Transcript Bersih-kah Perbankan Syariah
Bersihkan Perbankan Syariah?
Oleh Muhammad Arifin Bin Badri
Konsekwensi Akad
Memindahkan kepemilikan Tidak Memindahkan
Sebagian Hukum Akad Investasi
• Investor adalah owner.
• Investor menanggung resiko usaha.
• Kerugian usaha senantiasa terbuka.
• Investasi bergantung erat pada tingkat kejujuran dan amanah masing-masing pihak yang terkait.
4/4 م لا ) : الله همحر يعفاشلا لاق ِحي ِحَّصلا ِك ل ِم لا ي ِف ِنا َم َّضلاِب ُةَّلُغْلا َكَلْمُت اَمَّنِإ ( Imam Syafii berkata : “Sesungguhnya
keuntungan
suatu harta hanya dapat dimiliki seseorang bila ia siap bertanggung jawab atas kerugian yang terjadi, sebagai
konsekwensi dari kepemilikannya yang sah terhadap harta tersebut
. (Al Umm 4/4)
ةمادق نبا لاق لمعلاو لمعلاب قحتسي لماعلاو طرشلاب طرشلاب ل هلامب هتصح قحتسي ردقتت لاملا امنإو بر لقيو نإ رث كي : Ibnu Qudamah berkata: “Sesungguhnya
mendapatkan pemodal
bagian dari
berhak
keuntungan,
karena ia sebagai pemilik
, bukan karena adanya persyaratan. Sedangkan pelaku usaha, ia berhak mendapatkan bagian darinya karena adanya persyaratan.” (Al Mughni 5/142)
Kendala Utama
UU No: 21 Thn 2008 Tentang Perbankan Syari’ah Larangan Bagi Bank Syariah dan UUS Pasal 24 (1) Bank Umum Syariah dilarang: a. melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan Prinsip Syariah; b. melakukan kegiatan
jual beli saham secara langsung di pasar modal
; c.
melakukan
penyertaan modal
, kecuali sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1) huruf b dan huruf c;
Pasal 20
(1) Selain melakukan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1), Bank Umum Syariah dapat pula: a. melakukan kegiatan valuta asing berdasarkan Prinsip Syariah; b. melakukan kegiatan penyertaan modal pada Bank Umum Syariah atau lembaga keuangan yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah; c.
melakukan kegiatan
penyertaan modal sementara
untuk mengatasi akibat kegagalan Pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah,
syarat harus penyertaannya; menarik dengan kembali
Pengakuan Pemilik Salah Satu Bank Islam & Bukti Nyata.
Shaleh Kamil pendiri Al Baraka Banking Group mengisahkan: “Pada awal kami mendirikan bank islam, kami
memiliki devisi pembelian, pemasaran dan gudang.
Namun hal itu kini tidak dimiliki oleh perbankan islam yang ada. Perbankan Islam saat ini
hanya memiliki dewan syariah .
Walau demikian perhatian dewan syariah yang ada
hanya fokus pada mekanisme perbankan semata
.” (Harian as shabiba-oman, hal: 3, edisi 26 januari 2012).
• •
1) Akad Murabahah
DSN pada fatwanya no: 04/DSN-MUI/IV/2000 menyatakan: “Bank
membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang
yang telah disepakati kualifikasinya.” Pada ketentuan selanjutnya dinyatakan: “Bank
membeli barang
yang diperlukan nasabah
atas nama bank sendiri,
dan pembelian ini harus sah dan bebas riba.” (Himpunan Fatwa Dewan Syari’ah Nasional MUI hal.24)
• •
2) Akad Mudharabah.
Pada fatwa no: 07/DSN-MUI/IV/200, DSN menyatakan: “LKS (lembaga Keuangan Syariah) sebagai
menanggung semua kerugian penyedia dana akibat dari mudharabah
kecuali jika mudharib (nasabah) melakukan kesalahan yang disengaja, lalai, atau menyalahi perjanjian.” (Himpunan Fatwa Dewan Syari’ah Nasional MUI hal.43) DSN kembali menekankan akan hal ini dengan berkata: “
Penyedia dana menanggung semua kerugian akibat dari mudharabah,
dan pengelola tidak boleh menanggung kerugian apapun, kecuali diakibatkan dari kesalahan disengaja, kelalaian, atau pelanggaran kesepakatan.” (Himpunan Fatwa Dewan Syari’ah Nasional MUI hal.45)
3) Gadai Emas.
DSN dalam fatwanya tentang gadai emas, menyatakan : “
Besar biaya pemeliharaan
dan no: 26/DSN-MUI/III/2002 penyimpanan
marhun
(barang gadai)
tidak boleh ditentukan berdasarkan jumlah pinjaman
.” (Himpunan Fatwa Dewan Syari’ah Nasional MUI hal.154)
Contoh Kasus
Bank Mandiri mengkonversi hutang PT Garuda Indonesia sebesar 1 Triliun menjadi saham sebesar 11,5 % dari .
Namun kepemilikan Bank Mandiri atas saham tersebut hanya sementara saja dan harus segera dijual ke publik melalui penawaran saham perdana alias initial public offering (IPO).
Penawaran saham Bank Mandiri ke publik ini dilakukan oleh PT Garuda, dan bukan oleh Bank Mandiri.
( http://finance.detik.com/read/2009/12/30/155824/1268675/6/bank mandiri-resmi-kuasai-1061-saham-garuda )
Standar Ganda Perbankan Syariah
Penjelasan UNDANG-UNDANG PERBANKAN SYARIAH NOMOR 21 TAHUN 2008, Bab IV Pasal 19, ayat 1, Huruf c: “Yang dimaksud dengan “Akad
mudharabah”
dalam Pembiayaan adalah Akad kerja sama usaha antara
pihak pertama (malik, shahibul ma l,
atau Bank Syariah) yang menyediakan seluruh modal dan
pihak kedua (‘amil, mudharib, atau Nasabah)
yang bertindak selaku pengelola dana dengan membagi keuntungan usaha sesuai dengan kesepakatan yang dituangkan dalam Akad, sedangkan
kerugian sepenuhnya ditanggung oleh Bank Syariah
kecuali jika pihak kedua melakukan
yang disengaja
, lalai atau menyalahi perjanjian.”
kesalahan
Nasabah Perbankan Syari’ah Pasti Aman.
Tabungan iB dengan skema titipan maupun investasi juga dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sesuai dengan Undang-Undang No.24 tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Tabungan iB, baik dengan skema titipan maupun skema investasi termasuk yang dijamin oleh LPS hingga nilai maksimal Rp 2 miliar. (disarikan dari: http://www.bi.go.id/web/id/Tentang+BI/Edukasi /Perbankan/Menghitung_Bagi_Hasil_iB.htm)