Tujuan - bbws serayu opak

Download Report

Transcript Tujuan - bbws serayu opak

Disajikan pada Acara Oleh : Narjan, SE, MSi Kasie Program BPDAS Serayu Opak Progo

(DAERAH ALIRAN SUNGAI)

Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang merupakan kesatuan ekosistem dengan sungai dan anak-anak sungainya yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah pengairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan. (UU No 7/2004 Ps 1)

K O N S E P D A S

DAS Progo

DAS Progo 11 Kab/Kota

PROV. /KAB DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BANTUL SLEMAN KULON PROGO KOTA YOGYAKARTA Total JAWA TENGAH BOYOLALI KOTA MAGELANG MAGELANG PURWOREJO SEMARANG TEMANGGUNG WONOSOBO JUMLAH 14.842,25 25.021,91 30.141,95 227,60 70.233,71 3.263,35 1.846,40 109.686,48 747,49 2.772,92 56.922,47 584,65 175.823,74 246.057,45

PETA ADMINISTRASI DAS PROGO

Yogyakarta Oktober 2013

DAS OPAK = SUB DAS = 6 KAB/KOTA

KAB/KOTA KAB. BANTUL KAB. BANTUL Total KAB. GUNUNG KIDUL KAB. GUNUNG KIDUL Total KAB. KLATEN KAB. KLATEN Total KAB. SLEMAN KAB. SLEMAN Total KAB. WONOGIRI KAB. WONOGIRI Total YOGYAKARTA YOGYAKARTA Total JUMLAH SUB DAS Sub DAS Opak Sub DAS Oyo Sub DAS Winongo Sub DAS Opak Sub DAS Oyo Sub DAS Opak Sub DAS Opak Sub DAS Winongo Sub DAS Oyo Sub DAS Opak Sub DAS Winongo LUAS (Ha) 14.641,71 11.272,22 9.625,64 35.539,57 746,96 58.892,15 59.639,11 3.980,62 3.980,62 27.727,81 3.744,27 31.472,08 6.520,26 6.520,26 2.227,64 1.020,85 3.248,49 140.400,13

Wilayah DAS Serang

DAS SERANG = 6 SUB DAS = 2 KAB

No.

I.

SUB_DAS Sub DAS Nagung KABUPATEN KULON PROGO KULON PROGO KULON PROGO KULON PROGO II.

Sub DAS Nagung Total Sub DAS Ngrancah KULON PROGO KULON PROGO KULON PROGO KULON PROGO III.

Sub DAS Ngrancah Total Sub DAS Serang Hilir KULON PROGO KULON PROGO KULON PROGO KULON PROGO KULON PROGO KULON PROGO KULON PROGO IV.

Sub DAS Serang Hilir Total Sub DAS Serang Sekiyep KULON PROGO KULON PROGO KULON PROGO KULON PROGO V.

Sub DAS Serang Sekiyep Total Sub DAS Sidatan KULON PROGO KULON PROGO KULON PROGO VI.

Sub DAS Sidatan Total Sub DAS Sumitro KULON PROGO KULON PROGO KULON PROGO PURWOREJO Sub DAS Sumitro Total Jumlah

Sumber : Analisa data GIS

KECAMATAN KOKAP PENGASIH TEMON WATES BAGELEN GIRIMULYO KALIGESING KOKAP GALUR NANGGULAN PANJATAN PENGASIH SENTOLO TEMON WATES GIRIMULYO KOKAP NANGGULAN PENGASIH KOKAP TEMON WATES GIRIMULYO NANGGULAN PENGASIH KALIGESING Jumlah 1.829,74 1.888,02 464,66 647,15 4.829,57 2,87 23,61 41,01 2.067,02 2.134,50 40,02 31,13 3.062,78 715,33 67,15 3,28 2.457,53 6.377,23 69,42 435,97 8,00 1.034,51 1.547,90 978,77 2.154,04 9,86 3.142,66 2.932,60 1.034,97 1.536,41 402,81 5.906,79 23.938,65

1. INDIKATOR  Tertutupnya lahan-lahan terbuka/kosong di DAS  Pemanfaatan/penggunaan sesuai dengan fungsinya  Berkurangnya lahan kritis pada DAS 2. PARAMETER a. Indek Penutupan Lahan (IPL) Luas lahan bervegetasi/Luas DASX 100 %  . IPL > 75 % = BAIK  . IPL 30 % - 75 % = SEDANG  . IPL<30 % = KURANG

Nilai Indek Penutupan Lahan (IPL) DAS Progo Opak Serang NO.

1 1.

2.

3.

SWP DAS/DAS

2 OPAK PROGO Serang Progo Opak

Luas DAS Ha

3 29.842,34 237.058,11 132.072,30

Luas Lahan Bervegatasi (Ha)

4 13.677,12 74.647,25 24.442,95

Indek Penutupan Lahan (IPL)

5 45,83 31,49 18,51

b. Kesesuaian Penutupan Lahan (KPL) Pada Kawasan budidaya pad umumnya penggunaan lahan sesuai dengan fungsinya, tetapi pada kawasan lindung masih belum mencapai 90 % sesuai dengan fungsinya No. 1 SWP DAS/ DAS 2 1. Serang 2. Progo 3. Opak Luas Ha 3 29.842,34 Sesuai Fungsi Kawasan 4 Tidak Sesuai Fungsi Kawasan 5 % tase 6 26.048,642 3.793,69 87,29 237.058,11 202.021,036 35.037,08 85,22 132.072,30 107.111,856 24.960,45 81,10

DAS/KABUPATEN AK K Hutan Lindung PK SK TK Luas Klasifikasi Kekritisan Lahan Dalam Kawasah Hutan ( Ha ) Hutan Produksi Jumlah AK K PK TK Jumlah AK

PROGO I. JAWA TENGAH

1. KAB. MAGELANG 2. KOTA MAGELANG 3. KAB. TEMAGGUNG 4. KAB. WONOSOBO 5. PURWOREJO

JUMLAH JATENG II. DIY

1. KAB. BANTUL 2. KAB. SLEMAN 3. KULON PROGO 4. YOGYAKARTA

JUMLAH DIY JUMLAH PROGO

2,925.42

-

2,925.42

348.41

-

348.41

2,430.80

3,148.31

193.29

5,772.40

-

496.35

-

496.35

6,200.98

3,148.31

193.29

-

9,542.58

1,592.67

38.47

43.87

1,675.00

174.87

-

174.87

3,100.29

-

348.41

-

5,772.40

16.30

-

16.30

16.30

-

496.35

191.17

-

191.17

9,733.74

-

1,675.00

-

-

-

-

122.37

159.11

281.48

-

281.48

-

-

1,715.04

197.58

43.87

1,956.49

-

1,956.49

1,166.15

703.43

161.46

-

2,031.05

-

2,031.05

Hutan Produksi Terbatas K 262.66

-

262.66

PK 32.20

262.29

294.50

TK -

262.66

-

294.50

-

-

-

-

Jumlah 1,461.02

965.73

161.46

2,588.21

TOTAL 9,377.03

4,311.62

354.76

43.87

14,087.27

-

2,588.21

191.17

-

191.17

14,278.44

DAS/KABUPATEN AK K Luas Klasifikasi Kekritisan Lahan Dalam Kawasah Hutan ( Ha ) Kawasan Budidaya PK TK Jumlah AK K Kawasan Lindung PK TK Jumlah Jumlah

PROGO I. JAWA TENGAH

1. KAB. MAGELANG 2. KOTA MAGELANG 3. KAB. TEMAGGUNG 4. KAB. WONOSOBO 5. PURWOREJO

JUMLAH JATENG II. DIY

1. KAB. BANTUL 2. KAB. SLEMAN 3. KULON PROGO 4. YOGYAKARTA

JUMLAH DIY JUMLAH PROGO

10,436.64

64.24

8,416.84

-

18,917.73

1,667.10

560.14

-

2,227.24

39,701.13

1,738.31

16,113.12

24.86

16.43

57,593.84

26,961.87

92.57

20,277.38

-

47,331.82

78,766.75

1,895.12

45,367.48

24.86

16.43

126,070.64

11,808.38

2,342.40

18.83

19.13

14,188.74

1,316.68

368.42

1,685.10

9,393.56

58.96

5,136.26

657.03

15,245.81

437.33

16.80

894.37

-

1,348.51

22,955.96

94.59

8,741.45

676.16

32,468.16

2,020.36

135.47

3,791.94

-

5,947.77

24,865.50

20.33

1,681.92

-

1,702.25

3,929.49

491.82

51.70

1,186.00

-

1,729.53

59,323.37

11,286.79

22,245.87

15,771.36

201.43

49,505.45

96,837.27

13,798.97

22,453.37

22,431.23

201.43

58,885.00

184,955.63

120.00

352.77

1,685.25

186.31

21.40

303.66

3,335.18

1,551.11

1,543.52

2,398.22

1,692.51

2,199.95

7,604.96

2,158.02

16,346.77

186.31

1,871.41

3,660.23

18,906.04

5,492.85

6,841.36

11,497.42

43,965.58

101,722.70

1,989.71

54,108.92

24.86

692.59

158,538.79

15,491.48

24,653.31

30,036.19

201.43

70,382.42

228,921.21

No.

Kab./DAS

AK K PK Hutan Lindung SK Luas Klasifikasi Kekritisan Lahan Tiap Kawasan ( Ha ) TK Jumlah AK K Hutan Produksi PK TK Jumlah

TOTAL I OPAK 1 KAB. BANTUL 2 KAB. SLEMAN 3 YOGYAKARTA 4 KAB. GUNUNG KIDUL

JUMLAH OPAK

989.65

241.53

72.84

166.45

854.13

-

241.53

72.84

1,156.10

854.13

989.65

-

989.65

1,334.95

-

1,865.71

1,865.71

1,868.82

21.73

7,216.82

520.16

9,627.53

4,190.31

1,868.82

21.73

7,216.82

520.16

9,627.53

11,493.24

13,817.84

No.

Kab./DAS AK K Kawasan Budidaya Luas Klasifikasi Kekritisan Lahan Tiap Kawasan ( Ha ) Kawasan Lindung PK TK Jumlah AK K PK SK TK Jumlah Jumlah Total I OPAK 1 KAB. BANTUL 2 KAB. SLEMAN 3 YOGYAKARTA 4 KAB. GUNUNG KIDUL 3,586.05

2,715.72

175.45

2,052.64

21,582.29

29,936.69

648.99

144.40

819.66

3,000.18

4,613.24

34,549.93

18.49

23,514.50

23,708.44

694.68

614.62

1,468.23

24.19

3,626.98

6,428.70

30,137.14

3,248.49

3,248.49

3,248.49

1,533.23

1,753.35

3,279.23

24,130.45

30,696.27

9,572.31

1,234.85

4,708.15

-

4,469.08

5,350.36

72,475.73

87,589.88

10,915.98

1,993.88

6,996.04

24.19

1,934.28

17,449.60

48,145.87

8,561.44

28,491.54

116,081.42

No.

Kab./DAS I SERANG 1KULON PROGO 2PURWOREJO

JUMLAH SERANG

AK K PK Hutan Lindung SK TK Luas Klasifikasi Kekritisan Lahan Tiap Kawasan ( Ha ) Jumlah AK K Hutan Produksi PK TK -

-

-

-

-

-

-

-

-

-

448.76

306.52

-

448.76

306.52

-

Jumlah

TOTAL 880.11

-

880.11

No.

Kab./DAS

AK K Kawasan Budidaya Luas Klasifikasi Kekritisan Lahan Tiap Kawasan ( Ha ) Kawasan Lindung PK TK Jumlah AK K PK SK TK Jumlah Jumlah Total

I SERANG 1KULON PROGO 2PURWOREJO

2,406.17

785.68

630.76

8,760.16

12,582.77

1,821.49

-

785.68

630.76

8,760.16

12,582.77

2,052.65

-

9,552.47

22,135.25

920.60

920.60

10,473.08

23,055.85

NO. SWP DAS/DAS 1 1. Progo 2 2. Opak 3. Serang LUAS DAS HA 3 246.057,45 140.400,13 23.938,65 Erosi yang terjadi Ton/Ha/Th mm/Th 4 5 91,396 7,616 58,088 4,841 49,680 4,140 Erosi yang diperkenankan 6 4,434 3,491 2,856

NO 1

1.

Arahan Rekomendasi 2

RL-HHL 10

Progo Opak Serang 3

1.497,71 2. 3. 4. RL-HHL 8 RL-HHL 9 RL-THL 10 JUMLAH 14,40 1.861,67 33,83 3.407,62

Keterangan 4

Pengkayaan Reboisasi jumlah tanaman 550 btg/ha, dengan pembuatan /perbaikan teras, saluran dan rorak Pembuatan reboisasi jumlah tanaman 1100 btg/ha, dengan pembuatan/ perbaikan teras, saluran dan rorak Pengkayaan reboisasi jumlah tanaman 550 btg/ha Pengkayaan Reboisasi jumlah tanaman 550 btg/ha, dengan pembuatan /perbaikan teras, saluran dan rorak

No. 1 1. 2. 3. 4. 5. 6. Arahan Rekomendas i 2 RP-HHP 10 RP-HHP 9 RP-HHP 8 RP-LHP 10 RP-LHP 8 RP-THP 10 7. RP-THP 9 JUMLAH Progo, Opak Serang 3 Keterangan 4 2.705,44 Pengkayaan Reboisasi, jumlah tanaman 550 btg/ha dengan embuatan/perbaikan teras, saluran dan rorak 3.523,91 Pengkayaan reboisasi - Pembuatan reboisasi jumlah tanaman 1100 btg/ha dengan pembuatan/perbaikan teras, saluran dan rorak. - Pengkayaan Reboisasi, jumlah tanaman 550 btg/ha dengan pembuatan/perbaikan teras, saluran dan rorak - Pembuatan reboisasi, jumlah tanaman 1100 btg/ha dengan pembuatan/perbaikan teras, saluran dan rorak 1.331,26 Pengkayaan reboisasi, jumlah tanaman 550 btg/ha 116,28 Pengkayaan reboisasi, jumlah tanaman 550 btg/ha 7.676,88

No Arahan Rekomendasi 1 1. 2. 3. 4. 5. 6. 2 PL-HKL 1 PL-HKL 2 PL-HKL 3 PL-HKL 4 PL-HKL 5 PL-HKL 6 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. PL-HKL 11 PL-TKL 1 PL-TKL 3 PL-TKL 4 PL-TKL 5 PL-TKL 6 PL-LKL 5 PL-LKL 6 JUMLAH Progo, Opak Serang 3 Keterangan 4 17.939,06 Pembuatan HR, jumlah tanaman 400 btg/ha - Pembuatan HR, jumlah tanaman 400 btg/ha, dengan pembuatan/ perbaikan teras dan rorak. 1.422.93 Pembuatan HR, jumlah tanaman 400 btg/ha, dengan pembuatan/ perbaikan teras dan saluran 4.421,88 Pembuatan HR, jumlah tanaman 400 btg/ha, dengan pembuatan/ perbaikan teras, saluran dan rorak 10.181,69 Pengkayaan HR, jumlah tanaman 200 btg/ha 44.579,63 Pengkayaan HR, jumlah tanaman 200 btg/ha, dengan pembuatan/ perbaikan teras, saluran dan rorak 703,69 Pembuatan strip rumput

(grass barrier)

1.162,69 Pembuatan HR, jumlah tanaman 400 btg/ha 173,27 Pembuatan HR, jumlah tanaman 400 btg/ha, dengan pembuatan/ perbaikan teras dan saluran 446,57 Pembuatan HR, jumlah tanaman 400 btg/ha, dengan pembuatan/ perbaikan teras, saluran dan rorak 1.506,29 Pengkayaan HR, jumlah tanaman 200 btg/ha 9.077,31 Pengkayaan HR, jumlah tanaman 200 btg/ha, dengan pembuatan/ perbaikan teras, saluran dan rorak 1.989,09 Pengkayaan HR, jumlah tanaman 200 btg/ha 4.871,64 Pengkayaan HR, jumlah tanaman 200 btg/ha, dengan pembuatan/ perbaikan teras, saluran dan rorak 98.475,76

1 1. 2. 3. 4. 5. 6. No Arahan Rekomendasi 2 PB-HKB 1 PB-HKB 2 PB-HKB 3 PB-HKB 4 PB-HKB 5 PB-HKB 6 7. 8. 9 10 11 12 13 14 15 . PB-HKB 7 PB-HKB 11 PB-LKB 5 PB-LKB 6 PB-TKB 1 PB-TKB 3 PB-TKB 5 PB-TKB 6 PB-TKB 7 JUMLAH Progo, Opak Serang 3 4.852,40 28,17 1.511,09 1.702,29 1.740,00 23.437,14 Keterangan 4 Pembuatan HR, jumlah tanaman 400 btg/ha Pembuatan HR, jumlah tanaman 400 btg/ha, dengan pembuatan/ perbaikan teras dan rorak Pembuatan HR, jumlah tanaman 400 btg/ha, dengan pembuatan/ perbaikan teras dan saluran Pembuatan HR, jumlah tanaman 400 btg/ha, dengan pembuatan/ perbaikan teras, saluran dan rorak Pengkayaan HR, jumlah tanaman 200 btg/ha Pengkayaan HR, jumlah tanaman 200 btg/ha, dengan pembuatan/ perbaikan teras , saluran dan rorak 11.105,42 1.253,31 - 745,81 551,52 26,08 - 4.031,45 2.421,47 Peningkatan sumber mata air secara vegetatif Pembuatan strip rumput

(grass barrier)

Pengkayaan HR, jumlah tanaman 200 btg/ha Pengkayaan HR, jumlah tanaman 200 btg/ha, dengan pembuatan/ perbaikan teras, saluran dan rorak Pembuatan HR, jumlah tanaman 400 btg/ha Pembuatan HR, jumlah tanaman 400 btg/ha, dengan pembuatan/ perbaikan teras dan saluran Pengkayaan HR, jumlah tanaman 200 btg/ha Pengkayaan HR, jumlah tanaman 200 btg/ha, dengan pembuatan/ perbaikan teras, saluran dan rorak Peningkatan sumber mata air secara vegetatif 53.406,17

No I.

1.

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja Program PDAST Volume Fisik

Mewujudkan kondisi tata air DAS yang optimal meliputi kuantitas, kualitas dan distribusi menurut ruang dan waktu. Terwujudnya pemanfaatan sumberdaya air berdasarkan azaz konservasi, efisiensi dan lestari. Meningkatny a pelayanan infrastruktur yang mendukung pengembang an sumber daya air Peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur pendukung pengembang an sumberdaya air Meningkatka n pelayanan irigasi Rasio saluran drainase pengairan dalam kondisi baik (%) Rasio Jaringan Irigasi (Panjang per luas daerah irigasi) (%) Program Pembangunan, Rehabilitasi Saluran Drainase dan Gorong-gorong Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya 100% 100% 100% Prosentase jaringan irigasi dalam kondisi baik (%) Pemberday aan Petani Pemakai Air di DAS Serang 100%

Estimasi Biaya (Rp)xjutaan

19.500 75.000

Rencana Implementasi 2012 2016 2017 2021 2022 2026

V V V V V V

Stakeholder (lembaga leader & monev, pendukung & pendanaan) Stakeholder Utama

DPU DPU

SEGALA UPAYA YANG DILAKUKAN UNTUK MENJAGA SUMBERDAYA ALAM AGAR DAPAT BERFUNGSI SECARA LESTARI KARENA BUMI YANG KITA PIJAK INI ADALAH BUKAN MILIK KITA SEHINGGA HARUS DIKEMBALIKAN DALAM KONDISI BAIK

METODE DAN TEKNIK KONSERVASI SDA METODE VEGETATIF (1) Penghijauan, (2) Reboisasi, (3) Wanatani, (4) Budidaya Tanaman Lorong, (5) Strip Rumput ( (6) dan lain-lain grass barrier ),

PENGHIJAUAN

PENANAMAN KEMBALI LAHAN-LAHAN KRITIS DI LUAR KAWASAN HUTAN DENGAN TANAMAN KERAS (Penghasil kayu maupun non kayu) HUTAN RAKYAT PENGHASIL KAYU

REBOISASI

PENANAMAN KEMBALI LAHAN-LAHAN KRITIS DI DALAM KAWASAN HUTAN DENGAN TANAMAN KERAS (Penghasil kayu maupun non kayu) TANAMAN JATI DALAM KAWASAN HUTAN

WANATANI

Wanatani arah adalah penggunaan lahan yang merupakan perpaduan perhutanan dengan menggunakan tanaman tahunan, pertanian, peternakan, perikanan dan lain-lain yang diusahakan secara bersama-sama atau bergiliran ke keterpaduan penggunaan lahan.

sehingga tercapai diversifikasi JAGUNG DENGAN PAKAN TERNAK

Usaha Wanatani tanaman yang berbasis hutan secara produktif yang optimal dan adalah proses budidaya berkelanjutan dengan memadukan unsur-unsur produksi yang berorientasi bisnis sehingga diperoleh hasil

TANAMAN LORONG

Budidaya Tanaman lorong dan memotong lereng.

adalah salah satu teknik RHL metode vegetatif dengan penanaman tanaman pokok (tanaman pangan atau tanaman semusim lainnya) yang di tanam pada lorong lorong diantara larikan tanaman pagar (semak atau legum) Tujuan dari teknik ini adalah menekan laju erosi dan aliran permukaan sambil menghasilkan produk tertentu, misalnya hijauan makanan ternak, pupuk hijau atau mulsa dan meningkatkan produktivitas lahan serta mempertahankan kesuburan tanah. Sasaran lokasi yang cocok untuk pembuatan budidaya tanaman lorong kemiringan antara 15 % - 40 % adalah lahan-lahan dengan

STRIP RUMPUT

Pengertian

Strip rumput (grass barrier) adalah pola usaha tani dengan cara menanam tanaman pokok berupa MPTS (500 pohon/ha) diantara strip rumput secara berselang seling pada bidang lahan yang memotong lereng.

Tujuan

Memperlambat aliran permukaan guna mengurangi laju erosi, memperbesar resapan air/infiltrasi menyediakan pakan ternak serta memacu terbentuknya teras alami karena tanah yang terhanyut ditahan oleh strip rumput dibawahnya.

Sasaran

Lahan kering dibagian hulu DAS dan diluar kawasan hutan dengan kemiringan (15 – 40) % dan kondisi tanah miskin hara. Sasaran lahan tersebut haruslah merupakan lahan usaha yang secara intensif diusahakan oleh masyarakat

METODE SIPIL TEKNIK

(1) Dam Pengendali (Dpi), (2) Dam Penahan (DPn), (3) Pengendalian Jurang ( gully plug ), (4) Sumur Resapan Air, (5) Teras (gulud, bangku, kebun, dan individu

1. DAM PENGENDALI

Pengertian

Dam pengendali adalah bendungan kecil yang dapat menampung air (tidak lolos air) dengan konstruksi urugan tanah dengan lapisan kedap air atau konstruksi beton (tipe busur) untuk pengendalian erosi dan banjir dan dibuat pada alur sungai kecil dengan tinggi maksimum 8 meter

Tujuan

Mengendalikan endapan/aliran air.

Menaikkan permukaan air tanah.

Tempat persediaan air bagi masyarakat

Sasaran

Daerah kritis dengan kemiringan lereng (15 - 35) %, bukan daerah longsor/bergerak atau patahan dengan luas daerah tangkapan (catchment area) sekitar 250 ha.

Luas genangan : luas daerah tangkapan air adalah 1 : 50 sampai 1 : 100. Mudah mendapatkan bahan-bahan yang diperlukan

2. DAM PENAHAN

Pengertian

Dam Penahan adalah bendungan kecil yang lolos air dengan konstruksi bronjong batu atau trucuk bambu/kayu yang dibuat pada alur sungai kecil dengan tinggi maksimum 4 meter

Tujuan

Mengendalikan endapan dan aliran air permukaan dari daerah tangkapan air dibagian hulu Meningkatkan permukaan air tanah di bagian hilirnya.

Sasaran

Daerah kritis dengan kemiringan lereng (15 - 35) %.

Daerah yang sudah diupayakan RLKT tetapi hasilnya belum efektif.

Daerah tangkapan airnya sekitar 30 ha.

Lokasi terletak pada tempat yang stabil

3. PENGENDALI JURANG

Pengertian

Bangunan pengendali jurang adalah bendungan kecil yang lolos air yang dibuat pada parit-parit melintang alur parit dengan konstruksi batu, kayu atau bambu.

Tujuan

Memperbaiki lahan yang rusak berupa jurang/parit akibat gerusan air guna mencegah terjadinya jurang/parit yang semakin besar, sehingga erosi dan sedimen terkendali.

Sasaran

Lahan dengan kemiringan sampai dengan 30% Daerah tangkapan air maksimum 10 ha Lebar dan kedalaman alur/parit/jurang maksimum 3x3 m Panjang alur/parit/jurang sampai sekitar 250 m Kemiringan alur maksimum 5 %

4. SUMUR RESAPAN

Pengertian

Sumur resapan air merupakan salah satu rekayasa teknik konservasi air berupa bangunan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sumur gali dengan kedalaman tertentu yang berfungsi sebagai tempat menampung air dan meresapkannya ke dalam tanah.

Tujuan

Konservasi air untuk mengembalikan dan mengoptimalkan fungsi/kerja setiap komponen sistem tata air Daerah Aliran Sungai (DAS) sesuai dengan kapasitasnya.

Sasaran

Sasaran lokasi yaitu daerah peresapan air di kawasan budidaya, pemukiman, pertokoan, umum lainnya industri, sarana dan prasarana olah raga serta fasilitas

5. TERAS

Pengertian

Teras adalah bangunan konservasi tanah yang dibuat dengan penggalian dan pengurugan tanah, membentuk bidang olah, guludan dan saluran air yang dilengkapi dengan bangunan terjunan

Tujuan

Mengendalikan aliran permukaan dan erosi, meningkatkan peresapan air serta menampung dan mengalirkan ke daerah yang lebih rendah secara aman

Sasaran

Sasaran fisik pembuatan teras adalah lahan yang dimanfaatkan secara intensif/terus-menerus untuk penanaman tanaman semusim dan/atau tanaman tahunan berupa tanaman MPTS (500 pohon/ha), dengan kemiringan lahan bervariasi menurut sifat fisika tanah dan kondisi iklim setempat.

5a. TERAS GULUD

Bangunan berupa guludan tanah dan saluran air, dimana dibagian atas guludan besar terdapat satu atau beberapa guludan kecil yang dibuat sejajar kontur, dilengkapi dengan saluran pembuangan air (SPA) dan bangunan terjunan air pada lokasi dengan kemiringan (10-15) %.

5b. TERAS BANGKU

Teras dengan bidang olah miring ke belakang dan dilengkapi bangunan teras lainnya seperti saluran air, SPA dan bangunan terjunan.

5c. TERAS KEBUN

Teras yang dibuat hanya sepanjang kontur/larikan yang akan ditanami tanaman saja, sedangkan bagian lainnya dibiarkan seperti semula dan ditanami tanaman penutup tanah

5d. TERAS INDIVIDU

Teras yang dibuat hanya pada tempat-tempat yang akan ditanami tanaman pokok dan dibuat sejajar kontur. Bagian lainnya tetap seperti keadaan semula yang umumnya ditanami vegetasi penutup tanah. Teras ini dibuat pada lahan dengan kemiringan (10-50) % dengan curah hujan rendah. Cocok direncanakan untuk tanaman tahunan/perkebunan.

EMBUNG-EMBUNG

MERUPAKAN BANGUNAN KONSERVASI AIR BERBENTUK KOLAM UNTUK MENAMPUNG AIR HUJAN DAN AIR LIMPASAN ATAU AIR REMBESAN DI LAHAN SAWAH TADAH HUJAN YANG BERDRAINASE BAIK

TUJUAN

SEBAGAI TEMPAT PERSEDIAAN AIR DI MUSIM KEMARAU DAN DAPAT DIGUNAKAN UNTUK BERBAGAI KEPERLUAN (PERTANIAN, PETERNAKAN DAN RUMAH TANGGA)

EMBUNG-EMBUNG