EPM 1-7 - WordPress.com
Download
Report
Transcript EPM 1-7 - WordPress.com
Epidemiologi
Penyakit Menular
Semester Genap
Kontrak pembelajaran
EPM diampu oleh 4 dosen
Dwi Sarwani SR, SKM, MKes (Epid)
Dyah Retnani Basuki (7 x tatap muka)
Sri Nurlaela, SKM, MEpid
Jumlah tatap muka: 16 x
2 x tatap muka digunakan untuk ujian
14 x tatap muka untuk diskusi
Lanjutan
Tatap muka I
Tatap muka II
Tatap muka III
Tatap muka IV
Tatap muka V
kontrak pembelajaran
EPM, Herpes zoster,
Smallpox.
Sipilis, Gonore,
HIV/AIDS, Herpes
simpleks
Gastroenteritis, Mumps
Chikungunya
Lanjutan
Tatap muka VI
Tatap muka VII
Tatap muka VIII
Tatap muka IX
Tatap muka X
Tatap muka XI
Tatap muka XII
Tatap muka XIII
Tatap muka XIV
Flu burung dan babi
Polio dan Campak
DBD
Filariasis
Leptospirosis
Kusta
TB
Hepatitis A, B, C
Malaria
lanjutan
Jumlah paparan 18 x jumlah kelompok
Jumlah mahasiswa/18
Naskah yang akan dipaparkan
diserahkan pada dosen 2 hari sebelum
mahasiswa paparan
Paparan dilaksanakan pada awal kuliah
dan didiskusikan secara pleno
Penyusunan makalah
Cari 3 pustaka dalam bahasa Inggris
(minimal 1 dari textbook)
Terjemahkan dan susun makalah dalam
bahasa Indonesia
Huruf ditulis dengan font 12
Batas tepi kertas 4-3-3-3
Jumlah halaman 5-10
Ukuran kertas kuarto/A4
Sistematika penulisan
Bab I
Bab II
Pendahuluan
Permasalahan
Angka kesakitan
Angka kematian
Bab III
Tinjauan pustaka
Keluhan dan gejala penyakit
Pemeriksaan penunjang diagnostik
Etiologi
Cara pencegahan
Cara pengobatan
Rehabilitasi
Prognosis
Lanjutan sistematika
penulisan
Bab IV
Penutup
Bab V
Daftar pustaka
Lampiran
fotokopi pustaka
Makalah dijilid
Penilaian
Persyaratan ikut ujian bila 75% hadir
mengikuti kuliah
% nilai
37,5% dari nilai ujian tengah semester
37,5% dari nilai ujian akhir semester
25% dari nilai tugas terstruktur
EPM
Definisi: penyakit yang dapat ditularkan dari satu orang ke orang
lainnya, baik langsung maupun tidak langsung
Penyakit Menular Langsung:
TBC
Kusta
Gastroenteritis dll
Penyakit Menular Tidak Langsung/ perlu vektor (bersumber
binatang) :
Malaria
Chikungunya
DBD, dll
Segitiga epidemiologi
penyakit menular
Agent
Environment (termasuk vektor)
Host
Herpes zoster
Sinonim : Shingles, Dampa
Manifestasinya localized, dasar vesikel
kemerahan, terjadi disepanjang kulit
yang disarafi oleh saraf sensorik tertentu,
Pada umumnya unilateral, dalam dan
mengelompok
Nyeri sekali dan dapat terjadi parestesi
Merupakan reaktifasi dari infeksi Varisela
pada Dorsal Root Ganglion
Lanjutan Herpes zoster
Etiologi : Human (alpha) herpesvirus 3
Insiden meningkat pada orang tua,
penderita dengan HIV/AIDS, penderita
Kanker, penderita yang diterapi dengan
imunosupresan
Masa penularan : 1 minggu setelah lesi
keluar
Smallpox
Sinonim: Cacar
Pada tahun 1977 dari Somalia dilaporkan
Kasus terakhir
Pada tahun1979 WHO mengeluarkan
sertifikat Global Eradication
Etiologi : Virus
Lanjutan Smallpox
Manifestasi klinis bersifat akut dengan gejala
dan keluhan sebagai berikut: suhu tubuh naik,
malaise, nyeri kepala, muntah, dan gejala lain
yang mirip dengan influenza disertai dengan
skin eruption
Saat ini virus disimpan di laboratorium tertentu
dibawah pengawasan CDC
Pencegahan : imunisasi yang berasal dari virus
Vaccinia
Sipilis
Etiologi: Treponema pallidum
Penyakit bersifat akut dan kronik
Gejala dan keluhan, tergantung pada perjalanan
penyakitnya :
Lesi primer/chancre manifes setelah 3 minggu terpapar,
ditandai dengan luka yang tidak nyeri
Erupsi sekonder beberapa minggu sampai 12 bulan yang
ditandai dengan bercak kemerahan pada kedua telapak
tangan dan kaki serta pembesaran kelenjar getah bening
Masa laten yang panjang tidak dapat diramalkan, kadang
sampai 5-20 tahun
Lesi akhir yang terjadi pada kulit, tulang, organ rongga perut,
saraf pusat, jantung dan pembuluh darah
Lanjutan Sipilis
Pencegahan :
Penyuluhan
Kontrol terhadap PSK
Early diagnosis and prompt treatment
Predisposisi : terjadinya HIV
Pengobatan:
Benzathine penicillin 2,4 million units, IM single
dose
Doxycycline PO 100 mg, 2x1 selama 14 hari
Tetracycline PO 500 mg, 4x1 selama 14 hari
Gonore
Etiologi: Neisseria gonorrhoeae
Sifat-sifat:
Bakteri, tahan asam, gram negatif, cepat mati dalam keadaan
kering, tidak tahan pada suhu diatas 39°C, peka terhadap zat
desinfektan.
Tumbuh dg mudah di daerah hangat, lembab
Pada saluran reproduksi:
Serviks
Uterus
Tuba falopii
Uretra
Pada saluran cerna:
Mulut
Tenggorokan
Anus
Mata
Keluhan dan gejala Gonore
Manifestasi klinik (pada laki-laki muncul
setelah 2-7 hari terpapar, sedang pada
perempuan dapat sampai 3 minggu)
Asimtomatik pada perempuan (50%) dan lakilaki (10%)
Kencing nanah
Dysuri/nyeri waktu kencing (sering terjadi pada
laki-laki), rasa panas pada bagian distal uretra
Perdarahan pasca berhubungan (perempuan),
fluor albus dengan warna kuning atau hijau
Pruritus
Tenesmus (bila hubungannya anorektal)
Komplikasi Gonore
Disebut dengan Gonococcal ophthalmitis
neonatorum.
Pada bayi baru lahir, gonore dapat
menyerang mata yang ditularkan pada
saat persalinan.
Dapat menyebabkan kebutaan
komplikasi Gonore
Artritis
Pada kulit, disebut dengan Disseminated
gonorrhea infection (DGI).
Dll manifestasi sesuai dengan lokasi
infeksi, misal di jantung, selaput otak
Pencegahan Gonore
Profilaksis pada mata bayi baru lahir
Hubungan seksual yang aman
Pengobatan Gonore
Cefixime 400 mg orally in single dose
Ceftriaxone 125 mg IM a single dose
Ciprofloxacin 500 mg orally a single dose
Ofloxacin 400 mg orally in a single dose
Perhatian: adanya resistensi terhadap
Penicillin dan Tetracycline
Prognosis Gonore
Bila pengobatan segera diberikan maka
dapat mencegah cicatrix, infertilitas,
endocarditis, meningitis, artritis
HIV/AIDS
Pada tahun 1981 teridentifikasi agent HIV
(Retrovirus)
AIDS merupakan Late Clinical stage of HIV
infections
Merupakan suatu immune system dysfunction,
meningkatkan infeksi oportunistik dan
meningkatkan angka kejadian kanker
Antibodi dapat dijumpai setelah 1-3 bulan
terinfeksi
Lanjutan HIV/AIDS
Pada tahun 2009 (UNAIDS)
65 juta ODHA
2 juta meninggal karena AIDS
>7.400 orang/hari terinfeksiHIV
Pada tahun 2008 (DepKes RI)
16.110 (estimasi 217.000 orang di Indonesia
mengidap HIV, 46% adalah pecandu narkoba
suntik/Penasun dan 14% adalah laki-laki pelanggan
PS bisa perempuan/laki-laki)
Lanjutan HIV/AIDS
Bila tidak diterapi maka CFR di negara
berkembang menjadi 80-90% setelah 3-5
tahun diagnosis ditegakkan
Reservoir
: human
Masa penularan : tidak diketahui
Masa inkubasi
: 1-5 tahun pasca HIV
inf
Perjalanan HIV/AIDS
Fase I :
Disebut Window period
Tubuh terinfeksi HIV
Keluhan dan gejala belum terlihat jelas
(Free of clinical signs)
Dapat menular kepada orang lain
Fase II
Berlangsung sampai 2-10 tahun setelah
terinfeksi
Hasil tes darah sudah positif
Gejala belum tampak
Sudah dapat menularkan pada orang lain
Fase III (fase AIDS)
Mulai muncul gejala-gejala seperti:
Keringat dingin berlebihan pada malam hari
Diare terus menerus
Pembengkakan kelenjar getah bening
Flu tidak sembuh –sembuh
Nafsu makan kurang
Berat badan terus menurun, yaitu 10% dari
berat badan awal dalam waktu 1 bulan
Fase IV (fase AIDS)
Kekebalan tubuh berkurang timbul penyakit
tertentu yang disebut dengan infeksi
oportunistik seperti:
Kanker kulit yang disebut dengan Sarkoma kaposi
Infeksi paru-paru (TBC)
Infeksi usus shg diare terus menerus
Infeksi otak yang menyebabkan kekacauan mental,
sakit kepala dan sariawan
Penurunan BB > 10%
Lanjutan HIV/AIDS
Transmisi : kontak seksual, jarum suntik,
transfusi, transplantasi, ASI,
transplasenter, persalinan
Faktor risiko
: tidak diket secara pasti,
ulserasi (STD), tidak
sirkumsisi, penderita TBC
Pencegahan
: full political and community
commitment
Terapi
: anti retrovirus
Zidovudine (ZDV)
Azidothymidine (AZT)
Pencegahan
HIV/ AIDS
Full political and community commitment
Hindari seks bebas
Sterilisasi alat-alat yang digunakan untuk
perawatan dan pengobatan penderita
Terapi
Anti retrovirus
HIV/ AIDS
Zidovudine (ZDV)
Azidothymidine (AZT)
Obat untuk infeksi oportunistik
Obat untuk supotif
Makanan dan minuman bergizi tinggi
Herpes simpleks
Sinonim: Anogenital herpesviral
infections, Herpesvirus hominis
Terdapat 2 tipe, yaitu:
Herpes simplex virus (HSV) tipe 1 dan 2
Reservoir: human
Masa inkubasi: 2-12 hari
HSV 1
Pada umumnya penderita adalah anak-anak dengan
gejala ringan
Suhu tubuh meningkat
Penderita merasa lelah sampai beberapa minggu
Terdapat ginggivostomatitis
Oropharynx infections
Keratoconjungtivitis
Chronics eczema
Gangguan CNS (meningoencephalitis)
Merupakan reaktifasi dari Herpes labialis
MOT: saliva, infeksi pada tangan
HSV 2
Pada umumnya terjadi pada orang dewasa
muda
Gejala berupa genital herpes (akibat hubungan
seksual)
Dapat asimptomatis
Pada penderita anak-anak, manifestasi dapat
sampai lever, encephalitis, kulit, mata, mulut
Prevalensi dapat meningkat sampai 60% pada
Gakin dan mutiple sexual partners
MOT: sexual contact,oral genital, oral anal,
anal genital, jalan persalinan
Lanjutan HSV
Kasus pada bayi tergantung pada
trimester berapa Bumil tersebut terinfeksi
dan kasus tersebut merupakan kasus
primer atau sekonder
Pada Bumil dengan kasus primer dapat
terjadi peningkatan kasus bayi dari 3
menjadi 30 %
Pencegahan dan
Pengobatan HSV
Pencegahan:
Bila perlu sectio caesaria
H-S
Isolasi kontak
Pengobatan:
Trifluridine
Adenine arabinoside
Gastroenteritis
Suatu keadaan yang ditandai dengan
iritasi dan inflamasi pada saluran cerna
Penyebab GE:
Bakteri:
Vibrio cholerae
Escherichia coli,
Salmonella,
Campilobacter,
Shigella dll
Penyebab GE
Virus:
Adeno,
Rota,
Calici,
Astro,
Noro dll
Penyebab GE
Parasit dan Protozoa:
Giardia,
Cryptosporidium
Penyebab lain:
Obat-obatan (Aspirin, Nonsteroid Anti Inflammatory
Medicines, Antibiotik, caffeine, steroids, laxatives dll)
Intoleransi (susu, keju dll)
Malabsorbsi terahadap karbohidrat, lemak, protein.
Logam (Merkuri, Arsenik dll)
Chemical toxins
Psikologis, adanya rasa takut, cemas.
Gastroenteritis acute viral
Sinonim
: Sporadic viral GE,
Severe viral GE of Infant
and Children
Etiologi
: Rotavirus
Reservoir
: mungkin human
Manifestasi klinis : muntah, panas, berak
encer
Komplikasi
: dehidrasi, kematian
GE Acute viral
Tanda-tanda dehidrasi:
ubun-ubun cekung,
mata cekung,
mulut kering,
turgor menurun,
berat badan turun,
nadi lemah dan cepat,
tekanan darah turun,
air kencing sedikit,
penurunan keringat,
sangat lemah,
letargi, bingung,
sakit kepala,
akral dingin,
kesadaran menurun
Kelompok risiko tinggi
terjadinya dehidrasi:
bayi,anak-anak,
lansia,
orang dg gangguan sistem kekebalan tubuh
GE acute viral
30% penderita RI dengan diare pada bayi dan balita
disebabkan oleh Rotavirus
CFR di Negara berkembang 600.000-870.000/tahun
MOT
: fecal-oral, saluran napas
Masa inkubasi : 24-72 jam
Masa penularan : selama fase akut (pada umumnya
Rotavirus jarang ditemukan setelah
8 hari terjadinya infeksi)
Pencegahan
: H-S
Pengobatan
: Spesifik tidak ada
Rehidrasi
Mumps
Sinonim
: Infections parotitis,
Parotitis epidemica,
Gondongen
Etiologi
: Paramyxovirus (RNA virus),
Sifat-sifat virus
: mudah rusak oleh panas,
formalin 0,2 %,bahan kimia lainnya dan
sinar ultraviolet
Reservoir
: human
Distribusi frekuensi :
85% manusia dapat terinfeksi
1/3 kasus inapparent infections,
Penderita Bawah 2 tahun pada umumnya subclinical infections
Reinfections dapat terjadi walaupun angka kejadiannya kurang dari
5%
Lanjutan Mumps
Manifestasi klinis :
Masa inkubasi antara 14-18 hari, viraemia terjadi
antara hari ke 12-25
Penyakit bersifat akut,
Suhu tubuh naik, nyeri kepala, mialgia, malaise
1 atau 2 Kelenjar ludah (Parotis, Sublingual,
Submaxillaris) bengkak, nyeri
50% dengan Gangguan saluran napas (terutama
pada Balita)
Komplikasi Mumps
Orchitis ( pada umumnya unilateral, 20-30% pada laki-laki
postpubertas)
Mastitis (30% terjadi pada wanita yang berumur diatas 15
tahun)
Tuli ( 5/100.000 kasus)
Pancreatitis
Myocarditis
Meningoensefalitis (1-2/10.000 kasus)
Gejala sisa: paralisis, kejang, hidrosefalus (jarang)
Oophoritis.
Keguguran (bila infeksi terjadi pada trimester I kehamilan)
Catatan : belum ada laporan terjadinya congenital malformation
Lanjutan Mumps
Cara penularan:
Airborne
Droplets
Direct contact dengan saliva
Virus dapat diisolasi dari saliva
pada 1 minggu sebelum
termanifes, sampai 9 hari
setelah onset
Pencegahan :
Imunisasi
Monovalent atau
MMR: Measles, Mumps, Rubella
(MMR I diberikan pada saat anak
berumur 1 tahun dan booster pada
saat 4-6 tahun), atau
MMRV: Measles, Mumps, Rubella,
Varicella (MMRV diberikan pada
anak umur 1-12 tahun)
Kontraindikasi dilakukannya
imunisasi:
Alergi (terhadap salah satu komponen
vaksin
Sasaran imunisasi sedang
mendapatkan immunosuppressant
Sasaran dalam keadaan sakit tidak
ringan
Sasaran sedang mendapatkan produkproduk darah
Pengendalian Mumps
Isolasi terhadap kasus dan
kontak
Disinfeksi terhadap peralatan
yang digunakan penderita
(handuk, sendok garpu dll)
Investigasi sumber infeksi
Chikungunya fever/
Chik fever
Identifikasi:
Self limiting diseases, pada banyak kasus,
keluhan menghilang dalam waktu 5-7 hari tanpa
pengobatan
Trias klinik meliputi:
Panas tinggi (>40ºC) dan dapat turun dalam waktu 1-2
hari yang disebut sebagai Saddle back fever
Arthralgia
Beberapa pada penderita ditandai dengan rash yang
makulopapular, yang timbul 1-10 hari, tidak gatal,
diikuti dengan desquamasi
Keluhan dan gejala
Chikungunya
Arthitis yang dimulai dari pergelangan tangan
dan kaki, lutut, sendi-sendi kecil dari
ekstrimitas
Rongga mulut lebih merah
Pembesaran kelenjar lymphe daerah servikal
Parestesis
Perdarahan
Leukopeni
Masa penyembuhan nya lama
Keluhan dan gejala
Chikungunya
Nyeri kepala
Menggigil
Mual, muntah
Lanjutan Chikungunya
Etiologi
Transmisi
: Alphavirus
: Aedes aegypti,
Aedes albopictus
Inkubasi
: 3-8 hari
Pengobatan : spesifik tidak ada
Pencegahan :
Pengendalian nyamuk
Isolasi penderita (agar tidak digigit nyamuk)
Imunisasi belum ada
Flu burung
2003 KLB pada unggas
2005 1 orang meninggal di Tangerang
19 September 2005 Menkes
menetapkan status KLB Nasional Flu
Burung.
2007 133 kasus (91 diantaranya
meninggal) yang menyebar di 12 provinsi
dan 44 kabupaten
Identifikasi Flu burung
Etiologi Flu burung: RNA virus, AH5N1
Transmisi sebagian besar melalui
saluran napas, juga bisa melalui
konjungtiva
Masa inkubasi: 2-8 hari namun ada yang
lebih lama (17 hari)
Keluhan dan gejala Flu burung
Demam tinggi (>38ºC)
Diare
Mual, muntah
Nyeri perut
Nyeri dada
Perdarahan dari hidung dan gusi
Respiratory distress
Keluhan dan gejala Flu burung
Berdahak, kadang-kadang berdarah
Leukopenia
Thrombocytopenia
Multiorgan dysfunction gagal ginjal
dan gagal jantung
Pencegahan
Hindari penjualan unggas hidup secara
langsung kepada konsumen
Hindari kontak langsung dengan unggas
Hindari konsumsi daging dan telur yang
diperkirakan mengandung virus
Gunakan Alat Pelindung Diri seperti
sarung tangan, masker, kaca mata,
apron, rubber boots
Pencegahan Flu burung
Cuci tangan dengan sabun dan air yang
mengalir
Masak daging dan telur dengan suhu
diatas 70ºC
Imunisasi
Pengobatan Flu burung
Oseltamivir (Tamiflu)
Zanamavir
Flu babi
Flu A H1N1
Ditemukan kasus perdana April 2009
WHO mencatat lbh dari 700 orang
meninggal
Penyakit saluran napas yang disebabkan
oleh virus influenza tipe A
Masa inkubasi: 2- 7 hari
Gejalanya mirip flu biasa
(Influenza Like Illness/ ILI)
Demam (> 38º C)
Menggigil
Batuk
Nyeri tenggorokan
Nyeri otot dan tulang
Sakit kepala
Lemas, letih
Depresi
Lanjutan gejala flu babi
Anoreksia
Mata merah
Hidung tersumbat
Mual, muntah
Diare
Sulit napas
Komplikasi: adanya infeksi bakteri
Pemeriksaan penunjang
Reserve Transcriptase Polymerase
Chain Reaction (RT PCR) tes yang
cepat, dengan sensitifitas dan spesifisitas
yang tinggi namun mahal
Rapid test antigen tes yang cepat,
mudah, sensitifitas sedang, spesifisitas
tinggi,
Pencegahan
Peningkatan perilaku higiene, sanitasi: cuci
tangan dengan sabun pada air mengalir
sesering mungkin (CTPS)
Menutup hidung dan mulut ketika batuk dan
bersin dengan saputangan atau tisu
Gunakan masker
Minum obat penurun panas
Tidak kekantor, sekolah, tempat keramaian,
istirahat selama 5 hari
Belum ditemukan vaksin untuk A H1N1
Pengobatan Flu burung
Oseltamivir (Tamiflu)
Zanamavir
7 langkah strategi Nasional
Strategi pengendalian wabah pada
hewan/ unggas dan pencegahan infeksi
baru pada hewan/ unggas
Strategi perlindungan kelompok berisiko
tinggi dengan biosecurity
Strategi pemantauan
Strategi komunikasi, informasi dan
edukasi
Lanjutan 7 langkah strategi
Nasional
Strategi manajemen kasus dan
pengendalian infeksi di sarana kesehatan
Peningkatan studi kesehatan
Penetapan status flu sebagai KLB
Nasional
Acute flaccid paralysis/
AFP
Poliomyelitis acuta
Guillan- Barré syndrome (GBS)
China paralytic syndrome (CPS)
etc
Poliomyelitis acuta/
Polioviral fever/
Infantile paralysis
Akut
Infeksi virus terjadi di saluran cerna dan
sebagian kecil menyebar ke sistem
syaraf
< 1% dari infeksi virusLumpuh layuh
>90% tidak lumpuh atau menyebabkan
panas yang tidak spesifik
1% menyebabkan aseptic meningitis
Etiologi Poliomyelitis acuta/
Polioviral fever/
Infantile paralysis
Poliovirus (genus Enterovirus) tipe 1,2,3
dan semua tipe yang menyebankan
paralisis. Paling banyak ditemukan
adalah tipe 1,3 baru 2
Virus diisolasi dari faeces, CSF, sekret
orofaring,
Gejala Poliomyelitis acuta/
Polioviral fever/
Infantile paralysis
Panas
Malaise
Headache
Nausea
Vomiting
Nyeri otot
Kaku kuduk
Kelumpuhan
Sifat lumpuh
Poliomyelitis acuta/
Polioviral fever/
Infantile paralysis
Pada umumnya asimetris, tergantung pada
kerusakan brain stem atau spinal cord
Kelumpuhan tungkai lebih banyak ditemukan
daripada lengan
Dapat menyerang otot pernapasan
Berlangsung dalam waktu singkat, yaitu 3-4
hari
Dimungkinkan lumpuh bisa sembuh selama
masa penyembuhan, namun bisa tetap lumpuh
setelah 60 hari dan ini mungkin menjadi
permanen
Guillain-Barré Syndrome/
GBS
Gejala:
Lumpuh simetri dan berlangsung selama 10
hari
Tidak ada keluhan panas, sakit kepala, mual,
muntah, pleocytosis
Dijumpai adanya high protein, low cell counts
dalam CSF
Gangguan syaraf sensoris banyak dijumpai
pada GBS
China paralytic syndrome/
CPS
China paralytic syndrome (Acute motor
axonal neuropathy)
Gejala:
Tidak dijumpai panas badan, pleocytosis
Lumpuh dapat berlangsung sampai
beberapa bulan
AFP yang lain:
Transverse myelitis
Traumatic neuritis
Infectious and toxic neuropathies
Tick paralysis
Myastenia gravis
Porphyria
Botulism
Insecticide poisoning
Polymyositis
Trichinosis
Periodic paralysis
Campak
Sinonim
Rubeola
Hard measles
Red measles
Morbilli
Identifikasi Campak
Akut
Sangat menular
Panas
3C1K
Conjungtivitis
Coryza
Cough
Koplik spot
Lanjutan campak
Rash
Pada hari ke 3 sampai 7,
Mulai dari muka, menyebar seluruh
tubuh,
Kadang diakhiri desquamasi,
Pada bayi dan dewasa lebih parah
daripada anak-anak
Komplikasi campak
Terjadinya superinfeksi dari bakteri atau
virus:
OMP
Pneumonia
Laryngotracheobronchitis (Croup)
Diare
Encephalitis
CFR pada campak
Pada Balita di USA 2-3/ 1.000
Di Negara berkembang 10-30%
CFR akan bertambah pada anak dengan
Kwashiorkor dan defisiensi vitamin A
90% manusia terinfeksi virus sebelum
usia 20 tahun
Lanjutan Campak:
Etiologi
: Measles virus
Pada daerah tropis, campak terjadi pada awal musim
kemarau
Reservoir
: human
MOT
: airborne dengan droplet spread dan
direct contact dengan sekresi
Inkubasi
: 10 hari
Penularan
: 1 hari sebelum masa prodromal atau
4 hari sebelum rash keluar sampai
2-4 hari pasca rash keluar