PROTECTED CULTIVATION (BUDIDAYA TERKONTROL)

Download Report

Transcript PROTECTED CULTIVATION (BUDIDAYA TERKONTROL)

PROTECTED CULTIVATION
(BUDIDAYA TERKONTROL)
Budidaya tanaman hortikultura dibagi dalam dua kelompok :
A. Protected cultivation (budidaya terkontrol)
B. Budidaya di lahan terbuka (open field)
Alasan utama budidaya tanaman secara terkontrol:
1. Memungkinkan penanaman tanaman di daerah tertentu dimana tanaman tidak
akan tumbuh baik apabila ditanam secara open field.
2. Memungkinkan penanaman tanaman di luar musim tanamnya (musim tidak lagi
menjadi kendala) dan produksi tanaman sepanjang tahun.
3. Memanfaatkan faktor-faktor/kondisi pertumbuhan seoptimal mungkin sehingga
diperoleh kuantitas dan kualitas hasil yang tinggi.
4. Untuk mendapatkan cara terbaik pengendalian hama dan penyakit tertentu
5. Tanaman dapat dilindungi dari gangguan lingkungan yang dapat merusak tanaman
seperti: angin kencang, hujan lebat dsb.
Asal usul dan perkembangan budidaya terkontrol
•
Penggunaan bahan-bahan untuk melindungi tanaman hortikultura dari keadaan iklim
yang dapat merusak tanaman telah berlangsung sejak dulu kala. Sekitar 2000 tahun
yang lalu, bangsa Romawi telah menggunakan bedengan-bedengan yang dapat
digerakkan untuk budidaya mentimun dan melon. Bedengan-bedengan itu digerakkan
masuk ke dalam gua pada saat malam dingin. Pada abad pertengahan, tanaman
hortikultura ditanam di lingkungan castle dan biara, dimana digunakan dindingdinding untuk melindungi tanaman. Pada abad 16 kebun botani (botanical gardens)
pertama dibangun. Kaca digunakan untuk melindungi tanaman muda. Di dalam castle
di Eropa Tengah kebun jeruk (orangeries) dibangun dengan dinding dari batu atau
kayu, dengan jendela-jendela berada pada sisi utara.
•
Pada abad 18, rumah kaca (greenhouse) pertama dibangun di Belanda dan Eropa
Tengah. Tujuannya untuk menangkap lebih banyak cahaya dengan menempatkan kacakaca membentuk sudut dengan dinding. Dinding-dinding samping juga digunakan panelpanel kaca untuk memperoleh lebih banyak cahaya. Pada awal abad 19, rumah kaca
pertama dibangun dengan semua dindingnya terbuat dari kaca. Bangunan tersebut
pada umumnya dijumpai di dalam castle, biara dan perusahaan negara. Pada akhir abad
19, rumah kaca mulai digunakan oleh petani komersial (commercial growers). Mulai
saat itu perkembangan teknis pada bidang konstruksi rumah kaca melaju dengan pesat
hingga saat ini. Pada beberapa tahun terakhir ini, sistem produksi secara komersial telah
berkembang di beberapa tempat di dunia (termasuk Jepang dan Belanda) yang dapat
disetarakan dengan suatu pabrik. Di dalam pabrik ini, sebanyak mungkin peralatan yang
dioperasikan secara otomatis, meliputi kontrol iklim, irigasi, penanaman dan
pemanenan.
Tabel . Estimasi luas greenhouse di beberapa kawasan
di dunia (dalam hektar)
Sumber: Bakker et.al. 1994
Daerah
R. Kaca
R. Plastik
Total
Eropa
30.000
64.000
94.000
Eropa Barat
20.000
1.000
21.000
EEC
21.000
45.000
66.000
Eropa Timur
11.000
18.000
29.000
Kawasan Mediterania
4.000
70.000
74.000
Asia
3.700
97.000
110.000
Asia Timur
2.000
83.000
85.000
7.000
7.000
4.000
6.500
2.000
2.000
700
1.400
Afrika
Amerika Utara
2.500
Amerika Selatan
Oceania
700
Tabel . Estimasi luas greenhouse di beberapa negara (hektar)
Negara
Aljazair
Australia
Belgia
Bulgaria
Belanda
Cina
Columbia
Hungaria
Inggris
Israel
Italia
Jerman
Jepang
Korea
Maroko
Perancis
Polandia
Portugal
Rumania
Spanyol
Tunisia
USA (Amerika)
USSR (Uni Soviet)
Yunani
R. Kaca
600
2000
800
9500
Beberapa ribu
300
2000
180
1600
3600
1800
1800
1900
20
1450
100
2300
4500
125
R. Plastik
3600
600
100
1000
50
36.000
2000
4000
180
1420
15,400
1050
37.000
10.000
1600
5500
1800
1500
4050
18.400
1170
3700
5600
3825
Total
3600
1200
2100
1800
9550
> 36.000
2000
4300
2180
1600
17.000
4650
38.800
10.000
1600
7300
3700
1520
5500
18.500
1170
6000
10.100
3950
Perkembangan budidaya terkontrol pada suatu daerah antara
lain dipengaruhi faktor geografi, iklim dan sosial - ekonomi.
• Produk dari budidaya terkontrol biasanya dikonsumsi dalam bentuk
segar, sehingga pusat produksi harus dekat dengan pasar atau
infrastruktur (jalan dan alat transportasi) harus baik sehingga
produk dapat secepat mungkin sampai ke konsumen (pasar).
• Di lain pihak, disana harus ada cukup banyak permintaan terhadap
produk, dan konsumen harus cukup uang (di Indonesia, kelas
menengah ke atas) untuk membeli produk yang mahal tersebut.
• Jadi faktor-faktor yang menentukan perkembangan budidaya
terkontrol di suatu negara antara lain: iklim, ketersediaan bahan
dasar, tenaga kerja (pendidikan), infrastruktur, pemasaran,
kemakmuran masyarakat, kebijakan pemerintah dan kondisi politik.
Bagaimana cara mengatur iklim dan faktor pendukung
pertumbuhan tanaman pada budidaya terkontrol
(protected-cultivation)!
• Suatu daerah (negara) memiliki iklim yang berbeda dengan daerah
(negara) yang lain antara lain disebabkan karena perbedaan tinggi
tempat (altitute) dan perbedaan lintang (latitute). Faktor iklim yang
dipengaruhi oleh perbedaan lintang maupun tinggi tempat antara
lain: temperatur, curah hujan, panjang hari, intensitas cahaya,
kecepatan angin misal untuk kawasan pantai dan kelembaban
udara.
• Faktor iklim yang dikontrol terdiri dari intensitas cahya, temperatur,
kelembaban udara, dan kecepatan angin; dan faktor pendukung
pertumbuhan terdiri dari nutrisi, kandungan CO2 udara dan air. Di
dalam rumah penanaman (greenhouse) yang modern, faktor-faktor
tersebut dapat dikendalikan secara teliti dengan menggunakan
sistem komputerisasi.
Rumah Penanaman (greenhouse)
• Pembangunan rumah penanaman di daerah
tropis dapat dimaksudkan untuk melindungi
tanaman dari gangguan curah hujan lebat,
hama dan penyakit, angin kencang, serta
untuk melindungi tanaman yang tidak tahan
terhadap intensitas cahaya tinggi. Rumah
penanaman dapat berupa rumah kaca (glass
house), rumah plastic (plastic house), dan
rumah bilah (kerai).
Rumah Plastik (plastic house)
• Kini di pasaran dapat kita jumpai berbagai bahan plastik yang tembus
cahaya missal polietilen, polivinil, selulosa asetat, dan poliflex.
Keuntungan penggunaan bahan bangunan ini adalah harganya murah.
Kelemahannya adalah tidak awet, mudah rusak atau robek oleh sinar
ultra violet dan angin kencang, sehingga harus segera mengganti.
Selain itu, di daerah yang curah hujannya tinggi, bila bentangannya
kurang kuat dapat terjadi genangan air, yang dapat bocor ke bawah,
atau jadi lensa sehingga dapat memfokuskan cahaya pada tempat
tertentu sehingga dapat membakar daun tanaman. Untuk menghindari
hal itu atap dapat dipasang dengan kemiringan yang curam.
• Sekarang ini, selain plastik film, ada juga tersedia lembaran plastik
gelombang yang mudah dipasang, dan secara fisik lebih kuat. Mica,
fiberglas, juga tersedia di pasar, dan lebih awet. Yang menjadi masalah,
ialah atap tersebut ditumbuhi ganggang hijau atau merah dan lumut,
untuk fiberglas sulit dicuci, selain itu serpihan-serpihan gelas dapat
menimbulkan rasa gatal pada pekerja.
Rumah bilah atau kerai
• Rumah bilah atau kerai ini sering digunakan untuk menanam
tanaman hias yang kurang menyukai cahaya terik. Jumlah air atau
hujan tidak menjadi masalah. Kebanyakan tanaman hias daun
(foliage ornamental plants) biasanya ditanam dibawah rumah ini.
Bilahan kayu reng atau kerai bambu dihamparkan di atas rangka
bangunan. Biasanya pengurangan cahaya antara 25 - 50%.
• Bangunan ini juga sering digunakan untuk pembibitan buah-buahan
atau tanaman landsekap. Atap dapat datar. Ukuran bilah dapat
bervariasi, dapat sebesar lidi hingga ke bilah yang lebih besar antara
5-8 cm. Saat sekarang banyak dijual di pasaran jala-jala plastik atau
polynet beraneka warna. Ukuran lebar mata jala berbeda-beda,
tebal lembaran juga bermacam-macam.
Rumah Kaca (glass house)
•
•
Bagian-bagian utama dari rumah kaca meliputi kerangka, dinding, tiang,
talang, dan meja penanaman. Karena rumah kaca memiliki atap dari kaca
diperlukan tiang penyangga yang kokoh. Tiang dapat dari besi, almunium atau
kayu yang kuat. Untuk daerah tropis, dinding, rumah kaca tidak perlu dari
kaca, selain tidak perlu tembus cahaya, juga beresiko tinggi mudah pecah.
Dinding terbuat dari kasa adalah lebih baik, selain serangga tidak mudah
masuk, hembusan angin juga bisa masuk ke dalam areal penanaman sehingga
dapat tercipta kondisi sejuk.
Atap kaca perlu dicuci pada saat hujan, dan pada waktu musim kemarau dapat
disemprot air kapur agar cahaya agak redup. Atap perlu dibuat ventilasi. Bila
ada jendela (lubang ventilasi) di atap yang dapat dibuka dan ditutup akan lebih
baik (ideal). Namun bila tidak, dibuat model ventilasi model rumah joglo, agar
udara panas mudah berdifusi ke luar.
Gambar . Model ventilasi rumah kaca di daerah tropis
OUTSIDE GREENHOUSE
Kerangka Struktur Greenhouse
OUTSIDE GREENHOUSE
INSIDE GREENHOUSE
INSIDE GREENHOUSE
INSIDE GREEHOUSE
INSIDE GREEHOUSE
INSIDE GREEHOUSE