minggu13 analisis resiko2

Download Report

Transcript minggu13 analisis resiko2

LINGKUNGAN FISIK DAN
ANALISIS RESIKO
OVERVIEW
LINGKUNGAN
FISIK
Definisi
Faktor yang
mempengaruhi
lingkungan
fisik
ANALISIS
RESIKO
Hazard /
Bahaya
Pengertian
Risiko
Manajemen
Risiko
Identifikasi
Risiko
Analisis Risiko
LINGKUNGAN FISIK
DEFINISI
Pada dasarnya, manusia memiliki keterbatasan pada
kemampuan dirinya. Keterbatasan itu yang membuat manusia
bergantung pada faktor-faktor lain di luar batas kontrolnya dalam
bekerja. Padahal keterbatasan manusia itulah yang sering menjadi
faktor penentu terjadinya musibah pada sistem kerja seperti
kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran lingkungan dan
timbulnya penyakit akibat kerja
Lingkungan kerja adalah salah satu faktor yang
mempengaruhi hasil kerja manusia. Lingkungan kerja yang tidak
baik akan menimbulkan gangguan terhadap suasana kerja dan
bahkan berpengaruh terhadap kesehatan dan keselamatan kerja.
Pemahaman yang baik dalam lingkungan kerja yang optimal
diharapkan akan meningkatkan kenyamanan dan meminimalisir
gangguan yang dapat diterima seorang pekerja dalam
pekerjaannya
Beberapa hal yang mempengaruhi
Lingkungan Kerja Fisik adalah :
Temperatur
Sirkulasi
Udara
Gravitasi
Ketinggian
Kelembaban
Faktor
Pengaruh
Lingkungan
Warna
Cahaya
Kebisingan
Getaran
TEMPERATUR
Menurut studi yang dilakukan, untuk berbagai
tingkat temperatur akan memberikan pengaruh
yang berbeda-beda, yaitu sebagai berikut
(Sutalaksana, 1979):
• 49 derajat celcius temperatur dapat ditahan sekitar 1 jam,
tetapi jauh diatas kemampuan fisik dan mental.
• 30 derajat celcius aktivitas mental dan daya tangkap mulai
menurun dan cenderung untuk membuat kesalahan dalam
pekerjaan dan timbul kelelahan fisik.
• 24 derajat celcius kondisi kerja optimum.
• 10 derajat celcius kelakuan fisik yang ekstrim mulai
muncul.
TEMPERATUR
Dari suatu penyelidikan pula dapat diperoleh
bahwa produktivitas kerja manusia akan
mencapai tingkat yang paling tinggi pada suhu 24
sampai 27 derajat celcius (Sutalaksana, 1979)
Cara-cara untuk mengendalikan suhu badan agar tetap konstan :
1.
2.
3.
Pengendalian suplai darah kepada dan dari kulit. Jika kulit
kedinginan, darah akan membawa panas dari dalam badan (suhu
inti) kekulit, sedangkan darah yang dingin dari kulit akan menarik
diri kebagian dalam badan. Disamping itu, kulit akan
menyempitkan pori-pori hingga penurunan suhu akan terhambat.
Mengendalikan suhu dengan jalan berkeringat. Jika kulit
kepanasan, darah dari badan bagian dalam akan makin banyak
mengalir kebagian kulit, dan keringat akan mengalir keluar melalui
kulit.
Meningkatkan produksi panas. Dengan menggerakkan otot
(menggigil atau olah raga) proses metabolisme akan menjadi lebih
giat sehingga panas akan lebih banyak dihasilkan. Sebaliknya,
apabila produksi panas hendak diturunkan, maka badan harus
didinginkan agar proses katabolisme otot dan organ-organ lain
menjadi lebih besa
SIRKULASI UDARA
Dalam industri besar seperti di pabrik-pabrik, udara yang kita
hirup akan terkontaminasi dengan debu atau kontaminan-kontaminan
lain. Kontaminan tersebut diakibatkan proses produksi dan panas.
Sepertidalam tempat-tempat solder dan pengelasan pada industri
elektronik, tempat-tempat pengerjaan kayu atau penggergajian, tempat
dimana bahan beracun dikerjakan dan lain sebagainya.
Karena itu dalam bekerja diperlukan sirkulasi udara yang baik
untuk suatu kontaminan sampai batas yang tidak membahayakan bagi
keselamatan dan kesehatan kerja. Sirkulasi udara dapat direkayasa
dengan menggunakan sistem pengeluaran udara (exhaust system) dan
pemasukan udara (supply system) dengan menggunakan fan
KELEMBABAN
Kelembaban adalah ukuran banyaknya kadar air
yang terkandung dalam udara. Kelembaban biasanya
dinyatakan dengan persentase (%). Keseimbangan
tersebut akan memenuhi rumus :
KELEMBABAN
Jadi dapat disimpulkan bahwa “Semakin
tinggi dan lembap lingkungan kerja, maka akan
semakin banyak juga oksigen yang diperlukan
untuk metabolisme dan akan semakin cepat juga
peredaran darah dalam tubuh kita, sehingga
denyut jantung akan semakin cepat. Ini berakibat
pengurangan energi yang sangat besar pada
tubuh manusia sehingga pekerja akan cepat
lelah”
CAHAYA
Pencahayaan sangat mempengaruhi kemampuan
manusia untuk melihat objek sangat jelas, cepat, tanpa
menimbulkan kesalahan. Pencahayaan yang suram,
mengakibatkan mata pekerja cepat lelah karena mata
berusaha untuk melihat, dimana lelahnya mata
mengakibatkan kelelahan mental, lebih jauh lagi keadaan
tersebut bisa menimbulkan rusaknya mata, karena bisa
menyilaukan. Kemampuan mata untuk dapat melihat
objek sangat jelas ditentukan oleh: ukuran objek, derajat
kontras diantara objek dan sekelilingnya, luminansi, dan
lamanya melihat.
CAHAYA
CIE (Commission
International de
l’Eclairage) dan IES
(Illuminating
Engineers Society)
telah menerbitkan
tingkat pencahayaan
yang
direkomendasikan
untuk berbagai
pekerjaan.
GETARAN
Getaran adalah gerakan
yang teratur dari benda atau
media dengan arah bolakbalik dari kedudukan
keseimbangan. Getaran
terjadi saat mesin atau alat
dijalankan dengan motor,
sehingga pengaruhnya
bersifat mekanis. Alat untuk
mengukur getaran dinamakan
vibrasi meter
Gangguan yang
disebabkan getaran mekanis :
• Mempengaruhi
konsentrasi bekerja
• Mempercepat datangnya
kelelahan
• Dapat menimbulkan
beberapa penyakit
( gangguan mata, saraf
peredaran, dan lain-lain )
KEBISINGAN
Kebisingan adalah bunyi yang tidak
dikehendaki yang dihasilkan oleh suatu objek
(dari luar maupun dari dalam sistem kerja). Ada
tiga aspek yang menentukan kualitas suatu bunyi
yang bisa menentukan tingkat gangguan
terhadap manusia :
• Lama bunyi
• Intensitas bunyi
•Frekuensi bunyi
Contoh ukuran Kebisingan
Menulikan
Desibel
Batas dengantertinggi
120
Halilintar
110
Meriam
100
Mesin uap
90
Perusahaan sangat gaduh
80
Peluit polisi
70
Kantor gaduh
60
Radio
50
Rumah gaduh
40
Kantor umumnya
30
Rumah tenang
20
Percakapan
10
Suara daun-daun
0
Batas dengar terendah
Sangat hiruk
Kuat
Sedang
Tenang
Sangat tenang
KETINGGIAN
Bekerja dalam ketinggian memiliki beberapa
efek yang dapat mempengaruhi kinerja dari
operator, yaitu :
Efek dalam
transfer
Efek Bernafas
Oksigen
Efek
Kardiovaskular
Efek dalam
proses Blood
Oxygenation
Efek Psikologi
Efek Supply
Oksigen ke Otot
GRAVITASI
Dimanapun tempat kita berada selama masih berada di Bumi
pasti memiliki efek dari gravitasi, dimana gaya gravitasi merupakan
gaya menuju pusat Bumi. Dan Bagaimana jika kita bekerja di
suatu tempat yang tidak ada efek gravitasi?
Berikut merupakan efek tidak adanya gravitasi yang
berpengaruh dalam tubuh manusia :
• Penurunan kemampuan motorik
• Lebih lambat dalam melakukan pekerjaan dibandingkan di
Bumi
Namun, biasanya, setlah beberapa saat mereka dalam
keadaan non gravitasi, kesulitan-kesulitan tersebut akan
berkurang.
ANALISIS
RESIKO
Bahaya (Hazard)
Adalah sumber potensi kerusakan atau situasi yang
berpotensi untuk menimbulkan kerugian. Sesuatu disebut
sumber bahaya jika memiliki risiko menimbulkan hasil
yang negatif. (Cross, 1998)
Potensi dari rangkaian sebuah kejadian untuk
muncul dan menimbulkan kerusakan atau kerugian. Jika
salah satu bagian dari rantai kejadian hilang, maka suatu
kejadian tidak akan terjadi. Bahaya terdapat dimanamana baik di tempat kerja atau di lingkungan, namun
bahaya hanya akan menimbulkan efek jika terjadi sebuah
kontak atau eksposur. (Tranter 1999)
Dalam terminology Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3),
bahaya diklasifikasikan menjadi 2, yaitu :
1.
Bahaya Keselamatan Kerja (Safety Hazard)
Hal tersbut dapat menyebabkan luka (injury), kematian,
kerusakan property perusahaan yang bersifat akut.
Sedangkan Jenis bahaya keselamatan :
a. Bahaya mekanik
: disebablkan oleh mesin atau alat kerja
mekanik (tersayat, terjatuh, tertindih dan
terpeleset)
b. Bahaya elektrik
: disebabkan peralatan yang mangandung
arus listrik
c. Bahaya kebakaran : disebabkan oleh substansi kimia yang
bersifat flammable (mudah terbakar)
d. Bahaya peledakan : disebabkan oleh susbtansi kimia (explosive)
2. Bahaya Kesehatan Kerja (Health Hazard)
Merupakan gangguan kesehatan (penyakit) dan biasanya
bersifat kronis. Jenis bahaya kesehatan :
a. Bahaya fisik
: kebisingan, getaran, radiasi ion dan nonpengionm suhu ekstrim dan
pencahayaan
b. Bahaya kimia
: material/bahan yang bersifat antiseptik,
aerosol, insektisida, dust, mist, fumes,
gas, vapor
c. Bahaya Ergonomi
: repetitive movement, static posture, manual
handling dan postur janggal.
d. Bahaya Biologi
: makhluk hidup di lingkungan kerja
(bakteri,virus, protozoa dan fungi/jamur
yang bersifat patogen)
e. Bahaya psikologi
: beban kerja terlalu berat, hubungan dan
kondisi kerja yang tidak nyaman
Risiko
Berikut merupakan beberapa Definisi Resiko dari beberapa
sumber :
• Meurut IEC/TC56 (AS/NZS 3931), Analisis Risiko adalah
Sistem teknologi, mengartikan risiko sebagai “kombinasi
dari frekuensi, atau probabilitas munculnya, dan
konsekuensi dari suatu kejadian berbahaya yang spesifik”
(Cross, 1998)
• Menurut
AS/NZS 4360:2004 risiko adalah peluang
munculnya suatu kejadian yang dapat menimbulkan efek
terhadap suatu objek
• Formula umum untuk perhitungan nilai risiko menurut
AS/NZS 4360:2004
“Risk = Consequence X Likelihood”
Likelihood
Consequence
: kemungkinan munculnya
sebuah peristiwa
: dampak ditimbulkan oleh
peristiwa tersebut.
Risiko dibagi menjadi 5 macam (menurut Risk
Assesment and Management Handbook: For
Enviromental, health, and safety profesional) :
1. Risiko Keselamatan (Safety Risk)
Ciri-ciri resiko ini yaitu low probability, high-level
exposure, high-consequence accident, bersifat akut,
menimbulkan efek secara langsung.
2. Risiko Kesehatan (Health Risk)
Ciri-ciri risiko ini yaitu high probability, low level
exposure, low-consequence, long-latency, delayed
effect tidak langsung terlihat dan bersifat kronik.
3. Risiko Lingkungan dan Ekologi (Enviromental Ecological
Risk)
Ciri-ciri resiko ini yaitu melibatkan interaksi yang beragam
antara populasi dan komunitas, ekosistem pada tingkat
mikro maupun makro, ada ketidakpastian yang tinggi antara
sebab dan akibat, risiko ini fokus pada habitatdan dampak
ekosistem yang mungkin bisa bermanisfestasi jauh dari
sumber risiko.
4. Risiko Kesejahteraan Masyarakat (Public Welfare/ Goodwill
Risk)
Ciri-ciri risiko ini persepsi kelompok atau umum tentang
performance sebuah organisasi/produk, nilai property,
estetika, dan penggunaan sumber daya terbatas.
5. Risiko Keuangan (Financial Risk)
Ciri-ciri nya yaitu risiko panjang dan jangka pendek
dari kerugian property, perhitungan asuransi,
pengembalian investasi, kemudahan pengoperasian
dan aspek finansial. Risiko ini menjadi pertimbangan
utama bagi stakeholder berkaitan dengan finansial
dan mengacu pada tingkat efektivitas dan efisiensi.
Manajemen Risiko
Manajemen risiko sebagai proses menghilangkan/meminimalkan
efek merugikan terhadap risiko yang dimiliki olehsebuah sistem kerja.
(Djunaedi,2005)
Beberapa keuntungan yang diperoleh perusahan jika menerapkan
manajemen risiko (menurut AS/NZS 4360:2004) :
1. Fewer Surprise (Pengendalian kejadian tidak diinginkan)
identifikasi dan usaha untuk menurunkan probabilitas dan mengurangi
efek buruk.
2. Exploitation of opportunity
Sikap pencarian kemungkinan akan meningkat jika sesorang memiliki
kepercayaan diri akan pengetahuan tentang risiko dan dapat
mengendalikannya.
3. Improved planning, performance,and efffectiveness
Akses terhadap informasi strategis tentang organisasi, proses serta
lingkungan membuka kesempatan untuk muncul ide baru dan
perencanaan yang lebih efektif.
4. Economy and efficiency
Efisisensi akan tercapai dengan lebih fokus pada sumber
daya, perlindungan aset dan menghindari biaya kesalahan.
5. Improved Stakeholder Relationship
Mendorong
komunikasi
antara
organisasi
dengan
stakeholder mengenai alasan pengambilan suatu keputusan.
6. Improved Information for decision making
Menyediakan informasi dan analisis akurat sebagai
penunjang pengambilan keputusan dalam hal investasi dan
merger.
7. Enhanced reputation
Investor, pemberi dana, suppliers dan pelanggan akan lebih
tertarik pada perusahaan yang telah dikenal melakukan
manajemen resiko dengan baik.
8. Director protection
Pekerja akan lebih hati-hati dan waspada terhadap
risiko.
9. Accountability, assurance, and governance
Keuntungan dan kelangsungan akan
diperoleh
dengan
melaksanakan
dan
mendokumentasikan
pendekatan
yang
dilaksanakan perusahaan.
10. Personal wellbeing
Manajemen risiko terhadap risiko pribadi secara
umum akan meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan pribadi
Komponen utama dalam manajemen risiko yang
dikeluarkan AS/NZS 4360:2004, antara lain :
• Komunikasi dan Konsultasi
• Penetapan Tujuan
• Identifikasi Risiko
• Analisis Risiko
• Evaluasi Risiko
• Pengendalian Risiko
• Monitor dan Review
Gambaran Proses Managemen Risiko
AS/NZS 4360:2004
Identifikasi Risiko
Tujuan identifikasi risiko untuk mengembangkan
daftar komprehensif sumber risiko dan kejadian yang
mengikutinya yang dapat menghambat pencapaian
tujuan.
Dalam proses identifikasi risiko terdapat beberapa
hal terkait dengan risiko, yaitu : sumber risiko, insiden,
konsekuensi, penyebab kejadian, pengendalian, waktu
dan tempat. (HB 436:2004)
Sumber infromasi yang dapat digunakan sebagai
dasar identifikasi risiko, yaitu : pengalaman, saran para
ahli, wawancara, diskusi, laporan klaim asuransi, suvei,
kuisioner, checklist, dan incient database. (HB 436:2004)
Beberapa metode yang dapat digunakan dalam mengidentifikasi
potensi bahaya dalam kegiatan industri (Kolluru,1996), antara
lain :
• What if/check list
Setiap proses dipelajari melalui pendekatan brainstorming
untuk memformulasikan setiap pertanyaan meliputi kejadian
yang akan menimbulkan konsekuensi yang tidak diinginkan.
• HAZOPS (Hazard and Operability Study)
Mengidentifikasi permasalahan dari operasional proses yang
dapat mempengaruhi efisiensi produksi dan keselamatan
dengan mempelajari setiap tahapan proses untuk
mengidentifikasi semua penyimpangan dari kondisi operasi
yang normal, dan menentukan perbaikan penyimpangan yang
ada.
• FMEA (Failure Mode and Effect Analysis)
Identifikasi risiko dengan menganalisisi berbagai pertimbangan
kesalahan dari peralatan yang digunakan dan mengevaluasi
dampak dari kesalahan tersebut.
• FTA (Fault Tree Analysis)
Suatu teknik yang digunakan untuk memprediksi setelah
terjadinya kecelakaan.
• ETA (Event Tree Analysis)
Metode yang menunjukkan dampak yang mungkin terjadi
diawali dengan mengidentifikasi pemicu kejadian dan proses
tiap tahapan yang menimbulkan kecelakaan.
• JHA (Job Hazard Analysis)
tahapan pekerjaan sebagai cara mengidentifikasi bahaya
sebelum suatu kejadian muncul.
Beberepa prioritas pekerjaan yang perlu dilakukan
JHA, antara lain:
1. Pekerjaan dengan tingkat kecelakaan/sakit
yang tinggi
2. Pekerjaan yang berpotensi menyebabkan
luka, cacat/sakit
3. Pekerjaan yang bila terjadi sedikit kesalahan
dapat memicu kecelakaan parah/luka
4. Pekerjaan baru atau mengalami perubahan
dalam proses dan prosedur
5. Pekerjaan cukup kompleks untuk ditulis
instruksi pelaksanaanya.
Analisis Risiko
Adalah sistematika penggunaan dari informasi yang
tersedia
untuk
mengidentifikasi
hazard
dan
untuk
memperkirakan suatu risiko terhadap individu, populasi,
banguna atau lingkungan (Kolluru, 1996)
Dalam analisis terdapat data pendukung yang digunakan
sebagai pertimbangan pengambilan keputusan tentang cara
pengendalian yang paling tepat (cost-effective). (AS/NZS
4360:2004)
Urutan kompleksitas serta besarnya biaya analisis, AL :
kualitatif, semi-kuantitatif dan kuantitatif. Analisis kuantitatif
untuk memberikan gambaran umum tentang level risiko.
Setelah itu dapat dilakukan analisis semi-kuantitatif ataupun
kuantitatif untuk lebih merinci risiko yang ada.(AS/NZS
4360:2004)
Tipe-tipe Analisis Risiko
Analisis Kualitatif
1.
Menggunakan bentuk kata/skala deskriptif untuk
menjelaskan besar potensi risiko. Dimana hasilnya
dapat dikategorikan dalam risiko rendah, sedang, dan
tinggi, dan digunakan untuk kegiatan screening awal
pada risiko yang membutuhkan analisis lebih rinci dan
mendalam.
Analisis ini digunakan saat :
•
Penilaian kuantitatif tidak diperlukan
•
Pelaksanaan screening awal sebagai dasar melaksanakan
analisis yang lebih kecil
•
Level risiko tidak terdapat batasan waktu dan data numerical
•
Tidak terdapat data numerical/ data tidak mencukupi.
2. Analisis Semi-kuantitatif
• Metode yang mengkombinasikan angka yang bersifat
subyektif pada kecenderungan dan dampak dengan rumus
(formula) matematika.
• Berguna untuk mengidentifikasi dan memberikan peringkat
dari suatu kejadian yang berpotensi menimbulkan
kensekuensi yang parah seperti kerusakan peralatan,
gangguan bisnis, cidera manusia dan lain-lain
(Kollluru,1996)
• Diperlukan kehati-hatian dalam analisis semi-kuantitatif
karena nilai yang dibuat tentu mencerminkan kondisi
objektif.
Ketetapan
perhitungan
tergantung
dari
pengetahuan para ahli dari berbagai disiplin ilmu terhadap
proses terjadinya sebuah risiko. (AS/NZS 4360:2004)
3. Analisis Kuantitatif
• Analisis kuantitatif menggunakan nilai numerik untuk
nilai konsekuensi dan likelihood dengan menggunakan
data dari berbagai sumber.
• Konsekuensi dihitung menggunakan metode modeling
hasil
hasil
dari
kejadian/kumpulan
kejadian/memperkirakan
kemungkinan
dari
studi
eksperimen/ data sekunder/ data terdahulu. Konsekuensi
digambarkan dalam lingkup keuangan, teknikal atau efek
pada manusia. (AS/NZS 4360:2004).
CONTROLLING RISK
Setelah bahaya telah dinilai dari segi risikonya,
maka bahaya dan risiko tersebut harus dikendalikan. Dan
untuk mengendalikan risiko tersebut merupakan tanggung
jawab perusahaan dan pekerjanganya agar risiko tersebut
dapat diminimalisir atau dengan kata lain metode atau
pekerjaan yang berisiko tersebut dapat dioperasikan
dalam tingkat mana.
Hierarki Pengendalian
Pengendalian adalah proses, peraturan, alat,
pelaksanaan
atau
tindakan
yang
berfungsi
meminimalisasi efek negatif atau meningkatkan peluang
positif. (AS/NZS 4360:2000)
Hierarki pengendalian merupakan daftar pilihan
pengendalian yang telah diurutkan sesuai dengan
mekanisme pengurangan paparan, dengan urutan sbb
(Tranter, 1999) :
1.
Eliminasi
Eliminasi merupakan langkah awal dan solusi terbaik
dalam mengendalikan paparan, namun juga langkah
yang paling sulit untuk dilaksanakan.
Kecil kemungkinan sebuah perusahaan mengeliminiasi
substansi/ proses tanpa mengganggu kelangsungan
produksi secara keseluruhan.
Contohnya penghilangan timbal secara perlahan pada
produksi bahan bakar.
2. Substitusi
Jika suatu sumber bahaya tidak dapat
dihilangkan secara keseluruhan maka akan
membutuhkan banyak trial-and error.
contoh : penggunaan minyak daripada merkuri
dalam barometer, penyapuan dengan sistem
basah pada debu timbal dibandingkan dengan
penyapuan kering.
3. Pengendalian Engineering
Memiliki kemampuan untuk merubah jalur
transmisi bahaya atau mengisolasi pekerjaan dari
bahaya.
Sedangkan dalam Pengendalian Engineering,
terdapat tiga macam alternative antara lain :
• Isolasi
Menghalangi pergerakan bahaya dengan memberikan
pembatas atau pemisah terhadap bahaya maupun
pekerja
• Guarding
Mengurangi jarak atau kesempatan kontak antara sumber
bahaya dengan pekerja.
• Ventilasi
Cara ini paling efektif untuk mengurangi kontaminasi
udara, berfungsi untuk kenyamanan, kestabilan suhu dan
mengontrol kontaminan.
4. Pengendalian Administratif
Pengendalian ini salah satu pilihan terakhir
karena
mengandalkan
sikap
dan
kesadaran
pekerja. Baik untuk jenis risiko rendah,
sedangkan
tipe risiko yang signifikan harus disertai
dengan
pengawasan dan peringatan.
Untuk situasi lingkungan kerja dengan tingkat paparan
rendah/jarang, maka beberapa pengendalian yang
berfokus terhadap pekerja lebih tepat diberikan, Antara
Lain :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Rotasi dan penempatan kerja untuk mengurangi tingkat
paparan yang diterima pekerja dengan membagi waktu kerja
dengan pekerja lain.
Pendidikan dan pelatihan sebagai pendukung pekerja
dalam melakukan pekerjaan secara aman. Dengan
pengetahuan dan pengertian terhadap bahaya pekerjaan,
maka akan membantu pekerja untuk mengambil keputusan.
Penataan dan kebersihan mengurangi debu dan
kontaminan lain yang bisa menjadi jalur pemajan.
Perawatan secara berkala terhadap peralatan penting
untuk
meminimalkan
penuruna
performance
dan
memperbaiki kerusakan lebih dini.
Jadwal kerja, menggunakan prinsip waktu kerja, pekerjaan
dengan risiko tinggi dapat dilakukan saat jumlah pekerja
yang terpapar paling sedikit
Monitoring dan surveilan kesehatan untuk menilai risiko
dan memonitor efektivitas pengendalian yang sudah
dijalankan.
5. PPE (Personal Protective Equipment)
Cara terakhir yang dipilih dalam menghadapi
bahaya. Umumnya menggunakan alat seperti
respirator, sarung tangan dan overall dan apron,
boots, kacamata, helm, alat pelindung pendengaran
(earplug, earmuff), dll.
Assigning Residual Risk
Once control measures have been
selected and implemented, a check is done to
ensure that the control measures have
reduced the risk. This is done by reassessing
the hazard using the risk matrix with
consideration given to all the control measures
that have been put in place. This risk
assessment rating is called the residual risk
rating: the risk rating that is acceptable after
all control measures have been implemented.
The original risk assessment for a fork lift
allocated a risk priority rating of E (ie severe
consequences and likely to occur based on the use
of the fork lift, the amount of people in the area of the
fork lift use, the design and set-up of the area in
which the fork lift is used and experience of people
operating fork lift). This risk rating should be reduced
after the control measures are enacted because:
• alternative lifting practices have been implemented in
high traffic areas (subs)
• the fork lift area has been isolation (isolation)
• safe operational procedures are developed and staff
have been trained (adm)
• high visibility clothing is worn.(ppe)
When the risk matrix is now used to determine the
risk it allows for the allocation of a residual risk rating at
M. While the consequences of an accident are still
deemed to be ‘severe’ the likelihood is rated now rated at
‘unlikely’.
Fork lift hazard
Likelihood
Almost certain
Consequences
Severe
Major
Medium
Minor
Negligible
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
E
H
H
M
M
H
H
M
M
L
H
M
M
L
L
M
M
L
L
T
M
L
L
T
T
(A)
Likely
(B)
Possible
(C)
Unlikely
(D)
Rare
(E)
Hazard identification and the risk
assessment register
Once the control measures have been initiated
and the risk associated with the hazard has been
reduced, the date is recorded on the register.
Following is a sample of a Hazard identification
and risk assessment register to show:
• the recording of a potential hazard (use of a fork lift at
an event)
• the risk assessment for this activity . E, M
• the control measures identified to reduce the risk of
the hazard occurring
• the residual risk after the control measures have
been put in place
You will note that while the risk can not be eliminated, the introduction of
control measures to reduce the risk has reduced the severity and
likelihood of the fork lift causing injury at the event.
STUDY CASE
Pak Ergo dalam pekerjaannya mengangkut
sampah memiliki beberapa bahaya dengan
tingkat keseringan dan konsekuensi yang
berbeda-beda. Diantaranya adalah Lubang yang
ada dijalan, dalam 30 hari kerja saja, Pak ergo
tersandung dan jatuh di lubang itu sebanyak 3
kali. Bahaya yang kedua adalah bahaya dari
berat sampah yang dia bawa, dengan beban 11
kg perhari dapat menimbulkan bahaya MSD yang
cukup menyakitkan. Bahaya yang ketiga adalah
Toxic atau racun yang dibebkan oleh sampah
yang dia bawa. Walaupun beliau tidak pernah
keracunan, tp bahaya toxic dari sampah tetap
ada.
Dan bahaya terakhir adalah awkward posture atau postur
yang tidak sesuai, hampir setiap hari Pak ergo mengeluh
pegal-pegal dan LBP setelah melakukan pekerjaannya.
Selesaikan masalah tersebut dengan Assigning Residual
Risk dan Hazard identification and the risk assessment
register!
Penyelesaian
Hazard 1 : Jalan berlubang
Likelihood = dalam sebulan, atau 30 hari kerja Pak
Ergo jatuh sebanyak 3 kali. Maka dikategorikan dalam
kategori Rare
Concequence = Konsekuensi jika pak ergo jatuh
maka sampah yang diangkut akan berjatuhan dan
mengakibatkan luka fisik, bisa dikategorikan medium.
Dilihat dalam tabel
Likelihood
Almost certain
Consequences
Severe
Major
Medium
Minor
Negligible
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
E
H
H
M
M
H
H
M
M
L
H
M
M
L
L
M
M
L
L
T
M
L
L
T
T
(A)
Likely
(B)
Possible
(C)
Unlikely
(D)
Rare
(E)
Maka, nilai dalam kategori L
Penyelesaian
Hazard 2 : Berat beban
Likelihood = Pak ergo mengeluhkan pegal pegal
hampir setiap hari. Maka dikategorikan dalam kategori
Almost certain.
Concequence = Konsekuensi jika pak ergo
membawa beban berat yang berkepanjangan maka dapat
menimbulkan MSD atau bahkan kelainan otot, maka bisa
dikategorikan medium.
Dilihat dalam tabel
Likelihood
Almost certain
Consequences
Severe
Major
Medium
Minor
Negligible
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
E
H
H
M
M
H
H
M
M
L
H
M
M
L
L
M
M
L
L
T
M
L
L
T
T
(A)
Likely
(B)
Possible
(C)
Unlikely
(D)
Rare
(E)
Maka, nilai dalam kategori H
Penyelesaian
Hazard 3 : Toxic
Likelihood = Selama ini pak ergo belum pernah
mengalami keracunan. Maka dikategorikan dalam
kategori Rare
Concequence = Konsekuensi jika pak ergo
keracunan sangatlah fatal, maka bisa dikategorikan
severe.
Dilihat dalam tabel
Likelihood
Almost certain
Consequences
Severe
Major
Medium
Minor
Negligible
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
E
H
H
M
M
H
H
M
M
L
H
M
M
L
L
M
M
L
L
T
M
L
L
T
T
(A)
Likely
(B)
Possible
(C)
Unlikely
(D)
Rare
(E)
Maka, nilai dalam kategori M
Penyelesaian
Hazard 4 : Postur Salah
Likelihood = Pak ergo mengeluhkan pegal pegal
pada bagian punggung hampir setiap hari. Maka
dikategorikan dalam kategori Almost certain.
Concequence = Konsekuensi jika pak ergo
melakukan pekerjaannya dengan postur yang salah dapat
menimbulkan LBP atau bahkan kelainan otot, maka bisa
dikategorikan medium.
Dilihat dalam tabel
Likelihood
Almost certain
Consequences
Severe
Major
Medium
Minor
Negligible
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
E
H
H
M
M
H
H
M
M
L
H
M
M
L
L
M
M
L
L
T
M
L
L
T
T
(A)
Likely
(B)
Possible
(C)
Unlikely
(D)
Rare
(E)
Maka, nilai dalam kategori H
Dari penilaian dengan tabel diatas,
yang memiliki resiko tinggi atau
kategiri H adalah bahaya Berat beban
dan Postur Tubuh yang salah, maka
kedua hazard tersebut, kita identifikasi
dalam tabel berikut :
Berat Beban
Date Hazard
Description of
hazard and
location
Membawa
beban yang
berat saat
bekerja
memungut
sampah
Risk
Control measures
Combin Eliminate, substitute,
isolate,
ed
rating of Engineer.
severity
and
likelihoo
d
• Eliminate =
Pelarangan membuang
H
sampah sembarangan.
• Substitute = Dengan
mengganti gerobak
sampah dengan mobil
sampah.
• Engineering controls =
Dengan menambal
lubang, perancangan
roda dengan peer.
Responsibilit Date Date
y
to be rectifi
Person
rectifi ed
responsible ed
for carrying
out the
control
measure
Manajer
Operasi
Universitas
RR
Residual
risk –
lowest
level of
risk
possible
T
Postur Salah
Date Hazard
Description of
hazard and
location
Menarik
gerobak
sampah
dengan postur
yang tidak
sesuai
Risk
Combin
ed
rating of
severity
and
likelihoo
d
H
Control measures
Responsibilit Date Date
y
Eliminate, substitute,
to be rectifi
isolate,
Person
rectifi ed
responsible ed
Engineer.
for carrying
out the
control
measure
•Substitute = mengganti Manajer
gerobak dengan
Operasi
Universitas
gerobak yang sesuai
dengan postur tubuh
pak ergo
• Engineering controls =
Dengan menambahkan
alat bantu ergonomi dan
merancang ulang
gerobak.
• PPE= Penggunaan
peralatan seperi sarung
tangan, sepatu boots,
dll.
RR
Residual
risk –
lowest
level of
risk
possible
T