Transcript MET-IL~1

METODE ILMIAH
Berpikir ilmiah
Meneliti ilmiah
Menulis ilmiah
Seminar ilmiah
Pengetahuan Ilmiah = Ilmu
Pengetahuan yang “benar”
Manusia dianugerahi oleh Tuhan sifat : serba
ingin tahu
Hasrat dinyatakan dalam bentuk :
Pertanyaan-pertanyaan
Permasalahan-permasalahan dengan asumsi
Pengetahuan yang “benar” adalah apa yang bisa
diterima akal dan dan berdasarkan fakta empirik
Harus berlangsung menurut prosedur dab Hukum
yang manjadi kaidah bekerjanya akal atau Logika
Aplikasi logika adalah penalaran
Pengetahuan Ilmiah harus taat pada Hukum2 Logika
Pengetahuan Ilmiah : Interelasi Yang Logis dari
fakta2
Santet baru dapat dianggap ilmiah bila ada peniti
atau paku akibat sebul yang dapat di foto
Urutan berdasarkan foto2 dapat dijelaskan secara
deduksi dan induksi
Penelitian = Riset
Re dan to search = Mencari kembali
Penelitian adalah proses yang berbentuk siklus
bersusun
Bukan kegiatan berpikir:
Melamun
Mengingat
Merasakan
Mengkhayal(kan)
Melihat
Mendengar
Keingin tahuan
Penarikan
Penelahaan
Kesimpulan
landasan
teoretis
Verifikasi
Pengumpulan
fakta
Pengujian
hipotesis
CARA MEMPEROLEH PENGETAHUAN
Bertanya kepada orang lain yang dianggap lebih tahu
1.
Pemecahan melalui akal sehat
2.
Intuisi
3.
Prasangka
4.
Coba-coba
Namun cara 1-5 jika tidak melalui penalaran bukan
merupakan pengetahuan ilmiah = non ilmiah
Sebab: tidak melalui prosedur logika
MENGUJI SUATU PENALARAN
ATAU SUATU JALAN PIKIRAN:
Tujuan pemikiran seharusnya mencapai
pengetahuan yang “benar”
“benar” = sesuai kenyataan
salah = tidak sesuai kenyataan, yang
dipikirkan atau yang dikatakan tidak sesuai
kenyataan.
.
Ukuran : Cocok atau tidak
dengan
kenyataan, senang atau tidak senang atau
enak didengar atau tidak
Deduksi :Alur berpikir dari kaidah
umum menuju yang khusus
Contoh :semua orang akan mati, Widyawati
manusia.jadi Widyawati pasti mati
Induksi :Alur berpikir dari kaidah khusus
manuju yang umum
Contoh : Setelah dikumpulkan tiap-tiap
bujur sangkarluasnya 4 x sisi maka semua
bujursangkar luasnya 4 x sisi
Antara deduksi dan induksi harus salingujimenguji, sehingga masing-masing tidak dapat
berdiri sendiri
Menguji jalan pikiran harus
menanyakan :
1. Apa yang akan ditegaskan ?
2. Bagaimana membuktikannya dari
pangkal sampai kesimpulan ?
3. Bagaimana jalan pikiran yang
digunakan utk mengaitkan
alasanalasan sampai
kesimpulan ditarik ?
Apakah kesimpulan “sah”
4. Apakah kesimpulan benar / pasti,
jangan hanya mungkin benar
Jalan-pikiran?
Pertalian atau hubungan antara
titik pangkal/alasan/premispremis dan kesimpulanyg ditarik
daripadanya.Jika hubungan tsbt.
Tepat dan logis maka
kesimpulan tbst.disebut
kesimpulanyg “sah”
Contoh: 1. Ita Purnamasari
mahasiswa Teknologi Industri
Pertanian, Tantowi Yahya
mahasiswa Teknologi Industri
Pertanian,Jadi Ita Purnamasari =
Tantowi Yahya,
2. Tetangga saya punya mobil. Jadi
saya juga harus punya mobil.
3. ½ mati=1/2 hidup. Jadi mati =
hidup
Agar penalaran menghasilkan kesimpulan
yang benar?
1. Harus berpangkal pada kenyataan yang
harus benar dulu. Bisa jadi jalan
pikirannya logis tapi tidak berpangkal
dari kenyataan, dari dalil yang benar,
Kesimpulan tidak akan benar apalagi
pasti
Contoh: Kalau ada tanah longsor bisa benar
pohon -pohon tumbang.Hubungan tsb
logis, tapi kalau ada pohon tumbang
bukan krn tanah longsor. Gugurlah
kebenaran tersebut
2. Alasan-alasan yang diajukan harus
tepat dan kuat argumennya
banyak orang membuat pernyataan
atau pendapat tetapi tidak didukung
bukti yang kuat.
Alasan yang tidak kuat tidak akan
membuktikan apa-apa.
3.Jalan pikiran harus “sah”,jika titik
pangkal sudah benar dan tepat,tapi
jalan pikiran (urut2an pikiran tidak
benar), maka kesimpulan yang
dihasilkan juga tidak benar
Jika ada hubungan meskipun
masuk akal, jalan pikirannya
sudah logis, kesimpulan
menjadi tidak benar karena
titik pangkalnya tidak benar.
Titik pangkal tidak pasti
maka Kesimpulan yang
ditarik juga tidak pasti,
bahkan mungkin salah
Harus dihindari kepastian subyektif:
1. Tak bernapas lagi belum cukup
alasan untuk manyatakan
makhluk mati
2. Banyak makan pasti gemuk
3. Rajin belajar pasti nilainya baik
4. Rambut gondrong pasti penjahat
5. Pengeringan dengan pengering
buatan lebih baik daripada
dengan sinar matahari
Fakta pendukung cukup : diterima
Fakta pendukung tidak lengkap (kurang):
ditolak
Hipotesis yang diterima dapat disebut
sebagai pengetahuan ilmiah
Mengapa? Karena telah memenuhi
persyaratan ilmiah, yaitu: mempunyai
kerangka penjelasan yang konsisten,serta
telah teruji kebenarannya
Kebenarannya: sapai “saat itu” belum ada
fakta yang menyatakan sebaliknya
Urutan Sistematika Usul
Penelitian:
A. Judul Penelitian : Hendaknya
singkat dan spesifik, tepapi
jelas memberi gambaran
mengenai penelitian yang
diusulkan
B. Pendahuluan
Penelitian dilakukan untuk menjawab
keingintahuan peneliti untuk
mengungkapkan suatu
gejala/konsep/dugaan atau
menerapkannya untuk suatu tujuan.
Kemukakan hal-hal yang mendorong
atau argumentasi pentingnya penelitian
dilakukan. Uraikan proses dalam
mengidentifikasi masalah penelitian.
C. PERUMUSAN MASALAH
Rumuskan dengan jelas permasalahan
yang ingin diteliti . Uraikan pendekatan
dan konsep untuk menjawab masalah
yang diteliti, hipotesis yang akan diuji
atau dugaan yang akan dibuktikan.
Dalam permusan masalah dapat
dijelaskan difinisi, asumsi, dan lingkup
yang menjadi batasan penelitian.
Uraian perumuan masalah tidak harus
dalam bentuk pertanyaan
D. TINJAUAN PUSTAKA
Usahakan pustaka terbaru, elavan, dan asli
dari jurnal ilmiah. Uraikan dengan jelas
kajian pustaka yang menimbulkan gagasan
yang mendasari penelitian yang akan
dilakukan. Tinjauan pustaka menguraikan
teori, temuan, dan bahan penelitian lain
yang diperoleh dari acuan yang dijadikan
landasan untuk melakukan penelitian yang
diusulkan . Uraian dalam tinjauan pustaka
menjadi landasan untuk menyusun
kerangka atau konsep yang akan
digunakan dalam penelitian. Tinjauan
Pustaka mengacu pada Daftar Pustaka
E. TUJUAN PENELITIAN
Berikan pernyataan singkat
mengenai tujuan penelitian .
Penilitian dapat bertujuan
untuk menjajagi, menguraikan,
menerangkan, membuktikan,
atau menerapkan suatu gejala,
konsep atau dugaan, atau
membuat suatu prototipe
F. KONTRIBUSI/
MANFAAT
Uraikan manfaat penelitian,
bisa untuk pengembangan
ilmu, pengembangan
teknologi, pembangunan,
kelembagaan (institusi,
perusahan dll.)
G. METODE PENELITIAN
Uraikan metode yang digunakan dalam
penelitian secara rinci. Uraian dapat
meliputi variabel dalam penelitian, model
yang digunakan, rancangan penelitian,
teknik pengumpulan data dan analisis data,
cara penafsiran dan penyimpulan hasil
penelitian. Untuk penelitian yang
menggunakan metode kualitattif, dapat
dijelaskan pendekatan yang digunakan,
proses pengumpulan dan analisis informasi,
proses penyimpulan hsl penelitian
Jelaskan juga :
- Tempat penelitian
- Alat dan bahan yang
digunakan
- Teknik Sampling
- Jika memang perlu harus
ada difinisi operasional
H. JADWAL PELAKSANAAN
Buatlah jadwal kegiatan
penelitian yang meliputi
kegiatan persiapan
pelaksanaan dan
penyusunan laporan
penelitian dalam bentuk barchart
I. HASIL PENELITIAN :
Berisi hasil-hasil yang
memang diharapkan
berdasarkan tujuan
penelitian
Ditulis dalam bentuk grafik,
tabel, gambar (foto),
pernyataan sesuai kebutuhan
J. PEMBAHASAN
Berisi alasan-alasan mengapa
hasil yang diperoleh dapat terjadi.
Jika memungkinkan dibandingkan
dengan pustaka yang sudah
digunakan sebagai landasan
beripikir. Hindari pernyataan yang
kontroversial dengan hasil
penelitian yang diperoleh untuk
mengantisipasi perdebatan yang
berkepanjangan
KESIMPULAN :
Tuliskan secara jelas dan singkat
hal-hal yang memang harus
disimpulkan
SARAN :
Berisi saran yang perlu dan bisa
diperbaiki oleh peneliti berikutnya
dari kelemahan penelitian yang
dilakukan
KESESATAN
Kesesatan (fallacy) :
bentuk penalaran
yang nampaknya
benar tapi
sebenarnya salah
DUA GOLONGAN BESAR
Ada dua golongan : 1. Kesesatan formal
dan
2. Kesesatan Non Formal
Kesesatan formal : pelanggaran terhadap
hukum logika, sehingga diperoleh
kesimpulan yang salah
Kesesatan Non-formal : kecerobohan dalam
penalaran akibat ambiguitas dalam bahasa
yang digunakan untuk merumuskan
argumentasi
KESESATAN INFORMAL
1. Kesesatan Ekuifokasi : Digunakannya
sebuah kata atau term yang bersifat
ekuivok atau mempunyai arti lebih dari
satu.
Contoh :
Akhir segala sesuatu adalah
kesempurnaan
Kematian adalah akhir kehidupan
Maka, kematian adalah kesempurnaan
hidup
KESESATAN AMFIBOLI :
Konstruksi sebuah kalimat
mempunyai arti yang
bercabang-cabang.
Contoh : Sebuah bala
tentara yang besar akan
dihancurkan
2.
3.KESESATAN AKSENTUASI : Akibat
perbedaan penekanan tiap kata dalam sebuah
kalimat, sehingga menimbulkan perbedaan arti
dan kesesatan penalaran
Contoh :
Silakan makan sate kambing
dapat berarti :
Seseorang menyilakan makan sate kambing
kepada orang lain, dan
Seseorang menyilakan seseorang makan sate
kepada kambing
Tergantung penekanan kata
4.KESESATAN ARTI KIASAN :
Terdapat kesesatan sekaligus
perbedaan di antara arti kiasan dan
arti sebenarnya.
Contoh :
Seorang bangsawan bedarah biru
Rohaniawan tapi panjang tangan
Pedagang yang tebal muka mudah
jjatuh kredibilitasnya
5. Kesesatan argumentum ad
hominem
Mengacu pada orangnya, tanpa
mempertimbangkan bagaimana
kaidah-kaidah penelaran atau
berlogikanya, walaupun yang
mengatakan orang yang
berpengaruh.
Contoh : Pluto planet terjauh
Bumi ini datar dll
6. ARGUMENTUM AD
BACULUM
Kesesatan akibat ancaman
hukuman oleh penguasa,
walaupun sebenarnya tidak
rasional
Contoh : Hal-hal yang dilakukan
oleh teroris
7. ARG. AD MISERICORDIAM
Pernyataan untuk memperoleh rasa
belas kasihan
Contoh : Jangan dibunuh orang itu,
yang juga terdiri dari darah dan
daging…., bukan kayu dan batu….
Kalimat untuk dibelaskasihani…….
Walaupun dia penjahat ulung
8. ARGUMENTUM AD POPULUM
Meyakinkan pendengarnya
dengan mengatas namakan
“rakyat” atau ““massa”.
Contoh :
Pidato politik yang mengatakan
…”demi kepentingan dan
kesejahteraan rakyat”
9. Arg. Ad. Verecundiam
Menolak
gagasan/konsep/pendapat hanya
semata-mata melihat dari orang
yang mengemukakannya
berdasarkan keahlian atau wibawa
yang menyatakannya.
Contoh Profesor bidang TI belum
tentu tentang ilmu kebidanan.
Terjadi juga pada periklanan, iklan
sabun dipakai oleh bintang film
Arg. Ad. Ignorantiam
Konklusi yang ditarik tidak
relevan dengan premisnya
Contoh :
Setan itu benar-benar ada,
atau
Setan itu benar-benar tidak
ada
10. KESESATAN NON CAUSA
PRO CAUSA
Kesesatan yang terjadi
karena pengambilan
kesimpulan merupakan
penyebab, karena penyebab
sifatnya tidak lengkap
Contoh :
Dewi gila pada saat pacaran
DEFINISI
Kalimat singkat yang berisi
suatu pengertian yang
hanya merupakan satu
pengertian, tidak dapat
dibandingkan dengan
pengertian lain
Tujuan Definisi
Copi (1961): dalam buku Introduction to
Logic, pembuatan definisi ada 5 maksud:
1. Memperjelas makna
2. Meniadakan ambiguitas
3. Memberikan penjelasan teoritis
4. Meningkatkan perbendaharaan kata2
5. Mempengaruhi sifat seseorang
Tipe Definisi
1. Definisi teoritis : membentuk bagian dari suatu
2.
3.
4.
5.
teori
Definisi ringkasan : mengurangi kekaburan
makna
Definisi persuasif : pemalingan perhatian pada
hal yang khusus
Definisi leksikal : definisi yang telah mantab
seperti yang ada dalam kamus
Definisi stipulatif : definisi yang bebas
panjabarannya sesuai dengan keinginan
Komponen Teori Pengetahuan
Ilmiah
Komponen teori pengetahuan ilmiah terdiri
dari Hukum dan Teori
Dalam hukum dan teori ada Konsep
Kosep adalah konstruksi yang digunakan
untuk menginterpretasi hasil observasi
Konsep mrpkn simbol2 untuk membantu utk
mengorganisasi pengalaman. Konsep
terbentuk setelah dalam akal tercipta aturan2
utk memperinci unsur2 spesifik pengalaman.
Hukum
Korelasi antara dua konsep atau lebih yang dekat
kaitannya dengan hal2 terobservasi, menurut aturan
Korespondensi disebut juga Hukum Eksperimental.
Hukum mencerminkan urutan sistematis suatu
pengalaman dan berfungsi utk memerikan
pengalaman menurut pola yang beraturan
Hukum dapat dinyatakan dalam bentuk : grafik,
persamaan, ekspresi verbal ttg interrelasi antara
konsep dengan yang lain.
Tingkat generalitas dan abstraksinya bervariasi
TEORI
Kerangka konsepsi yang terorganisasi
menjadi suatu generalisasi yang daripadanya
dapat dijabarkan hukum-hukum.
Dibandingkan dengan hukum, teori lebih
jauh posisinya dari observasi langsung dan
lebih bersifat komprehensif, berhubungan
dengan fenomena yang lebih luas dengan
generalitas yang lebih tinggi. Perkembangan
teori mencerminkan originalitas dan
kreativitas yang tinggi. Dapat dideduksi dari
dari hukum2 yg telah dikenal
Lanjutan Teori
Teori tidak pernah merupakan
pernyataan ulang dari hukum2, dan
seringkali dapat membrikan jalan bagi
diketemukannya hukum2 baru.
Misalnya dari teori kinetik menjelaskan
hukum2 lain seperti hukum : viskositas,
difusi, konduksi panas yang tak
terantisipasi sebelumnya
Pembentukan Teori
Mengumpulkan data dan menyusun daftar
fakta2 tidak dapat menyusun teori keilmuan
Hanya konsep-konsep baru dan konstruksi
interpretatif yang abstrak memungkinkan
dapat melihat pola-pola koheren mengenai
hubungan di antara data yang satu dengan
yang lain.
Kadang2 datangnya konsep baru tiba-tiba
Kriteria utk mengevaluasi Teori
1. Kesesuaiannya dengan pengalaman
empiris: Teori dapat mendeduksi
hukum2, dari hukum2 dapat
mendeduksi hubungan antara hal2
terobservasi, lalu dibandingkan
dengan data yang telah lalu dan
observasi masa yang akan datang.
Contoh : Gerhana matahari dapat
diramalkan, dan kebenarannya dapat
diuji melalui observasi.
Kriteria utk mengevaluasi Teori
2. Hubungan antara konsep-konsep teoritis.
Hal ini mengacu pada ketidak adanya
kontradiksi logis dan adanya hubungan antara
konsep-konsep (multiple connection) dalam
struktur internal suatu teori atau yang dianggap
valid seperti yang diperlihatkan oleh teori-teori
lain.
3. Bersifat komprehensif, bersifat komprehansif
dan generalitasnya tinggi serta kepaduan yang
melatarbelakangi fenomena yang beragam.
Kerentanan Teori
-Tidak ada teori yang dapat dibuktikan
kebenarannya
- Bagaimana derajat kesesuaiannya dengan
data dan sifat koheren dan komprehensifnya
dengan teori2 lain yang ada waktu itu
-Semua teori bersifat tentatif dan tidak kedap
untuk direvisi
-Paling tidak ada ada satu dari kelompok
hipotesisnya salah jika dapat dideduksi
kesimpulan yang tidak sesuai
Kerentanan Teori
-hipotesis2 tidak dapat
dikatakan betul jika kesimpulan
yang dideduksinya sesuai
dengan dengan eksperimen
yang mengarah kepada suatu
kesimpulan yang sama
Penulisan
• Kalimat disusun menggunakan kaidah bahasa
Indonesia yang baik dan benar
* Lugas tidak bersifat kiasan, peribahasa
• Susunan kalimat pendek-pendek, jelas dan
pokok kalimatnya, predikat, obyek
keterangannya. Sebaiknya satu anak kalimat
• Memulai kalimat jangan pakai angka, simbul,
kata sambung, kata depan
lanjutan
•Nama orang, institusi, Tabel, tidak boleh
dipotong
•Pada setiap alinea dimulai 5 ketukan
•Tanda titik, koma, titik koma, titik dua diketik
tanpa jarak dengan kata sebelumnya.
•Setiap bab mulai dengan halaman baru
•Nomor2 sub-bab ditulis dengan Angka Arab
tanpa titik 2.1 bukan 2.1.
Halaman Utama Skripsi/Tesis
Pendahuluan : Latar Belakang, Tujuan
Manfaat, Hipotesis (kalau ada)
a. Latar belakang : berisi mengenai uraian tentang alasan
mengenai perlunya suatu penelitian dilakukan. Bagian ini
umumnya memuat permasalahan yang dihadapi dan strategi
atau kerangka pendekatan untuk mengatasi secara ilmiah.
Kelemahan2 penelitian terdahulu dapat dikembangkan dan
dirumuskan menjadi suatu permasalahan untuk diteliti.
Konsep kerangka pikir atau pendekatan yang berhasil untuk
suatu sistem atau proses dapat diteliti kesesuaiannya atau
penerapannya pada sistem atau proses lain yang serupa.
Tujuan