- Kampus dakwah Al

Download Report

Transcript - Kampus dakwah Al

Makna Dakwah
Makna Dakwah

ِ ‫َّاس إِ ََل‬
ِ ‫َد ْع َوةُ الن‬
‫اْلَ َسنَ ِة َح ََّّت يَ ْك ُف ُرْوا‬
ْ ‫اْلِ ْك َم ِة َوالْ َم ْو ِعظَِة‬
ْ ِ‫اهلل ب‬
ِ ‫ال‬
ِ ‫اهلل و َيْرجوا ِمن ظُلُم‬
ِ ‫بِالطَّاغُو‬
ِ ِ‫ت وي ؤِمنُوا ب‬
‫اهلِيَّ ِة إِ ََل‬
َْ ‫ات‬
ْ ُْ َ ْ
َ ْ ُْ ُ َ
‫نُ ْوِر ا ِإل ْسالَِم‬
Menyeru manusia kepada Allah dengan
hikmah dan nasihat yang baik, hingga mereka
mengingkari thaghut dan beriman kepada
Allah serta keluar dari kegelapan jahiliyah
kepada cahaya Islam
‫‪5 Komponen Dakwah‬‬
‫‪‬‬
‫َد ْع َوةُ‬
‫الن ِ‬
‫َّاس‬
‫إِ ََل ِ‬
‫اهلل‬
‫اْلَ َسنَ ِة‬
‫اْلِ ْك َم ِة َوالْ َم ْو ِعظَِة ْ‬
‫بِ ْ‬
‫ح ََّّت ي ْك ُفروا بِالطَّاغُو ِت وي ْؤِمنُوا بِ ِ‬
‫اهلل َو‬
‫َ َ ُْ‬
‫ْ َُ ْ‬
‫ال ِ‬
‫َيْرجوا ِمن ظُلُم ِ‬
‫اهلِيَّ ِة إِ ََل نُ ْوِر‬
‫ات َْ‬
‫ُ ُْ ْ َ‬
‫ا ِإل ْسالَِم‬
‫‪Aktivitas‬‬
‫‪Obyek‬‬
‫‪Tujuan‬‬
‫‪Cara‬‬
‫‪Sasaran‬‬
‫‪1.‬‬
‫‪2.‬‬
‫‪3.‬‬
‫‪4.‬‬
‫‪5.‬‬
(1) Aktivitas

DAKWAH
Arti Dakwah dalam AlQur’an



1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Kata “dakwah” banyak disebutkan dalam Al-Qur’an
DR. Muhammad Ishmat merangkumnya:
Meminta atau menuntut (‫ )الطلب‬25:14
Menyeru (‫ )النداء‬18:52
Bertanya (‫ )السؤال‬2:69
Mendorong untuk melakukan sesuatu (‫)الحث والتحريض على فعل شيء‬
40:41
Meminta pertolongan (‫ )االستغاثة‬6:40
Memerintahkan (‫ )األمر‬57:8
Doa (‫ )الدعاء‬7:55
Kesemuanya itu sebenarnya kembali kepada makna pertama:
meminta atau menuntut
Dakwah = Meminta

 AN-NIDAA: meminta kehadirannya, dan datangnya
secara indrawi ataupun maknawi
 AS-SUAL: meminta ilmu yang belum diketahui oleh
penanya
 AT-TAHRIDH WAL-HATSTSU: meminta suatu
tindakan yang tidak disukai oleh lawan bicara
 AL-ISTIGHATSAH: meminta untuk mengangkat derita
yang dialami oleh yang meminta
 AL-AMRU: meminta melakukan tindakan secara mutlak
 AD-DU’A: meminta dari Allah SWT
Kewajiban Berda’wah

 Kewajiban da’wah didasarkan pada dalil al-Qur’an dan
as-Sunnah
 Dalil al-Qur’an (3:104) ‫اْلَِْي‬
ْ ‫َولْتَ ُك ْن ِمْن ُك ْم أ َُّمةٌ يَ ْدعُو َن إِ ََل‬
 Perbedaan pendapat ada pada kata “minkum”
 Imam ar-Razi mengatakan: “Yang berkewajiban da’wah
adalah ulama, karena pengertian ‘minkum’ di dalam ayat
tersebut adalah ta’kid (sebagian). Dalam berda’wah harus
dengan ilmu pengetahuan sebagaimana dalam QS 12: 108”
 Merujuk QS 35:28 kriteria ulama adalah yang paling takut
kepada Allah. Segudang ilmunya tapi tidak kepada Allah,
maka bukan ulama. Ilmu yang utama: MA’RIFATULLAH
ILMU dan ULAMA (1)

 ILMU
 “Sesungguhnya berilmu itu bukanlah karena
banyaknya meriwayatkan hadits, melainkan ilmu itu
adalah cahaya yang dijadikan oleh Allah di dalam
kalbu.” (Imam Malik)
 Sesungguhnya ilmu yang diharuskan oleh Allah agar
diikuti hanyalah ilmu mengenai Al-Qur’an, sunnah,
dan apa yang disampaikan oleh para sahabat dan
orang-orang sesudah mereka dari kalangan para
imam kaum muslimin
ILMU dan ULAMA (2)

 Ulama itu ada tiga macam (Abu Hayyan At-Tamimi):
 Ulama yang mengetahui tentang Allah dan mengetahui
tentang perintah Allah
 Orang yang takut kepada Allah dan mengetahui batasanbatasan serta fardu-fardu yang telah ditetapkanNya
 Ulama yang mengetahui tentang Allah, tetapi tidak
mengetahui tentang perintah Allah
 Orang yang takut kepada Allah tapi tidak mengetahui
batasan-batasan serta fardu-fardu yang telah
ditetapkanNya
 Ulama yang mengetahui tentang perintah Allah, tetapi
tidak mengetahui tentang Allah
 Orang yang mengetahui batasan-batasan serta fardu-fardu
yang telah ditetapkanNya, tapi tidak takut kepada Allah
Yusuf Qaradhawi
tentang Ayat Ini

 “Minkum” itu memiliki dua pengertian
ِ yakni semua umat
ِ ‫)م َن الن‬,
 Berarti “sebagian manusia” (‫َّاس‬
Islam wajib berda’wah. Hanya saja tuntutan
berda’wahnya disesuaikan dengan kemampuannya 
FARDHU ‘AIN
ِ
ِِ
 Berarti “sebagian umat Islam” (‫ي‬
َ ْ ‫)م َن الْ ُم ْسلم‬, yakni orangorang khusus. Tuntutannya adalah berda’wah secara
profesional; mengerti fiqh da’wah secara baik,
memahami manhaj, dalam ilmu dan tsaqafahnya 
FARDHU KIFAYAH
Dalil as-Sunnah (1)

‫َم ْن َرأَى ِمْن ُك ْم ُمْن َكًرا فَ ْليُغَي ْرهُ بِيَ ِد ِه فَِإ ْن ََلْ يَ ْستَ ِط ْع فَبِلِ َسانِِه‬
ِ‫فَِإ ْن ََل يست ِطع فَبِ َق ْلبِ ِه و َذل‬
ِ َ‫اإلمي‬
ِْ ‫ف‬
)‫ان (مسلم‬
‫ع‬
‫َض‬
‫أ‬
‫ك‬
ُ َْ َ َ
ْ َْ َ ْ
Siapa saja yang melihat kemungkaran, maka ubahlah ia
dengan tangannya; kalau tidak mampu, ubahlah ia
dengan lisannya; kalau tidak mampu, ubahlah ia
dengan hatinya dan itu adalah selemah-lemah iman
Dalil as-Sunnah (2)

ِ‫فَمن جاه َدهم بِي ِد ِه فَهو م ْؤ‬
‫اه َد ُه ْم بِلِ َسانِِه فَ ُه َو‬
‫ج‬
‫ن‬
‫م‬
‫و‬
‫ن‬
‫م‬
َ َ ْ ََ ٌ ُ َُ َ ْ ُ َ َ ْ َ
ِ‫مؤِمن ومن جاه َدهم بَِق ْلبِ ِه فَهو مؤِمن ولَيس وراء َذل‬
‫ك ِم ْن‬
َ َ ََ َ ْ َ ٌ ْ ُ َ ُ
ْ ُ َ َ ْ ََ ٌ ُْ
ِ َ‫اإلمي‬
ِْ
)‫ان َحبَّةُ َخ ْرَد ٍل (مسلم‬
Maka siapa saja yang berjihad dengan tangannya, maka ia
mu’min; siapa saja yang berjihad dengan lisannya, maka ia
mu’min; siapa saja yang berjihad dengan hatinnya, maka ia
mu’min dan di luar itu tidak ada keimanan sedikit pun
meski sebesar biji sawi
Dalil as-Sunnah (3)

‫بَلغُوا َعِّن َولَ ْو آيَ ًة‬
)‫(البخاري و الرتمذي و أمحد‬
Sampaikan dariku meskipun hanya satu ayat
Dalil as-Sunnah (4)

ِ
ِ
ِ
َ ِ‫ا‬
‫غ‬
‫ل‬
‫ا‬
‫د‬
‫َّاه‬
‫الش‬
‫غ‬
‫ل‬
‫ب‬
‫ي‬
‫ل‬
‫ف‬
ْ
ِ
ْ
َ
ُ
َ
ُْ
َ
)‫(متفق عليه‬
Maka hendaklah yang hadir menyampaikannya
kepada yang absen
Dalil as-Sunnah (5)

ِ
ِ
ِ
ِ
ِ
َّ
‫َّع ِم‬
‫الن‬
‫ر‬
‫مح‬
‫ن‬
‫م‬
‫ك‬
‫ل‬
‫ر‬
‫ي‬
‫خ‬
‫د‬
‫اح‬
‫و‬
‫ل‬
‫ج‬
‫ر‬
‫ك‬
‫ب‬
‫ى‬
‫د‬
‫ه‬
‫ي‬
‫ن‬
‫َل‬
‫ه‬
‫فَ َوالل‬
َ
َ
َ
ْ
ٌ
َ ُْ ْ َ ٌ ْ َ
َ ٌ ُ َ َ َ ُْ
)‫(متفق عليه‬
Demi Allah satu orang memperoleh hidayah lantaran
kamu, maka itu lebih baik dari pada unta merah
Dalil as-Sunnah (6)

ِ
َّ
‫ك‬
‫ل‬
‫ر‬
‫ي‬
‫خ‬
‫ال‬
‫ج‬
‫ر‬
‫ك‬
‫ي‬
‫د‬
‫ي‬
‫ى‬
‫ل‬
‫ع‬
‫ل‬
‫ج‬
‫و‬
‫ز‬
‫ع‬
‫ه‬
‫ل‬
‫ال‬
‫ي‬
‫د‬
َ َ ٌ ْ َ ُ َ َ ْ َ َ ََ َّ َ َ َّ َ ُ َ ‫َلَ ْن يَ ْه‬
ِ
ِ
َّ
‫ت‬
‫َّم‬
‫الش‬
‫ه‬
‫ي‬
‫ل‬
‫ع‬
‫ت‬
‫ع‬
‫ل‬
‫ط‬
‫ا‬
‫ِم‬
َ
َ
َ
ْ َ‫س َو َغَرب‬
ْ
َ
ْ
َ
ُ ْ )‫(الطَّب رِان‬
َْ
Demi Allah satu orang memperoleh hidayah lantaran
kamu, maka itu lebih baik dari apa yang ada di antara
terbit dan terbenamnya matahari
Dakwah = Keperluan Sosial

 Karena manusia memerlukan orang yang menjelaskan
apa-apa yang diperintahkan Allah untuk menegakkan
hujjah atas mereka (36:6, 17:15, 8:42)  menggantikan
tugas rasul
 Dakwah kepada kebatilan juga memiliki da’i yang terusmenerus bekerja (4:89) dan antar-mereka saling menolong
(8:71)
 Kehancuran suatu umat karena para pembesar dan orang
kayanya fasik dan kemungkaran tersebar di mana-mana
 Takut adzab Allah terhadap umat yang tidak
melaksanakan dakwah seperti terjadi pada Bani Israil
Dakwah bukan Hakim

 Aktivitas kita adalah berdakwah, bukan
menghakimi atau memvonis atau mengecap orang
dengan berbagai cap buruk
 Seorang ulama berkata,
‫ضاة‬
َ ُ‫نَ ْح ُن ُد َعاةٌ َولَ ْسنَا ق‬
Kita adalah penyeru bukan hakim
Pelaku Dakwah

 Pelaku dakwah disebut
ِ ‫)الد‬
ِ ‫الد‬
َّ untuk laki-laki tunggal, jamaknya ‫اعيُو َن‬
َّ
 Da’i (‫اعي‬
ِ ‫)الد‬
َّ untuk perempuan tunggal, jamaknya
 Da’iyah (ُ‫اعيَة‬
ِ ‫الد‬
َّ
‫ات‬
ُ َ‫اعي‬
ِ ‫الد‬
َّ dengan
 Tapi yang sering digunakan adalah ُ‫اعيَة‬
ُّ untuk laki-laki ataupun perempuan
jamaknya ُ‫الد َعاة‬,
 “Ta marbuthah” dalam ad-da’iyah bukan untuk
mu’annats (perempuan) tapi untuk menunjukkan
banyaknya aktivitas yang dilakukan (‫)لِلتَّ ْكثِْي ِر‬
Siapakah DAI’YAH Itu?

ِ
َّ
ُ‫الداعيَة‬
=
ِ
ِ‫ِ بِالدَّعوة‬
ِ
ِ
ِ
‫ال الْعُ ُق ْول َوالْ ُقلُ ْو‬
ُ َ‫ا ْشتغ‬
َْ
Orang yang pikiran dan hatinya sibuk dengan dakwah
Dakwah Menjadi Timbangan

 Da’iyah adalah orang menjadi dakwah sebagai
timbangan dalam menilai sesuatu




Masuk suatu perkumpulan dalam rangka dakwah
Mengambil keahlian dalam rangka dakwah
Menikah dalam rangka dakwah
Dll  selalu mencari CELAH segala sesuatu agar
supaya dakwah bisa masuk ke dalamnya
 Ia hidup dan mati untuk dakwah
Semboyan

Melebur kedalam Dakwah

 Beban dakwah ini hanya dapat dipikul oleh mereka yang telah
memahami dan bersedia memberikan apa saja yang kelak
dituntut olehnya; baik waktu, kesehatan, harta, bahkan darah
 Dakwah ini tidak mengenal sikap ganda: Ia hanya mengenal
satu sikap totalitas.
 Siapa yang bersedia untuk itu, maka ia harus hidup bersama
dakwah dan dakwah pun melebur dalam dirinya.
 Sebaliknya, barang siapa yang lemah dalam memikul beban ini,
ia terhalang dari pahala besar mujahid dan tertinggal bersama
orang-orang yang duduk-duduk.
 Lalu Allah swt. akan mengganti mereka dengan generasi lain
yang lebih baik dan sanggup memikul beban dalwah ini. Allah
swt
(2) Obyek Dakwah

MANUSIA
Yang Kita Hadapi:
Manusia

‫ )الْ َم ْدعُ ْو‬kita adalah manusia
 Obyek dakwah (





Bukan binatang
Bukan benda mati
Tapi MANUSIA dengan segala sisinya
Bukan DATA (angka-angka): satu orang, dua orang, … sepuluh orang, ….
Manusia yang memiliki BERBAGAI MACAM PERBEDAAN








Jenis kelamin
Umur
Status sosial
Pendidikan
Tempat tinggal
Suku
Agama
Dll
Bukan Malaikat

 Sekali lagi, manusia
 Bukan malaikat




Yang tidak memerlukan makan dan minum
Yang tidak pernah bosan (futur) dan letih 21:19-20
Yang tidak pernah bermaksiat 66:6
Yang tidak memiliki nafsu
 Jadi, yang kita dakwahi adalah manusia
Bukan Syaitan

 Kita juga tidak sedang mendakwahi syaitan
 Yang selalu bermaksiat kepada Allah
 Yang suka menyesatkan manusia
 Yang terkutuk
 Tapi kita manusia yang hidup di antara dua tarikan:
fujur (dari syaitan) dan takwa (dari malaikat)
 Secara lengkap kita sudah membahas tentang
manusia itu dalam MA’RIFATUL INSAN
‫َّاس‬
‫ن‬
‫ال‬
‫ا‬
‫ه‬
‫َي‬
‫أ‬
‫ا‬
‫ي‬
ُّ
َ َ
ُ

 Saat di Makkah, panggilan (dakwah) diarahkan kepada
manusia secara umum (‫َّاس‬
ُ ‫)يَا أَيُّ َها الن‬
 Karena saat itu, umat Islam masih bercampur dengan
kafir Quraisy dan kafir Quraisy menguasai wilayah
Makkah
 Setelah di Madinah, maka panggilan diarahkan kepada
ِ َّ
umat Islam sendiri (‫ين آ ََمنُوا‬
َ ‫ )يَا أَيُّ َها الذ‬karena tema ayatayatnya berkaitan dengan hukum-hukum (syari’at)
 Allah juga menyuruh Rasulullah (tidak langsung
memanggil sendiri) kepada ahli kitab  eksistensi
mereka diakui dan terus diingatkan ke jalan yang lurus
Jenis Manusia

 Manusia yang kita hadapai beragam:
1. Mu’min
2. Orang-orang yang ragu-ragu
3. Mencari keuntungan
4. Orang yang berprasangka buruk
‫( ُم ْؤِم ٌن‬Mu’min)

 Orang-orang yang meyakini kebenaran dakwah
 Mercaya kepada dakwah
 mengagumi prinsip-prinsipnya
 Menemukan padanya kebaikan yang menenangkan
jiwanya
‫( ُمتَ َرد ٌد‬Orang yang Ragu-ragu)

Orang-orang yang belum mengetahui secara
jelas hakekat kebenaran dan
Belum mengenal makna keikhlasan serta
manfaat di balik aktiviti dakwah
Mereka bimbang dan ragu
‫( نَ ْفعِي‬Mencari Keuntungan)

 Kelompok yang tidak ingin memberikan
dukungan kepada dakwah sebelum mereka
mengetahui keuntungan materi yang dapat
mereka peroleh sebagai imbalannya
 Orang yang tidak melihat bahwa hak Allah-lah
yang pertama mesti ditunaikan, pada diri, harta,
dunia, akhirat, hidup, dan matinya
 Tidak mau mendukung dakwah kecuali jika
nantinya kelak diberikan porsi kekuasaan
setelah Islam menang
‫( ُمتَ َح ِام ٌل‬Yang Berprasangka Buruk)

 Orang-orang yang selalu berprasangka buruk
kepada dakwah dan da’i-nya
 Hatinya diliputi keraguan
 Mereka selalu melihat dengan kacamata hitam
pekat
 Tidak berbicara tentang dakwah kecuali dengan
pembicaraan yang sinis.
 Kecingkakan telah mendorong mereka terus
berada pada keraguan, kesinisan, dan gambaran
negatif tentang dakwah
Agar Tepat

 Kita perlu memahami betul obyek dakwah kita agar
sikap kita kepadanya bisa tepat
 Agar kita memanusiakan mad’u kita (dalam bahasa
Jawa “ngewongke”)
 Karena mereka
 Memiliki perasaaan  bersimpatilah
 Memiliki hati  cintailah
 Memiliki pikiran  yakinkan dan puaskanlah
(3) Tujuan

ALLAH SWT
Kemana Kita Bawa?

 Kita membawa manusia kepada Allah SWT
 Itulah tujuan dakwah kita: ‫( اهلل َغايَتُنَا‬Allah tujuan kita)
 Kepada Allah SWT berarti juga kepada ISLAM
 Bukan
 Kepada AKU (‫ل‬
ََّ ِ‫)إ‬: figur  kena penyakit figuritas
 Bahaya: tidak mau taat kecuali kepada figur itu
 Kepada KAMI (‫)إِلَْي نَا‬: golongan, kelompok
 Bahaya: bisa mengkafirkan kelompok lainnya
 Itulah dakwah yang ROBBANI
Dakwah kepada Tauhid

 Dakwah para nabi dan rasul adalah dakwah tauhid
(21:25)
 Oleh karena itu, seorang da’iyah mesti berdakwah
dengan ikhlas, bukan karena dorongan-dorongan
yang lain
 Tantangan: jika orang-orang yang diseru sudah
terkumpul banyak, akan tergoda untuk membawa
mereka kepada kepentingan sang da’i (karena
iming-iming duniawi)
Dakwah yang Bersih

 Misi dakwah kita bersih dan suci; bersih dari ambisi
pribadi, bersih dari kepentingan dunia, dan bersih dari
hawa nafsu.
 Ia terus berlalu menapaki jalan panjang kebenaran yang
telah digariskan Allah swt (12:108)
 Kita tidak mengaharapkan sesuatu pun dari manusia;
tidak mengharap harta benda atau imbalan yang lainnya,
tidak juga popularitas, apalagi sekedar ucapan terima
kasih.
 Yang kita harap hanyalah pahala dari Allah, Dzat yang
telah menciptakan kami
(4) Cara

DENGAN HIKMAH, NASIHAT YANG
BAIK, DAN DIALOG YANG TERBAIK
Dakwah dengan Hikmah

 Menguasai keadaan dan kondisi mad’u-nya serta
batasan-batasan yang disampaikan setiap kali
menjelaskan kepada mereka
 Dengan demikian, tidak memberatkan dan menyulitkan
mereka sebelum mereka siap sepenuhnya
 Cara yang ditempuh harus beragam disesuaikan dengan
konsekuensi-konsekuensinya
 Tidak berlebihan dalam hamasah (semangat), indifa’
(motivasi), dan ghirah sehingga melupakan sisi hikmah
Hikmah Dakwah Rasul

 Rasulullah SAW menjawab pertanyaan yang sama dari
beberapa sahabat, tapi dengan jawaban yang berbedabeda disesuaikan dengan kondisi penanya
ِ ‫َي ْاألَ ْعم‬
 ‫ض ُل‬
َ ْ‫ال أَف‬
َ ُّ ‫( أ‬manakah amal yang lebih utama)?
ِ ‫اْليما ُن بِاللَّ ِه وال‬
 ‫اد فِي َسبِيلِ ِه‬
ُ ‫ْج َه‬
َ
َ ِْ (iman kepada Allah dan jihad di
jalanNya – HR. Bukhari-Muslim)
 ‫الص ََلةُ فِي أ ََّوِل َوقْتِ َها‬
َّ (shalat di awal waktunya – HR. Abu Dawud)
 ‫ول ال ِْقيَ ِام‬
ُ ُ‫( ط‬shalat malam yang panjang – HR. Abu Dawud)
 ‫الص ََلةُ لِ ِمي َقاتِ َها‬
َّ (shalat pada waktu-waktunya – HR. Tirmidzi),
karena mengakhirkan shalat Isya lebih afdhal
 ‫َّج‬
ُّ ‫( ال َْع ُّج َوالث‬HR. Ibnu Majah)
ِ
 ْ
ْ ‫ت َوَم ْن لَ ْم تَ ْع ِر‬
َّ َ‫ام َوتَ ْق َرأ‬
َ ْ‫الس ََل َم َعلَى َم ْن َع َرف‬
َ ‫( أَ ْن تُطْع َم الطَّ َع‬memberi makan dan
mengucapkan salam kepada yang dikenal dan yang tidak
dikenal – HR. Ahmad)
Mengemas Dakwah

 Di sinilah pentingnya mengemas dakwah dengan
kemasan yang cantik dan menarik
 Seringnya dakwah terkesan serem, membosankan,
kuno, itu-itu aja, kolot, sehingga obyek dakwah
kurang menyambutnya
 Jadi, dakwah bukan sekedar “ISINYA” (menjelaskan
kebenaran), tapi teknik dan cara dakwah juga sangat
penting
 Dakwah bukan sekedar menyampaikan sunnah, tapi
caranya pun harus nyunnah
Mau’izhah Hasanah

 Nasihat yang bisa menembus hati manusia dengan
lembut dan diserap oleh hati nurani dengan halus
 Bukan dengan bentakan dan kekerasan tanpa ada
maksud yang jelas
 Tidak dengan membeberkan kesalahan-kesalahan yang
kadang terjadi tanpa disadari atau lantaran ingin
bermaksud baik
 Kelembutan dalam memberikan nasihat akan lebih
banyak
 Menunjukkan hati yang bingung
 Menjinakkan hati yang benci
 Memberikan banyak kebaikan ketimbangan bentakan,
gertakan dan celaan
Tidak Lebih Buruk dari
Fir’aun

 Seseorang memberi nasihat kepada seorang khalifah
dengan cara yang tidak baik
 Sanga khalifah meresponnya, “Sesungguhnya engkau
tidak lebih baik dari Musa AS, dan aku tidak lebih buruk
dari Fir’aun, tetapi Musa AS berkata kepada Fir’aun
dengan lemah lembut.”
 20:44 perintah untuk berkata kepada Fir’aun dengan
perkataan yang lembut karena bagaimanapun dia berjasa
kepada Nabi Musa dan Islam tidak pernah melupakan
jasa orang
 3:159 Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu
Dialog yang Terbaik

 Ketika menyebutkan “jidal” (dialog, perdebatan)
bukan dengan “hasanah” (yang baik) tapi “ahsan”
(paling baik)
 Jidal memang cenderung emosional  tidak
terkendali, akal sehatnya hilang  debat kusir 
bukan makin nurut, malah makin menentang
 Tidak dibolehkan adanya sikap peremehan atau
pencelaan terhadap orang yang menentang dakwah
 Karena tujuan dakwah bukan menang-menangan,
tapi menyadarkan dan menyampaikan kebenaran
Menghormati Pendebat

 Berdebat dengan cara terbaik akan meredakan
keangkuhan yang sensitif karena merasa dihormati dan
dihargai
 Tugas da’iyah adalah mengungkapkan hakikat yang
sebenarnya dan memberikan petunjuk kepada jalan Allah
 Bukan untuk membela dirinya, mempertahankan
pendapatnya atau mengalahkan pendapat orang lain
 16:125 Allah-lah yang lebih mengetahui siapa yang
mendapat petunjuk
 Debat tidak diperlukan kecuali untuk menjelaskan,
selanjutnya urusan Allah
“Aku Hendak Mendengarnya”

 Quraisy sepakat mengirim Utbah bin Rabi’ah untuk memperdayakan
Rasulullah SAW, karena Utbah
 Bangsawan Quraisy yang tingkat kebangsawanannya seimbang dengan
kebangsawanan Rasulullah
 Gagah berani, berbadan tegap, masih muda, bermuka tampan, dapat bersilat
lidah, dan dapat berdialog dengan lemah lembut sehingga dapat menarik orang
yang mendengarnya dan memperdayakannya
 Utbah panjang lebar berbicara, tapi Rasulullah diam saja dengan tenang
 Saat ada jeda, Rasulullah hanya berkata, “Katakanlah olehmu kepadaku,
segala sesuatu yang hendak engkau katakan, hai Abu Walid. Aku
hendak mendengarnya.”
 Utbah melanjutkan perkataannya tapi Nabi diam saja
 Setelah Utbah sampai pada perkataan, “Pilihlah salah satu dari hal-hal
yang telah aku katakan ini mana yang engkau kehendaki, katakanlah
kepadaku.”
 Rasul berkata, “Sudahkah selesai hal-hal yang engkau katakan
kepadaku?”
 “Ya, saya selesai sekian dulu.”
 Kemudian beliau membacakan surat Fusshilat
Jangan Menutup Pintu

 Jangan menutup pintu hidayah atau taubat dengan
perkataan yang menyakitkan hati atau vonis
 Hal ini bisa menutup pintu kembali karena ibarat
gelas sudah retak, hati sudah patah arang
 Ketahuilah bahwa “vonis” kepada seseorang baru
mungkin kita lakukan setelah orang itu mati
 Selama masih hidup
 Yang sesat masih ada kesempatan bertaubat
 Yang benar masih mungkin tersesat jalan
 Jadi, tidak boleh menyombongkan diri
Bertahap

 Inilah konstitusi dakwah yang disebutkan dalam alQur’an (16:125)
 Cara yang ditempuh mestilah bertahap (tadarruj)
 Dimulai dengan hikmah
 Kemudian nasihat yang baik kepada yang bersalah
 Akhirnya debat yang terbaik kepada para penentang
 Begitu pula dalam memberikan hukuman
 Nasihat secara rahasia
 Nasihat di depan umum
 Hukuman
(5) Sasaran

INGKAR KEPADA THAGHUT DAN
BERIMAN KEPADA ALLAH, SERTA
KELUAR DARI KEGELAPAN JAHILIYAH
MENUJU CAHAYA ISLAM
Kepada Tauhid dan Islam

 Dakwah kita memiliki target yang jelas:
 Membawa manusia sampai mereka mengingkari
thaghut dan beriman kepada Allah (2:256, 16:36)
 Mengeluarkan manusia dari kegelapan jahiliyah
kepada nur Islam (2:257)  menjadikan Islam
Pedoman Hidup (minhajul hayah)
 Begitulah yang dipahami oleh Rib’i bin Amir,
Hudzaifah bin Muhsin, dan Mughairah bin Syu’bah
satu per satu dalam waktu 3 hari berturut-turut
dipanggil Rustum sebelum Perang Qadisiyah terjadi
dan ditanya, ”Kenapa kamu datang ke sini?”
Jawabannya Sama

 Maka jawaban mereka sama: “Tuhan telah mengutus kami
untuk membebaskan siapa yang mau
 dari budak manusia agar menjadi budak Tuhan saja.
 Dari kesempitan dunia kepada kelapangannya.
 Dari ketidakadilan agama-agama lain kepada keadilan
Islam.
 Lalu Tuhan mengirim RasulNya dengan agamaNya, kepada
seluruh makhlukNya. Siapa yang menerima agama ini, maka
ia akan kami terima dan kami akan kembali dari padanya.
Kami akan tinggalkan dia dengan tanahnya. Siapa yang tidak
mau akan kami perangi. Sampai kami masuk ke dalam
syurga atau mendapat kemenangan.” (Sayyid Quthb dalam
Petunjuk Jalan hlm. 125, Media Dakwah Cetakan Ketiga 1987)