
B
3
6
10
10
60
30
C
4
6
20
20
120
80
D
3
3
3
5
15
9
E
1
2
4
5
10
4
235
133
Jumlah
Indeks harga tahun khas
= Pn.QnX 100%
Po.Qo
= 235 X 100% = 176,69%
133
Inflasi
Jenis Inflasi
Tingkat Keparahan
Penyebab Inflasi
Asal Inflasi
Teori Inflasi
Dampak Inflasi
Cara mengendalikan Inflasi
Kebijakan Moneter
Kebijakan fiskal
Kebijakan lainnya
Inflasi adalah naiknya harga-harga yang bersumber dari
terganggunya keseimbangan antara arus uang dan barang
Jenis inflasi
Berdasarkan tingkat keparahannya, dibedakan atas :
 Inflasi ringan
: dibawah 10%
 Inflasi sedang
: 10% - 30%
 Inflasi Berat: 30% - 100% (inflasi sangat berat atau hiperinflasi)
Berdasarkan penyebabnya :
 Demand – Pull Inflation
Biasa disebut juga inflasi sisi permintaan (demand side
inflation) yaitu inflasi yang disebabkan karena kelebihan
permintaan efektif atas barang atau jasa.
AD 2
AD 1
AS
P
E2
P2
AD 2
P1
E1
AD 1
AS
Y1
Y2
Y
Kenaikan upah meningkatkan permintaan agregat naik, sehingga
kurva permintaan bergeser ke kanan (AD1 ke AD2).
Karena penawaran agregat tetap, maka terjadi kenaikan harga (P1
ke P2), output agregat meningkat dari Y1 menjadi Y2
 Cost – Push Inflation
Kenaikan biaya produksi (cost-push) mengakibatkan harga
barang-barang yang ditawarkan akan naik.
 Kenaikan biaya produksi karena naiknya bahan baku
disebut price – push inflation
 Kenaikan biaya produksi karena naiknya upah/gaji disebut
wage – push inflation
P
P2
AS 2
AD
AS 1
Kenaikan biaya produksi
mengakibatkan penawaran
agregat berkurang (AS1 ke AS2)
dengan permintaan agregat
yang tetap maka harga akan
naik (P1 ke P2) namun output
agregat akan tutun dari Y1 ke Y2
E2
E1
P1
AS 2
AD
AS 1
Y1
Y2
Y
Asal Inflasi
1. Imported inflation
 Timbul karena adanya inflasi di luar negeri yang
mengakibatkan naiknya harga barang dalam negeri
 Harga barang luar negeri naik maka naiknya
pendapatan eksportir sehingga menambah jumlah
uang yang beredar yang akhirnya meningkatkan
permintaan barang dan jasa ( demand – pull
inflation)
 Bagi produksi yang menggunakan barang luar negeri
maka akan meningkatkan biaya produksi (cost –
push inflation)
 Cara pengendaliannya ole pemerintah adalah
melalui kebijakan pajak dan moneter
Asal Inflasi
2. Inflasi dalam negeri
 Inflasi yang murni berasal dari gejolak dalam negeri
baik permintaan maupun penawaran.
 Bertambahnya permintaan pada akhirnya akan
menghasilkan demand – pull inflation
 Kenaikan BBM akan menaikan harga penawaran
yang menimbulkan cost – push inflation
Faktor-faktor penyebab inflasi :
1. Jumlah uang beredar (faktor moneter)
2. Administered prices
3. Supply shock
Teori Inflasi :
1. Teori kuantitas
Teori ini menyatakan bahwa inflasi sangat dipengaruhi oleh
junlah uang yang beredar.
Menurut teori Irving Fisher, dengan anggapan kecepatan
sirkulasi transaksi dan output tetap, maka jumlah uang yang
beredar berhubungan langsung dengan kenaikan harga.
Dengan demikian semakin banyak jumlah uang beredar
maka inflasi akan semakin tinggi
Teori Inflasi :
2. Teori Keynes
Menurut teori ini, inflasi terjadi nkarena suatu
masyarakat ingin hidup di luar batas
kemampuannya
3. Teori Strukturalis
Ditekankan pada kelakuan dan struktur
perekonomian seperti yang terjadi di negara-negara
berkembang.
Dengan teknologi yang rendah, penawaran tidak
dapat mengimbangi cepatnya pertumbuhan
permintaan. Ketidakseimbangan ini pada akhirnya
akan menaikan harga-harga dan menimbulkan
inflasi
Dampak inflasi
1. Orang-orang yang berpenghasilan tetap
Dampak inflasi menyebabkan pendapatan riil
merosot
2. Orang-orang yang berpenghasilan tidak tetap,
tidak terlalu terkena dampaknya
3. Dunia usaha, biaya produksi barang akan naik
dan modal yang tersedia mengalami penurunan
nilai
4. Pemerintah, dampaknya kepada defisit APBN.
Cara mengatasi inflasi :
1. Kebijakan Moneter, kebijakan dari bank sentral dalam
mengatur jumlah uang beredar melalui instrumeninstrumen moneter yang dimilki bank sentral
Kebijakan moneter yang ditempuh bank sentral
adalah :
a) Kebijakan diskonto (discount policy) adalah
kebijakan untuk mempengaruhi peredaran uang
dengan jalan menaikan atau menurunkan tingkat
suku bunga.
Dengan menaikan bunga diharapkan jumlah uang
yang beredar akan berkurang
b) Operasi pasar terbuka (open market operation)
yakni dengan jalan membeli dan menjual suratsurat berharga. Dengan menjual surat berharga,
diharapkan uang akan berkurang di masyarakat
c) Kebijakan persediaan kas (cash ratio policy) yakni
dengan menaikan atau menurunkan persentase
persediaan kas dari bank. Dengan menaikan
presentase persediaan kas, jumlah kredit akan
berkurang
2. Kebijakan fiskal
Kebijakan ini berasa dari pemerintah dengan
melakukan perubahan pengeluaran dan
penerimaan pemerintah.
Kebijakan fiskal antara lain :
1) Pengaturan pengeluaran pemerintah
Jika pengeluaran pemerintah melampaui
anggaran yang telah ditetapkan maka akan
menambah jumlah uang yang beredar
2) Peningkatan tarif pajak
Dengan menaikan tarif pajak, jumlah uang
yang beredar akan berkurang
3) Kebijakan lainnya :
1) Peningkatan produksi;
Jika produksi meningkat, jumlah uang yang
beredar juga meningkat maka tidak akan
menimbulkan inflasi; bahkan menunjukan
kajuan peningkatan kemampuan perekonomian
2) Kebijakan upah;
Yakni dengan menekan kenaikan upah.
3) Pengawasan harga
Kecendrungan kenaikan harga oleh pengusaha
dapat diatasi oleh pemerintah dengan
menetapkan harga maksimum
Deflasi
 Jumlah uang yang beredar sedikit, tetapi
jumlah barang dan jasa yang tersedia
melimpah sehingga nilai uang naik secara
tajam
 Terjadi penurunan tingkat invetasi yang
membawa kesulitan bagi perekonomian
 Cara mengatasi adalah melakukan tambahan
pembelanjaan sebesar celah deflasi itu
sendiri, menambahkan pengeluaran
masyarakat (konsumsi dan investasi)
Nama
barang
Harga (rupiah)
2009
Beras
Gula
Telur
6.000
6.500
14.000
2010
7.000
6.700
15.000
Kuantitas (dalam juta kg)
2011
7.500
7.000
15.500
2009
2010
210
90
70
Hitunglah:
1. Indeks Harga Tidak Tertimbang
2. Indeks Harga Tertimbang
a. Indeks Laspeyres
b. Indeks Paasche
c. Indeks Tahun Khas
Untuk No.NIM ganjil tahun 2011 dan No.NIM genap tahun 2010
215
90
75
2011
210
80
80