Transcript Document

SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI
PEMIKIRAN EKONOMI JOHN
MAYNARD KEYNES
Pengantar menuju Pemikiran John
Maynard Keynes : Kritik terhadap
Pemikiran Ekonomi Mazhab Klasik
dan Pentingnya Peran Pemerintah
dalam Pembangunan Ekonomi
• Depresi besar dunia tahun 1930an telah
membuktikan beberapa kesalahan dari ajaran
ekonomi mazhab klasik dengan metode
deduktif logisnya. Teori mazhab klasik tentang
tenaga kerja, tabungan, dan uang, dan dalam
hal tertentu juga teorinya tentang permintaan
dan penawaran yang akan selalu mencampai
titik seimbang dengan mekanisme pasar,
masih butuh penyempurnaan
• John Maynard Keynes (baca : keenz). Putra
Inggris ini, dengan berbagai macam upayanya,
telah berhasil memberikan kritik terhadap
ilmu ekonomi klasik dengan cara yang sama
dengan aliran itu.
• Walaupun banyak kritik-kritiknya memang
sudah diketahui banyak orang, namun Keynes
lah orang pertama yang memberikan kajian
ilmiahnya.
• Pandangan Keynes sering dianggap sebagai
awal dari pemikiran ekonomi modern.
• Karena Keynes menganggap peran pemerintah
perlu dalam melaksanakan pembangunan,
sehingga Keynes sering disebut “Bapak
Ekonomi Pembangunan”
• Selain itu Keynes juga disebut “Bapak Ekonomi
Makro” karena keynes yang melakukan
analisis ekonomi secara makro.
• Keynes dengan bukunya yang berjudul General theory
of Employment, Interest and Money (1936)
mempunyai peran yang besar.
• Tentang peran buku Keynes itu , Dr. L. J. Zimmerman
(1955: 196) membuat sebuah ilustrasi yang bagus :
“jika Smith menunjukan panahnya kepada
Merkantilisme dan Marx mengarahkan meriamnya
terhadap Kapitalisme, maka buku Keynes memuat
serangan terhadap ajaran lassez-faire, terhadap dalil,
bahwa dibawah pengaruh tenaga-tenaga ekonomi yang
bebas bekerja, tingginya upah dan kesempatan kerja
seluruhnya dari pada modal yang ditawarkan”
• Besarnya pengaruh Keynes melahirkan
sebuah aliran yang disebut Keynesian, yaitu
sekumpulan teori dan kebijaksanaan ekonomi
yang terintegrasi yang berasal dari Keynes,
yang sekalipun berdasarkan paradigma
liberalisme, percaya bahwa perekonomian
yang teratur hanya dapat dicapai melalui
pengawasan dan intervensi pemerintah
(Sastradipoera, 2007: 234) .
Kritik-Kritik Keynes
1. Kritik Terhadap Hukum Penawaran
dan Permintaan
• Hal pertama yang dikritik Keynes dari
pemikiran klasik adalah kritik dari J.B. Say
bahwa “penawaran akan menciptakan
penawarannya sendiri”. Karena kritik ini juga
berimplikasi terhadap nasib kaum buruh,
maka Keynes juga mengkritik pandangan
klasik yang mengatakan bahwa tidak ada
pengangguran terpaksa, yang ada hanyalah
pengangguran sukarela
a. “penawaran akan menciptakan
penawarannya sendiri”
• Menurut Keynes, pandangan bahwa “penawaran
akan menciptakan penawarannya sendiri” dapat
dibilang adalah pandangan yang tidak melihat
kenyataan empiris, mengapa? karena dalam
kenyataannya permintaan biasanya lebih kecil
dari penawaran. Alasannya, sebagian dari
pendapatan yang diterima masyarakat akan
ditabung, dan tidak semuanya dikonsumsi.
Dengan demikian permintaan efektif biasanya
lebih kecil dari total produksi (Deliarnov, 1995:
142).
• Pada saat depresi besar-besaran tahun 1930,
Produksi yang tak terkendali dengan tidak
diimbanginya dengan permintaan yang sepadan
menyebabkan stok barang menumpuk. Ahirnya
untuk menutup kerugian biaya produksi, para
pengusaha biasanya melakukan dua hal : yaitu
mengurangi upah pegawai atau rasionalisasi
dengan mengurangi jumlah pegawai. Saat dua
hal itu dilakukan, pendapatan masyarakat yang
sebagian besar bekerja sebagai buruh akan
berkurang, sehingga konsumsi masyarakat juga
berkurang sehingga depresilah yang terjadi.
b. tidak ada pengangguran terpaksa,
yang ada hanyalah pengangguran
sukarela
• Kritik Keynes terhadap pemikiran klasik bahwa tidak ada
pengangguran terpaksa, yang ada hanyalah
pengangguran sukarela. Teori klasik berpendapat bahwa
pengangguran tercipta hanya karena orang tersebut keras
kepala dan pilih-pilih pekerjaan. Keynes melihat bahwa
terori tersebut, betapapun logisnya, tidak dapat diterapkan
dalam dunia nyata. Para pekerja biasanya menolak
penurunan upah sekalipun dengan berbuat demikian
mereka harus kehilangan pekerjaan; serikat pekerja telah
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tata
perekonomian; dalam kenyataannya pengangguran massal
sering terjadi dan pengalaman para pekerja selama depresi
menunjukkan bahwa pada upah berapapun mereka tidak
mendapat pekerjaan (Soule, 1994: 162)
2. Kritik Terhadap Teori Tabungan dan
Konsumsi
• Pemikiran klasik percaya bahwa tabungan
masyarakat akan dihimpun oleh lembagalembaga keuangan, dan nanti akan disalurkan
pada investor. Menurut keyakinan pendukungpendukung klasik, pasar akan mengatur
sedemikian rupa sehingga jumlah tabungan
akan sama dengan jumlah investasi
(Deliarnov, 1995: 143).
a. pasar akan mengatur sedemikian
rupa sehingga jumlah tabungan akan
sama dengan jumlah investasi
• Menurut Keynes, sekali lagi, pandangan itu tidak sesuai
dengan kenyataan. Karena jumlah yang ditabung
orang berbeda-beda dan tidak semuanya akan
digunakan untuk investasi. Hal itu karena adanya
faktor-faktor yang berada di belakang motif masyarakat
mengkonsumsi atau biasa disebut dengan
“kecenderungan berkonsumsi” (propensity to
concume). Ada motif penting yang dilupakan oleh
mazhab klasik yaitu motif berjaga-jaga. Dengan motif
itu berarti kemungkinan besarnya adalah jumlah
tabungan tidak sama dengan jumlah investasi. Jika
karena suatu hal terjadi persamaan maka itu adalah
kebetulan.
• Menurut Keynes, besar kecilnya tabungan
tergantung pada berapa besar pendapatan
atau penghasilan yang diperoleh. Orang
miskin tentu saja tabungannya kecil karena
pendapatannya habis untuk konsumsi,
sedangkan orang kaya bisa lebih besar.
• Dengan argumen ini, Keynes mencoba untuk
menyimpulkan bahwa jika di dalam
masyarakat tidak terjadi perubahan yang
berarti dalam pendapat nasional maupun
distribusinya, maka tabungan totalnya pun
tidak akan mengalami perubahan yang
berarti. Karena jika konsumsi tetap maka
tabungan yang merupakan pelengkapnya akan
tetap juga (Soule, 1994: 166).
• Dengan kesimpulan itu Keynes dapat
menyatakan bahwa besarnya tabungan
tergantung pada perubahan kecenderungan
berkonsumsi yang diakibatkan oleh adanya
perubahan (marginal) dalam tingkat
pendapatan.
3. Kritik terhadap Teori Investasi
• Lalu apakah yang dapat diandalkan untuk
melakukan perubahan pendapatan. Menurut
Keynes, jawabannya adalah investasi.
Menurutnya investasi mempunyai kekuatan
pendorong yang luar biasa bahkan sekalipun
investasi yang dilakukan tiap tahun hanya
merupakan sebagian kecil saja dari
pendapatan nasional (Soule, 1994: 167).
• Melihat pentingnya investasi dalam
perekonomian suatu Negara, maka menurut
Keynes dan pengikutnya harus benar-benar
direncanakan karena investasi adalah
“besaran” yang paling peka sehingga
menyebabkan perekonomian berada dalam
kenaikan (boom) atau kejatuhan (bust)
(Sastradipoera, 2007: 245)
• Hubungan antara konsumsi, investasi dan
pendapatan digambarkan oleh Keynes dengan
persamaan :
Y=C+I
pemaparan Dr. Zimmerman (1995:
199) mengenai hal ini :
• Jalan pikiran Keynes adalah sebagai berikut : oleh
karena penghasilan terjadi dari produksi, maka
penghasilan kemasyarakatan seluruhnya (dalam hal ini
kita hanya mengingat kepada perekonomian yang
tertutup), dengan perkataan lain jumlah upah-upah,
bunga dan keuntungan adalah sama dengan nilai
produk kemasyarakatan seluruhnya. Jika produk
kemasyarakatan ini kita bagi dalam produksi barangbarang konsumsi (C) disatu pihak dan dalam produk
barang-barang investasi (I) dipihak lain, maka kita juga
dapat mengatakan, bahwa penghasilan kemasyarkatan
(Y) sama dengan C + I.
• Dari persamaan tersebut dapat diketahui juga (dari
penjabaran sebelumnya) bahwa tabungan (S /saving) sama
dengan pendapatan dikurangi konsumsi atau S = Y – C,
maka dari persamaan itu dapat ditemukan persamaan
bahwa S = I, Tabungan sama dengan Investasi. Nah, jika kita
melihat persamaan ini bukankah terbalik dengan yang
pernah kita bahas sebelumnya bahwa menurut Keynes
tabungan tidak mesti sama dengan investasi? Sekarang
cukuplah1 jika hanya dikatakan Menurut Keynes teori itu
hanyalah sebuah gambaran bahwa perekonomian pasti
selalu menuju keadaan tersebut. Keadaan di mana
tabungan yang diinginkan sama dengan investasi yang
diinginkan (Soule, 1994: 164).
4. Peran Pemerintah dalam Pemikiran
Keynes
• Dalam pemikiran Keynes, pemerintah mempunyai andil
yang besar.
• Sebenarnya Keynes percaya dengan slogan laissezfaire-laissez-passer klasik bahwa dengan mekanisme
pasar perekonomian akan selalu menemukan jalannya
sendiri menuju titik keseimbangan, tetapi hal itu
membutuhkan waktu yang lama. Sedangkan kata-kata
Keynes yang termashur adalah “dalam jangka panjang
kita akan mati” (Deliarnov, 1995: 146).
• Dengan argumen itulah peran pemerintah bukan lagi
dibutuhkan tetapi adalah sebuah keharusan.
(Sastradipoera, 2007: 247).
• Keynes dan pengikutnya berpendapat bahwa:
1. pemerintah seharusnya melakukan intervensi
melalui kebijaksanaan fiskal dan moneter untuk
mendorong kesempatan kerja penuh, stabilitas
harga, dan pertumbuhan ekonomi.
2. memerangi depresi dan resesi ekonomi,
seharusnya dilakukan dengan cara meningkatkan
belanja pemerintah atau mengurangi pajak yang
dapat menambah belanja konsumsi sektor swasta
3. Mereka juga menyarankan agar penguasa
moneter menambah pasokan uang untuk
menurunkan suku bunga dengan harapan agar
kebijaksanaan itu mampu mendukung
investasi.
• Untuk menghadapi inflasi yang disebabkan
oleh permintaan keseluruhan yang berlebihan,
pemerintah sebaiknya :
1. mengurangi belanja,
2. meningkatkan pajak untuk mengurangi
belanja konsumsi sektor swasta, atau
3. mengurangi pasokan uang untuk
meningkatkan suku bunga, yang akan dapat
meredam belanja investasi berlebihan
• Kaitannya dengan peran pemerintah – dengan
mendekati pemikiran Marx – Keynes
mengusulkan adanya pajak progresif yang
dikombinasikan dengan berbagai tindakan
jaminan sosial dan pelayaan umum agar
pendapatan dapat merata.
• Karena distribusi pendapatan yang tidak merata
cenderung akan meningkatkan tabungan dan
membatasi investasi (yang dalam hal ini
menurut Keynes, mempunyai faktor yang besar).
Pemikiran Keynes
• Pertama, anggapan kaum klasik bahwa adanya
the invisible hand yang akan selalu membuat
perekonomian berada dalam titik seimbang
• Kedua, Dalam pemikiran Keynes, Investasi
mendapat peran yang istimewa. Karena
dengan asumsi bahwa tabungan relatif stabil,
sedangkan pendapatan selalu bertautan
dengan tabungan maka jalan yang dapat
dipilih adalah investasi
• ketiga, dengan melihat pemikiran Keynes
bahwa pemerintah harus campur tangan, di
sini kita bisa melihat bahwa pemikiran Keynes
adalah sebuah sintesis yang apik antara SmithRicardo dan Marx.
Tokoh –tokoh Keynesian
1. Alvin Harvey Hansen (1887-1975)
• Hansen adalah pakar ekonomi lulusan Harvard
University.
• Hansen mengatkan permasalahan mengenai
pendapatan nasional, investasi dan kesehatan
kerja dengan gerak gelombang atau fluktuasi
ekonomi.
• Bukunya antara lain: Fiscal Policy and Bussiness
Cycle (1941), Bussiness Cycle and National
Income (1951), A Guide To Keynes (1953)
2. Simon Kuznets (1901)
• Kuznets berhasil menggabungkan ilmu statistik
dan ilmu matematika dengan ilmu ekonomi
menjadi suatu kesatuan yang padu.
• Ia juga banyak menyumbangkan pemikiran
tentang hal-hal yang berhubungan dengan
perhitungan pendapatan nasional.
• Bukunya antara lain : National Income and Its
Composition (1941), Economic Chance (1953),
Modern Economic Growth, Rate, Structure and
Spread (1960)
3. John R Hicks (1904)
• Telah berjasa dalam mengembangkan pemikiran
keynes.
• Salah satunya adalah kemampuannya dalam
merangkai teori – teori ekonomi mikro dalam
kerangka teori ekonomi makro keynes mlalui
pendekatan matematika.
• Hicks dan Hansen memperkenalkan analisis IS –
LM. Analisis ini sangat bermanfaat dalam
menjelaskan hubungan antara berbagai variabel
dalam perekonomian
4. Wassily Leontief (1906)
• Menurut Leontief, hubungan dan ketertarikan
antara sektor-sektor dalam peekonomian dapat
digambarkan dalam suatu matriks, yang pada
intinya berisikan tabel-tabel tentang faktor-faktor
produksi disetiap sektor.
• Dengan dikembangkannya analisis output – input
Leontief maka sekarang para ahli dapat secara
lebih jelas melihat bagaimana komposisi dan
keterkaitan diantara sektor ekonomi keseluruhan.
5. Paul Samuelson (1915)
• Memperhatikan bagaimana perdagangan luar
negeri dimasukkan kedalam kerangka umum
teori ekonomi makro.
• Ada hal yang berjasa dalam ulasan Samuelson
yaitu diperlihatkannya hubungan timbal balik
antara faktor multiplier dan asas accelerator
yang saling memperkuat perannya dalam
jalannya perekonomian secara agregat
thanx