Parasitologi
Download
Report
Transcript Parasitologi
PARASITOLOGI
Oleh
dr. Lilly Haslinda, M.Biomed
Parasitologi
Ilmu yang mempelajari jasad yang
hidup untuk sementara atau tetap di
dalam atau pada permukaan jasad lain
dengan maksud untuk mengambil
makanan sebagian atau seluruhnya
• Zooparasit
= parasit
dari jasad
itu yang berupa hewan, dibagi ;
a. Protozoa => ameba
b. Metazoa => helmintes dan artropoda
Parasitologi kedokteran
• Dipelajari Zooparasit, yang termasuk
dalam golongan :
helmintes ( cacing )
protozoa ( bersel satu )
artropoda ( serangga )
Dalam mempelajari parasit perlu dikenal
berbagai istilah dan definisi.
Hospes
Menurut macam nya hospes dibagi :
Hospes definitif
Hospes tempat parasit hidup, tumbuh menjadi
dewasa dan berkembang biak secara seksual
Hospes perantara
Hospes tempat parasit tumbuh menjadi bentuk
infektif yang siap ditularkan kepada manusia
Hospes
Hospes reservoar
Hewan yang mengandung parasit dan
merupakan sumber infeksi bagi manusia
Hospes paratenik
Hewan yang mengandung stadium
infektif parasit tanpa menjadi dewasa;
dan stadium infektif ini dapat ditularkan
dan menjadi dewasa pada hospes
definitif
Vektor
Suatu jasad ( serangga ) yang dapat
menularkan parasit pada manusia dan
hewan
Contoh : nyamuk Anopheles
menularkan parasit (plasmodium)
malaria dan culex sebagai vektor
filariasis.
Zoonosis
Adalah penyakit hewan yang dapat
ditularkan kepada manusia.
Contoh : balantidiosis adalah penyakit
parasit yang disebabkan oleh
Balantidium coli, suatu parasit babi yang
kadang ditularkan kepada manusia
Cara menulis
Nama parasit : International Code of
Zoological Nomenclature. Tiap parasit
digolongkan kedalam filum, kelas,
ordo, famili, genus dan spesies.
Spesies : ditentukan dua nama,
contoh Ascaris lumbricoides.
Parasitologi kedokteran FK UNRI
1.
2.
3.
4.
Helmintologi kedokteran
Protozoologi kedokteran
Entomologi kedokteran
Imunoparasitologi dan imunodiagnosis
penyakit parasit
Penyakit parasit yg mrpk
masalah kesekatan
masyarakat di Indonesia
• Malaria
• Toksoplasmosis
• Penyakit cacing yang ditularkan
melalui tanah
• Filariasis
• Mikosis superfisialis
HELMINTOLOGI
Adalah; ilmu yang mempelajari parasit
yang berupa cacing.
Dibagi ; 1. Nemathelminthes (c. benang)
2. Platyhelminthes (c. pipih)
Kelas Nematoda ; Nematoda usus
Nematoda jaringan
PLATYHELMINTHES
Kelas Trematoda ; Trematoda darah
Trematoda hati
Trematoda usus
Trematoda paru
Kelas Cestoda
Protozoologi
• Protozoa : hewan bersel satu yang hidup
sendiri atau dalam bentuk koloni
• Tiap protozoa merupakan kesatuan
lengkap yang sanggup melakukan semua
fungsi kehidupan
Protozoa dibagi dalam empat kelas:
1.
Rhizopoda : Entamoeba histolytica
Entamoeba coli
Entamoeba hartmanni
Iodamoeba butschlii
Dientamoeba fragilis
Endolimax nana
Entamoeba gingivalis
Protozoa
2. Mastigophora = flagellata : protozoa yang
mempunyai flagel (cambuk) tddr 2 gol :
I. Flagelata traktus digestivus : yg hidup di
rongga usus dan mulut serta flagelata
traktus urogenital : vagina, uretra dan
prostat
II. Flagelata darah dan jaringan : hidup dlm
darah dan jaringan tubuh ( alat dalam )
Protozoa
3. Ciliata = bulu getar
contoh : Balantidium coli.
Protozoa terbesar pada manusia.
Hospes : babi dan beberapa spesies
kera.
Fungsi bulu getar : untuk bergerak dan
mengambil makanan.
Protozoa
4. Sporozoa :
I. Coccidia : genus Eimeria
genus Isospora
genus Toxoplasma
II. Haemosporidia : genus Plasmodium
Entomologi
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Morfologi, daur hidup dan perilaku nyamuk
Vektor penyakit protozoa
Vektor penyakit cacing ( filariasis )
Vektor penyakit virus, riketsia, spiroketa dan bakteri
Vektor mekanik
Hospes perantara
Pengendalian vektor
Insektisida dan resistensi
Artropoda penyebab penyakit, alergi dan reaksi toksik
NEMATODA USUS
Spesies yang ditularkan melalui tanah disebut
“soil transmitted helminths“ yang terpenting :
Ascaris lumbricoides
Necator americanus
Ancylostoma duodenale
Trichuris trichiura
Strongyloides stercoralis
Nematoda usus penting yang lain ;
Oxyuris vermicularis dan Trichinella spiralis
1. Ascaris lumbricoides
Hospes dan nama penyakit:
Hospesnya manusia
Penyakitnya askariasis
Distribusi geografi:
Kosmopolit, pada anak sekolah dasar
Morfologi dan daur hidup :
jantan uk;10-30 cm, betina 22-35 cm.
Stad dewasa hidup dirongga usus muda
C.betina bertelur sbnyk 100.000-200.000/hr
Morfologi dan daur hidup
Telur yang dibuahi, besarnya ± 60x45 mikr
dan yang tidak dibuahi 90x40 mikron.
Dilingkungan yg sesuai, telur yg dibuahi
berkembang mjadi bentuk infektif ± 3 mgg
Bentuk infektif => tertelan => menetas di usus
halus. Larva menembus dinding usus halus
=> pembuluh darah atau saluran limfe =>
jantung => paru.
Morfologi dan daur hidup
Larva diparu => alveolus => trakea =>
faring, menimbulkan rangsangan =>
batuk => esofagus => usus halus
Di usus halus larva berubah menjadi
cacing dewasa.
Sejak telur matang tertelan sampai
cacing dewasa bertelur ± 2 bulan.
Patologi dan gejala klinis
Gejala timbul disebabkan ; cacing
dewasa dan larva
Larva: Perdarahan kecil dinding alveolus,
batuk, demam dan eosinofilia.
Foto thorak ; infiltrat yg menghilang dlm
waktu 3 minggu.
Keadaan ini disebut: sindrom Loeffler.
Patologi dan gejala klinis
• Gangguan disebabkan cacing dewasa: biasanya
ringan, mual, nafsu makan berkurang, diare atau
konstipasi.
• Pd infeksi berat; anak => malabsorbsi
• Efek serius ; bila cacing ini menggumpal dalam
usus => tjd obstruksi usus ( ileus )
• Kead ttt; c.dewasa; mengembara ke saluran
empedu, apendiks atau bronkus dan
menimbulkan keadaan gawat darurat shg
kadang perlu operatif.
Diagnosis
Cara D/ : Pemeriksaan tinja langsung
Telur dalam tinja memastikan D/
askariasis.
Cacing dewasa keluar sendiri melalui
mulut atau hidung maupun tinja
Pengobatan
Piperazin dosis tunggal ;
dewasa 3-4 gram
anak
25 mg/kgBB
Pirantel pamoat dosis tunggal 10
mg/kgBB
Mebendazol 2x100 mg/hr selama 3
hr atau 500 mg dosis tunggal
Albendazol dosis tunggal 400 mg.
Pengobatan
• Oksantel-pirantel pamoat ; infeksi campuran
•
A.lumbricoides dan T.trichiura.
Pengobatan masal, syarat ;
- mudah diterima masyarakat
- aturan pakai sederhana
- efek samping minim
- polivalen
- murah
Prognosis
Baik
Sembuh sendiri, 1,5 tahun
Pengobatan, kesembuhan 70 – 99%.
Epidemiologi
• Kurangnya pemakaian jamban mnimbulkan
pencemaran tanah dengan tinja di halaman,
bawah pohon. Hal ini akan memudahkan terjadi
reinfeksi.
• Kebiasaan tinja sebagai pupuk
• Tanah liat, kelembaban tinggi dan suhu 25oC –
30oC sangat baik utk perkembangan telur
menjadi bentuk infektif.
• Mencuci tangan, gunting kuku, pemakaian
jamban dapat mencegah askariasis.
Toxocara canis dan
Toxocara cati
Hospes dan penyakit:
T.canis pada anjing.
T.cati pada kucing.
Belum ditemukan infeksi campuran.
Kadang2 ditemukan pada manusia ;
parasit mengembara ( erratic parasite )
menyebabkan ; visceral larva migrans.
Mulut Toxocara canis
Toxocara canis
Telur Toxocara canis
Dg mikrs.elektr.
Mikrs. cahaya
Distribusi dan geografik
• Kosmopolit, ditemukan di Indonesia
• Jakarta ; prevalensi pada anjing 38,3%
kucing 26,0 %
Toxocara cati
Toxocara cati
Morfologi
T.canis jantan, ukuran ; 3,6 - 8,5 cm
betina
5,7 – 10,0 cm
T.cati jantan
2,5 – 7,8 cm
betina
2,5 – 14,0 cm
Bentuk menyerupai A.lumbricoides muda.
T.canis; sayap servikal spt lanset
T.cati ; sayap lebih lebar spt kobra
Ekor ; kedua spesies hampir sama
jantan; spt jari menunjuk ( digitiform)
betina ; bulat meruncing
Telur mjd infektif di tanah ; 3 minggu
Bentuk infektif ini dpt tertelan; anjing,
kucing dan manusia
Patologi dan gejala klinis
Pd manusia ; larva tdk menjadi
dewasa dan mengembara di alat2
dalam ; hati
Penyakit ; visceral larva migrans ,
gejala; eosinofilia, demam dan
hepatomegali
Diagnosis
D/ pasti visceral larva migran:
menemukan larva atau potongan larva =>
sukar ditegakkan
Reaksi imunologi ; dapat membantu
diagnosis
Cacing tambang ( hookworm )
Spesies yang penting;
- Necator americanus
→ manusia
- Ancylostoma duodenale → manusia
- Ancylostoma braziliense → kucing, anjing
- Ancylostoma ceylanicum → anjing, kucing
- Ancylostoma caninum → anjing, kucing
Necator americanus
Ancylostoma duodenale
Sejarah; cacing tambang ditemukan di
Eropa pd pekerja tambang.
Hospes : manusia
Nama penyakit : nekatoriasis dan
ankilostomiasis
Distribusi geografi : seluruh daerah
katulistiwa, pertambangan dan
perkebunan.
Necator americanus
Ancylostoma duodenale
Prevalensi; tinggi di pedesaan.
1972 – 1979 berkisar 50%
1990 – 1991 ;
0 – 24,7 %
Sumut , 2478 anak SD
6,7 %
Morfologi dan daur hidup
Cacing dewasa hidup di rongga usus halus.
Mulut besar, melekat pada mukosa usus
Cacing betina N.americanus tiap hari bertelur
± 9000 butir, A.duodenale ± 10.000
C.betina panjang ± 1 cm, jantan ± 0,8 cm
Bentuk badan N.americanus : huruf S
A.duodenale : huruf C
N.americanus memp benda kitin
A.duodenale dua pasang gigi.
Cacing jantan mempunyai bursa kopulatriks
Ancylostoma duodenale
Necator americanus
Morfologi dan daur hidup
Telur ; dikeluarkan dg tinja, uk 60 x 40
mikron, berbtk bujur dg dinding tipis tdpt
4-8 sel
Larva rabditiform panjang 250 mikron.
Larva filariform panjang 600 mikron
Larva rabditiform
N.americanus
Larva filariform
N.americanus
Telur cacing tambang
Morfologi dan daur hidup
Daur hidup : Telur => larva rabditiform =>
larva filariform => menembus kulit =>
kapiler darah => jantung kanan => paru
=> bronkus => trakea => laring => usus
halus.
Infeksi terjadi bila larva filariform
menembus kulit. Infeksi A.duodenale
juga mungkin dengan menelan larva
filariform.
Patologi dan gejala klinis
1. Stadium larva :
Bila banyak larva filariform sekaligus
menembus kulit, terjadi ground itch.
Perubahan pada paru biasanya ringan.
2. Stadium dewasa :
anemia hipokrom mikrositer, eosinofilia
Patologi dan gejala klinis
Gejala tgt pd:
Spesies dan jumlah cacing
Keadaan gizi ( Fe dan protein )
N.americanus; kehilangan darah 0,005 –
0,1cc
A.duodenale; 0,08 – 0,34 cc/hari
Patologi dan gejala klinis
Adanya toksin penyebab anemia ( - )
Tidak menyebabkan kematian, tp daya
tahan berkurang dan prestasi kerja
menurun
Kadar Hb sesuai dg berat penyakit
Diagnosis
D/ ditegakkan dengan menemukan telur
dalam tinja segar. Dalam tinja lama mgkn
ditemukan larva.
Membedakan spesies; biakan tinja dg
cara Harada-Mori
Pengobatan : Pirantel pamoat 2-3 hari
berturut - turut
Epidemiologi
Kebiasaan defekasi di tanah dan
pemakaian tinja sebagai pupuk kebun
penting dalam penyebaran infeksi.
Tanah yang baik untuk pertumbuhan
larva : tanah gembur ( pasir, humus ),
suhu opt N.americanus 28oC-32oC,
A.duodenale 23oC-25oC
Untuk menghindari infeksi : memakai
sandal atau sepatu.
Ancylostoma braziliense
Ancylostoma caninum
• H.Definitif : kucing dan anjing
• Penyakit : Creeping eruption
• Distribusi : tropik dan subtropik
Di Jakarta :
kucing 72% A.braziliense
anjing 18% A.b dan 68% A.c
A.Braziliense dan
A.caninum
Morfologi ;
-A.braziliense → 2ps gigi tdk sama besar
Jantan pjg 4,7-6,3mm. Betina 6,1-8,4mm.
-A.caninum → 3 ps gigi
Jantan pjg 10mm. Betina 14mm
Ancylostoma caninum
Ancylostoma caninum
A.braziliense dan
A.caninum
Patologi dan gejala klinis;
Pd manusia larva tdk menjadi dewasa
Kelainan kulit; creeping eruption,
creeping
disease atau cutaneous larva migrans.
Creeping eruption; dermatitis , khas
kelainan intra kutan serpiginosa
Tempat larva filariform menembus kulit ;
papel keras, merah dan gatal
Cutaneus larva migrans
Cutaneus larva migrans
Patologi dan gejala klinis
• Brp → terowongan intrakutan sempit ;
garis merah, menimbul, gatal dan tambah
pjg menurut gerakan larva
• Sepanjang garis tdpt vesikel kecil dan dpt
tjd infeksi sekunder
• Jakarta, 46 creeping erruption, kelainan
ditemukan tu pd kaki dan lengan bawah,
punggung dan pantat
diagnosis
1.
2.
Gambaran klinis khas
Biopsi
Pengobatan;
1. Semprotan kloretil
2. Albendazol, do tunggal 400mg 3 hr .
Anak < 2th albendazol salep 2%.
Ancylostoma ceylanicum
Dapat menjd dewasa pd manusia
2 ps gigi tidak sama besar
Di Jakarta; dari 100 anjing 37%
50 kucing 24%
Ancylostoma ceylanicum
Trichuris trichiura
Hospes : Manusia
Nama penyakit : trikuriasis
Distribusi geografi: kosmopolit, terutama
daerah panas dan lembab, spt di Indonesia.
Prevalensi, 1996; Sumsel 60% dr 365 anak SD
Morfologi dan daur hidup
Cacing betina : panjang ± 5 cm, jantan 4 cm
Bagian anterior : langsing seperti cambuk, ±3/5
panjang tubuh
Bagian posterior: lebih gemuk, cacing betina
tumpul dan jantan melingkar serta terdapat
satu spikulum
Dewasa hidup : di kolon asendens dan sekum
dgn bgn anterior masuk dedalam mukosa
usus.
Morfologi dan daur hidup
Cacing betina bertelur 3000-10000 butir/hr.
Telur berukuran 50-54 mikron, bentuk
tempayan
Telur dibuahi dikeluarkan bersama tinja.
Telur matang ; 3-6 minggu pada tanah lembab
dan teduh
Telur matang ; berisi larva dan merupakan
bentuk infektif
Cara infeksi: hospes menelan telur matang
Morfologi dan daur hidup
Larva => usus halus, setelah dewasa masuk
ke kolon, terutama sekum.
Masa pertumbuhan : telur – dewasa bertelur
30 –90 hari
Patologi dan gejala klinis; prolapsus mukosa
rektum, iritasi, peradangan mukosa usus,
perdarahan pada tempat melekat, anemia.
Infeksi berat dan menahun : Diare pd anak,
sindrom disentri, anemia, BB menurun
Diagnosis
Menemukan telur dalam tinja
Pengobatan ;
a. Mebendazol 2x100 mg 3 hari atau
dosis tunggal 500 mg.
b. Albendazol dosis tunggal 400mg
c. Oksantel pirantel pamoat dosis
tunggal 10 – 15 mg/kgBB
Epidemiologi
Penting utk penyebaran penyakit :
kontaminasi tanah dengan tinja.
Telur tumbuh ditanah liat, lembab dan
teduh dgn suhu ± 30oC
Pemakaian tinja sebagai pupuk
merupakan sumber infeksi
Pencegahan : pembuatan jamban,
pendidikan, sanitasi, mencuci tangan,
mencuci sayuran
Strongyloides stercoralis
Hospes : manusia
Penyakit : strongilodiasis
Distribusi : tropik dan subtropik
Morfologi dan daur hidup :
cacing dewasa betina sebagai parasit di
vilus duodenum dan yeyunum.
Berbentuk filiform, halus, tidak berwarna
panjang 2mm.
Strongyloides stercoralis
• Berkembangbiak : diduga partenogenesis.
• Telur di mukosa usus => larva rabditiform
=>rongga usus dan dikeluarkan bersama
tinja.
• 3 macam daur hidup :
1. Siklus langsung
2. Siklus tidak langsung
3. Autoinfeksi
1. Siklus langsung
Sesudah 2 sampai 3 hari di tanah, larva
rabditiform yang berukuran kira-kira 225 x 16
mikron, berubah menjadi larva filariform
dengan bentuk langsing dan merupakan
embentuk infektif, panjangnya kira-kira 700
mikron. Bila larva filaliform menembus kulit
manusia, larva tumbuh, masuk kedalam
peredaran darah vena dan kemudian melalui
jantung
2. Siklus tidak langsung
Larva rabditiform ditanah → cacing jantan dan
betina bentuk bebas.
betina uk 1 mm x 0,06mm
jantan uk 0,75mm x 0,04mm, ekor melengkung, 2
spikulum
Pembuahan → telur → larva rabditiform → larva
filariform → hospes baru atau mengulangi fase
hidup bebas
Terjadi bila keadaan lingkungan optimum : tropik
dg iklim lembab
3. Autoinfeksi
Larva rabditiform → larva filariform (terjadi
kadang2 di usus atau di sekitar anus ) →
menembus mukosa usus atau kulit perianal →
daur perkembangan
Tjd pd pasien : obstipasi lama, diare menahun
Menyebabkan strongiloidiasis menahun
Patologi dan gejala klinis
Larva filariform menembus kulit : creeping
eruption disertai gatal
Cc dewasa : kelainan mukosa usus muda
Infeksi ringan : tidak menimbulkan gejala
Infeksi sedang: sakit epigastrium tengah dan
tidak menjalar,mgk mual, muntah, diare dan
konstipasi
Hiperinfeksi: cc dewasa ditemukan diseluruh
traktus digestivus dan larva di alat dalam ( paru,
hati, kandung empedu)
Sering ditemukan pd orang dg gangguan
imunitas dan dapat menimbulkan kematian
Pemeriksaan darah : mgk eosinofilia atau
hiperesinofilia
Diagnosis
D/pasti: menemukan larva rabditiform dlm
tinja segar, biakan atau aspirasi
duodenum.
Pengobatan
• DOC : albendazol 400mg satu/dua kali sehari
selama 3 hari.
• Mebendazol : 3 x 100mg selama 2 atau 4 mgg.
Prognosis
Infeksi berat : dapat menyebabkan kematian
Epidemiologi
Panas, lembab dan sanitasi kurang ;
menguntungkan shg tjd daur yg tidak
langsung
Tanah : gembur, berpasir dan humus.
Pencegahan : sanitasi dan melindungi
kulit
penerangan ke masyarakat
Trichostrongylus spp
Sering ditemukan pada herbivora.
Beberapa spesies ditemukan pd manusia.
Siklus hidup dan morfologi
Kecil spt cacing tambang
Hidup tertanam dalam mukosa usus kecil
Infeksi; menelan larva infektif
di usus kecil jd dewasa 3-4 mgg, tanpa siklus
paru
Trichostrongylus spp
Telur mirip dg cacing tambang, sedikit
lebih panjang dan bagian ujung lebih
runcing.
Tanah hangat dan lembab,telur
menetas dalam 24 jam.
Setelah 60 jam larva menjadi infektif
Gejala Klinis
• Tgt jumlah cacing dan kerusakan mukosa.
• Perdarahan dan deskuamasi dpt tjd, tp
G/K tidak nyata kecuali ada beratus cacing
Diagnosis
• D/ pasti : menemukan telur dlm tinja
Pengobatan
• Tiabendazol 25 mg/kg 2hari
• Pirantel pamoat 11 mg/kg dosis tunggal
Epidemiologi
• Pencegahan : mencuci dan memasak
sayuran
5. Oxyuris vermicularis
Hospes : manusia
Penyakit : enterobiasis atau oksiuriasis
Distribusi geografi; kosmopolit, lebih
banyak didaerah dingin krn jarang mandi
dan ganti baju dalam. Penyebaran
ditunjang eratnya hubungan dan
lingkungan yg sesuai
Morfologi dan daur hidup
betina uk; 8-13 mm x0,4 mm, anterior
ada pelebaran kutikulum disebut alae.
Bulbus esofagus jelas. Ekor runcing.
Jantan uk; 2-5 mm, alae, ekor melingkar,
spikulum jarang ditemukan
Habitat dewasa; rongga sekum, usus
besar dan usus halus
Makanannya isi usus
Morfologi dan daur hidup
Cacing gravid mengandung 11.000-15.000
telur, migrasi kedaerah perianal utk bertelur.
Telur jarang dikeluarkan di usus sehingga
jarang ditemukan dalam tinja
Telur bentuk lonjong dan datar pd satu sisi
(asimetrik ). Dinding bening. Matang ± jam
Infeksi ; menelan telur matang atau larva yg
menetas di perianal migrasi kembali ke usus
besar
Morfologi dan daur hidup
Telur matang yg tertelan => menetas di
duodenum => larva rabditiform berubah
dua kali sebelum dewasa di yeyunum
dan bgn atas ileum.
Waktu utk daur hidup ; ± 2 minggu – 2
bulan
Infeksi dapat sembuh sendiri ( self limited
)
Patologi dan gejala klinis
Iritasi sekitar anus, perineum dan vagina
oleh cacing gravid migrasi menyebabkan
pruritus
Pruritus ani tjd malam hr => luka garuk
Cacing gravid mengembara dan dpt
bersarang di vagina dan tuba Fallopii =>
radang
Diagnosis
D/ diduga pada anak yang gatal sekitar
anus malam hari
D/ ; menemukan telur dan cacing dewasa
Pengobatan ;
a. seluruh keluarga di obati
b. Piperazin dosis tuggal 3-4 gr (dws)
atau 25 mg/kgBB (anak)
Epidemiologi
Penularan dapat terjadi pada satu
keluarga
Telur dapat diisolasi dr debu di sekolah,
kafe dan menjadi sumber infeksi
Di rumah telur ditemukan ; di lantai,
meja, kursi, bufet, toilet, bak mandi alas
kasur, pakaian dan tilam.
Nematoda jaringan
1.Wuchereria bancrofti
• Hospes ; manusia
• penyakit ; filariasis bankrofti atau
wukereriasis bankrofti
• distribusi ; tersebar di daerah tropis
Daur hidup dan morfologi
Dewasa jantan dan betina hidup disaluran dan
kelenjar limfe, bentuk spt benang warna putih
susu
betina uk; 65-100 mm x 0,25 mm
jantan uk; 40 mm x 0,1 mm
Cacing betina mengeluarkan mikrofilaria
bersarung, hidup didalam darah dan terdapat
di darah tepi pada waktu tertentu saja
• umumnya periodisitas nokturna ; mikrofilaria
hanya terdapat didalam darah tepi malam hari
Daur hidup dan morfologi
Kota ; ditularkan oleh nyamuk Culex
quinquefasciatus
Desa ; vektornya nyamuk Anopheles
atau Aedes
Mikrofilaria terisap oleh nyamuk, berubah
mjd larva std 1 – III (bentuk infektif),
nyamuk menggigit manusia, tumbuh
larva std IV dan V (dewasa)
Patologi dan gejala klinis
GK/ dibagi dua ;
1. Disebabkan cacing dewasa ;
limfadenitis
dan limfangitis retrograt akut dan di
ikuti obstruktif menahun 10-15 th
kmdn
2. Mikrofilaria ; biasanya tidak menimbul
kan kelainan tp kead ttt ; occult
filariasis
Diagnosis
D/ berdasarkan gejala klinis dan
dipastikan dengan pemeriksaan
laboratorium.
Pengobatan ;
1. dietilkarbamazin sitrat (DEC)
2. Ivermectin
Epidemiologi ; filariasis bankrofti dijumpai
di perkotaan dan pedesaan
2. Brugia malayi
3.Brugia timori
Hospes Brugia malayi ; manusia dan
hewan
Hospes Brugia timori ; manusia
Penyakit ; filariasis malayi
filariasis timori
kadang-kadang ; filariasis brugia
Distrib ; B.malayi di Asia termsk
Indonesia
B.timori hanya di Indonesia timur; Pulau
Timor, Flores, Rote, Alor dan NTT
Daur hidup dan morfologi
Dewasa jantan dan betina hidup di saluran dan
pembuluh limfe
Periodisitas B.malayi ; nokturna, subperiodik
nokturna atau non periodik
B.timori ; periodik nokturna
B.malayi manusia ditularkan ; nyamuk
Anopheles barbirostris
B.malayi manusia dan hewan; nyamuk
Mansonia
Patologi dan gejala klinis
GK filariasis malayi = filariasis timori
Stad akut; demam dan peradangan
saluran dan kelenjar limfe, hilang timbul
berulang
Filariasis brugia, sistem limfe kelamin
tidak terkena beda dgn filariasis bankrofti
Elefantiasis hanya mengenai tungkai
bawah atau kadang lengan bawah
Diagnosis
D/ berdasarkan GK dan dibuktikan dgn
mikrofilaria di darah tepi
Pengobatan ; DEC
Ivermectin
Epidemiologi ; B.malayi dan B.timori
hanya terdapat diperkotaan, karena
vektornya tidak dapat berkembang biak
diperkotaan
Trematoda
Umumnya bersifat hemafrodit kecuali
cacing Schistosoma
Menurut tempat hidup cacing dewasa
dalam tubuh hospes, dibg ;
1.Trematoda hati ( Fasciola hepatica )
2.Trematoda usus ( F.buski ,
Echinostoma )
3.Trematoda paru ( P.westermani )
4.Trematoda darah ( S.japonicum )
1. Fasciola hepatica
Hospes ; kambing dan sapi, kadang
ditemukan pada manusia
Penyakit ; fasioliasis
Distribusi ; America Latin, Perancis dan
negara sekitar Laut Tengah
Morfologi dan daur hidup
Dewasa ; bentuk pipih seperti daun, uk ±
30x13 mm
Bgn anterior spt kerucut dan puncak kerucut
tdpt batil isap mulut ± 1mm, dasar kerucut tdpt
batil isap perut ± 1,6 mm
Telur berukuran 140x90 mikron dikeluarkan
dalam tinja dalam kead blm matang
Telur matang dalam air dan berisi mirasidium
Telur menetas => mirasidium mencari keong
air
Keong air ; M => S => R1 => R2 => SK
Morfologi dan daur hidup
SK keluar dan mencari HP II, yaitu ;
tumbuhan air, pd permukaan tumbuhan
dibtk metaserkaria
Infeksi ; makan tumbuhan air yg
mengandung metaserkaria
Patologi dan gejala klinis
Kerusakan parenkim hati
Peradangan saluran empedu, penebalan
dan sumbatan shg menimbkan sirosis
periportal
Diagnosis ; menemukan telur dalam tinja,
cairan duodenum atau cairan empedu
2. Paragonimus
westermani
Hospes : Manusia dan binatang
memakan ketam atau udang
Penyakit ; paragonimiasis
Distr ;RRC, Taiwan, Korea, Jepang,
Filipina, Vietnam, Thailand, India,
Malaysia, Afrika dan Amerika Latin.
Indonesia autokton pd binatang, manusia
kasus impor
Morfologi dan daur hidup
Cacing dewasa hidup dalam kista di paru
Bentuknya lonjong menyerupai biji kopi, uk 812 x 4-6 mm
Telur bentuk lonjong, operkulum agak tertekan
kedalam, uk 80-118 mikron x 40-60 mikron
Telur => mirasidium => keong air; M => S =>
R1 => R2 => SK
Serkaria keluar keong mencari HP II ( ketam
atau udang batu) membtk metaserkaria
Morfologi dan daur hidup
Infeksi:makan ketam/udang batu tdk masak
Dalam hospes definitif metaserkaria mjd cacing
dewasa
Patologi dan gejala klinis ; batuk kering mjd
batuk berdarah ( endemik hemoptisis )
Diagnosis; menemukan telur dalam sputum
atau cairan pleura
Pengobatan ; Prazikuantel dan bitionol
Epidemiologi ; penyakit berhub dg kebiasaan
makan ketam tidak dimasak
3.Fasciolopsis buski
Hospes; manusia dan babi
Penyakit ; fasiolopsiasis
Distr ; RRc, Taiwan, Vietnam, Thailand,
India dan Indonesia
Morfologi dan daur hidup: dewasa, uk 27,5 cm dan lebar 0,8-2 cm, bentuk
lonjong dan tebal
Telur ; lonjong, dinding transparan,
sebuah operkulum pada sebuah kutub
Morfologi dan daur hidup
Mirasidium => HP1(keong air tawar)=>
serkaria=> HP2 (tumbuhan air)
metaserkaria
Infeksi; makan tumbuhan air
mengandung metaserkaria tidak dimasak
GK; diare, nyeri ulu hati, mual, muntah
D/ pasti; menemukan telur dalam tinja
Pengobatan; diklorofen, niklosamid dan
prazikuantel
4. Echinostoma sp
Hospes; manusia, anjing, tikus burung,
ikan
Penyakit ; ekinostomiasis
Distr; Filipina, Cina Indonesia dan India
Morfologi dan daur hidup; beda dg
trematoda lain => duri -duri leher 37 – 51
Dewasa; hidup di usus halus
Telur punya operkulum
Morfologi dan daur hidup
Mirasidium =>HP1 (keong kecil ) sporokista,
redia, serkaria => HP2 (keong besar)
metaserkaria
GK; biasanya ringan. Infeksi berat ; radang
dinding usus atau ulserasi, diare, sakit perut,
anemi dan edema
D/ menemukan telur dalam tinja.
Pengobatan; Tetrakloroetilen, prazikuantel
Epidemiologi; Keong sawah untuk konsumsi
sebaiknya dimasak matang
5.Schistosoma japonicum
Hospes ; manusia, anjing, kucing, rusa,
tikus sawah, sapi dan babi
Penyakit ; oriental schistosomiasis,
skistosomiasis japonika, Katayama atau
demam keong
Distr; RRC, Jepang, Filipina, Taiwan,
Muangthai, Vietnam, Malaysia dan
Indonesia ( hanya di Sulawesi Tengah ;
Danau Lindu dan Lembah Napu )
Morfologi dan daur hidup
Dewasa jantan uk 1,5 cm dan betina 1,9
cm hidup di vena mesenterika superior
Telur ditemukan di dinding usus halus
dan alat dalam spt; hati , paru dan otak
GK; stadium I gatal. Gejala intoksikasi
demam, hepatomegali dan eosinofilia.
Stadium II; sindrom disentri
Stadium III (menahun); sirosis hati dan
splenomegali
Diagnosis
Menemukan telur dalam tinja atau
jaringan hati dan rectum
Pengobatan; niridazol 25 mg/kgBB/hr
selama 10 hr
HP; keong air Oncomelania hupensis
lindoensis
Cestoda
1.
Taenia saginata (Cacing pita sapi)
Hospes definitif; manusia
Hospes perantara ; sapi , kerbau
Penyakit : teniasis saginata
Distr ; kosmopolit
Morfologi dan daur hidup
Cacing terdiri dr; skoleks(kepala), leher
dan strobila. Panjang 4-12m. Skoleks uk
1-2mm
4 batil isap, tanpa kait
Telur melekat pd rumput bersama tinja,
rumput dimakan sapi, telur menetas,
masuk otot (sistiserkus bovis)
Bila manusia makan daging sapi yang
kurang matang, cacing tumbuh dewasa
di usus halus
Gejala klinis
Sakit ulu hati, mual, muntah, mencret.
Gejala disertai dg
ditemukannnyaproglotid
Diagnosis; ditemukannya proglotid dan
telur
Pengobatan; prazikuantel dan albendazol
Epid; sering ditemukan di negara
penduduknya makan daging tidak
matang
2. Taenia solium
Cacing pita daging babi
Hospes definitif ; manusia
Hospes perantara ; manusia dan babi
Penyakit ; cacing dewasa => teniasis
solium
larva
=>
sistiserkosis
Distr; kosmopolit, tp jarang di negara
Islam
Morfologi dan daur hidup
Uk 2-4m, terdr skoleks, leher dan strobila
Skoleks 4 batil isap dg rostelum memp 2 baris
kait
Telur => HP otot babi => manusia (usushalus)
GK; nyeri ulu hati, mencret, mual, obstipasi
dan sakit kepala.
Diagnosis ; ditemukan telur dan proglotid, telur
sukar dibedakan dg T. saginata
Pengobatan; prazikuantel,albendazol,
pembedahan sistiserkosis