The Theory of Aggregate Demand

Download Report

Transcript The Theory of Aggregate Demand

Business Fluctuations
&
The Theory of Aggregate Demand
Intro
Pengalaman menunjukkan bahwa perekonomian
selalu berfluktuasi dari kondisi booming ke
kondisi resesi dan kembali lagi ke kondisi semula
yg dikenal juga dengan business cycles atau
business fluctuation.
Intro 2
Hingga tahun 1930an para ekonom mengalami
kesulitan:
1.Menjelaskan apa yg menjadi sebab business cycles
tersebut, dan
2.Bagaimana mengurangi dampak negatif business
cycle tersebut ataupun bagaimana bisa
mempercepat proses agar perekonomian bisa segera
bangkit dari resesi ke booming.
Intro 3
Pertanyaan ini baru bisa terjawab ketika Keyness
(1936) mengemukakan theory tentang
pentingnya kekuatan “aggregate demand” dalam
mempengaruhi business cycle.
A. Business Fluctuation
Dikenal juga dgn business cycle merupakan fluktuasi
didalam perekonomian suatu negara secara luas pada:
1.Total output nasional (Q),
2.Pendapatan (income) dan
3.Penyerapan tenaga kerja (employment).
A. Business Fluctuation
Dimana biasanya dalam satu siklus :
 Memerlukan periode 2 – 10 tahun yang seringkali
ditandai dengan
 ekspansi secara luas atau
konstraksi secara luas didalam perekonomian negara
tersebut.
Fitur Siklus Usaha
Secara umum business cycle dikelompokkan
kedalam dua kondisi, yakni;
1.Resesi
2.Ekpansi / Boom
1. Resesi & Depresi
RESESI
Periode dimana terjadi penurunan (decline) pada
total output (Q), pendapatan (income), dan
penyerapan tenaga kerja (employment).
Biasanya terjadi dalam jangka waktu 6 bulan
hingga 1 tahun dan ditandai dengan konstraksi
secara menyeluruh dalam perekonomian hingga
mencapai dasar resesi (trough).
Sedangkan resesi yg parah & berkepanjangan
disebut dengan DEPRESI.
Ekpansi / Booming
EKSPANSI / BOOM
Merupakan kebalikan dari resesi
dimana dalam periode ini ditandai dengan
peningkatan total output, income dan penyerapan
tenaga kerja (employment) yg tinggi hingga
mencapai puncak ekspansi (peak).
Figure 23-3, suatu siklus usaha adalah seperti tahun dgn musimnya
Karakteristik / Tanda Tanda Umum Resesi
Meskipun tidak ada siklus bisnis yg benar-benar
sama tetapi ada tanda-tanda umum yg bisa di
jadikan pegangan akan terjadinya suatu RESESI
dalam perekonomian.
Karakteristik / Tanda Tanda Umum Resesi
Tanda-tanda tersebut adalah:
1.Turunnya pembelian konsumen secara tajam di
hampir seluruh sector ekonomi
2.Turunnya permintaan tenaga kerja (labor)
3.Turunnya tingkat inflasi
4.Turunnya tingkat profitabilitas dunia usaha.
Figure 23-3. Aktivitas usaha sejak 1919
Teori 2 Siklus Bisnis
Secara umum ada beberapa pendapat mengenai
sumber business cycle tetapi secara umum
ada 3 teori utama penyebab business cycle:
1. Exogenous Cycle
2. Internal Cycle
3. Demand-Induced Cycle
1. Exogenous Cycle
Menurut teori ini faktor-faktor penyebab fluktuasi
bisnis atau business cycle ada diluar sistem
(exogenous) ekonomi, seperti;
perang,
revolusi,
pemilu,
penemuan “dunia baru”,
penemuan2 tehnologi,
wabah,
perubahan iklim (global warming),
dsb.
2. Internal
Internal teori melihat bahwa siklus bisnis atau
business fluctuation disebabkan oleh faktor internal
dari suatu sistem ekonomi sendiri, bukan dari faktor
luar.
Menurut teori ini, business cycle merupakan:
 Cara perekonomian menyeimbangkan dirinya;
Setiap expansi pada akhirnya akan melahirkan
resesi dan kontraksi;
Demikian juga sebaliknya setiap kontraksi atau
resesi pada akhirnya akan menghasilkan ekspansi
dalam perekonomian sebagai penyeimbang.
Demand-Induced Cycle
Adalah siklus usaha (business cycle) yg dipicu oleh
“shock” atau guncangan dari sisi permintaan
(demand).
Misalkan belanja negara untuk keperluan militer
atau untuk barang 2 publik tiba2 turun / diturunkan
oleh pemerintah maka hal ini akan berpengaruh
terhadap aggregate demand dan pada akhirnya bisa
memicu timbulnya resesi / berpengaruh terhadap
perekonomian secara keseluruhan.
Forecasting Business Cycle
Para ahli ekonomi telah mengembangkan alat /
tools untuk melakukan peramalan (forcasting)
terkait siklus usaha (business cycle).
Peramalan yg tepat akan kondisi perekonomian
dimasa yg akan datang terutama terkait dengan
business cycle dapat membantu
pemerintah/penentu kebijakan untuk menyiapkan
kebijakan ekonomi yg tepat dalam meredam
dampak negatif business cycle dan mempercepat
recovery dari resesi bahkan depresi.
Econometric Modeling & Forecasting
Salah satu metode / alat yg sering digunakan para
ekonom untuk melakukan peramalan (forecasting)
adalah dengan menggunakan econometric
modelling.
Econometric Modeling & Forecasting
Model ekonometrics :
adalah suatu set persamaan dengan berbagai
variabel yg mencerminkan faktor faktor yg
berpengaruh dalam perekonomian. Model ini
disebut juga dengan Macroeconomic model yg
dihitung dengan bantuan komputer.
Figure 23-5
B. Dasar dasar Aggregate Demand
Aggregate Demand (AD) adalah total seluruh hasil
produksi (output) pada perekonomian suatu negara
yg bersedia dibeli pada tingkat harga tertentu,
ceteris paribus.
B. Dasar dasar Aggregate Demand
AD juga menunjukkan total pengeluaran di seluruh
sektor ekonomi, yaitu; konsumsi, investasi, belanja
pemerintah dan export.
AD = C+I+G+X = GDP
Kurva Aggregate Demand yg miring ke bawah
(Downward-Sloping)
Kurva AD yg miring ke kanan bawah (downward
sloping) atau memiliki kemiringan yg negatif,
memiliki makna bahwa tingkat total real spending
(total belanja real = AD) dalam suatu perekonomian
akan turun bila tingkat harga secara umum naik, vice
versa.
Kurva Aggregate Demand yg miring ke bawah
(Downward-Sloping)
Hal terebut karena:
• Tidak ikut naiknya beberapa unsur kekayaan
(wealth) ketika harga2 naik , seperti pendapatan yg
tetap, uang pensiun yg tidak naik, UMR yg tetap, dsb.
Pergerakan di sepanjang kurva demand
Pergeseran kurva aggregate demand
Policy Variable
Variabel Kebijakan merupakan kebijakan makro
ekonomi yg bisa dijalankan oleh pemerintah untuk
mempengaruhi Aggregate Demand atau Total
Spending.
Oleh karenanya Policy Variable (Variabel
Kebijakan) sepenuhnya berada di bawah kontrol
pemerintah.
Policy Variable
Secara Umum ada 2 Policy Variable yg bisa diambil
oleh pemerintah untuk mempengaruhi Aggregate
Demand, yaitu:
• Monetary Policy
• Fiscal Policy
Policy Variable
Monetary Policy Menaikkan Supply Uang / Jumlah Uang Beredar (JUB) akan
menurunkan tingkat suku bunga (interest rate) shg
mempermudah perolehan kredit bagi dunia usaha. Hal ini
akan berdampak pada meningkatnya tingkat investasi &
konsumsi barang2 tahan lama (durable goods).
Selain itu, dalam perekonomian yg terbuka, kebijakan
moneter juga berpengaruh terhadap nilai tukar (exchange
rate) dan ekspor bersih (net export).
Fiscal Policy
Peningkatan belanja pemerintah (purchasing) thd barang
& jasa secara langsung akan meningkatkan spending.
Sedangkan pengurangan pajak dan/atau peningkatan
transfer payment akan meningkatkan disposable income
(pendapatan yg bisa dibelanjakan) dan berpengaruh
terhadap tingkat konsumsi yg lebih besar.
Penerapan insentif pemotongan pajak seperti pemotongan
pajak investasi bisa berpengaruh terhadap spending yg
lebih besar di sektor2 tertentu.
Exogenous Variable
Variabel Eksogen adalah semua variabel yg
berpengaruh terhadap Aggregate Demand atau total
spending tetapi ditentukan diluar sistem ekonomi
atau diluar kerangka AD & AS (Aggregate Supply).
Variabel-variabel ini berada diluar jangkauan
pembuat kebijakan makro ekonomi tetapi memiliki
pengaruh yg signifikan terhadap Aggregate Demand.
Exogenous Variable
Perang, bencana alam, pemilu, revolusi,
memburuknya perokonomian negara tetangga atau
negara adidaya yg mempunyai pengaruh cukup
besar terhadap perekonomian dalam negeri, dsb
adalah beberapa contoh dari exogenous variable.
Exogenous Variable
Produksi Luar Negeri
(Foreign Output)
Pertumbuhan output diluar negeri mendorong
peningkatan ekspor (net export)
Nilai –nilai Asset
(Asset Values)
Kenaikan harga2 saham dipasar saham meningkatkan
kekayaan masyarakat pemilik saham dan mendorong
peningkatan konsumsi. Hal ini juga akan berpengaruh
terhadap turunnya biaya modal (cost of capital) yg
berdampak pada peningkatan investasi dunia usaha.
Kemajuan Tehnologi
(Advances in
Technology)
Kemajuan tehnologi bisa menjadi pembuka peluang baru
bagi dunia usaha untuk berinvestasi, seperti penemuan
kereta api, mobil,pesawat, komputer dsb.
Lainnya
(Other)
Kegiatan politik seperti kampanye dan pemilu, perjanjian
perdagangan bebas antar negara, perang atau berakhirnya
era perang bisa berpengaruh positif maupun negatif
terhadap total spending/aggregate demand suatu
perekonomian.
Pengaruh Apa yg paling kuat dalam mempengaruhi
Aggregate Demand & Business Cycle?
Antara Policy Variable (& Internal) dan Exogenous
Variable manakah yg lebih kuat pengaruhnya terhadap
AD dan pada akhirnya siklus usaha?
Sejarah telah membuktikan bahwa kedua faktor tersebut
bergantian memberikan pengaruh yg sangat kuat
terhadap perubahan Demand. Ada masanya
Internal/Policy variable memiliki pengaruh lebih kuat
tetapi dilain waktu terbukti Exogenous Variable memiliki
pengaruh lebih kuat terhadap Total Demand.
Macroeconomics mainstream Sinthesis 2 Pendekatan
Apakah Siklus Usaha Bisa Di
hindari/dihilangkan?
Hingga saat ini belum ada ekonom yg berani
menjamin bahwa business cycle terutama terkait
dengan terjadinya resesi telah bisa dihilangkan atau
dihindari, namun mereka percaya bahwa business
cycle lebih bisa diantisipasi dan pergerakannya tidak
se-liar atau se-ekstrim sebelum tahun 1930an.
Dalam 50 tahun terakhir (hingga tahun 2000 an)
pergerakan siklus usaha (business Cycle) jauh lebih
stabil bila dibandingkan masa-masa sebelumnya.