TETRASIKLIN - Blognya Anak Farmasi

Download Report

Transcript TETRASIKLIN - Blognya Anak Farmasi

TETRASIKLIN
 Golongan tetrasiklin yang pertama
ditemukan adalah klortetrasiklin
 Klortetrasiklin berasal dari biakan
Streptomyses aureofaciens.
 Oksitetrasiklin berasal dari biakan
Streptomyses rimosus.
 Tetrasiklin diperoleh dari klortetrasiklin
yang dibuat secara semi sintetik.
Sifat Fisika dan kimia
 Tetrasiklin merupakan basa yang sukar
larut dalam air, garam Na dan garam HCl
nya mudah larut dalam air.
 Bentuk basa dan garam HCl stabil dalam
keadaan kering.
 Tetrasiklin cepat berkurang potensinya
dalam larutan.
 Umumnya tetrasiklin berupa kristal
kuning yang amfoter.
Struktur Tetrasiklin
CH3 CH3
R1 R2 R3 N
OH
OH
OH O OH O
C NH2
O
Jenis-jenis tetrasiklin
Jenis
R1
R2
R3
Klortetrasiklin
Oksitetrasiklin
Tetrasiklin
Demeklosiklin
Doksisiklin
Minosiklin
Cl
H
H
Cl
H
N(CH3)2
CH3, OH
CH3, OH
CH3, OH
H, OH
CH3, H
H, H
H, H
OH, H
H, H
H, H
OH, H
H, H
Mekanisme kerja
 Golongan tetrasiklin menghambat sintesis protein bakteri
pada ribosomnya.
 Tetrasiklin masuk ke dalam ribosom bakteri gram –
melalui 2 cara yaitu difusi pasif dan transport aktif.
 Tetrasiklin berikatan dengan ribosom 30S dan
menghalangi masuknya kompleks tRNA-asam amino
pada lokasi as.amino.
 Tetrasiklin berdaya kerja bakteriostatik yaitu dengan
menghambat sintesis protein bakteri.
 Karena mekanisme kerja golongan tetrasiklin sama
maka spektrumnya sama tapi ada perbedaan secara
kuantitatif dari aktivitas masing-masing derivat terhadap
bakteri. Hanya mikroba yang cepat membelah yang
dipengaruhi obat ini.
Spektrum antimikroba
 Tetrasiklin mempunyai spektrum antimikroba
yang luas meliputi bakteri gram +, gram -,
aerob maupun anaerob.
 Tetrasiklin juga aktif terhadap mikoplasma,
riketsia, klamidia dan protozoa.Dosis tinggi
aktif terhadap mikroba.Aktivitasnya thdp jamur
kecil.
 Tetrasiklin tidak digunakan untuk infeksi
karena streptococcus karena penisilin lebih
efektif.
Tetrasiklin dapat digunakan sebagai pengganti
penisilin dalam pengobatan infeksi yang disebabkan oleh:
 - Bacillus anthracis
 - Clostridium tetani
 - Listeria monosicytogenes
Efektivitas tetrasiklin tinggi terhadap infeksi:
 -Brucella
 - Peudomonas
 -Vibrio cholerae
 - Bordetella pertusis dll
Juga sangat efektif thdp Mycoplasma pneumonia dan
Chlamidia trachomatis.
Resistensi
Bakteri yang sudah resisten adalah
• Streptococcus,
 E.coli,
• Pseudomonas aeroginosae,
 Streptomyses pneumoniae,
 Staphyllococus aureus dan
 Sebagian N.gonorrhoeae.
Umumnya resistensi thdp satu jenis
tetrasiklin maka resisten untuk tetrasiklin yg
lain.
Farmakokinetik
Absorpsi:
 Umumnya 30-80% tetrasiklin diabsorpsi dari sal.cerna
sebagian besar di lambung dan usus halus bagian atas.
 Adanya makanan akan mengganggu absorpsi
gol.tetrasiklin.
 Doksisiklin dan minosiklin diabsorpsi lebih banyak yaitu
90% dan absorpsinya tidak dipengaruhi makanan.
 Absorpsi berbagai tetrasiklin dihambat oleh suasana
basa dan pembentukan senyawa khelat yaitu ikatan
kompleks tetrasiklin dengan zat lain yang sukar diserap
seperti Al(OH)2, garam Ca, garam Mg yang sering tdpt
pada antasida, dan zat besi.
 Tetrasiklin sebaiknya diberikan sebelum makan atau 2
jam setelah makan.
Distribusi:
 Dalam cairan serebrospinal kadar gol
tetrasiklin hanya 10-20%, penetrasi pada
bagian tubuh lain baik.
 Tetrasiklin tertimbun dalam hati, limpa,
sumsum tulang dan gigi.
 Gol tetrasiklin dapat melewati barier
plasenta dan terdapat dalam ASI.
 T ½ doksisiklin tidak berubah pada
insufisiensi ginjal shg dpt diberikan pd
pasien gagal ginjal
Ekskresi:
 Gol.tetrasiklin diekskresi melalui urin
dengan filtrasi glomerulus dan melalui
empedu.
 Pada pemberian oral 20-55% tetrasiklin
diekskresi melalui urin.
Berdasarkan farmakokinetik gol.tetrasiklin dibagi
menjadi 3 kelompok:
1. Tetrasiklin, klortetrasiklin dan oksitetrasiklin.
Kelompok ini absorpsinya tidak lengkap dengan
waktu paruh 6-12 jam.
2. Dimetiklortetrasiklin.
Absorpsinya lebih baik , waktu paruh 16 jam,
cukup diberikan dengan dosis 150 mg peroral
setiap 6 jam.
3. Doksisiklin dan minosiklin.
Absorpsinya 90%, waktu paruh 17-20 jam,
cukup diberikan sehari 1 atau 2 kali 100mg
Efek samping
Hipersensitivitas
 Berupa erupsi, urtikaria, demam dan reaksi
anafilaksis.
 Reaksi ini bisa terjadi reaksi silang antara gol
tetrasiklin lainnya.
Iritasi lambung
Sering terjadi pada pemberian oral terutama
doksisiklin dan oksitetrasiklin.
 Ini bisa diatasi dengan pemberian bersamasama makanan tetapi jangan dengan pruduk
susu dan antasida yg mengandung Al, Mg dan
Ca.
• Diare
Sering timbul karena iritasi lambung.
Terapi lama dapat menyebabkan kelainan darah seperti
leukositosis, trombositopenia.
•Fototoksik
dapat timbul pada pemberian dimetiklortetrasiklin.
•Hepatotoksis
dapat muncul karena pemberian gol tetrasiklin dosis
tinggi (lebih dari 2 gram sehari) atau pada pemberian
parenteral.
 Terakumulasi
Kecuali doksisiklin gol tetrasiklin terakumulasi dalam
tubuh sehingga kontraindikasi bagi penderita gagal
ginjal.
 Tetrasiklin terikat pada jaringan tulang
yang sedang tumbuh dan membentuk
kompleks.
 Pertumbuhan tulang pada fetus dan anakanak sementara akan terhambat.
 Bahaya ini mulai dari pertengahan masa
hamil sampai usia anak 3 tahun.
 Pada gigi susu maupun gigi tetap dapat
menimbulkan perubahan warna permanen
dan kecenderungan menjadi caries.
 Tetrasiklin yang sudah kadaluarsa dapat
mengalami degradasi.
 Dapat menimbulkan sindroma fanconi dengan
gejala poliuria, polidipsia, proteinurea, asidosis,
aminoasiduria, glukosuria disertai mual dan
muntah
 Kelainan ini reversibel menghilang setelah 1
bulan dihentikan.
 Pada neonatus menimbulkan peninggian
tekanan intrakranial.
Perubahan biologik.
 Dapat timbul super infeksi oleh kuman resisten
dan jamur.
 Superinfeksi kandida dapat terjadi di rongga
mulut, faring bahkan infeksi sistemik
 Faktor yang memudahkan terjadinya super
infeksi adalah diabetes mellitus, leukemia, daya
tahan tubuh yang lemah dan pengguna
kortikosteroid
Penggunaan Klinik
Riketsiosis,
 Demam reda setelah 1-3 hari, ruam kulit
menghilang setelah 5 hari.
Infeksi klamidia.
 Pada infeksi akut diberikan terapi 3-4 minggu,
untuk infeksi kronis diberikan terapi 1-2 bulan.
Trakhoma,
 Salep mata Tetrasiklin dan doksisiklin secara
oral selama 40 hari memberikan hasil yang baik.
Kolera,
 Tetrasiklin merupakan obat yang efektif untuk kolera.
Gonorrhoeae dan sifilis,
 Tetrasiklin sebagai obat pilihan kedua setelah penisilin.
Dosis 500 mg 4 kali sehari secara oral atau doksisiklin
100 mg 2 kali sehari selama 7 hari . Untuk sifilis 500 mg
4 kali sehari peroral selama 15 hari.
Acne vulgaris,
 Tetrasiklin menghambat produksi asam lemak dari
sebum. Dosis 2 kali 250 mg selama 2-3 minggu.
Kontraindikasi
 Tidak digunakan untuk pasien yang
alergi thdp tetrasiklin.
 Tidakdianjurkan pada triwulan 2 dan 3
kehamilan, juga pada anak-anak sampai
8 tahun, pada gangguan fungsi hati dan
ginjal
Interaksi dg obat lain
Obat II
Obat II
Perubahan I
Tetrasiklin
Antasida
Sulfonilurea
Kumarin
Sefalosporin
Kolestiramin
Besi (oral)
Menurun
Menurun
Menurun
Barbiturat
Fenitoin
Menurun
Menurun
Doksisiklin
Gol.Tetrasiklin Ca Oral
Kec.
Doksisiklin dan
Minosiklin
Menurun
Perubahan II
Meningkat
Meningkat
Menurun
Menurun