II.1a.KeseluruhanAuditPlan_ProsedurAnalitis

Download Report

Transcript II.1a.KeseluruhanAuditPlan_ProsedurAnalitis

KESELURUHAN RENCANA AUDIT
Langkah ke tujuh (keseluruhan rencana audit) dan
terakhir (program audit) dalam tahap perencanan
suatu audit
4 aspek audit lengkap:
1. Merencanakan dan merancang suatu
pendekatan audit
2. Melaksanakan uji pengendalian dan uji
substantif atas transaksi
3. Melakukan prosedur analitis dan uji rincian
saldo
4. Menyelesaikan audit dan mengeluarkan
laporan audit
JENIS PENGUJIAN
5 pengujian audit yang digunakan auditor
untuk menentukan apakah laporan keuangan
dinyatakan secara wajar:
1. Prosedur memahami pengendalian
intern klien
2. Uji Pengendalian
3. Uji Substantif atas Transaksi
4. Prosedur Analitis
5. Uji Rincian Saldo
ad.1.Prosedur untuk memperoleh pemahaman
pengendalian internal
• Ada 5 prosedur audit yang berhubungan
dengan pemahaman auditor atas
pengendalian internal:
1.Memperbarui dan mengevaluasi pengalaman
auditor yang sebelumnya
2.Meminta keterangan dari personil klien
3.Membaca manual sistem dan kebijakan klien
4.Menguji dokumen dan arsip
5.Mengamati aktivitas dan operasional entitas
ad.2. Uji pengendalian
 Prosedur yang digunakan untuk memperoleh bukti
dari risiko pengendalian
 Dilakukan untuk menentukan kelayakan rancangan
dan efektivitas operasional pengendalian internal
yang spesifik
• Jenis prosedur dalam uji pengendalian :
1. Meminta keterangan dari personil klien yang
sesuai
2. Menguji dokumen, arsip dan laporan
3. Mengamati aktivitas yang terkait dengan
pengendalian
4. Melaksanakan kembali prosedur klien
ad.3. Uji substantif atas transaksi
 Prosedur yang dirancang untuk menguji
salah saji dolar (salah saji moneter) yang
secara langsung mempengaruhi
ketepatan saldo laporan keuangan
 menentukan apakah ke-6 tujuan audit
yang terkait dengan transaksi telah
dipenuhi untuk setiap kelas transaksi
• Uji substantif atas transaksi lebih mahal
dibanding uji pengendalian
•
•
•
HUBUNGAN UJI PENGENDALIAN dan UJI
SUBSTANTIF
Pengecualian dalam uji pengendalian  suatu
indikasi kemungkinan salah saji yang
mempengaruhi nilai dolar dari laporan
keuangan
Pengecualian dalam uji substantif transaksi atau
uji rincian saldo  deviasi uji pengendalian
Uji substantif transaksi atau uji rincian saldo 
harus dilakukan untuk menentukan apakah
salah saji dolar sudah benar-benar terjadi
ad.4. Prosedur Analitis
 melakukan perbandingan dari jumlah
tercatat untuk harapan yang
dikembangkan oleh auditor
• Tujuan prosedur analitis dalam mengaudit
saldo akun:
1. Menunjukkan adanya kemungkinan
salah saji dalam laporan keuangan
2. Mengurangi pengujian terinci atas saldo
HUBUNGAN PROSEDUR ANALITIS dengan UJI
SUBSTANTIF
•
•
•
Prosedur analitis  menyediakan indikasi
kemungkinan salah saji
Jika fluktuasi prosedur analitis tidak biasa
dikenali  uji substantif transaksi atau uji rincian
saldo harus dilakukan untuk menentukan
apakah salah saji sudah benar-benar terjadi
Auditor melaksanakan prosedur analitis dan
percaya bahwa kemungkinan salah saji material
adalah kecil  uji substantif lainnya dapat
dikurangi
ad.5. Pengujian terinci atas saldo
 berfokus pada saldo buku besar akhir, baik
neraca saldo dan akun dari laporan
penghasilan, didominasi pengujian terinci
atas saldo pada neraca lajur
 Metodologi untuk merancang uji rincian
saldo diorientasikan kepada tujuan audit
terkait saldo
 Merancang dan melaksanakan uji
pengendalian dan uji substantif atas
transaksi untuk siklus penjualan dan
penagihan
UJI RINCIAN SALDO (CONTOH)
1.
Mengidentifikasi risiko bisnis klien yang mempengaruhi piutang
dagang
2. Menetapkan salah saji yang dapat ditolerir dan menilai risiko
inheren untuk piutang dagang
 Keputusan auditor  menetapkan penilaian awal tentang
materialitas untuk audit keseluruhan dan mengalokasikan
totalnya ke saldo akun (salah saji yang dapat ditolerir)
 Salah saji ditolerir lebih rendah mengakibatkan  lebih
banyak uji rincian dibanding suatu jumlah yang tinggi
3. Menilai risiko pengendalian siklus penjualan dan penagihan
 Pengendalian yang tidak memadai meningkatkan bukti
substantif yang diperlukan
 Pengendalian efektif mengurangi risiko pengendalian dan
karenanya bukti yang diperlukan untuk uji substantif
transaksi dan ujian rincian saldo berkurang
UJI RINCIAN SALDO (CONTOH)
• Merancang dan melaksanakan prosedur analitis untuk
saldo piutang
 Auditor melaksanakan prosedur analitis suatu
rekening untuk 2 tujuan:
1. Mengidentifikasi salah saji yang mungkin dalam saldo akun
2. Mengurangi pengujian audit yang terperinci
•
Merancang uji rincian saldo piutang dagang untuk
memenuhi tujuan audit terkait saldo
 Pengujian rincian saldo yang telah direncanakan meliputi:
1. Prosedur audit
2. Ukuran contoh
3. Materi untuk dipilih
4. Penetapan waktu
MEMILIH JENIS PENGUJIAN AUDIT
•
Hubungan jenis pengujian dengan jenis bukti:
– Prosedur untuk memperoleh pemahaman
pengendalian internal dan uji pengendalian
melibatkan jenis bukti: pengamatan, dokumentasi,
pemeriksaan dan pencapaian kembali
– Uji substantif hanya melibatkan tiga jenis bukti:
dokumentasi, pemeriksaan dan pencapaian kembali
 Pemeriksaan atas klien dilakukan untuk setiap
jenis pengujian
 Dokumentasi dan pencapaian kembali
digunakan setiap jenis pengujian kecuali
prosedur analitis
Jenis pengujian sesuai dengan tingkatan biaya:
1. Prosedur analitis
2. Prosedur untuk memperoleh pemahaman
pengendalian internal dan pengujian
pengendalian
3. Uji substantif atas transaksi
4. Uji terinci atas saldo
DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI PADA
PENGUJIAN AUDIT
•
•
•
•
SAS 80 (AU 236) dan SAS 94 (AU 319)
Tidak praktis untuk mengurangi risiko
pendeteksian dengan hanya melakukan uji
substantif
Auditor perlu melaksanakan uji pengendalian
untuk mendukung penilaian risiko pengendalian
menjadi dibawah maksimum
Mengurangi tingkat uji coba pengendalian yang
otomatis
PROSEDUR ANALITIS
• Definisi menurut SAS 56 (AU 329)
 Evaluasi informasi keuangan yang
dilakukan dengan sebuah studi hubungan
yang logis antara data keuangan dan non
keuangan, yang melibatkan perbandingan
dari jumlah tercatat dengan
pengharapan/ekspektasi yang
dikembangkan auditor (penekanan pada
pengharapan yang dikembangkan
auditor)
15
Prosedur Analitis:
• Menggunakan perbandingan dan hubungan
untuk menilai apakah saldo akun data lain
terlihat wajar
• Diwajibkan dalam fase perencanaan untuk
membantu dalam menentukan sifat, luasan dan
penetapan waktu pekerjaan yang akan
dilakukan
• Seringkali dilakukan selama fase pengujian dari
audit yang berhubungan dengan prosedur audit
lainnya
• Diwajibkan selama fase penyelesaian dari audit
16
•
Prosedur analitis relatif murah dan dilakukan
pada 3 tahap audit yang berbeda:
1. Dalam tahap perencanaan untuk membantu
auditor memahami bisnis klien dan
menentukan bukti lain yang diperlukan untuk
memenuhi risiko audit yang bisa diterima
2. Selama audit, terutama selama uji substantif
3. Mendekati akhir audit sebagai pengujian
akhir penentuan kewajaran laporan
keuangan
LIMA JENIS PROSEDUR ANALITIS
1. Membandingkan data klien dan industri
– Sebuah bantuan untuk memahami bisnis klien
dan indikasi dari kemungkinan kegagalan
keuangan
– Kelemahan rasio industri  adanya perbedaan
antara sifat informasi keuangan klien dan
perusahaan dalam suatu industri
18
2. Membandingkan data klien dengan data yang sama
pada periode sebelumnya
• Membandingkan saldo tahun ini dengan tahun
sebelumnya
– Menyertakan hasil neraca saldo tahun lalu yang telah
disesuaikan dalam kolom terpisah dari lembar kerja
neraca saldo tahun ini
• Membandingkan rincian total saldo dengan rincian yang
sama untuk tahun sebelumnya
– Digunakan bila tidak ada perubahan yang signifikan
dalam operasional klien di tahun ini
– Menghitung hubungan rasio dan persentase untuk
dibandingkan dengan tahun sebelumnya
19
3. Membandingkan data klien dengan
anggaran yang telah ditentukan klien
– Data klien dibandingkan dengan
anggaran
– Auditor harus mengevaluasi apakah
anggaran itu adalah rencana yang
realistis, karena ada kemungkinan
informasi keuangan saat ini telah diubah
oleh karyawan klien untuk menyesuaikan
dengan anggaran
20
4. Membandingkan data klien dengan hasil dugaan
yang ditentukan auditor
– Auditor menghitung saldo anggaran untuk
dibandingkan dengan saldo sebenarnya
– Auditor membuat perhitungan tentang
apakah saldo akun itu benar dengan
menghubungkannya dengan neraca lajur
lainnya/akun laporan pemasukan/rekening
dengan membuat proyeksi berdasarkan tren
historis
21
5. Membandingkan data klien dengan hasil
dugaan auditor yang menggunakan data
non keuangan
– Penekanan  akurasi data
22
RASIO KEUANGAN UMUM
•
Kemampuan membayar utang jangka pendek
(Likuiditas)
– Menggunakan tingkat likuiditas yang wajar supaya
dapat membayar utang saat jatuh tempo,
ukurannya :
• Rasio Kas  untuk mengevaluasi kemampuan
membayar utang dengan segera
• Rasio Lancar (current ratio)  membutuhkan
pengubahan aktiva seperti persediaan dan piutang
dagang menjadi kas sebelum utang dibayar
• Rasio Paling Lancar (quick ratio)  perbedaan
dengan rasio lancar adalah masuknya persediaan
ke dalam aktiva lancar untuk rasio lancar
23
• Rasio Aktivitas Likuiditas
– Digunakan jika perusahaan tidak memiliki
uang tunai, maka untuk membayar utangnya
adalah waktu yang dibutuhkan perusahaan
untuk merubah aktiva lancar yang kurang cair
menajdi uang tunai
• Rasio Aktivitas untuk Piutang Dagang dan
Persediaan
– Rasio perputaran piutang dagang  untuk
menilai kewajaran dari cadangan untuk akun
yang tidak tertagih
– Rasio perputaran persediaan  untuk
mengidentifikasi keusangan persediaan
24
potensial
• Kemampuan memenuhi kewajiban utang
jangka panjang (Solvabilitas)
– Kemampuan untuk menghimpun modal untuk
perluasan  Rasio Utang terhadap Modal
Sendiri
– Kemampuan untuk melakukan pembayaran
pokok dan bunga  kemampuan perusahaan
membuat aliran kas yang positif dari operasi
25
•
Rasio Profitabilitas
– Kemampuan perusahaan menghasilkan uang tunai
untuk pembayaran kewajiban, ekspnasi dan dividen
• Rasio Pendapatan per Saham
• Persentase Keuntungan Kotor (Gross Profit Percent)
 bagian dari penjualan yang tersedia untuk
menutupi semua pengeluaran dan keuntungan
setelah dikurangi biaya produk
• Margin Keuntungan (Profit Margin) mirip
dengan margin keuntungan kotor tetapi telah
dikurangi baik biaya barang terjual maupun
pengeluaran operasi
• Tingkat Pengembalian atas Aktiva
memperlihatkan kemampuan perusahaan untuk
• TIngkat Pengembalian atas Modal menghasilkan
26
keuntungan atas setiap aktiva & modal
ANALISA AUDIT - 1
 Klien perusahaan besar dengan pengendalian
internal yang canggih dan risiko inheren yang
rendah:
- Auditor melakukan uji pengendalian yang
ekstensif
- Auditor sangat percaya kepada pengendalian
internal klien untuk mengurangi uji substantif
- Uji substantif transaksi dan uji rincian saldo
diperkecil
- Uji pengendalian dan prosedur analitis relatif
murah
ANALISA AUDIT - 2
 Perusahaan berukuran sedang, banyak
pengendalian dan beberapa risiko inheren:
– Auditor memutuskan untuk melakukan
semua jumlah pengujian menengah,
kecuali prosedur analitis yang akan
dilaksanakan secara ekstensif
– Pengujian ekstensif dilaksanakan jika
ada risiko inheren
ANALISA AUDIT - 3
 Perusahaan berukuran sedang tetapi
mempunyai sedikit pengendalian efektif dan
risiko inheren yang besar:
– Tidak ada uji pengendalian yang dilakukan
– Ditekankan kepada uji rincian saldo dan uji
substantif transaksi, juga beberapa prosedur
analitis
– Prosedur analitis dilakukan untuk mengurangi
uji substantif
– Biaya audit relatif tinggi karena jumlah uji
substantif yang rinci
ANALISA AUDIT - 4
 Auditor menemukan penyimpangan uji
pengendalian ekstensif dan salah saji yang
penting selagi melakukan uji substantif
transaksi dan prosedur analitis :
– Pengendalian internal tidak efektif
– Pengujian ekstensif dan rincian saldo
dilakukan untuk mengganti kerugian
hasil yang tidak dapat diterima dari
pengujian yang lain
31