Transcript File

HIKAYAT
adalah cerita tentang kehidupan raja
dan kerajaannya yang dihiasi dengan
kebahagiaan (percintaan) keluarga
raja atau peristiwa menakjubkan di
lingkungan kerajaan, misalnya:
kesaktian raja, kepandaian putra
mahkota, kecantikan putri raja,
peristiwa alam karena kutukan, dsb.
Cerita ini termasuk dongeng pelipur lara yaitu
dongeng yang disampaikan oleh tukang cerita
(pawang), bersifat menghibur, dan dituturkan
sebagai pengisi waktu istirahat. Dongeng
tersebut bersifat romantis dan menggunakan
pola cerita sederhana dimulai dari pertemuan
tokoh, perkelahian, perjuangan, dan
kemenangan tokoh utama sehingga sangat
disukai oleh masyarakat.
Unsur intrinsik dan ekstrinsik yang
mendukung hikayat sangat
dipengaruhi oleh kondisi masyarakat
lama, meliputi:
• tema
cerita berkaitan dengan kehidupan raja dengan istana,
pemerintahan, dan orang bawahannya; kehidupan alam
gaib berupa jin, peri, dewa; atau kehidupan orang
istimewa, misalnya: paling dungu, paling cerdik, atau selalu
malang.
• penokohan
mengacu pada tokoh-tokohkerajaan, orang istimewa, atau
dewa-dewa. misalnya: pada cerita “Hikayat hang Tuah”,
“Hikayat Si Miskin”, “Hikayat Indra Bangsawan” atau ”
Hikayat Bakhtiar”.
• pesan pengarang
disampaikan secara eksplisit dan implisit berisi pengajaran
nilai-nilai. Dalam kehidupan masyarakat lama, cerita
merupakan media pendidikan yang efektif. Contoh-contoh
dalam cerita disampaikan secara turun-temurun dan
dimodifikasi sesuai dengan perkembangan masyarakat.
• alur cerita
selalu statis dimulai dengan pengenalan tokoh, permasalahan,
klimaks, peleraian, dan pengakhiran. Akhir cerita selalu sama,
berupa kemenangan dan kebahagiaan tokoh utamanya setelah
melewati perjuangan.
• latar
tempat; menggunakan kehidupan fiktif yang sulit ditemukan,
misalnya negeri antah berantah, dunia atas angin, istana para
dewa, dsb
waktu; tidak memerhatikan urutan waktu (tidak kronologis),
asal usul raja dan kejadian penting tidak bisa ditelusuri dalam
waktu berurutan sehingga sulit dipercaya dan tidak sesuai
dengan logika.
Ada juga latar suasana.
• pengarang tidak pernah disebutkan
yang ada hanya penyadur atau penyusun buku. Hal ini
disebabkan cerita lama merupakan milik masyarakat, hidup
secara turun-temurun, dan menjadi pancaran dari masyarakat
itu sendiri.
NOVEL
adalah cerita modern berbentuk prosa
fiksi yang lebih ringkas. Dikatakan
ringkas karena isi cerita lebih terbatas
dibandingkan dengan roman. Novel
menceritakan satu episode kehidupan
tokoh, yaitu mulai dari penyajian
permasalahan hingga penyelesaian yang
mengakibatkan perubahan nasib pada
tokoh utamanya.
Unsur pembentuk novel meliputi
unsur intrinsik yaitu:
• tema cerita
sangat beragam mulai dari masalah percintaan,
persahabatan, permusuhan, perjuangan, atau
pemerintahan
• penokohan
disesuaikan dengan tema cerita yang ditampilkan
dalam pemilihan nama tokoh, ucapan, tokoh, dan
watak tokoh secara keseluruhan
• pesan pengarang
disampaikan secara eksplisit dan implisit berupa
saran berhubungan dengan permasalahan yang
sedang merebak di masyarakat. Pesan selalu
disesuaikan dengan tema yang telah ditetapkan
• alur
dalam novel sudah mengalami perkembangan sehingga lebih
variatif dibanding hikayat. Cerita tidak harus diawali dari
pengenalan, dan berakhir dengan penyelesaian. Pengarang bisa
mengawali cerita langsung pada klimaks, dilanjutkan dengan
pengenalan tokoh dan penyebab permasalahan atau dengan
cara lain sesuai dengan kemampuan pengarang.
• latar novel
bersifat fiktif realistis; artinya latar tempat, waktu, dan suasana
dalam cerita merupakan khayalan pengarang, tetapi tetap bisa
ditelusuri kebenarannya atau dapat diterima secara nalar
(logis).
• nama pengarang
selalu ditulis dengan jelas dan ciri khas pengarang sangat
mewarnai isi cerita tersebut.
Pembacanya biasanya sudah memahami perbedaaan gaya
setiap pengarang. Misalnya: novel Ahmad Tohari pasti berbeda
dengan Thoa Mochtar, Nh. Dini, sapardi Djoko Damono, atau
Iwan Simatupang, dsb
NOVEL
TERJEMAHAN
• Karya sastra terjemahan adalah karya sastra
yang disusun dengan cara mengalihbahasakan
karya sastra luar negeri menjadi bahasa
Indonesia.
• Menerjemahkan berarti mengubah bahasa
bukan mengubah isi cerita.
• Unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam karya
terjemahan masih sama dengan naskah aslinya.
• Dengan membaca naskah terjemahan,
diharapkan pembaca sudah mendapat
gambaran pemceritaan seperti yang ada pada
naskah asli.
• Novel terjemahan berasal dari novel karya
pengarang luar negeri yang dialihbahasakan ke
dalam bahasa Indonesia.
• Isi, unsur intrinsik, ndan unsur ekstrinsik tetap
sama dengan novel asli.
• Penerjemah hanya mengubah bahasa semata.
Penerjemah yang baik harus memilih karya yang
sesuai dengan latar budaya, agama, ideologi,
adat, dan kepribadian orang Indonesia.
• Kalau syarat ini tidak dipenuhi, dikhawatirkan
akan menjadi aset penyebab terjadinya kerusakan
mental karena pembaca kita belum semuanya
paham dengan teknik penyaringan. Mereka
belum mampu memilih tindakan yang sebaiknya
ditiru dan tindakan yang harus dihindari
Unsur Intrinsik
adalah unsur yang langsung
membangun karya tersebut dan
berada di dalam karya tersebut
• tema
adalah ide dasar atau gagasan pokok yang mendasari
cerita. Tema novel terjemahan umumnya dipengaruhi
latar sosial budaya negara asal novel tersebut
• alur
adalah rangkaian peristiwa demi peristiwa dalam novel.
Alur dalam novel terjemahan jjuga sama dengan alur
dalam novel Indonesia, yaitu dapat menggunakan alur
maju, mundur, ataupun campuran
• tokoh serta perwatakan
berkaitan dengan pelaku dalam novel. Tokoh serta
perwatakan dalam novel terjemahan tentunya juga
memiliki kekhasan yang sangat dipengaruhi faktor latar
sosial budaya.
• sudut pandang
cara penulis novel menceritakan kisahnya atau
segi pandang penulis dalam membawakan
cerita. Jadi, sudut pandang berkaitan dengan
penggunaan kata ganti dalam bercerita oleh
penulis, apakah menggunakan kata ganti orang
pertama, orang ketiga.
Sudut pandang dalam novel terjemahan juga
bervariasi jenisnya. Penggunaan kata ganti
orang pertama ataupun orang ketiga samasama banyak ditemukan.
• latar
adalah tempat dan waktu terjadinya cerita dalam novel.
Beberapa hli juga berpendapat bahwa budaya dan suasana
dalam cerita juga termasuk latar. Jadi, latar dalam novel
terjemahan umumnya sesuai dengan tempat atau daerah
negara tempat asal novel tersebut. Meski demikian,tidak
jarang penulis novel yang menggunakan latar tempat dari
negara lain.
• gaya bahasa
berkaitan dengan penggunaan bahasa oleh penulis dalam
novel tersebut.
Gaya bahasa novel terjamahan umumnya memiliki
kekhasan tersendiri atau berbeda dengan novel Indonesia.
Hal ini dikarenakan penggunaan bahasa yang berbeda dan
adanya keterkaitan bahasa dengan budaya suatu tempat.
• amanat
pesan yang terkandung dalam novel.
Pesan tersebut umumnya merupakan
ajaran moral yang bersifat mendidik.
Sebagaimana novel Indonesia, novel
terjemahan juga dapat menjadi salah
satu media penyampai pesan atau
amanat bagi pembaca.
Unsur ekstrinsik
adalah unsur yang berada di luar
karya tersebut. Jadi, unsur ekstrinsik
ini tidak berhubungan secara
langsung dalam membangun suatu
karya.
Unsur ekstrinsik di antaranya adalah latar
belakang budaya penulis novel,
pendidikan penulis, ataupun latar
ekonomi sosial penulis tersebut.
Oleh karen itu, agar dapat menganalisis
unsur ekstrinsik suatu novel terjamahan,
tentunya harus mencari informasi tentang
sosok penulis novel terjemahan tersebut.