Gizi eks4 - Patofisiologi Penyakit II

Download Report

Transcript Gizi eks4 - Patofisiologi Penyakit II

GIZI LEBIH

Oleh: Dr. Sri Utami, B.R. MS

  Masalah gizi lebih, timbul pada awal 1990, di Indonesia Penyebab langsung atau tidak langsung adalah : • Peningkatan penghasilan pada kelompok tertentu • Perubahan gaya hidup di perkotaan • Perubahan pola makan tradisionil • Dari tinggi serat ke rendah serat, rendah karbohidrat, tinggi lemak • Aktifitas fisik berkurang • Bertambahnya stres

  Menurut Direktorat Bina Gizi Dep.Kes: Kriteria kegemukan adalah : • Indeks massa tumbuh (IMT): 25,1 – 30,0 • Obesitas: IMT > 30,0 Prevalensi kegemukan dan obesitas usia: 19-65 tahun • Laki-laki : 12,8% : Perempuan: 20,0% • Perempuan > Laki-laki

 Dampak masalah gizi lebih pada orang dewasa adalah : Penyakit degeranasi • Jantung koroner • Diabetes mellitus • Hipertensi • Penyakit hati

   Pada tahun 1972: penyakit jantung + pembuluh darah  urutan ke-2 penyebab kematian Pada tahun 1992/1995: urutan ke-I penyebab kematian, terutama pada orang dewasa di kota besar Jawa dan Sumatra, Bali Sedang diabetes mellitus pada cendekiawan meningkat

Hal-Hal yang Menjadi Perhatian pada Obesitas:

    Peningkatan prevalensi hipertensi: 3 kali lipat pada orang dewasa muda (20-44 tahun): 6 kali lipat Peningkatan prevalensi diabetes mellitus 3 kali lipat, terutama D.M. tipe II (N.I.D.D.M) Peningkatan kadar kolesterol serum Peningkatan angka kematian sebagai akibat kanker: • Colon, rektum • Prostat • Kandung empedu, saluran empedu • Payudara, uterus, ovarium

   Memperburuk kesulitan bernapas pada penyakit paru obstruksi kronik Memperburuk osteoartritis parah pada sendi yang menyangga berat tubuh Peningkatan angka kejadian penyakit kandung empedu pada wanita

 Karena prevalensi meninggi pada: • Hipertensi • Hiperkolesterolemia • Diabetes mellitus Maka pada penderita obesitas, penyakit jantung koroner meninggi prevalensinya sehingga jantung akan membesar  gagal jantung Disimpulkan bahwa obesitas ada korelasi terhadap kematian

Penanggulangan obesitas

 Menyeimbangkan masukan energi dan keluaran dengan cara: • Mengurangi makan • Latihan fisik: olahraga • Hindari tekanan psikis (stres)  Mengurangi energi yang masuk: • Batasi konsumsi karbohidrat + lemak • Hindari konsumsi alkohol

 Anjuran: Peningkatan teknologi pengolahan makanan tradisional Indonesia siap santap, sehingga bisa disajikan dengan kemasan penyajian fast-food ala Barat

Hubungan Diet dan Kanker

  Suatu kepercayaan umum, kadang-kadang merupakan ketakutan, bahwa diet orang Barat bertanggungjawab terhadap timbulnya penyakit-penyakit di masyarakat maju (kota/negara industri) Makanan orang Barat : • Tinggi daging • Tinggi lemak/kolesterol • Tinggi glukose • Tinggi biji-bijian • Tinggi bahan tambahan • Rendah serat Prevalensi kanker di Barat tinggi, misal: kanker lambung

Perhatian pada diet ditujukan pada:  Bahan pencemar/bahan tambahan:   Contoh: nitrosamin, sebagai bahan pengawet (makanan-kaleng) Lemak dan protein: daging dan lemak Kadar serat

Nitrosamin: garam Nitrosamin

  Ditambahkan pada daging olahan, sayuran, sebagai bahan pengawet Menurunkan asam lambung, bakteri, membentuk koloni dan mengubah nitrat jadi nitrit dengan amin, membentuk nitroso yang bersifat: karsinogenik  karsinoma lambung

Prevalensi di Jepang, 5 kali lebih tinggi dari A.S.

   Makanan lain adalah aflatoksin, berasal dari peragiaan kacang dan biji bijian, sebagai penyebab kanker hati, di pedesaan Afrika Virus Hepatitis-B, juga merupakan onkogen kanker hati Di Afrika kanker hati disebabkan kedua faktor tersebut

  Sakarin + Siklamat, juga diduga sebagai zat tambahan penyebab kanker kandung kencing. Hal ini sedang diteliti, karena kedua pemanis tersebut. Dipakai oleh penderita diabetes mellitus dalam jangka lama Konsumsi daging dan lemak dihubungkan dengan kejadian: kanker payudara

    Makanan lemak jenuh meninggikan estrogen dalam darah, pemacu kanker payudara Diet kaya lemak dan rendah serat sebagai penyebab kanker colon Lemak mengalami konversi jadi karsinogen Sedang rendah serat memperlambat waktu pengosongan kolon dan menurunkan kadar absorbsi protektif substansi tersangka karsinogen

   Retinol dan Vitamin A melindungi tubuh terhadap kanker Terutama kanker: paru, pencernaan bagian atas, kandung kencing, payudara Pendapat: di atas masih terus diteliti

Penyakit Akibat Polusi Udara

  Diperkotaan industri, telah terjadi polusi udara. Polusi udara disebabkan oleh proses pembakaran yang menghasilkan CO 2 , NO 2 , SO 2 dan ozon. Juga berbagai metal aerosol dan debu Bahaya polusi udara, akan menyebabkan penyakit antara lain : • Bronkitis • Asma • Emfisema • Kanker paru

Penelitian dilakukan pada Asap rokok

   Akibat buruk merokok: • Tingginya angka kematian di A.S pada PD.I: 350.000 orang Pada tahun 1979: merupakan penyebab kematian dini, nomor satu Makin banyak batang rokok yang diisap, setiap batang rokok mengurangi umur 5,5 menit Pemakai rokok dengan cerutu atau pipa, resiko lebih rendah dari perokok sigaret

    Perokok pasif, mengalami peningkatan untuk menderita kanker paru-paru, karena gangguan ventilasi paru-paru Disimpulkan perokok menyebabkan kanker paru pada laki-laki dan wanita, dan penyebab kematian nomor satu karena kanker di A.S.

Perokok 2 bungkus sehari, resiko 3 kali lipat dari perokok ½ bungkus sehari Merokok juga menyebabkan penyakit kardiovaskular Contoh: Penyakit kardiovaskuler

    Penyakit aterosklerosis (kekakuan pembuluh darah) = penyempitan pembuluh darah Penyakit jantung koroner sampai infark jantung  penyebab kematian nomor satu di negara industri Anak dalam kandungan akan lahir dengan berat badan kurang Meningkatkan kematian bayi baru lahir

    Anjuran untuk memakai rokok tanpa asap: • Menghirup rokok di hidung • Mengunyah tembakau • Memasukkan segumpal tembakau di pipi, tidak dikunyah Meningkatkan insidensi karsinoma sel skuamosa pada gusi dan mulut 1 tahun tidak merokok jantung menurun  risiko penyakit 2 tahun tidak merokok  seperti bukan perokok sudah berisiko kecil Kesimpulan: “Sigaret Penyebab Kematian Sejati”