Das bogowonto - bbws serayu opak

Download Report

Transcript Das bogowonto - bbws serayu opak

Oleh :
Narjan, SE, MSi
Kepala Seksi Program
Balai Pengelolaan DAS Serayu Opak Progo
Cilacap, 24 Juni 2013
Apa itu DAS ?
Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang merupakan kesatuan
ekosistem dengan sungai dan anak-anak sungainya yang berfungsi menampung,
menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau laut secara
alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai
dengan daerah pengairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan. (UU No 7/2004 Ps 1)
WILAYAH KERJA
BPDAS SERAYU OPAK PROGO
WILAYAH DAS
SERAYU OPAK PROGO
 JUMLAH DAS DI INDONESIA : 3.266 DAS (PERMENHUT NO. 48/2009)
 YANG DITANGANI 2010-2014 : 108 DAS
(KEPMENHUT NO. SK. 328/MENHUT-II/2009
 SERAYU OPAK PROGO : 62 DAS
 JATENG : 15 DAS
 DIY
: 49 DAS
 TAHUN 2010 – 2014 YG DITANGANI : 8 DAS
(DAS SERAYU, DAS BOGOWONTO, DAS PROGO, LUK ULO, DAS WAWAR
DAS SERANG, DAS BRIBIN DAN DAS OPAK)
Pewilayahan Hulu-Tengah-Hilir DAS Serayu

TERDAPAT HUBUNGAN BIOFISIK ANTARA HULU
& HILIR
EROSI
LONGSOR
Perladangan
berpindah
Hutan
di upland
Dam
Pertanian lahan kering
Perikanan
Pariwisata
Pertanian
tan pangan
HULU
HILIR
PLTA
Persawahan
PENCEMARAN
IDUSTRI
PENCEMARAN
AGROKIMIA
Perikanan
GALIAN C
ALIH F. LAHAN
Lautan
Estuary
PERMASALAHAN
DEGRADASI LAHAN DAS
Sedimentasi
(Suntoro, 2008)
-
BAGAIMANA KONDISI DAS
SERAYU ??
Luas
Penggunaan Lahan Eksisting
(Ha)
Hutan
72,581.40
Perkebunan
90,631.45
Permukiman
15,313.65
Persawahan
84,887.54
Semak Belukar
28,332.90
Tegalan/Ladang
72,447.37
Tubuh Air
1,466.82
365,661.1
Jumlah (Ha)
4
Klas Tingkat Bahaya
Erosi
Sangat Berat
Berat
Sedang
Ringan
Sangat Ringan
Luas Total
Luas Erosi Eksisting
(Ha)
177,80
1.642,77
31.912,96
52.889,43
279.038,18
365.661,14
Kerusakan Lahan Akibat Manajemen Lahan
Sub-DAS Tulis
Sub-DAS Serayu Hulu (4 sub-das)
Sub-DAS Begaluh
Sub-DAS Merawu, Tajum, Sapi (5 sub-das)
Sub-DAS Pekacangan, Klawing, Logawa
Kerusakan Lahan Akibat Alam
Sub-DAS Merawu
Sub-DAS Klawing
Timur
Sub-DAS Tajum
Sub-DAS Sapi
Terjadi Pencemaran
Sub-DAS Sapi industri tapioka
Sub-DAS Merawu, Tulis, Serayu Hulu, Begaluh 
limbah pertanian (NO2 & NO3 tinggi)
TERJADI BANJIR
Sub-DAS Klawing
Sub-DAS Tajum
Sub-DAS Serayu
Hilir
Erosi, Tanah Longsor dan Sedimentasi
Sub-DAS Tajum
Sub-DAS Klawing Timur
Sub-DAS Pekacangan
Sub-DAS Merawu
PENGELOLAAN DAS
Daerah aliran sungai dijadikan satuan unit pengelolaan
didasarkan pada kenyataan bahwa:
 DAS merupakan kesatuan ekosistem bentanglahan
(landscape ecology)
 DAS merupakan satu kesatuan sistem hidrologi
 DAS sebagai satu kesatuan fungsional aliran sungai
 DAS mengatasi multi daerah administrasi, multisektoral,
dan multidisiplin
 DAS sebagai satu kesatuan siklus Bio-geo-fisik-kimia
 DAS diharapkan dapat mengatasi kesulitan sebagai satu
kesatuan sosial ekonomi
STRATEGI PENGELOLAAN
DAS TERPADU


STRATEGI MANAJEMEN DAS AKIBAT KERUSAKAN
GEOFISIK (BANJIR, TANAH LONGSOR, KEKRITISAN)
KONSERVASI SIPIL-TEKNIS SBG TEROBOSAN DAN
DISUSUL DG KONSERVASI VEGETATIF
KELEMAHAN UPAYA KONSERVASI TANAH DAN AIR (GNRHL, PENGHIJAUAN, EMBUNG, DLL) KURANG SESUAI
DALAM PENENTUAN LETAK (SITE SELECTION)
STRATEGI PENGELOLAAN
DAS TERPADU



STRATEGIK MANAJEMEN KERUSAKAN GEOFISIK DG
MODIFIKASI STABILITAS LERENG (SOIL STABILITY
PROGRAM)
STRATEGIK MANAJEMEN KUANTITAS AIR DG
MODIFIKASI FREKUENSI BANJIR (WATER REGULATION
PROGRAM)
STRATEGIK MANAJEMEN KUALITAS AIR DG
MODIFIKASI MANAJEMEN AKTIVITAS MANUSIA
(HUMAN RESOURCE DEVELOPMENT (HRD)
PROGRAM)
KONDISI PENGELOLAAN DAS
NO
Kegiatan/Aspek
Manajemen
Kondisi Saat Ini
Kondisi Yang Diharapkan
1.
PERENCANAAN
Parsial
Tujuan Sektoral
Tidak kuat secara hukum
Belum ada analysis
stakeholders
Ada Rencana PDAS Terpadu
Tujuan Bersama
Mempunyai kekuatan hukum
Ada analysis stakeholders
2.
KELEMBAGAAN
Masing-masing sektor bekerja
sendiri-sendiri berdasarkan
kepentingannya
Beberapa Forum DAS di
daerah telah terbentuk tapi
belum efektif
Ada lembaga koordinatif para
pihak terkait PDAS “Forum
DAS”
Lembaga koordinatif (Forum
DAS) berperan secara efektif
untuk mensinergikan
kebijakan, kegiatan dan
pendanaan
3.
PELAKSANAAN
Kegiatan di lapangan
cenderung egosektoral
Konservasi & rehabilitasi DAS
mengandalkan pemerintah
terutama kehutanan
Pemanfaatan jasa lingkungan
DAS belum dihargai
Kegiatan PDAS terpadu antar
sektor terkait (ada “KISS”)
Konservasi & rehabilitasi DAS
melibatkan para pihak
(Pemerintah, Pemda, Swasta
dan Masyarakat)
Pembayaran jasa lingkungan
DAS yang dikembalikan untuk
KONDISI PENGELOLAAN DAS
N
O
Kegiatan/Aspek
Manajemen
Kondisi Saat Ini
(lanjutan)
Kondisi Yang Diharapkan
4.
PENGENDALIAN
Monev
terbatas
oleh
institusi tertentu, SIM DAS
masih lemah
Pengawasan dan penertiban
belum banyak melibatkan
masyarakat
Kondisi DAS tidak menjadi
indikator kinerja institusi
terkait PDAS
Ada koordinasi para pihak dalam
melakukan monev, SIM DAS
tersedia dengan baik
Pengawasan melibatkan
masyarakat, ada networking yang
baik, hasil monev untuk umpan
balik PDAS
Kesehatan DAS menjadi indikator
kinerja institusi pengelola terkait
5.
PARTISIPASI
MASYARAKAT
Masih terbatas pada
kegiatan-kegiatan fisik di
lapangan
Pembagian peran, hak dan
kewajiban belum jelas
Partisipasi pada berbagai tahapan
PDAS dengan pembagian peran
dan tanggung jawab yang jelas
Dibangun kemitraan antara
masyarakat dengan pihak swasta
dan pemerintah
6.
PEMBIAYAAN
Masih sangat
mengandalkan dana
pemerintah
Rehabilitasi dan konservasi
DAS merupakan cost centre
sehingga tidak menjadi
Penerapan cost sharing antara
Pemerintah, Pemda, Swasta dan
masyarakat
Penerapan beneficiaries & poluters
pay principles
-
APA PROGRAM, KEGIATAN
DAN SIAPA LIDING SEKTOR ??
VI. RENCANA IMPLEMENTASI PROGRAM DAN
KEGIATAN
PERMASALAHAN :
 Banjir
 Tanah Longsor
 Kerusakan hutan
 Kekeringan
 Pencemaran air
 Peningkatan
Produktifikats Lahan
Pertanian
 Peningkatan
Produktifikats Lahan
Perkebunan
 Penambangan
Jangka Pendek
Program
dan
Kegiatan
Jangka Menengah
Jangka Panjang
Gb. Tahapan Pelaksanaan RP.DAS Terpadu DAS Serayu
Kegiatan dan Leading Sector
Permasalaha
n
Banjir
Program
Pemetaan
daerahrawan
bencana banjir
Rehabilitasi dan
konservasi lahan
di daerah hulu
Rehabilitasi dan
Konservasi
Lahan di daerah
tengah dan hilir
Peningkatan
pengetahuan
masyarakat
tentang bencana
banjir
Monitoring dan
evaluasi
program
Kegiatan
Indikator Pencapaian
Identifikasi daerah-daerah
rawan bencana banjir
Tersusunnya peta rawan
bencana banjir
Identifikasi faktor-faktor
penyebab bencana banjir
Terindikasinya faktor-faktor
penyebab banjir:
- Biofisik
- Sosial ekonomi
Tersusunnya sistem peringatan
dini bencana banjir
Penyusunan sistem
peringatan dini bencana
banjir
Penyusunan tata ruang
wiayah berbasis bencana
Reboisasi dan konservasi
hutan
Rehabilitasi dan konservasi
lahan non hutan
Pengendalian alih fungsi
lahan hutan
Pembangunan bangunanbangunan pencegah banjir
Pembangunan bangunanbangunan pencegah banjir
Pemulihan kawasan
sempadan sungai
Penyuluhan pada masyarakat
tentang bencana banjir
Bencana banjir dijadikan
muatan lokal dalam
pendidikan di sekolahsekolah
Penyusunan sistem evaluasi
dan monitoring
Pelaksana
Badan Penanggulangan Bencana
Daerah/
Kesbanglinmas, BPDAS, BBWS, , DInas
PU, Dinas Kehutanan, BAPPEDA, BLH
Dinas Kehutanan, BPDAS, Dinas PU,
BPSDA, BBWS, BAPPEDA
BPDAS, BBWS, BPSDA,
BPBD/Kesbanglinmas, BAPPEDA
Tersusunnya tata ruang wilayah
berbasis bencana
Peningkatan luas tutupan hutan
Bappeda, Dinas PU, Dinas/Instansi
terkait, BAPPEDA
Dinas Kehutanan, BPAS
Peningkatan luas tutupan lahan
dengan tanaman keras
Berkurangnya alih fungsi lahan
hutan menjadi lahan non hutan
Tersedianya bangunanbangunan pencegan banjir
Tersedianya bangunanbangunan pencegahan banjir
Berfungsinya kembali kawasan
sempadan sungai
Peningkatan kesadaran
masyarakat akan bencana
banjir
Peningkatan kesadaran akan
pentingnya pencegahan
bencana banjir
Dinas Kehutanan, BPDAS, Dinas
Perkebunan, Dinas Pertanian
Dinas Kehutanan, Dinas Perebunan,
Dinas Pertanian, BPN
Dinas PU, BBWS, BPSDA
Tersusunnya sistem evaluasi
dan monitoring
Bappeda, Bawasda, Dinas/instansi terkait
Dinas PU, BBWS, BPSDA
Dinas PU, Kesbanglinmas, Kepolisian
BPBD, Kesbanglinmas, Dinas Kehutanan
Dinas Pendidikan
Tanah Longsor
Pemetaan
daerahrawan
bencana tanah
longsor
Rehabilitasi dan
konservasi lahan
di daerah rawan
bencana tanah
longsor
Peningkatan
pengetahuan
masyarakat
tentang
bencana tanah
longsor
Monitoring dan
evaluasi
program
Identifikasi
daerah-daerah
rawan bencana
tanah longsor
Identifikasi
faktor-faktor
penyebab
bencana tanah
longsor
Tersusunnya peta
rawan bencana
tanah longsor
Badan Penanggulangan Bencana Daerah/
Kesbanglinmas, BAPPEDA
Terindikasinya
faktor-faktor
penyebab tanah
longsor:
- Biofisik
- Sosial ekonomi
Tersusunnya sistem
peringatan dini
bencana tanah
longsor
Tersusunnya tata
ruang wilayah
berbasis bencana
Peningkatan luas
tutupan lahan dan
konservasi tanah
Dinas Kehutanan, BPDAS, Dinas PU,
BAPPEDA
Pembangunan
bangunanbangunan
pencegah tanah
longsor
Penyuluhan pada
masyarakat
tentang bencana
tanah longsor
Tersedianya
bangunanbangunan
pencegan tanah
longsor
Peningkatan
kesadaran
masyarakat akan
bencana tanah
longsor
Dinas PU
Bencana tanah
longsor dijadikan
muatan lokal
dalam pendidikan
di sekolahsekolah
Penyusunan
sistem evaluasi
dan monitoring
Peningkatan
kesadaran akan
pentingnya
pencegahan
bencana tanah
longsor
Tersusunnya sistem
evaluasi dan
monitoring
Dinas Pendidikan
Penyusunan
sistem peringatan
dini bencana
tanah longsor
Penyusunan tata
ruang wiayah
berbasis bencana
Rehabilitasi dan
konservasi lahan
Dinas Kehutanan, BPDAS,
BPBD/Kesbanglinmas, BAPPEDA
Bappeda, Dinas PU, Dinas/Instansi terkait,
BAPPEDA
Dinas Kehutanan, BPAS, Dinas Pertanian
BPBD, Kesbanglinmas, Dinas Kehutanan
Bappeda, Bawasda, Dinas/instansi terkait
Kerusakan
Hutan
Pemetaan
daerah yang
mengalami
kerusakan
hutan
Identifikasi
daerah-daerah
yang mengalami
kerusakan hutan
Tersusunnya peta
rawan bencana
tanah longsor
Dinas Kehutanan, BPDAS, BPKH, BKSDA
Identifikasi
faktor-faktor
penyebab
kerusakan hutan
Dinas Kehutanan, BPDAS, BPKH, BKSDA
Penyuluhan pada
masyarakat
tentang fungsi
hutan untuk
mendukung
kehidupan
Terindikasinya
faktor-faktor
penyebab tanah
longsor:
- Biofisik
- Sosial ekonomi
Tersusunnya peta
kawasan hutan
(lindung, produksi
terbatas, produksi,
konservasi, dll)
Peningkatan luas
tutupan konservasi
hutan
Penegakan hukum
terhadap pelaku
pembalakan liar
Penegakan hukum
terhadap pelaku
alih fungsi lahan
hutan
Meningkatnya
kesadaran
masyarakat akan
fungsi hutan untuk
mendukung
kehidupan
Penyusunan
sistem evaluasi
dan monitoring
Tersusunnya sistem
evaluasi dan
monitoring
Bappeda, Bawasda, Dinas/instansi terkait
Pemetaan dan
Pemantapan
Kawasan Hutan
Rehabilitasi dan
konservasi
Hutan
Rehabilitasi dan
konservasi hutan
Pencegahan
pembalakan liar
Pencegahan alih
fungsi lahan
Peningkatan
pengetahuan
masyarakat
tentang fungsi
hutan untuk
mendukung
kehidupan
Monitoring dan
evaluasi
program
BPKH
Dinas Kehutanan, BPDAS, BKSDA
Dinas Kehutanan, BPDAS, BKSDA, Kepolisian
Dinas Kehutanan, BPDAS, BKSDA, Kepolisian
Dinas Kehutanan, BPDAS, BKSDA
Kekeringan
Pemetaan
daerahrawan
bencana
kekringan
Rehabilitasi dan
konservasi lahan
di daerah rawan
bencana
kekringan
Peningkatan
pengetahuan
masyarakat
tentang
bencana
kekeringan
Monitoring dan
evaluasi
program
Identifikasi
daerah-daerah
rawan bencana
kekeringan
Identifikasi
faktor-faktor
penyebab
bencana
kekeringan
Tersusunnya peta
rawan bencana
kekeringan
Badan Penanggulangan Bencana Daerah/
Kesbanglinmas
Terindikasinya
faktor-faktor
penyebab
kekeringan:
- Biofisik
- Sosial ekonomi
Tersusunnya tata
ruang wilayah
berbasis bencana
Peningkatan luas
tutupan lahan dan
konservasi tanah
BPDAS, BPSDA, BBWS, Dinas PU, Dinas
Pertanian
Pemeliharaan
sumber-sumber
air/mata air
Terpeliharanya
kuantitas dan
kualitas air pada
sumber-sumber
air/mata air
BPDAS, BPSDA, BBWS, Dinas PU, Dinas
Pertanian
Penyuluhan pada
masyarakat
tentang bencana
kekeringan
Peningkatan
kesadaran
masyarakat akan
bencana
kekeringan
BPBD, Kesbanglinmas, Dinas Pertanian,
BPSDA, BBWS
Bencana
kekeringan
dijadikan muatan
lokal dalam
pendidikan di
sekolah-sekolah
Penyusunan
sistem evaluasi
dan monitoring
Peningkatan
kesadaran akan
pentingnya
pencegahan
bencana
kekeringan
Tersusunnya sistem
evaluasi dan
monitoring
Dinas Pendidikan
Penyusunan tata
ruang wiayah
berbasis bencana
Rehabilitasi dan
konservasi lahan
Bappeda, Dinas PU, Dinas/Instansi terkait
Dinas Kehutanan, BPAS, Dinas Pertanian
Bappeda, Bawasda, Dinas/instansi terkait
Pencemaran
air
Pemetaan
lokasi-lokasi
yang mengalami
pencemaran air
Pencegahan
terhadap
pencemaran
Identifikasi dan
pemetaan lokasilokasi yang
mengalami
pencemaran air
Identifikasi dan
pemetaan
sumber-sumber
pencamaran air
Pengawasan rutin
terhadap sumbersumber
pencemaran air
Penyusunan
peraturanperaturan untuk
mencegah
pencemaran air
Pelaksanaan
kegiatan amdal
untuk semua
kegiatan yang
berpotensi
menimbulkan
pencemaran air
Penyuluhan
kepada
masyarakat untuk
mencegah
pencemaran air
Monitoring dan
evaluasi
program
Penegakan
hukum terhadap
pelaku
pencemaran air
yang melanggar
peraturan yang
telah ditetapkan
Penyusunan
sistem evaluasi
dan monitoring
Tersusunnya peta
lokasi yang
mengalami
pencemaran air
Dinas Perindustrian, Dinas Pertanian, BPSDA
Tersusunnya peta
sumber-sumber
pencemaran air
Dinas Perindustrian, Dinas Pertanian, BPSDA
Tersedianya datadata hasil
pengawasan
terhadap sumber
pencemar secara
periodik
Tersusunnya
peraturanperaturan untuk
mencegah
pencemaran air
Terlaksananya
kegiatan amdal
untuk semua
kegiatan yang
berpotensi
menimbulkan
pencemaran air
Meningkatnya
kedadaran
masyarakat untuk
berpartisipasi
dalam pencegahan
pencemaran air
Ditegakkannya
hukum terhadap
pelaku pencemaran
air
Dinas Perindustrian, Dinas Pertanian, BPSDA
Tersusunnya sistem
evaluasi dan
monitoring
Bappeda, Bawasda, Dinas/instansi terkait
DPRD
Dinas Perindustrian, Dinas/instansi terkait
Dinas Perindustrian, Dinas Pertanian, BPSDA
Dinas Perindustrian, Dinas Pertanian, BPSDA,
Kepolisian
Peningkatan
produktivitas
lahan
pertanian
Pemetaan
potensi lahan
Peningkatan
produktivitas
tanaman
pertanian
Identifikasi dan
pemetaan
potensi lahan
Tersusunnya peta
potensi lahan
Dinas Pertanian
Penyusunan peta
kesesuaian lahan
pertanian
Tersusunnya peta
kesesuaian lahan
untuk tiap jenis
tanaman pertanian
Tersedianya bibit
unggul untuk
tanaman pertanian
Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan, Dinas
kehutanan
Tersedianya pupuk
dan obat-obat
pendukung
Tersedianya
sarana/prasaran
produksi pertanian
Meningkatnyaa
pengetahuan
petani tentang
sstem pertanian
yang baik
Meningkatnya luas
lahan pertanian
yang produktif
Meningkatnya
modal tanam bagi
petani
Meningkatnya
kualitas dan
kuantitas hasil
panen
Terciptanya
berbagai macam
bentuk hasil
pengolahan
produksi tanaman
pertanian
Meningkatnya
penjualan hasil
panen
Tersusunnya sistem
evaluasi dan
monitoring
Dinas pertanian, KUD
Penyediaan bibit
unggul
Penyediaan
pupuk dan obatobat pendukung
Perbaikan
sarana/prasarana
produksi (irigasi)
Penyuluhan
sistem pertanian
Peningkatan luas
lahan pertanian
Penyediaan
modal tanam
Peningkatan
nilai tambah
produksi
pertanian
Pemasaran
produksi
pertanian
Monitoring dan
evaluasi
program
Peningkatan
kualitas dan
kuantitas hasil
panen
Diversifikasi
pengolahan hasil
panen
Peningkatan daya
serap hasil panen
Penyusunan
sistem evaluasi
dan monitoring
Dinas pertanian, KUD
Dinas PU, Dinas Pertanian
Dinas Pertanian
Dinas Pertanian, BPN
KUD, BPR, Badan Perkreditan Unit Desa
Dinas Pertanian, Dinas Perindustrian
Dinas Pertanian, Dinas Perindustrian
BULOG, KUD, Dinas Perdagangan
Bappeda, Bawasda, Dinas/instansi terkait
Peningkatan
produktivitas
lahan
perkebunan
Pemetaan
potensi lahan
Peningkatan
produktivitas
tanaman
perkebunan
Identifikasi dan
pemetaan
potensi lahan
Tersusunnya peta
potensi lahan
Dinas Perkebunan
Penyusunan peta
kesesuaian lahan
perkebunan
Tersusunnya peta
kesesuaian lahan
untuk tiap jenis
tanaman
perkebunan
Tersedianya bibit
unggul untuk
tanaman
perkebunan
Tersedianya pupuk
dan obat-obat
pendukung
Tersedianya
sarana/prasaran
produksi
perkebunan
Meningkatnyaa
pengetahuan
petani tentang
sstem perkebunan
yang baik
Meningkatnya luas
lahan perkebunan
yang produktif
Meningkatnya
modal tanam bagi
petani
Meningkatnya
kualitas dan
kuantitas hasil
panen
Terciptanya
berbagai macam
bentuk hasil
pengolahan
produksi tanaman
perkebunan
Meningkatnya
penjualan hasil
panen
Tersusunnya sistem
evaluasi dan
monitoring
Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan, Dinas
kehutanan
Penyediaan bibit
unggul
Penyediaan
pupuk dan obatobat pendukung
Perbaikan
sarana/prasarana
produksi
Penyuluhan
sistem
perkebunan
Peningkatan luas
lahan perkebunan
Penyediaan
modal tanam
Peningkatan
nilai tambah
produksi
perkebunan
Pemasaran
produksi
perkebunan
Monitoring dan
evaluasi
program
Peningkatan
kualitas dan
kuantitas hasil
panen
Diversifikasi
pengolahan hasil
panen
Peningkatan daya
serap hasil panen
Penyusunan
sistem evaluasi
dan monitoring
Dinas perkebunan, Perusahaan Perkebunan
Negara
Dinas perkebunan, Perusahaan Perkebunan
Negara
Dinas perkebunan, Perusahaan Perkebunan
Negara
Dinas Perkebunan
Dinas perkebunan, Perusahaan Perkebunan
Negara, BPN
KUD, BPR, Badan Perkreditan Unit Desa
Dinas Perkebunan, Dinas Perindustrian
Dinas Perkebunan, Dinas Perindustrian
BULOG, KUD, Dinas Perdagangan
Bappeda, Bawasda, Dinas/instansi terkait
BPDAS SOP 2013
-
KEGIATAN RHL
TAHUN 2013
KBR
KOSERVASI/LINDUNG HUTAN KOTA
NO KABUPATEN/UPT BIBIT 2011 BIBIT 2012 BIBIT 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013
(Btg)
(Btg)
(Btg) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha)
1
2
3
4
5
6 7 8 9 10 11
DAS SERAYU
RHL PANTAI MODEL HR DESA KONTAN MODEL TAN.
BANSOS
KBS
2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 BAMBU (Ha) 2012(Unit) 2013(Unit) 2012
(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) Unit Unit Unit 2012
UNIT
12 13 14 15 6 17 18 19 20
21
22
23 24
1 WONOSOBO
2,000,000 2,300,000 2,000,000 1,693 51 54
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
5
4
2 BANJARNEGARA
2,000,000 2,300,000 2,000,000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
- 15
3 PURBALINGGA
1,200,000 1,650,000 2,000,000 623.00
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4 BANYUMAS
1,250,000 1,900,000 2,600,000 400.00
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
5 CILACAP
100,000
-
360 50 50
15
14
16 15
4
9
11
5
- 15
3
7
7
5
-
-
-
4
6
12
-
-
6
-
-
-
-
-
-
- 100
-
-
-
-
-
2,250,000 2,400,000 1,750,000
-
-
-
-
3
5 90
- 20 25
-
-
- 15
10
10
15
8,800,000 10,550,000 10,350,000 3,076 101 104
-
3
5 190
- 20 25
-
-
- 50 15
25
46
61 31
DAS BOGOWONTO
6 PURWOREJO
JUMLAH
Q
KEMAMPUAN RHL OLEH PEMERINTAH
DALAM PENANGGULANGAN DEFORESTASI
Laju Deforestasi
± 1,08 juta Ha/Th
RHL
Laju Rehabilitasi
± 500.000 Ha/Th
T
HUTAN PENGATUR
TATA AIR & CARBON
SEQUESTERED
PRINSIP COST SHARING
CO/CO2
POLUSI
Dam/Waduk
CO/CO2
INDUSTRI
Air Kemasan
PLTA
KOTA
PDAM
LIMBAH
Listrik
Irigasi
CONTOH PENANGANAN DAERAH HULU
MELALUI IURAN AIR DI DAS CIDANAU
Masyarakat, industri
Kota Cilegon (hilir)
Suplly air
Hutan dan lahan
Sumber air di hulu
Iuran air
Perjanjian
Forum DAS
Cidanau
(Fasilitator)
Pembiayaan II,
III, dst
Kelompok Tani
hutan dan lahan di
hulu
Monev
Rehabilitasi
Hutan dan
lahan
Pembiayaan I
KAWASAN DIENG
DAMPAK PENAMBANGAN BATU DI DAS KASUGIAHAN KAB.
CILACAP (SUYONO, 2003)
TERJADI
KERUSAKAN
DAS
DAS
LESTARTI
NEGARA
DOMINIKA
NEGARA HAITI
37
Sungai merupakan indikator nyata
kerusakan DAS bagian hulu
HAITI
DOMINIKA
39
DAS BOGOWONTO ???
PETA REKOMENDASI RPDAS BOGOWONTO TERPADU
BPDAS SOP 2013
-
KEKRITISAN LAHAN DAS BOGOWONTO
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
SUB DAS
Bagelen
Bogowonto Hulu
Bogowonto Tengah
Dekso
Gading
Gesing
Keduren
Kodil
Mongo
Ngasinan
Plamping
Semanggung
Jumlah
Luas Tingkat Kekritisan Lahan diluar Kawasan Hutan ( Ha )
Kawasan Budidaya
Kawasan Lindung
TK
PT
AK
K
TK
PT
AK
28,88
329,22
110,46 66,28
41,08
226,75
1.698,03 1.861,02 929,82 314,22
562,12 438,65
810,54
2.540,99 464,17 164,06
106,45 504,40
59,52
64,64
29,99
28,99
286,14
187,21
214,52
463,61 121,91
11,13
747,36
632,31
343,04
199,16 14,72
87,97
1.884,92
4.017,13 2.367,44
2.286,37 5.517,55 3.146,42 1.390,87
1.000,48 4.353,04
766,20
804,27
159,21 87,05
6,97
497,17
178,01
139,46
100,22 10,32
780,40
690,58
1.632,94 284,53 32,18
4,57 183,24 1.116,48
79,95
223,96
176,43
383,33
11.434,72 16.039,06 6.064,02 2.201,61 4,57 2.028,42 11.218,63
K
285,10
188,75
500,82
73,43
1.317,08
704,51
308,28
543,68
781,59
562,64
5.265,89
BPDAS SOP 2013
-
KEKRITISAN LAHAN DAS BOGOWONTO (LANJUTAN)
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
SUB DAS
Bagelen
Bogowonto Hulu
Bogowonto Tengah
Dekso
Gading
Gesing
Keduren
Kodil
Mongo
Ngasinan
Plamping
Semanggung
Jumlah
Luas Tingkat Kekritisan Lahan dalam Kawasan Hutan ( Ha )
Kawasan Hutan Lindung
Kawasan Hutan Produksi
K
AK
PT
K
AK
PT
TK
467,37 705,31
54,53 169,66
10,57
0,92
113,88 521,45
442,26
87,49
399,95 208,88 201,26 143,34
1,49
97,26
13,38
884,80
171,66 120,39 14,11
636,70 1.406,98 1.511,82 586,48 329,27 215,37 143,34
BPDAS SOP 2013
-
RAWAN LONGSOR
NO
S UB DAS
1 S ub DAS Bagelen
KABUPATEN
Purworejo
KECAMATAN
Bagelen
AGAK RAWAN
708.059
RAWAN
131.514
Purwodadi
S ub DAS Bogowonto Hulu
Temanggung
2
Wonos obo
Temanggung
Kalikajar
Kepil
4 S ub DAS Dek s o
26.120
1671.887
2393.065
32.528
2529.931
5001.031
966.671
21.099
127.363
1115.133
Gebang
498.907
7.907
117.330
624.144
Loano
253.445
763.899
1017.344
Kepil
13.141
866.133
KAB. KULON PR KOKA P
0.585
Bagelen
5 S ub DAS Gading
Purworejo
6 S ub DAS Ges ing
KAB. KULON PR GIRIMULYO
795.660
74.206
542.385
26.178
128.445
697.008
Purworejo
590.630
4.335
50.908
645.872
3.114
Bagelen
38.401
3.877
3.114
138.116
20.296
20.296
30.748
18.677
3216.999
564.931
17.355
613.504
1195.790
Purworejo
Salaman
Bener
Gebang
2377.852
2427.550
4805.402
184.240
184.240
64.817
31.805
906.113
1746.262
47.526
326.582
2120.370
980.626
299.902
124.587
1405.115
7090.427
998.478
906.491
8995.396
809.490
4.052
0.145
11.733
11.878
31.414
1580.388
2523.837
37.826
546.262
3107.925
Kepil
1239.194
6.532
1042.816
2288.541
105.099
105.099
32.671
32.671
Banyuurip
Kaliges ing
689.726
1.522
691.249
Purworejo
449.178
1410.821
1859.999
225.110
433.170
Bagelen
11.463
11.463
187.190
20.871
1305.116
9.744
KAB. KULON PR KOKA P
18.619
Bagelen
0.415
1149.089
93.371
1165.017
122.627
Purwodadi
12 S ub DAS S emanggung
KAB. KULON PR KOKA P
Bagelen
203.804
11.169
456.855
379.632
836.487
734.859
358.100
2380.602
23.807
53.174
76.981
2.282
1195.344
112.607
1356.004
3.628
3.628
64.930
64.930
Purwodadi
21.002
35816.479
1457.433
2.282
48.052
Banyuurip
Kaliges ing
18.619
1314.860
0.415
TEMON
Grand Total
596.532
Loano
Purworejo
Purworejo
47.302
723.034
546.957
59.373
Kaliges ing
Purworejo
121.009
49.574
4.052
Banyuurip
11 S ub DAS Plamping
36.103
1489.601
KAB. KULON PR KOKA P
Purworejo
100.304
11.199
Kaliges ing
Sapuran
10 S ub DAS Ngas inan
20.706
723.034
Purwodadi
Kajoran
176.517
3167.574
Bagelen
SA MIGA LUH
435.817
3.877
KOKA P
KAB. KULON PR GIRIMULYO
Purworejo
9.112
Loano
Ngombol
9 S ub DAS Mongo
975.979
14.477
Banyuurip
Wonos obo
114.443
9.112
KAB. KULON PR TEMON
Purworejo
8.459
421.340
Purworejo
Magelang
185.386
2027.344
3.730
Kaliges ing
Kaliges ing
8 S ub DAS Kodil
172.244
1087.005
0.585
65.877
Banyuurip
Purworejo
1295.936
695.058
Purwodadi
7 S ub DAS Keduren
5.173
188.908
0.186
1107.028
4.728
Purworejo
1099.902
5.173
0.186
Sapuran
Purworejo
LUAS (Ha)
2438.573
Purworejo
Wonos obo
RAWAN BANJIR
260.329
Bener
Sapuran
3 S ub DAS Bogowonto Tengah
Purworejo
TIDAK RAWAN
2261.464
17727.327
21.002
3912.989
59718.259
BPDAS SOP 2013
-
PERMASALAHAN DAS BOGOWONTO
No.
1
DAS/Sub DAS
Sub DAS Bagelen
Permasalahan
- Pada musim kemarau sumber air kering
- Pada saat hujan air tidak tertahan, terus mengalir
di badan air dan menyebabkan banjir di wilayah lain
2
Sub DAS Bogowonto Tengah
- menurunnya debit air
3
Sub DAS Dekso
- musim kemarau sumber air berkurang
(mata air menurun)
- musim hujan air mengalir terus ke badan air
- rawan longsor
4
Sub DAS Gading
- pada musim penghujan debit air berkurang
5
Sub DAS Gesing
Penyebab Masalah
- vegetasi rusak
- masih kecil
- kurangnya penahan air
- terbatasnya resapan air
- kurangnya biopori
Lokasi (Desa/Kec )
- kec. Bagelen
- penutupan vegetasi mulai berkurang
- kurangnya penahan air
- kurangnya resapan air
- terbatasnya biopori
- vegetasi rusak
- tanaman masih kecil
- lahan kritis
- terbatasnya penahan air
- kurangnya resapan air
- kurangnya biopori
- rusaknya kawasan tangkapan air
- lahan kritis (agak )
- kec. Gebang
- rawan longsor / erosi
- minimnya penahan air
- minimnya resapan air
- kurangnya kepedulian masyarakat
- pertambangan bahan galian gol. C
- Debit air pada musim kemarau berkurang s/d kering
- vegetasi daerah tangkapan rusak
- penambangan tidak berimbang
- terbatasnya penahannya air
- terbatasnya resapan air
- kurangnya kepedulian masyarakat
disekitar badan air
Dampak
- kec. Purwodadi
- kec. Ngompol
Kec. Purwodadi (banjir)
Kec. Ngombol (banjir)
Kec. Loano
kec. Kaligesing
kec. Purworejo
kec. Ngombol
BPDAS SOP 2013
-
PERMASALAHAN DAS BOGOWONTO (LANJUTAN)
No.
6
DAS/Sub DAS
Sub DAS Keduren
7
Sub DAS Kodil
8
Sub DAS Mongo
9
Sub DAS Ngasinan
10
Sub DAS Plamping
11
Sub DAS
Semanggung
Permasalahan
- musim hujan air meluap (banjir)
Penyebab Masalah
- rusaknya jaringan
Lokasi (Desa/Kec )
- kec. Ngombol
- kec. Purwodadi
- musim kemarau kekurangan air
- kurangnya resapan air
- rusaknya daerah aliran
- galian C
- kec. Ngombol
- kec. Purwodadi
- menurunnya debit air pada musim kemarau
- Debit air kecil pada musim kemarau
- pada musim kemarau debit air menurun
drastis dan
cenderung kering
- Debit air mengecil pada musim kemarau
- rusaknya vegetasi daerah tangkapan
air
- kurangnya resapan air
- terbatasnya penahan air
- adanya bahan galian C
- kec. Bener
- kec. Loano
- kec. Purwodadi
- rusaknya vegetasi tangkapan air
- kurangnya kepedulian masyarakat
di sekitar DAS
- bahan galian C
Kec. Bagelen
- kurangnya kepedulian masyarakat
Kec. Bagelen
di sekitar DAS
- galian C
- kurangnya resapan air
- terbatasnya penahan air
Kec. Bagelen
- kurangnya resapan air
- kurangnya kepedulian masyarakat
di sekitar DAS
- galian C
kec. Purwodadi
kec. Ngombol
BPDAS SOP 2013
-
KEBIJAKAN, PROGRAM DAN KEGIATAN
No. Sub DAS/Permasalahan
1
Sub DAS Bagelen
- Pada musim kemarau sumber
air kering
- Pada saat hujan air tidak
tertahan, terus mengalir di
badan air dan menyebabkan
banjir di wilayah lain
- vegetasi rusak
Lokasi
(Desa/Kec )
- kec. Bagelen
Dampak
- kurangnya penahan air
- terbatasnya resapan air
- kurangnya biopori
2
Sub DAS Bogowonto Tengah
- penutupan vegetasi mulai
berkurang
Kebijakan
Program
Kegiatan
1. Mengendalikan
erosi
1. Pelestarian
sumber daya alam
Pengkayaan
hutan rakyat
dan
pembangunan
2. Mengedalikan
daya rusak
air secara fisik dan
non fisik
2. Pelestarian
sumber daya air
1. Mengendalikan
erosi
1. Pelestarian
sumber daya alam
2. Mengedalikan
daya rusak
air secara fisik dan
non fisik
2. Pelestarian
sumber daya air
- kec.
Purwodadi
- kec. Ngombol
- kec. Gebang
- kurangnya penahan air
- kurangnya resapan air
- terbatasnya biopori
- menurunnya debit air
konservasi
tanah dan air
Pembuatan
ground sill
Pengkayaan
hutan rakyat
dan
pembangunan
konservasi
tanah dan air
Pembuatan
ground sill
BPDAS SOP 2013
-
KEBIJAKAN, PROGRAM DAN KEGIATAN (LANJUTAN)
3
Sub DAS Dekso
- musim kemarau sumber air
berkurang
- (mata air menurun
Kec. Purwodadi
(banjir)
1. Mengendalikan
erosi di kiri
Kanan sungai
1. Pelestarian
sumber daya alam
Penghijauan lingkungan
Kec. Ngombol
(banjir)
2. Mengedalikan
daya rusak
air secara fisik dan
non fisik
2. Pelestarian
sumber daya air
Rehabiliutasi Daerah
1. Konservasi dan
pelestarian sumber
daya air
1. Pelestarian
sumber daya alam
1. Pengkayaan hutan
rakyat
2. Pelestarian
sumber daya air
3. Pemberdayaan
masyarakat
2. Pembangunan
konservasi tanah dan air
3. Sosialisasi
pengelolaan DAS
4. Pembuatan gorund sill
pada eks bahan tambang
galian C
- vegetasi rusak
- tanaman masih kecil
- musim hujan air mengalir terus
ke badan air
- rawan longsor
- vegetasi rusak
- tanaman masih kecil
- lahan kritis
- terbatasnya penahan air
- kurangnya resapan air
- kurangnya biopori
4
Sub DAS Gading
- pada musim penghujan debit
air berkurang
- rawan longsor / erosi
- minimnya penahan air
- minimnya resapan air
- kurangnya kepedulian
masyarakat
- pertambangan bahan galian
gol. C
Kec. Loano
2. Pemberdayaan
masyarakat
Irigasi
BPDAS SOP 2013
-
KEBIJAKAN, PROGRAM DAN KEGIATAN
No. Sub DAS/Permasalahan
1
Sub DAS Bagelen
- Pada musim kemarau sumber
air kering
- Pada saat hujan air tidak
tertahan, terus mengalir di
badan air dan menyebabkan
banjir di wilayah lain
- vegetasi rusak
Lokasi
(Desa/Kec )
- kec. Bagelen
Dampak
- kurangnya penahan air
- terbatasnya resapan air
- kurangnya biopori
2
Sub DAS Bogowonto Tengah
- penutupan vegetasi mulai
berkurang
Kebijakan
Program
Kegiatan
1. Mengendalikan
erosi
1. Pelestarian
sumber daya alam
Pengkayaan
hutan rakyat
dan
pembangunan
2. Mengedalikan
daya rusak
air secara fisik dan
non fisik
2. Pelestarian
sumber daya air
1. Mengendalikan
erosi
1. Pelestarian
sumber daya alam
2. Mengedalikan
daya rusak
air secara fisik dan
non fisik
2. Pelestarian
sumber daya air
- kec.
Purwodadi
- kec. Ngombol
- kec. Gebang
- kurangnya penahan air
- kurangnya resapan air
- terbatasnya biopori
- menurunnya debit air
konservasi
tanah dan air
Pembuatan
ground sill
Pengkayaan
hutan rakyat
dan
pembangunan
konservasi
tanah dan air
Pembuatan
ground sill
-
TERIMA KASIH