kelompok_9_-_Power_P..

Download Report

Transcript kelompok_9_-_Power_P..

27 Maret 2013 Kelompok 9: Endang Asriyati Dessy Ariany Riyadi Solih

1

Mobilitas yang tinggi telah menjadi isu permasalahan yang hangat dibicarakan dewasa ini terkait dengan dampak mobilitas kaum urban yang turut melahirkan permasalahan perkotaan baru dalam berbagai aspek kehidupan seperti sosial budaya, ekonomi, kesehatan, serta aspek lainnya (Arum Budiastuti SS MCS, 2012) Mobilitas

pindah melewati batas wilayah Mobilitas bersifat : non permanen (sementara) Migrasi

- Internal permanen (menetap)

 

Migrasi dalam satu negara - Internasional

lintas negara

2

Menurut Lee (1966) dalam Todaro, Keputusan untuk melakukan migrasi dipengaruhi oleh:

Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal

Faktor-faktor yang terdapat di daerah tujuan

Rintangangan-rintangan yang menghambat

Faktor-faktor pribadi

3

HIV

Human Immunodeficiency Virus Human

infeksi yang ditularkan dari seseorang ke orang lain

Immunodeficiency

melemahkan sistem imun ♣HIV : virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh AIDS

Acquired Immuno Deficiency Syndrome Acquired

perilaku spesifik (kontak dengan sumber penyakit)

Immuno

kemampuan untuk melawan penyakit

Deficiency Syndrome

 

lemahnya sistem imun sekelompok tanda dan gejala yang dihasilkan sebagai manifestasi klinis suatu penyakit ♣ AIDS : sekumpulan tanda atau penyakit akibat hilangnya/menurunnya sistem kekebalan tubuh seseorang karena infeksi HIV lanjut. Penderita AIDS mudah terkena penyakit, dan mematikan

4

5

Perilaku

bentuk tingkah laku yang dipengaruhi oleh nilai norma dan jika melanggar maka dikatakan melakukan perilaku menyimpang (William A. Haviland,1985) Menurut WHO (1988), perubahan perilaku dikelompokkan menjadi tiga :

1. Natural change

perubahan perilaku manusia karena kejadian alamiah

2. Planned change

perubahan perilaku karena memang direncanakan sendiri

3. Readiness to Change

kesediaan untuk berubah terhadap hal-hal baru

6

Mobilitas dan migrasi sebenarnya bukanlah faktor resiko untuk tertular HIV, tetapi dapat menciptakan kondisi hingga seseorang menjadi rentan tertular HIV . Mobilitas pekerja berkontribusi terhadap cepatnya penyebaran HIV, karena pekerja menjadi jauh dari keluarga dan komunitasnya (UNAIDS, 2001) Richard S. Howard,2003 Business and Labour Face AIDS Crisis in Indonesia)

fenomena 3M yaitu

Men, Mobility and Money

merupakan faktor kunci yang menyumbangkan epidemi besar di banyak negara. Hal ini disebabkan laki-laki yang mobile seringkali mempunyai waktu dan uang ekstra untuk digunakan membeli seks komersil sebagai hiburan dan menghilangkan stress.

7

Migran sudah terinfeksi HIV di daerah asal, dan membawa virus ke daerah tujuan migrasi Migran terinfeksi HIV di daerah tujuan migrasi

8

Sumber: Chantavanich, Beesey, dan Paul (2000) dalam Graeme Hugo, 2001 9

Prostitusi Migrasi Perilaku Dipengaruhi oleh:

Karakteristik migran

Kondisi tempat tujuan

Keikutsertaan keluarga

Pola hidup sehat di tempat tujuan Berisiko infeksi HIV Penggunaan Narkoba Infeksi HIV

10

11

12

13

Seksual Perilaku Berisiko infeksi HIV Non Seksual Perilaku migran yang berisiko tertular HIV/AIDS:

Seksual : prostitusi, homoseksual, perkosaan

Nonseksual : penggunaan narkoba, kontak fisik yang bisa menyebabkan luka

14

Perilaku seksual : Prostitusi Penularan HIV/AIDS melalui kontak fisik saat berhubungan intim.

Melibatkan PSK dan pelanggan.

Penelitian (Purwaningsih dan Widayatun, Indoneis, 2008). Hugo (Indonesia, 2001) Kehidupan homoseksual dan biseksual Hubungan seks melalui dubur yang berisiko terjadi luka kecil saat penetrasi, termasuk pemakaian alat bantu seks Purwaningsih dan Widayatun, (2008); Hugo (Indonesia, 2001), McCoy (USA, 1999)

15

Perilaku non seksual : Penggunaan narkoba Infeksi HIV menggunakan jarum suntik tidak steril.

Pecandu narkoba yang sedang ketagihan, mereka tidak berfikir lagi apakah jarum suntik yang digunakan steril atau tidak.

Penelitian yang mendukung ini adalah penelitian Hugo (Indonesia, 2001), MCCoy (USA, 1999) Purwaningsih dan Widayatun (Indonesia, 2008)

16

Migrasi penduduk dan HIV/AIDS : Penularan pada migran:

Membawa virus dari daerah asal.

Terinfeksi HIV didaerah tujuan.

(IOM, 2006) Migrasi jangka pendek , seperti turis , pelaut , sopir, dll

perilaku berisiko HIV

migran sikuler seperti pelaut, buruh pelabuhan, sopir truk dan pekerja angkutan umum lainnya khususnya laki-laki merupakan kelompok yang paling banyak menyatakan pernah berhubungan seks dengan PSK (Hugo, 2001)

HIV/AIDS terpusat pada daerah tempat transit atau Goldenberg (Amerika Tengah dan Mexico, 2011) “mobility hot spot”.

Perilaku seksual

keeper

di Bali: sexual networking

(penduduk lokal + turis asing). (Purwaningsih dan Widayatun , 2008)

17 17

1. Penderita HIV/AIDS di Indonesia cenderung meningkat. Tahun 2012 sebanyak 21.511 kasus HIV dan 5.686 AIDS. Jumlah Kumulatif 1987-2012 sebanyak 98.390 kasus HIV dan 45.499 kausus AIDS (8.235 diantaranya mati).

2. Mobilitas penduduk bisa mempengaruhi penularan HIV, baik membawa virus dari daerah asal, maupun tertular di daerah tujuan.

3. Mobilitas penduduk tidak selalu berhubungan dengan naiknya tingkat infeksi HIV. Hal ini dipengaruhi oleh perilaku migran itu sendiri.

4. Perilaku berisiko tertular HIV/AIDS di kalangan migran tergantung pada: Karakteristik budaya dari kelompok pendatang ; keadaan di tempat tujuan; jenis mobilitas; kondisi tempat kerja; kesertaan keluarga dalam mobilitas; kebiasaan hidup sehat di tempat tujuan.

5. Kelompok migran yang berisiko tinggi terkena virus HIV adalah: pengguna narkoba, kaum homoseksual, PSK, pelaut, pekerja pelabuhan, pekerja angkutan.

18