ppt KEMUKJIZATAN AL-QUR`AN

Download Report

Transcript ppt KEMUKJIZATAN AL-QUR`AN

Assalamualaikum wr wb
Iqbal Ramadhan
1413153071
Nur Khotimah
141353090
Nur rizqi windiarti
141353
Kelompok :
VIII
(Delapan)
Pengertian Mukjizat
Pengertian Mukjizat
Segi-segi Kemukjizatan Al-Qur’an
Aspek-aspek kemukjizatan
Pengertian Mukjizat
Mukjizat berasal dari bahasa Arab yakni ‫( أعجز‬a’jaza) yang berati melemahkan atau
menjadikan tidak mampu, jika kemampuannya dalam membungkam lawan, maka
dinamakan (mukjizat). Sedangkan menurut istilah adalah sesuatu yang luar biasa
yang diperlihatkan Allah melalui para Nabi dan Rasul-Nya, sebagai bukti atas
kebenaran pengakuan kenabian dan kerasulan.
Menurut Az-Zarqani I’jaz adalah suatu perkata yang menyalahi kebiasaan, keluar dari
batas-batas sebab yanng sudah dikenal, diciptakan oleh Allah SWT. Untuk orang
yang menjadi nabi dalam rangka untuk menunaikan tugas dakwah sebagai bukti atas
kebenarannya. Senada disebutkan juga oleh Ali Al-Shabuni, I’jaz Al-Qur’an adalah
menetapkan kelemahan manusia, baik secara sendiri ataupun kelompok untuk dapat
mendatangkan seperti Al-Qur’an.
Segi-segi Kemukjizatan Al-Qur’an
Diantara segi-segi kemukjizatan Al-Qur’an, adalah :
a) Al-Qur’an mengungkap sejarah masa silam. Contohnya, kisah Nabi Ibrahim as.
ketika mencari Tuhan, kisah Nabi Luth as.
yang berusaha mengubah perilaku umatnya yang suka melakukan hubungan sesama jenis
(homoseksual). Nabi Musa as. menghadapi Fir’aun dan tukang-tukang sihir Fir’aun.
b) Al-Qur’an mengungkap berita yang akan terjadi kebenarannya.
Seperti dalam surat Rum ayat 2-4 :
‫َلِل‬
ِ ‫ُغلِ َب‬
ِ ‫ين ِ ه‬
َ ‫) فِي ِبضْ ِع ِس ِن‬3( ‫ُون‬
َ ‫ض َو ُه ْم ِمنْ َبعْ ِد َغلَ ِب ِه ْم َس َي ْغلِب‬
ِ ْ‫) فِي أَ ْد َنى ْاْلَر‬2( ‫ت الرُّ و ُم‬
)4( ‫ون‬
َ ‫ْاْلَ ْم ُر ِمنْ َق ْب ُل َو ِمنْ َبعْ ُد َو َي ْو َم ِئ ٍذ َي ْف َر ُح ْالم ُْؤ ِم ُن‬
Artinya : “Telah dikalahkan bangsa Rumawi. Dinegeri yang terdekat dan mereka sesudah
dikalahkan itu akan menang. Dalam beberapa tahun lagi bagi Allah lah urusan sebelum
dan sesudah (mereka menang). Dan dihari (kemenangan bangsa Rumawi) itu
bergembiralah orang-orang yang beriman”Bangsa romawi adalah suatu bangsa yang
beragama Nasrani yang mempunyai kitab suci sedangkan bangsa Persia beragama Majusi
penyembah api dan berhala.
c) Sejalan dengan ilmu pengetahuan modern
Diantara segi kemukjizatan Al-Qur’an adalah sesuai dengan ilmu pengetahuan modern
yang ditemukan oleh ilmuwan-ilmuwan saat ini. Hal ini membuktikan akan kebenaran
wahyu ini berasal dari Allah bukan buatan Nabi Muhammad. Adapun kebenarankebenaran ilmiah yang sesuai dengan isyarat Al-Qur’an adalah :
d) Penyerbukan dengan angin
e) Angin menurut keilmuan modern merupakan alat yang dapat memindahkan serbuk jantan ke
serbuk betina pada sebuah pohon.
Dengan perkawinannya melalui angin itulah maka terjadi
pembuahan bagi pohon-pohon yang berbuah.
Tentang hal ini telah dinyatakan dalam Al-Qur’an dalam surat
Al-Hijr ayat 22 :
َ‫ازنِين‬
ِ ‫الس َم‬
َّ َ‫اح لَ َواق َِح َفأ َ ْن َز ْل َنا مِن‬
َ ‫الر َي‬
ِّ ‫س ْل َنا‬
َ ‫َوأَ ْر‬
ِ ‫اء َما ًء َفأ َ ْس َق ْي َنا ُك ُموهُ َو َما أَ ْن ُت ْم لَ ُه ِب َخ‬
Artinya : Dan kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan kami
turunkan hujan dari langit, lalu kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah
kamu yang menyimpannya.
f) Asal kejadian Kosmos
Seorang ahli astrologi Jean mengatakan, bahwa alam ini awalnya adalah gas yang berserakan
secara teratur diruang angkasa, sedangkan kabut atau kumpulan kosmos itu tercipta dari gas-gas
tersebut yang memadat. Teori ini nampaknya sesuai dengan Al-Qur’an dalam surat Fushlihat ayat
11 ,
Artinya : Kemudian dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap,
lalu dia Berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku
dengan suka hati atau terpaksa.” Keduanya menjawab: “Kai datang dengan suka hati.”
g) Pembagian Atom
Atom yang sebelum ini adalah suatu unsur yang tidak bisa dibagi-bagi. Namun kenyataannya ditemukan
menurut penelitian terbaru bahwa atom masih juga bisa dibagi-bagi menjadi unsur yang lebih kecil, yaitu
Proton, Neutron, dan Elektron. Jika kita perhatikan dengan sebuah ayat dalam Al-Qur’an yang berkenaan
dengan atom tersebut :
ْ
ُ ‫ون ِمنْ َع َم ٍل إِ هَل ُك هنا َعلَ ْي ُك ْم‬
ُ‫ُون فِي ِه ۚ َو َما َيعْ ُزب‬
َ ‫شهُو ًدا إِ ْذ ُتفِيض‬
َ ُ‫آن َو ََل َتعْ َمل‬
ٍ ْ‫َو َما َت ُكونُ فِي َشأ ٍن َو َما َت ْتلُو ِم ْن ُه ِمنْ قُر‬
ٍ ‫ض َو ََل فِي ال هس َما ِء َو ََل أَصْ َغ َر ِمنْ َٰ َذل َِك َو ََل أَ ْك َب َر إِ هَل فِي ِك َتا‬
َ ‫َعنْ َرب‬
ِ ْ‫ال َذره ٍة فِي ْاْلَر‬
ٍ ‫ين‬
ِ ‫ِّك ِمنْ م ِْث َق‬
ٍ ‫ب م ُِب‬
Artinya : “kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al-Qur’an dan
kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan,melainkan Kami menjadi saksi atasmu diwaktu kamu
melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) dibumi atau pun di
langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat)
dalam kitab yang nyata (lauh mahfuzh).” (Q.S Yunus:61)
h) Berkurangnya oksigen
Apabila seseorang naik pesawat atau naik apa saja dan ia mencapai ketinggian 35.000 kaki, maka akan
timbul gejala perasaan sesak nafas. Hal ini terjadi karena menipisnya lapisan udara tertinggi, sehingga
dibutuhkan oksigen buatan yang disediakan oleh pesawat tersebut. Realita itu sudah tertulis dalam AQur’an sejak 15 abad yang lalu, yakni :
‫َف َمن ي ُِر ِد ه‬
‫ص هع ُد فِي‬
‫ض ِّي ًقا َح َرجً ا َكأ َ هن َما َي ه‬
َ ُ‫ص ْد َره‬
َ ‫ِإلسْ الَ ِم َو َمن ي ُِر ْد أَن يُضِ له ُه َيجْ َع ْل‬
َ ْ‫ّللاُ أَن َي ْه ِد َي ُه َي ْش َرح‬
ِ ‫ص ْد َرهُ ل‬
‫ال هس َماء َك َذل َِك َيجْ َع ُل ه‬
‫ون‬
َ ‫ِين َلَ ي ُْؤ ِم ُن‬
َ ‫س َعلَى الهذ‬
َ ْ‫ّللاُ الرِّ ج‬
Artinya : Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk,
niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa
yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi
sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa
kepada orang-orang yang tidak beriman. (Q>S Al-An’am : 125)
i) Perjodohan bagi semua Makhluk dan Benda
Pada awalnya kebanyakan orang menganggap yang berpasang-pasangan hanyalah
manusia dan hewab saja. Namun setelah ilmu pengetahuan datang, ternyata perjodohan
terjadi pula pada tumbuh-tumbuhan, benda padat, dan pada semua atom yang berada di
kosmos ini. Hal ini lebih dahulu diungkapkan oleh Al-Qur’an.
‫ُون‬
َ ‫ْن لَ َعله ُك ْم َت َذ هكر‬
ِ ‫َو ِمنْ ُك ِّل َشيْ ٍء َخلَ ْق َنا َز ْو َجي‬
Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu
mengingat kebesaran Allah (Q.S Adz-Dzariyat:49
Sidik jari manusia
Didunia ini setiap manusia memiliki sidik jari yang berbeda-beda. Dan dari tahun 1884
di Inggris bahkan sampai sekarang kebanyakan negara-negara dibumi ini menggunakan
metode sidik jari untuk mengenali seseorang.
(Q.S Al-Qiyamah: 3-4)
‫أَ َيحْ َسبُ اإل ْن َسانُ أَلهنْ َنجْ َم َع عِ َظا َم ُه‬
‫ي َب َنا َن ُه‬
َ ِّ‫ين َعلَى أَنْ ُن َسو‬
َ ‫َبلَى َقاد ِِر‬
Artinya : Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang
benulangnya? Bukan demikian, sebenarnya kami kuasa menyusun (kembali) jari-jemarinya
dengan sempurna.
Aspek-aspek kemukjizatan
Merupakan kesepakatan para ulama bahwa al-Qur’an mempunyai mukjizat bukan hanya dalam
satu sisi tertentu saja, melainkan dalam banyak aspek: lafzhiyah(aspek
kebahasaan), ma’nawiyah dan rûhiyah.(QS. al-’Ankabût/29: 50-51).
menurut ‘Abdul Wahhâb Khallaf, aspek-aspek
Pertama, keterpaduan dan keserasian antara ungkapan-ungkapan, makna-makna,
hukum-hukum dan konsep-konsep yang dibawa dan ditawarkannya.
Kedua, kesesuaian ayat-ayatnya dengan penemuan-penemuan ilmiah.
Ketiga, kandungan beritanya tentang berbagai peristiwa yang hanya diketahui
oleh Yang Maha Mengetahui tentang alam gaib.
Keempat, kefasihan kata-kata yang dipilihnya, keindahan redaksi yang
digunakannya serta kekuatan pengaruh yang ditimbulkannya.
al-Shabûnî menandai tidak kurang dari sembilan aspek kemukjizatan Al-Qur’an,
sebagai berikut :
Susunan kata-katanya yang sangat indah dan menarik, sangat berbeda dengan
susunan yang kerap diucapkan oleh bangsa Arab.
Susunan redaksional yang indah menawan, sangat berbeda dengan uslub-uslub
orang Arab umunya.
Kekayaan dan kepadatan makna yang dikandungnya. Tidak mungkin ada
makhluk yang mampu mendatangkan ayat serupa ayat al-Qur’an.
Muatan ajaran tasyriknya yang lengkap dan sempurna. Sama sekali berbeda
dengan hukum-hukum buatan manusia.
Berita-berita gaib yang diceritakannya yang tidak mungkin diketahui selain lewat
wahyu.
Tidak adanya pertentangan dengan ilmu-ilmu kealamsemestaan.
Ketepatan janji dan ancamannya sesuai dengan apa yang diberitakannya.
Ilmu dan pengetahuan yang dikandungnya (ilmu-ilmu syariah dan kauniyah).
Memenuhi segala kebutuhan manusia.
ada tiga sisi yang penulis anggap perlu dibahas secara tersendiri, yaitu al-i’jâz al‘ilmî (kemukjizatan al-Qur’an dalam aspek ilmu pengetahuan kealaman), al-i’jâz allughawî(kemukjizatan al- Qur’an dalam aspek kebahasaan, uslub yang digunakan dan
susunan serta tertib ayatnya) dan al-i’jâz al-tasyrî’î (kemukjizatan al-Qur’an dalam aspek
ajaran syariat yang dikandungnya).
G. Kesimpulan
Al-Qur’an memuat multidimensi yang kesemuanya diperuntukkan bagi kebaikan umat
manusia. Sebanyak dimensi yang dikandung al-Qur’an sebanyak itu pula mukjizat yang
dimilikinya. Itu tidak lain karena setiap dimensi yang dimilikinya, pada saat yang sama
juga merupakan dimensi-dimensi kemukjizatan al-Qur’an. Dari sini kita dapat dengan
tegas mengatakan bahwa al-Qur’an adalah seluruhnya mukjizat. Tidak ada pemilahan.
Tidak ada di antara muatan al-Qur’an yang bukan mukjizat.
Daftar Pustaka
Abû Thâlib, Masmû Ahmad, Khulashah al-Bayân fî Mabâhits min ‘Ulûm al-Qur’ân,Cairo: Dâr al-Thibâ’ah
al-Muhammadiyah, cet. I, 1994.
Al-’Aqqâd, ‘Abbâs Mahmûd, al-Falsafah al-Qur’âniyah,Cairo: Dâr al-Hilâl, tt.
Baiquni, Achmad, al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan Kealaman,Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Primayasa,
cet. I, 1996.
Al-Ghazâlî, Muhammad, al-Mahâwir al-Khamsah lî al-Qur’ân al-Karîm, Mansoura: Dâr al-Wafâ`, cet. I,
1989.
———-, Kayfa Nata’âmal ma’a al-Qur’ân,Virginia: International Institute of Islamic Though, cet. III,
1992.
Ismâ’îl, Fâthimah, al-Qur’ân wa al-Nazhr al-’Aqlî, Virginia: International Institute of Islamic Though, cet.
I, 1993.
Khalaf, ‘Abdul Wahhâb, ‘Ilm Ushûl al-Fiqh,Cairo: Maktabah al-Da’wah al-Islâmiyah, cet. VIII, 1990.
Muhammad, Mamdûh Hasan, I’jâz al-Qur’ân lî al-Bâqilânî,Cairo: Dâr al-Amîn, cet. I, 1993.
Al-Qaththân, Mannâ’, Mabâhits fî ‘Ulûm al-Qur’ân,Beirut: Mansyûrât al-’Ashr al-Hadîts, cet. III, 1973.
Ridhâ, Muhammad Rasyîd, al-Wahy al-Muhammadî,Beirut: al-Maktab al-Islâmî, cet. X, 1985.
Al-Shabûnî, Muhammad ‘Alî, al-Tibyân fî ‘Ulûm al-Qur’ân,Beirut: Mu`assasah Manâhil al-’Irfân, cet. II,
1980.
Shihab, Muhammad Quraish, Membumikan al-Qur’an,Bandung: Mizan, cet. XIII, 1996.
Al-Suyûthî, Jalâluddîn, al-Itqân fî ‘Ulûm al-Qur’ân,Beirut: Dâr al-Kutub al-’Ilmiyah, cet. III,1995
Wassalamualaikum wr wb