Analisis Isi Media - 5398 – Halomoan Harahap

Download Report

Transcript Analisis Isi Media - 5398 – Halomoan Harahap

Analisis Isi Media

Halomoan Harahap

Pengertian

Analisis isi adalah metode penelitian untuk menggambarkan isi pesan yang tersurat secara obyektif, sistematis, dan kuantitatif.

◦ Tersurat, artinya pesan komunikasi yang tertulis dalam media cetak, terucap dalam media audio, atau tergambar dalam media visual. Analisis terhadap apa yang benar-benar ada dan tertera dalam naskah tulisan, naskah audio, atau naskah audio visual. Bukan yang tersirat (tidak tertulis).

◦ Obyektif, artinya menggunakan alat ukur kategori yang distandarisasi lebih dahulu. Syarat objektif baru dapat dilakukan oleh peneliti bila tersedia kategori-kategori analisis yang sudah didefinisikan secara jelas dan operasional sehingga peneliti lain dapat mengikutinya dengan reliabilitas tinggi. Ciri objektif ini juga berarti, siapapun yang akan melakukan analisis akan menghasilkan temuan yang sama jika kategori yang dipakai benar.

Pengertian

◦ Sistematis, adalah mengikuti langkah-langkah yang tersusun secara bertahap sehingga hasil yang diperoleh lebih baik dan dapat dilakukan replikasi atau pengulangan bila diperlukan. Isi pernyataan atau isi pesan yang relevan diteliti dengan menggunakan prosedur yang sama. Bila unit penelitian yang digunakan per paragraf misalnya, untuk semua bahan penelitian dianalisis dengan unit analisis per paragraf ◦ Kuantitiatif , artinya data yang dikumpulkan akan dihitung atau diukur dengan satuan angka-angka dalam merumuskan kesimpulan

Kegunaan Analisis Isi

  Metode analisis isi pada umumnya berguna untuk melihat isi media yang tersurat meliputi perhatian media terhadap kelengkapan keberpihakan, jenis isu, arah isu, dan penempatan isu oleh media.

isu, tokoh informasi, atau lembaga, kecenderungan, Mengetahui faktor-faktor tersebut dapat berguna untuk mengetahui isu yang sedang berkembang, pendapat umum, arah pendapat umum, persepsi dan citra suatu lembaga. Dengan demikian dapat dijadikan dasar dalam membuat keputusan seperti melaksanakan kampanye untuk men-counter isu, meluruskan pemberitaan, memperbaiki citra dan menggalang pendapat umum.

Prosedur Analisis Isi

6.

7.

8.

1.

2.

3.

4.

5.

Merumuskan tujuan analisis isi Menetapkan kategori dan definisi kategori Menetapkan unit analisis Menyiapkan lembar koding Menetapkan populasi dan pengambilan sampel Melakukan pengkodean (coding) Menganalisis data Kesimpulan

1. Merumuskan tujuan analisis isi

       Sebelum melakukan analisis isi media, terlebih dahulu dirumuskan apa tujuan melakukan analisis isi.

Apa yang ingin diketahui dengan analisis isi.

Pertanyaan apa yang ingin dijawab melalui penelitian analisis isi yang dilakukan?

Misalnya Bagaimana frekuensi isu dan arah isu kebebasan beragama di Indonesia?

Dari permasalahan tersebut dapat dirumuskan tujuan analisis isi adalah untuk mendeskripsikan banyaknya isu dan arah isu pemberitaan media terhadap kebebasan beragama di Indonesia yang dapat dibagi menjadi dua, yaitu: 1) Jumlah isu kebebasan beragama di Indonesia 2) Arah isu kebebasan beragama di Indonesia

2. Menetapkan kategori dan definisi kategori

   Kategori adalah obyek apa yang ingin dilihat dalam naskah. Kategori sering juga disebut konsep yang hendak diukur ◦ ◦ ◦ Setelah ditetapkan kemudian dirumuskan definisi masing-masing kategori Dari contoh di atas, perlu ditetapkan konsep atau istilah apa saja yang akan diukur, yaitu : ◦

Isu Kebebasan beragama Jumlah isu kebebasan beragama Arah isu

Contoh kategori dan definisi

       Isu adalah informasi yang disampaikan oleh pihak-pihak tertentu dan berkembang di dalam masyarakat pada satu priode waktu tertentu. Isu yang berkembang di masyarakat dipantau melalui pemberitaan media massa suratkabar, majalah, radio, televisi dan media on line. Kebebasan beragama adalah pendapat atau penilaian anggota masyarakat memilih, menganut, meyakini dan menjalankan syariat agama secara bebas tanpa halangan dari pihak manapun di wilayah hukum Indonesia.

Isu kebebasan beragama adalah pemberitaan media massa (suratkabar, majalah, radio, televisi dan on line tentang kebebasan memilih, menganut, meyakini, dan menjalankan syariat agama secara bebas tanpa halangan dari pihak manapun di wilayah hukum Indonesia.

Jumlah adalah akumulasi munculnya sesuatu. Dalam konteks ini, jumlah isu kebebasan berapagam adalah akumulasi pemberitaan media massa (suratkabar, majalah, radio, televisi dan on line tentang penilaian untuk memilih, menganut, meyakini, dan menjalankan syariat agama secara bebas tanpa halangan dari pihak manapun di wilayah hukum Indonesia.

Arah isu pemberitaan media massa (suratkabar, majalah, radio, televisi dan on line tentang penilaian bebas atau tidak bebas dalam memilih, menganut, meyakini, dan menjalankan syariat agama secara bebas tanpa halangan dari pihak manapun di wilayah hukum Indonesia.

Bebas artinya tidak ada halangan dari pihak manapun Tidak bebas artinya ada halangan dari pihak tertentu

Menetapkan Unit analisis

   Unit analisis adalah satuan naskah yang dapat dijadikan untuk menemukan kategori penelitian.

Unit analisis dapat berupa, kata, kalimat, judul, paragraf, atau satuan berita.

Bila unit analisis adalah kata, maka semua kata harus diteliti untuk menemukan kategori yang dimaksud.

Bila unit analisis adalah kalimat, maka semua kalimat harus diteliti untuk menemukan kategori. Bila unit analisis paragraf, maka semua paragraf harus diteliti untuk menemukan kategori begitu juga dengan satuan naskah berita.

Membuat lembar koding

  Buatlah lembar kerja yang berisi kolom-kolom apa saja yang hendak diukur dan dicatat ◦ ◦ ◦ ◦ Dari contoh di atas, yang hendak dicatat adalah: ◦ Nama media Hari/Tanggal terbit/siar Rubrik/Halaman untuk media cetak atau Program acara dan waktu pada siaran * ◦ Bentuk pemberitaan (Media cetak :Berita, Kolom, Feature, Tajuk; Media siaran: Berita, Dialog, Ulasan dsb.) ** Judul Isi yang meliputi narasumber dan penilaian

No.

1 2 3 4 dst

Contoh lembar koding

Nama Media Hari/ Tanggal Rubrik/ Halaman* Bentuk ** pemberitaan Judul Isi pemberitaan Narasumber Arah isu No.

Nama Media Hari/ Tanggal Rubrik/ Halaman* Bentuk ** pemberitaa n Judul Paragraf 1 Narasumber Arah isu Isi pemberitaan Paragraf 2 Narasumber Arah isu Paragraf dst Narasumber Arah isu 5 6 1 2 3 4 Dst

Melakukan uji kategori

  

Sebelum penelitian, definisi kategori yang telah dirumuskan perlu diuji coba.

Gunakan koder ganjil Hitung nilai reliabilitas kategori dengan rumus Holsti

Keterangan: r = nilai reliabilitas 2M = jumlah kesepakan 2 orang coder N1 = jumlah item yang dinilai koder 1 N2 = jumlah item yang dinilai koder 2

Reliabel bila nilai r ≥ 0,7

5. Menetapkan Populasi dan Memilih Sampel

    Populasi adalah suluruh bahan yang akan dianalisis.

Bila terlalu banyak media dapat dibatasi pada media tertentu atau priode tertentu.

Misalnya priode pemberitaan Suratkabar dari Januari – Juni 2012.

Bila tidak dibatasi, kita tidak mampu menelitinya Media Suratkabar Majalah Radio Televisi Online (Portal) Jumlah ± 1100 ± 150 ± 330 ± 13 ± 10

Contoh Populasi

   Untuk kasus kita di atas, dapat kita batasi pada suratkabar berita yang beredar secara nasional saja dengan masa pemberitan Januari – Juni 2012. Dengan demikian populasi penelitian adalah:  Kompas      Media Indonesia Seputar Indonesia Suara Pembaruan Sinar Harapan Koran Tempo Jumlah Populasi Jumlah media x hari terbit x bulan 6 x 7 x 6 = 256 edisi

Populasi

    Dalam contoh di atas, pemberitaan kebebasan beragama di Indonesia tidak setiap hari muncul di suratkabar.

Bila demikian halnya, alangkah baiknya pengambilan sampel tidak dilakukan.

Kumpulkan semua berita tentang kebebasan beragama dari 6 suratkabar dalam priode penelitian.

Penelitian dilakukan menggunakan sensus.

Memilih Sampel

    Bila populasi terlalu besar, dapat dipilih sampel. Sampel adalah wakil dari populasi yang dijadikan bahan penelitian Sampel harus representatif (benar-benar mewakili populasi) Sifat populasi sama dengan sifat sampel ◦ ◦ Besar sampel ditentukan oleh beberapa faktor: ◦ Keragaman populasi Tingkat kesalahan yang ditolerir Tingkat kepercayaan yang diinginkan

a. Tingkat keragaman populasi

• • • Semakin heterogen populasi sampel makin besar dan sebaliknya. Semakin hoogen populasi sampel makin kecil.

Keragaman populasi adalah rasio perbedaan Homogen 100:1 anggota populasi. Heterogen 50 : 50, Lihat ilustrasi di samping

100 : 0 83 : 17 67: 33 50 : 50 KERAGAMAN (VARIASI) POPULASI BESAR SAMPEL

b. Tingkat kesalahan yang ditolerir (sampling error)   Jika semua anggota populasi diteliti semua sebagai sampel, maka nilai sampling error adalah 0%.

Semakin besar sampel, semakin kecil angka sampling error. Sebaliknya semakin kecil sampel, semakin besar angka sampling

error.

0 % 10 % POPULASI SAMPEL 20 % 30 % SAMPLING ERROR BESAR SAMPEL 40 %

c. Tingkat kepercayaan   Tingkat kepercayaan itu tidak mungkin berupa 100%. Karena betapapun sampel diambil secara ketat selalu kemungkinan salah.

ada Tingkat adalah Sementara kepercayaan kerap dipakai dipakai adalah 90%, 95% dan 99%. Tingkat kepercayaan 90% yang berarti probabilitas kemungkinan hasil sampel sama dengan populasi 90%.

Kemungkinan salah adalah sebesar 10%.

tingkat kepercayaan probabilitas kemungkinan hasil sampel sama dengan populasi adalah 95%.

95% berarti

Distribsi sampel MEAN POPULASI Nilai X Nilai di dalam interval Nilai di luar interval -2.58 SE -1.96 SE -1.65 SE -1SE 68 % 90 % 95% 99 % MEAN 1 SE 1.65 SE 1.96 SE 2.58 SE

Rumus sampling

Keterangan: Z = Mengacu pda nilai Z (tingkat kepercayaan). Jika tingkat kepercayaan yang dipakai 90% maka nilai z = 1.65. Tingkat kepercayaan 95 % maka nilai z = 1.96. Tingkat kepercayaan 99 % maka nilai z = 2.58

p(p-1) variasi pupulasi. Variasi populasi dinyatakan dalam proporsi. Proporsi dibagi dua bagian dengan total 100 atau 1. Misalnya 0.5 E = Tingkat kesalahan yang dikehendaki (sampling error) Misalnya 10 % (0.1) atau 5 % (0.05) N = jumlah populasi

Teknik sampling

    Acak Sederhana ◦ Memilih sampel dengan cara memilih secara acak (probabilistik) Seperti diundi Sistematis ◦ Memilih sampel dengan rumus sederhana (sistem). Misalnya kelipatan Stratifikasi ◦ Bila populasi memiliki strata (lapisan). Sampel harus dipilih mewakili masing-masing strata Cluster (gugus) ◦ Bila populasi memiliki gugus (kelompok) maka harus diambil sampel mewakili gugus

Sampling Rotated

    Dalam analisis isi media, dikenal metode pengambilan sampel dengan sistem rotated. Bila isi media yang akan dianalisis muncul secara rutin dalam setiap penerbitan, maka sampel dapat diambil dengan rotated. Misalnya : Jenis isu yang diberitakan oleh Harian Kompas Bulan Januari – Juni 2012 ◦ Jenis isu permasalahan yang diberitakan ◦ Pemuatannya di Kompas setiap hari Untuk masalah seperti ini, sangat tepat digunakan sampling rotated

Rotated

Sample diambil mewakili ◦ Hari dalam seminggu ◦ Minggu dalam satu bulan ◦ Bulan dalam satu tahun ◦ Sample dalam 1 bulan hanya 7 edisi (mewakili hari dan minggu) Selasa Rabu

Juni 2012

Kamis Jum’at Sabtu Hari I Minggu II III IV V Senin 4 11 18 25 17 Juni Israj’ Mi’raj 5 12 19 26 6 13 20 27 7 14 21 28 1 8 15 22 29 2 9 16 23 30 Minggu 3 10

17

24

6. Melakukan Penelitian (Proses coding)

No.

  Meneliti (membaca) naskah dan menandai setiap unit analisis dengan kode.

Pengkodean dapat dilakukan di lembar koding Nama Media Hari/ Tanggal Rubrik/ Halaman* Bentuk ** pemberitaan Judul Isi pemberitaan Paragraf 1 Narasumber Paragraf 2 Arah isu Narasumber Arah isu Adi Bebas Ulil Tidak Paragraf dst Narasumber Arah isu Bejo Bebas 5 6 1 2 3 4 7 8 9 10 11 12 13 14 Kompas Kompas Media Indonesia Media Indonesia Seputar Indonesia Seputar Indonesia Suara Pembaruan Suara Pembaruan Sinar Harapan Sinar Harapan Koran Tempo Koran Tempo

45 40 35 30 25 20 15 10 5 0

7. Pengolahan data

  Setelah semua bahan dianalisis dan diberi kode. Menghitung data dengan statistik (sesuai kebutuhan) ◦ Misal : Statistik Deskriptif Tidak Bebas

Kesimpulan

Dari hasil penelitian terhadap isi media suratkabar nasional dapat disimpulkan:

◦ Terdapat 200 berita yang memuat masalah kebebasan beragama di Indonesia selama priode Januari – Juni 2012 ◦ Penilaian masyarakat terhadap kebebasan beragama di Indonesia cenderung bebas.

Referensi Emmert, Philip & Barker, Larry L., (1989) Measurement of Communication Behavior, Longman, New York.

Kippendorf, Klaus, (1993) Analisis Isi: Pengatar ke Metodologi, Alihbahasa Farid Waliji, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Neumann, W. Lawrence, (2000) Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches, Fourth Edition, Allyn and Bacon, Boston.

Rakhmat, Jalaluddin, (1984) Metode Penelitian Komunikasi, Remadja Karya, Bandung.

Ruben, Rebecca B.; Palmgreen, Philip; Sypher, Howard E., (2004) Communication Research Measures A Sourcebook, Lawrence Erlbaum Associates, Publisher, New Jersey.

Stempel III, Guido H.; Weaver, David H; Wilhoit, G. Cleveland (Editor) (2003) Mass Communication Research and Theory, Pearson Edudation, New York.

Wimmer, Roger D. and Dominick, Joseph R., (2000) Mass Media Research An Introduction, Wadsworth Publishing Company, Belmont C.A.