pemeriksaan fisik kardio II2003

Download Report

Transcript pemeriksaan fisik kardio II2003

ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK SISTEM KARDIO VASKULAR

CI TEAM Oleh : Ambarukmi

Tujuan 1. mendapatkan keterangan dan data klinis tentang keadaan penyakit seorang pasien.

2. Perawat mengenal dan mengetahui gejala-gejala klinis dan tanda-tanda gangguan setiap sistem organ tubuh manusia

ANAMNESIS

1.Keluhan utama 2.Keluhan tambahan/Riwayat penyakit sekarang 3.Riwayat penyakit dahulu 4.Riwayat keluarga 5.Riwayat sosio-ekonomi

1.

sesak napas

Takipneu

 

Dispneu Ortopneu

 

PND Kesukaran bernapas saat aktifitas

2 . EDEMA  Edema dependen  Edema unilateral  Edema menyeluruh  Edema setempat 3. sianosis Adalah keadaan kebiruan pada selaput lendir dan kulit

Penyebab sianosis:

 Kelainan Hb.

  Kelainan jantung bawaan Respiratory distres  Sirkulasi perifer yang tidak memadai

      Penghilang nyeri Respon terhadap nyeri

Sifat nyeri

   Lokasi dan penjalaran nyeri Kualitas nyeri Lama nyeri Pencetus nyeri Gerakan napas Gerakan lengan → → proses pleura gangguan saraf tepi Nyeri angina → aktifitas fisik, perubahan emosional

   

Palpitasi Bradikardi Fibrilasi Ekstrasistol Bisa disertai dengan rasa cemas, keringat dingin atau lemas.

   Keadaan kehilangan kesadaran karena aliran keotak yang berkurang, baik karena hilangnya tonus vaskuler maupun menurunnya curah jantung.

Penyebab diluar jantung: - sinkop vaso vagal pada penderita muda - penggunaan obat berlebih/tak tepat - diet rendah garam terlalu ketat - dehidrasi - TIA Sinkop kardiak keadaan dimana pasien secara mendadak jatuh terlentang disertai kehilangan kesadaran untuk sementara waktu tetapi akan cepat pulih kembali.

 Batuk yang disertai pengeluaran dahak yang mengandung darah (blood expectorantion)  Macam-macam hemoptisis; 1. blood streaked sputum 2. blood tinged sputum 3. foamy pink fluid

Tujuan : 1. untuk menentukan kelainan kardio vaskuler primer 2. menemukan kelainan sistemik dengan akibat /konsekwensi kardiovaskuler 3. menemukan penderita dengan gejala dan keluhan menyerupai, namun tanpa kelainan kardiovaskular 4. Untuk skrining kelainan kardiovaskular

1. Kelainan dan usia pasien 2. Tampak sakit atau tidak 3. Kesadaran dan keadaan emosi 4. Dalam kondisi comfort atau distres 5. Sikap dan tingkah laku pasien

1. Berat badan 2. Tinggi badan 3. Bentuk badan secara keseluruhan  syndrom down     Syndrom turner Syndrom hurler Dresden china Syndrom rubella  4. Texture jaringan / warna kulit  Elfin appearance turgor     tonus jaringan sianosis anemia ikterus

5. kepala  mata konjungtiva, sklera, pupil, gerakan bola mata, kelopak mata , fundoskopi )  mulut selaput lendir bibir dan lidah, gigi geligi ,gusi rahang,palatum , orofaring, tonsil   kuping bentuk dan sekret dalam telinga muka /wajah expresi ( sianotik, pucat, puffy face)

6. Leher  JVP (jugularis vena pressure)   Arteri karotis Kelenjar thyroid  Kelenjar getah bening 7. Dada      funnel chest pigeon breast voussure cardiaque Flat chest pulsasi apex

Barel chest Funnel chest Kifoskoliosis Pigeon chest

ABDOMEN

Perhatikan besar, bentuk, konsistensi, serta mencari ada tidaknya nyeri tekan 1. asites - penimbunanan cairan dalam rongga intraperotoneal - dalam sikap baring perut akan membuncit kesegala arah - cara memeriksa dengan shiffting dullness 2. perabaan pembesaran hati dan limpa - perhatikan besarnya, permukaan , konsisitensi - pulsasi hati terjadi pada insufisiensi tricuspid caranya kedua telapak tangan , satu dibagian dorsal dan satu diventral hati dipermukaan perut

3. hepato jugular reflux - Menekan perut dikwadran atas, maka akan menambah bendungan vena 4. Pitting edema sub cutan - Terjadi pada asites yang besar

9. extrimitas kiri dan kanan  Lengan tangan - Bentuk , gerakan , reflek fisiologis maupun patologis - Kondisi persendian (peradangan sendi) - Warna dan texture kulit (edema sub cutis) - Kelenjar getah bening sub kutan (benjolan granulasi) - Pemeriksaan jari (deformitas jari, persendian jari, sianosis, clubing finger) - Bandingkan denyut nadi arteri radialis kiri dan kanan

 Tungkai – Kaki - Bentuk , gerakan , reflek fisiologis dan patologis - Tanda peradangan - Warna dan texture kulit - Edema tungkai, edema pretibial, edema pergelangan kaki (ankle edema) - Jari kaki - Perabaan denyut nadi arteri femoralis, a.Politea , a. dorsalis pedis.

- Tanda fenomena trombo emboli pada tungkai - Vena tungkai bawah (varises, trombo flebitis)

Tekanan darah

 Tekanan pada dinding arteri (arteri bracial)       Sikap berbaring tenang(keadaan basal) Manset dipompa 20-30 mmhg . Lebih tinggi dari tekanan maximal(dalam keadaan ini tidak teraba denyut dibagian distal manset) Stetoskop diletakkan tepat distal dari manset Tekanan darah dalam manset kemudian dikempiskan perlahan –lahan 2-3 mmhg. Perdetik Tekanan systole , saat bunyi pertama terdengar (fase1) Dyastolik diambil saat bunyi yang terdengar hilang (fase V)

Attention

1.

2.

3.

4.

Harus dilakukan dengan betul terutama pada pasien gemuk dan anak-anak.

Ukuran manset 13 x 20 cm. (20% lebih besar dari diameter lengan) Untuk pasien Hipertensi pengukuran dilakukan pada kedua lengan dan kedua tungkai Ukuran lebar manset Usia < I tahun : lebar cekungnya < 2.5cm.

1-4 tahun : lebar 5 cm.

4-8 tahun : lebar 9 cm.

NADI

Kriteria keadaan nadi: 1.

Frekuensi 4.

2.

3.

Regularitas Amplitudo Bentuk/contour 6.

5.

isi/volume Perabaan arteri

Jenis-jenis nadi 1 . Nadi keras Kekakuan dinding arteri/keadaan sirkulasi yang hyperdinamik 2. Nadi lemah /kecil Curah jantung rendah 3. Pulsus alternans Nadi yang relatif kuat diselingi nadi yg. lebih lemah 4. Pulsus bigeminus 5. Pulsus defisit dll.

Pernafasan

Untuk menilai nafas perlu diperhatikan 1. Posisi badan , untuk menilai ortopnea 2. Ekspresi muka, untuk menilai keadaan emosi atau stress pada pernapasan 3. Tanda-tanda obyektif dyspneu 4. Pernapasan pada saat aktifitas dan istirahat

Kriteria pemeriksaan pernapasan 1. irama pernapasan  frekuensi pernapasan Bradipnea : < 16 siklus permenit Takipnea : > 24 siklus permenit  Normopnea: 16-24 x permenit Regularitas pernapasan Reguler : pernapasan berlangsung secara teratur Iregular : pernapasan tidak teratur 2. Amplitudo pernapasan  apnea , normopnea, hyperpnea

Suhu badan

  Aliran darah melalui sistem kardiovaskuler berperan untuk mendistribusikan panas keseluruh tubuh Pada gangguan sistem kardiovaskuler, distribusi darah dan perfusi jaringan mengalami gangguan ,sehingga suhu badan menjadi cenderung turun

Inspeksi 1. Area prekordial : - depresi - penonjolan asimetris 2. Tentukan lokasi kelainan pada permukaan dada : - garis tengah sternal / MSL - garis tengah clavicular / MCL - garis anterior aksilair / AAL - garis para sternal kanan dan kiri / PSL

Palpasi 1.

2.

3.

4.

Letakkan telapak tangan dan jari diatas prekordium , lakukan perabaan di ictus kordis Adakah pulsasi ventrikel kiri Pulsasi ventrikel kanan Getar jantung ( cardiac thrill)

Perkusi

menetapkan batas jantung terutama pada pembesaran jantung atau menetapkan adanya konsolidasi jaringan paru pada keadaan dekompensasi , emboli paru ,effusi pleura   LBCD (left border of cardiac dullness ) Dilakukan dari lateral kemedia dimulai dari sela iga 5,4,3 LBCD akan terdapat kurang lebih 1-2 cm. medial dari linea klavikularis kiri dan bergeser lebih kemedial 1cm. pada sela iga 4 dan 3 RBCD Dilakukan dengan perkusi bagian lateral kanan dari sternum .

Normalnya ada dalam batas dalam sternum Retrosternal dullness Mempunyai lebar kurang dari 6 cm. pada orang dewasa

Auskultasi

  Merupakan cara pemeriksaan dengan mendengar bunyi akibat vibrasi(getaran suara) yang ditimbulkan karena kejadian dan kegiatan jantung dan kejadian hemodinamik darah dalam jantung Bagian stetoskop - ear piece - tubing - chest piece Macam chest piece - bowl type dengan membran - bel type

Bunyi jantung

1. bunyi jantung normal (S1 dan S2) terdengar sangat baik dengan menggunakan diafragma stetoskop 2. S3 dan S4 terdengar sangat baik dengan menggunakan bell stetoskop Bunyi jantung tambahan 1. Early sistolik click 2. Murmur 3. Friction rub

Bunyi jantung pertama ( S1 )

1. Berhubungan dengan nadi karotis dan komplek QRS 2. Menunjukkan penutupan katup mitral dan trikuspid serta permulaan sistole 3. Terdengar jelas pada apex jantung ( lub)

Bunyi jantung kedua (S2)

1. Mengikuti S1 (dub) 2. Terjadi disekitar puncak gelombang T 3. Menunjukkan penutupan katup mitral dan aorta akhir sistole 4. Terdengar jelas pada dasar jantung

Bunyi jantung ketiga (S3)

1. terdengar tepat setelah S2 pada sepertiga diastole 2. disebabkan masuknya darah keventrikel dengan peningkatan volume residu , menimbulkan vibrasi 3. terdengar jelas pada apex atau sepanjang batas bawah sternum kiri 4. normal pada anak-anak , suatu tanda distres pada px. Dengan penyakit jantung 5. lebih signifikan jika disertai tachicardi dan denyut atrium prematur atau fibrilasi atrium 6. disebut gallop ventrikel jika frekuensi jantung meningkat

Bunyi jantung keempat (S4)

1. Terdengar pada sepertiga akhir diastole.

tepat sebelum S1 2. disebabkan oleh darah memasuki ventrikel yang non kompliance seperti pada hypertensi, hypertropi ventrikel, IMA, selama atrium berkontraksi 3. terdengar pada apex 4. irama tidak terdengar selama kontraksi atrium tidak ada atau terjadi selama atau setelah kontraksi ventrikel (fibrilasi atrium) 5. disebut gallop atrium bila frekuensi jantung meningkat

Murmur

1 . mungkin sistolik /diastolik 2. dapat bervariasi dalam waktu dan juga intensitas

Intesitas murmur Tingkat Deskripsi

1 2 3 4 5 6 Redup , terdengar setelah periode kontraksi Lembut, redup, terdengar langsung saat auskultasi Intensitas menengah , terdengar jelas Murmur keras dengan getaran Keras, membutuhkan stetoskop Sangat keras, dapat didengar dengan stetoskop diangkat dari dada

Friction rub perikardial

1. dapat didengar selama sistole dan diastole karena cairan pada kantung perikardial atau keradangan perikardium 2. bising gesekan perikardial seperti ada kulit dengan kulit/nyaring , dan bertepatan dengan nadi 3. gesekan pleura terdengar pada saat inspirasi , bila ragu minta px. Untuk menahan napas maka gesekan akan menghilang.

- bisa satu ,dua komponen - bisa sementara atau intermiten - paling baik didengar dengan pasien condong kedepan atau berbaring miring kekiri