Transcript PASIEN

Septimawanto Dwi Prasetyo, M.Si., Apt.
POKOK BAHASAN
 Dasar Hukum KIE (Komunikasi, Informasi dan
Edukasi) dalam pelayanan farmasi
 Aplikasi ilmu komunikasi dalam proses KIE
 Mengidentifikasi sumber – sumber dan barier dalam
KIE
 Teknik membuat patient education material
 Definisi dan konsep mengenai informasi obat
 Sumber – sumber informasi obat
 Penyampaian informasi obat
4/10/2015
[email protected]
2
PUSTAKA
 Berardi, R.R, McDermott J.H., Newton, G.D., Oszko,
M.A., Popovich, N.G., Rollins C.J., Shimp L.A., Tietze,
K.J., 2002, Handbook of Nonprescription Drugs, An
Interactive Approach to Self-Care, Fourteenth edition,
American Pharmacists Association, Washington DC.
 Malone PM, Mosdell KW, Kier KL, Stanovich JE, 1996,
Drug Information, A Guide for Pharmacist, 2 nd
edition, Mc Grow Hill Company, New York.
 Meldrum, H., 1994, Interpersonal Communication in
Pharmaceutical Care, Pharmaceutical Product Press,
New York.
4/10/2015
[email protected]
3
PENILAIAN
 Tugas
20 %
40 %
40 %
 UTS
 UAS
 Nilai:
4/10/2015
A
B
C
D
E
≥ 75
65 ≤ x < 75
55 ≤ x < 65
45 ≤ x < 55
< 45
[email protected]
4
PENDAHULUAN
 Konseling
Memberi informasi yang ditunjukkan dengan adanya
diskusi timbal balik dan pertukaran opini
 Edukasi
Pemberian dan pengembangan informasi untuk
memberikan keterampilan dan pengetahuan
 Informasi Obat
Memberi
data
mengenai
obat-obatan
yang
independen, akurat, komprehensif, terkini, oleh
Apoteker kepada pasien, masyarakat, maupun tenaga
kesehatan lain.
4/10/2015
[email protected]
5
DASAR HUKUM
KepMenKes RI No.1027/Menkes/SK/IX/2004
Tentang standar pelayanan kefarmasian di apotek
Farmasis tidak sekedar meracik obat untuk pasien
Interaksi dengan pasien dan profesi kesehatan lain
Farmasis dituntut meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan perilaku
Untuk memberikan pelayanan informasi obat dan konseling
4/10/2015
[email protected]
6
DOKTER
PENGGUNAAN OBAT
YANG RASIONAL
APOTEKER
KEPATUHAN PASIEN
TERCAPAI TUJUAN TERAPI
4/10/2015
Kualitas hidup meningkat
[email protected]
7
PENYEBAB KETIDAKPATUHAN
 Faktor Penyakit
 Faktor Terapi
 Faktor Pasien
 Faktor Komunikasi.
4/10/2015
[email protected]
8
Faktor Penyakit
 Keparahan atau stadium penyakit
Orang yang merasa sudah lebih baik kondisinya tidak
mau meneruskan pengobatan
 Lamanya terapi berlangsung
Semakin lama pengobatan yang sudah dijalani, tingkat
kepatuhan semakin rendah.
4/10/2015
[email protected]
9
Faktor Terapi
 Regimen pengobatan yang kompleks (jumlah obat
maupun jadwal penggunaan)
 Kesulitan dalam penggunaan obat
Contoh: kesulitan menelan obat karena ukuran tablet
yang besar
 Efek samping yang ditimbulkan
Contoh: mengantuk, mual, muntah, konstipasi
 Rutinitas sehari – hari yang tidak sesuai dengan jadwal
penggunaan obat.
4/10/2015
[email protected]
10
Faktor Pasien
 Merasa kurang pemahaman mengenai keseriusan dari
penyakit dan hasil yang didapat jika tidak diobati
 Menganggap pengobatan yang dilakukan tidak begitu
efektif
 Motivasi ingin sembuh
 Kepribadian/perilaku
 Dukungan lingkungan sekitar/keluarga
 Sosio-demografi pasien: umur, tingkat pendidikan,
pekerjaan.
4/10/2015
[email protected]
11
Faktor Komunikasi
 Kurang
mendapat instruksi yang jelas tentang
pengobatannya
 Kurang mendapatkan cara atau solusi untuk
mengubah gaya hidupnya
 Ketidakpuasan dalam berinteraksi dengan tenaga
kesehatan
 Apoteker tidak melibatkan pasien dalam pengambilan
keputusan.
4/10/2015
[email protected]
12
RESIKO KETIDAKPATUHAN PASIEN
DALAM PENGGUNAAN OBAT
1.
2.
3.
4.
5.
4/10/2015
Kegagalan terapi
Meningkatkan biaya perawatan
Memerlukan perawatan tambahan
Resiko terhadap toksisitas obat
Kekambuhan penyakit
[email protected]
13
Pelayanan Informasi Obat
Pemberian informasi obat oleh apoteker dalam
rangka penggunaan obat yang tepat :
 proses penggalian latar belakang pertanyaan,
 mengembangkan strategi penelusuran sumber
informasi yang tepat,
 mengevaluasi
sumber
informasi
yang
didapatkan,
 merumuskan jawaban
4/10/2015
[email protected]
14
Mekanisme Layanan Informasi
PERTANYAAN
• Langsung
• Telp.
• Fax
1
• Surat
• E-mail
2
INFORMASI
LATAR BELAKANG
PERTANYAAN
2
KLASIFIKASI
• Penanya
• Pertanyaan
3
5
Searching Literatures
4
KATALOG
JAWABAN
(PENELUSURAN PUSTAKA
SECARA SISTEMATIS)
6
1st, 2nd, 3rd
7
4/10/2015
[email protected]
15
Menggali Informasi
 Identifikasi Penanya
 Identifikasi permasalahan
 Identifikasi derajat urgensi
 Perlukah merujuk ?
 Follow up
• Diperlukan wawancara
• Diperlukan ketrampilan berkomunikasi
4/10/2015
[email protected]
16
Contoh Form PIO
4/10/2015
[email protected]
17
Jenis - Jenis Pustaka
1. Pustaka Primer
Artikel original yang dipublikasikan langsung oleh
penulisnya
2.Sekunder
Pustaka yang mengacu terhadap berbagai artikel
original dan berbagai pustaka primer
3.Tersier
Berupa buku teks, buku ajar yang merupakan
kumpulan artikel dan relatif tidak up to date
4/10/2015
[email protected]
18
KONSELING OBAT
Proses
yang
sistematik
untuk
mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah pasien yang berkaitan dengan
penggunaan obat
 Bukan hanya memberikan penerangan tentang obat
 Untuk mendapatkan informasi latar belakang pasien
 Memberi penekanan pada pendidikan pasien untuk ikut aktif
dalam regimen terapetik
 Melibatkan perubahan tingkah laku / sikap pasien terhadap
penggunaan obat
 Memberikan perhatian dan dukungan pada pasien mengenai
terapinya
4/10/2015
[email protected]
19
PASIEN – PASIEN YANG HARUS DIBERIKAN
KONSELING
1. PASIEN YANG DIRUJUK OLEH DOKTER
2. PASIEN DENGAN PENYAKIT TERTENTU (KRONIS)
Misalnya :
 penyakit jantung
 penyakit darah tinggi
 penyakit kencing manis
 penyakit epilepsi
 penyakit – penyakit kronik lainnya
3. PASIEN YANG MENERIMA OBAT – OBAT TERTENTU
Misalnya :
 Obat dengan pengawasan tertentu
Contoh : warfarin
 Obat berindeks terapetik sempit
Contoh : digoksin
 Obat yang memerlukan teknik administrasi tertentu
Contoh : inhaler, insulin
4. PASIEN GERIATRIK, PEDIATRIK, SELESAI DIRAWAT, MENDAPAT
OBAT YANG BANYAK DAN REGIMEN TERAPETIK YANG
MENGELIRUKAN
4/10/2015
[email protected]
20
HAMBATAN KONSELING
(dari Apoteker)
 Tidak punya waktu
 Pemahaman yang kurang
 Rendahnya pengetahuan
 Rendahnya kepercayaan diri
 Rendahnya hubungan pasien dengan apoteker
 Rendahnya ketrampilan berkomunikasi
4/10/2015
[email protected]
21
HAMBATAN KONSELING
(dari Pasien)
 Tidak punya waktu
 Pasien menganggap apoteker tidak mau berbicara
dengan pasien
 Rendahnya persepsi pasien terhadap apoteker
 Kondisi kesehatan/kondisi fisik pasien juga
menghambat komunikasi
 Kesulitan untuk mengerti (pilih bahasa yang
tepat)
 Buta aksara
HAMBATAN KONSELING
(dari Sarana)
 Tingkat kebisingan
 Orang berbicara, telpon, suara musik
 Menjawab telpon, didengar orang lain
 Ketersediaan ruangan
 Ketersediaan sarana di dalam ruangan
TAHAPAN KONSELING
 Pengenalan
 Penilaian
 Pelaksanaan Konseling
 Pengujian (Verifikasi)
4/10/2015
[email protected]
24
TAHAPAN KONSELING
 Pengenalan
Memperkenalkan
konseling
diri
dan
menjelaskan
tujuan
 Penilaian
Tujuan : Menilai pemahaman pasien tentang obat yang
diberikan (jika perlu hubungannya dengan
penyakit yang diderita)
Teknik : - Prime Question (masalah utama) dengan
open ended question
-Show and tell (perlihatkan dan terangkan)
4/10/2015
[email protected]
25
TAHAPAN KONSELING
 Pelaksanaan konseling
Tujuan : Untuk mendidik pasien, agar mengerti
tentang obatnya dan mengubah sikapnya
sehingga mengikuti regimen terapetik
Gunakan kemahiran komunikasi lisan dan bukan lisan
serta teknik Show and Tell
 Pengujian (Verifikasi)
Tujuan : Untuk memastikan bahwa pasien memahami
dan mengerti apa yang sudah kita terangkan
Fill in the gaps, betulkan atau tambahkan jika ada yang
terlupa. Jawablah jika ada pertanyaan dari pasien
4/10/2015
[email protected]
26
THREE PRIME QUESTIONS
 Bagaimana penjelasan dokter, tentang obat yang
digunakan, masalah dan gejala yang ingin dihilangkan,
apa yang harus dilakukan, tujuan terapi, life style
 Bagaimana penjelasan dokter tentang cara pakai obat
anda?
 Bagaimana penjelasan dokter tentang harapan setelah
minum obat?
4/10/2015
[email protected]
27
PENJELASAN CARA PAKAI OBAT
 Berapa kali minum obat
 Berapa banyak minum obat
 Berapa lama harus diminum
 Bagaimana bila lupa satu dosis
 Bagaimana cara menyimpan obat
 Dosis dan cara pakai
4/10/2015
[email protected]
28
HARAPAN SETELAH MINUM OBAT
 Apa yang anda harapkan
 Bagaimana anda tahu obat bekerja atau tidak
 Efek samping apa yang harus diperhatikan?
 Apa yang harus dilakukan kalau hal tersebut terjadi?
 Apa yang harus diperhatikan sewaktu minum obat ini?
4/10/2015
[email protected]
29
FINAL VERIFICATION
 Minta pasien untuk mengulang instruksi
 Untuk meyakinkan bahwa pesan tidak ada yang
terlewatkan
 Koreksi bila ada kesalahan informasi
 Beri kesempatan pasien jika ingin bertanya lagi.
4/10/2015
[email protected]
30
SHOW and TELL
 Guna : Untuk memastikan pemahaman pasien &
pemakaian obat yang telah dipakai sebelumnya
dengan benar
 Apoteker mulai dengan menunjukkan obat kepada
pasien, misalnya membuka botol kemudian pasien
menceritakan bagaimana memakai obat tersebut.
Apoteker menuntun dialog dgn modifikasi Three
prime question misalnya: untuk apa minum obat ini,
bagaimana cara meminumnya, masalah yang dialami
pasien.
4/10/2015
[email protected]
31
SARANA PENUNJANG
 Ruang atau tempat konseling
 Alat bantu konseling.
4/10/2015
[email protected]
32
KRITERIA RUANG KONSELING (1)
 Tertutup dan tidak banyak orang keluar masuk 
sehingga privacy pasien terjaga dan pasien lebih
leluasa menanyakan segala sesuatu tentang
pengobatan.
 Tersedia meja dan kursi yang cukup untuk konselor
maupun klien (pasien).
 Mempunyai penerangan yang cukup dan sirkulasi
udara yang bagus.
4/10/2015
[email protected]
33
KRITERIA RUANG KONSELING (2)
 Letak ruang konseling tidak terlalu jauh dari tempat
pengambilan obat.
 Jika jumlah pasien banyak dan mempunyai beberapa
tenaga apoteker sebagai konselor, sebaiknya ruang
konseling lebih dari satu.
4/10/2015
[email protected]
34
Ruang Konseling
4/10/2015
[email protected]
35
Ruang Konseling
4/10/2015
[email protected]
36
Perlengkapan Konseling(1)
 Panduan konseling  berisi daftar (check list) untuk
mengingatkan apoteker poin – poin konseling yang
penting.
 Kartu Pasien  berisi identitas pasien dan catatan
kunjungan pasien
 Literatur pendukung
 Brosur tentang obat-obat tertentu, memberikan
kesempatan kepada pasien untuk membaca lagi jika
lupa
4/10/2015
[email protected]
37
Perlengkapan Konseling (2)
 Alat peraga, dapat menggunakan audiovisual, gambar-
gambar, poster, maupun sediaan yang berisi plasebo.
 Alat komunikasi untuk mengingatkan pasien untuk
mendapatkan lanjutan pengobatan.
4/10/2015
[email protected]
38
ALAT BANTU KONSELING
 Kartu pengingat pengobatan
 Etiket
 Medication chart
 Pil dispenser
 Kemasan penggunaan obat per dosis unit.
4/10/2015
[email protected]
39
Kartu Pengingat Pengobatan
 Cocok untuk pasien yang sering kesulitan mengingat
waktu penggunaan obat
 Informasi yang bisa ditulis:
 Nama obat
 Jadwal penggunaan obat
 Jumlah obat
 Efektivitas metode ini sangat rendah.
4/10/2015
[email protected]
40
4/10/2015
[email protected]
41
Etiket
 Meskipun
semua resep sudah disertai dengan
penandaan (etiket), tapi tidak sedikit pasien yang
merasa bingung terhadap informasinya.
 Contoh: 1 x 2 tablet atau 2 x 1 tablet
diminum jika perlu
4/10/2015
[email protected]
42
Medication Chart
 Berupa bagan waktu minum obat
 Biasanya
dibuat untuk pasien dengan regimen
pengobatan yang kompleks atau pasien yang sulit
memahami regimen pengobatan
 Informasi dapat dituliskan dengan kode warna atau
simbol tertentu.
4/10/2015
[email protected]
43
4/10/2015
[email protected]
44
PIL DISPENSER
 Akan membantu pasien untuk mengingat jadwal
minum obat dan menghindari kelupaan jika pasien
melakukan perjalanan jauh dari rumah
 Wadah pil dispenser bisa untuk persediaan harian
maupun mingguan.
4/10/2015
[email protected]
45
4/10/2015
[email protected]
46
Kemasan Penggunaan Obat
per Dosis Unit
 Pengemasan obat per unit dosis membutuhkan biaya
yang mahal
 Dapat dilaksanakan jika regimen pengobatan
terstandar dan/ atau merupakan program pemerintah.
4/10/2015
[email protected]
47
EDUKASI
 Edukasi?
Suatu Kegiatan untuk meningkatkan keterampilan
dan pengetahuan dengan tujuan menimbulkan
perubahan sikap dan perilaku dalam hal – hal yang
berkaitan.
4/10/2015
[email protected]
48
TUJUAN EDUKASI (1)
 Memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan
spesifik setiap pasien.
 Apoteker harus memastikan berapa banyak yang sudah
diketahui pasien tentang pengobatan
 Apakah pasien mempunyai pandangan yang salah
tentang pengobatan
 Memberikan
keterampilan dan teknik yang
dibutuhkan pasien untuk mengoptimalkan terapi yang
diresepkan bagi pasien tersebut.
4/10/2015
[email protected]
49
TUJUAN EDUKASI (2)
 Menyajikan
informasi
dan
arahan
dengan
menggunakan metode edukasi yang cocok untuk
pasien tertentu dan dengan kondisi tertentu.
 Mengedukasi tenaga profesional kesehatan lain
tentang hal – hal yang berhubungan dengan obat.
4/10/2015
[email protected]
50
METODE EDUKASI
 Ceramah
 Dialog dan Diskusi
 Informasi Cetak
 Metode Audiovisual
 Memperagakan dan Mempraktikkan Teknik
 Internet dan Edukasi dengan Bantuan Komputer.
4/10/2015
[email protected]
51
Ceramah
 Cara konvensional
 Sesuai untuk kelompok besar (kelompok masyarakat)
 diskusi perorangan tidak mungkin dilakukan
 Sering
dianggap
membosankan
 perlu
dikombinasikan dengan metode audiovisual atau
diskusi kelompok
 Tujuan?
Memperbaiki perilaku, sikap dan pengetahuan pasien
 Tidak sesuai untuk konseling pasien secara
perorangan.
4/10/2015
[email protected]
52
Dialog dan Diskusi
 Sebaiknya digunakan teknik yang memungkinkan
keterlibatan pasien dalam diskusi  sehingga dapat
mengetahui apa yang sudah diketahui dan apa yang
belum diketahui
 Dialog dan diskusi tidak harus melalui tatap muka
langsung  dapat melalui telepon
 Diskusi dapat melibatkan lebih dari satu pembelajar
(anggota keluarga pasien atau beberapa pasien).
4/10/2015
[email protected]
53
Informasi Cetak
 Semua obat disarankan memiliki lembar informasi
obat,
sedangkan
untuk
obat
OTC
wajib
mencantumkan informasi obat
 Biasanya brosur belum mencantumkan efek samping,
peringatan, interaksi obat, mekanisme kerja obat
 Metode ini cukup efektif apabila dikombinasi dengan
metode dialog dan diskusi
 Metode ini tidak sesuai untuk pasien yang mengalami
gangguan penglihatan atau buta aksara.
4/10/2015
[email protected]
54
Metode Audiovisual
 Secara umum pasien akan mudah memahami apabila
informasi diperoleh dengan cara dilihat dan didengar
 Biaya pembuatan mahal, tapi materi dapat digunakan
berulang kali
 Metode ini paling efektif apabila dikombinasi dengan
diskusi bersama pasien sebelum atau sesudah
presentasi.
4/10/2015
[email protected]
55
Memperagakan dan
Mempraktekkan Teknik
 Cara
ini sesuai untuk memberikan informasi
penggunaan obat yang memerlukan teknik khusus
 inhalasi atau injeksi
 Setelah mendapat informasi teknik pemakaian, pasien
diberi kesempatan untuk mempraktekkan teknik
tersebut  dapat mendeteksi kemungkinan
kesalahan dan dapat segera mengoreksi.
4/10/2015
[email protected]
56
Internet dan Edukasi Pasien
dengan Bantuan Komputer
 Untuk beberapa pasien, metode ini dapat merupakan
metode yang paling efektif
 Metode ini membutuhkan koneksi internet atau
perangkat lunak sistem informasi obat
 Yang penting adalah pemilihan sumber informasi.
4/10/2015
[email protected]
57
PEMILIHAN METODE EDUKASI
 Lokasi
 Tingkat pengetahuan kesehatan pasien
 Tujuan pembelajaran.
4/10/2015
[email protected]
58