Transcript 7. Tingkah Laku
TINGKAH LAKU
Reaksi organisme terhadap rangsangan tertentu atau sikap yang ditunjukkan sebagai reaksi terhadap lingkungannya Untuk mendapatkan produksi dan efisiensi maksimal dengan cara memanfaatkan tingkah laku positif dan mengurangi/menghilangkan tingkah laku negatif.
POLA TINGKAH LAKU
Suatu segmen tingkah laku yang diorganisir dan mempunyai fungsi khusus Bersifat baka, tetapi dapat diubah melalui latihan (lingkungan) Pola tingkah laku yang terbentuk tanpa proses belajar -------- insting/naluri dan refleks Anak ayam yg baru menetas akan menciap memanggil induknya karena dingin, anak itik secara naluriah bisa berenang tanpa diajari Pada ayam yang didomestikasi atau hasil seleksi sifatnya lebih stabil
POLA TINGKAH LAKU
POLA TINGKAH LAKU
PROSES BELAJAR PADA AYAM
1. Simple Learning/Pembelajaran Sederhana: latihan dan pengalaman a. Habituation: membiasakan diri terhadap atau mengabaikan rangsangan tertentu b. Conditioning: ayam rangsangan tertentu memberikan respon terhadap c.
Imprinting (Socialization): tertarik kepada sesuatu yang bergerak d. Memory: kemampuan untuk mengingat atau mengingat kembali hal yang telah dipelajari atau dialami
Imprinting
PROSES BELAJAR PADA AYAM
2. Complex kecerdasan Learning/ Pembelajaran Kompleks: Adalah kemampuan untuk mendapatkan dan menerapkan pengetahuan--------- kemampuan untuk belajar dari pegalaman dan untuk memecahkan masalah
SISTEM PENGINDERAAN
a.
Penglihatan dan pendengaran berkembang paling baik, sehingga sangat berperan dalam tingkah laku sosial, sistem komunikasi, dan respon terhadap ancaman dari luar
b.
c.
d.
e.
Penglihatan:
dapat membedakan bentuk, ukuran dan warna: ayam menyukai warna ungu dan jingga dan tidak menyukai warna hijau
Pendengaran:
induk merupakan sistem komunikasi utama antara anak dan
Pengecap:
asin sangat peka terhadap rasa pahit, toleran terhadap rasa sampai dengan konsentrasi 0,9% larutan garam, dapat membedakan sumber karbohidrat
Penciuman:
kurang berkembang
Peraba:
berfungsi baik, kontak dengan telur saat mengerami, menghangati anak di bawah sayap, berkerumun saat kedinginan
Pendengaran (komunikasi induk-anak)
Pendengaran (komunikasi induk-anak)
Menghangati Anak
SISTEM TINGKAH LAKU
1. Tingkah Laku Makan (ingestive behavior) dan minum Ayam mematuk; itik menyodok Makan untuk memenuhi kebutuhan energi Jumlah konsumsi dipengaruhi oleh: kandungan energi ransum, keambaan ransum, suhu lingkungan Anak ayam baru mulai mematuk (merasa lapar ?) pada hari kedua setelah menetas Faktor penting dalam memberi makan ayam: a.
b.
c.
d.
Lebih menyukai makanan berbentuk butiran Kebutuhan luas tempat pakan bertambah dengan bertambahnya umur Makan lebih banyak bila ada kompetitor atau ada suara feeding model Jumlah ayam yang makan dalam suatu kelompok dipengaruhi oleh adanya dominasi, rasa lapar, luas tempat pakan
SISTEM TINGKAH LAKU
2. Tingkah behavior) Laku Membuang Kotoran (eliminative Feses dan urine bersatu (ekskreta), komponen utama urine asam urat Dibuang di sembarang tempat secara acak Pada malam hari, bila bertengger, maka dibuang di tenggeran
SISTEM TINGKAH LAKU
SISTEM TINGKAH LAKU
3. Tingkah Laku Seksual (sexual behavior) Meliputi tingkah laku merayu dan kawin, dipengaruhi hormon (Tarian Waltz) Hewan polygamous, namun baik jantan maupun betina cenderung tidak kawin acak Hal-hal yang berhubungan dengan tingkah laku seksual: a.
b.
c.
d.
e.
Pengalaman sosial dan aktivitas hormonal Waktu pemisahan jantan dan betina dari suatu kelompok Dominasi seekor pejantan dalam kelompok yang memiliki beberapa ekor pejantan Dominasi diantara beberapa betina yang terlibat Perbedaan frekuensi mengawini dari seekor pejantan dalam kelompok yang berbeda
SISTEM TINGKAH LAKU
4. Tingkah Laku Keibuan (maternal behavior) Sifat mengeram (dipengaruhi oleh hormon prolactin) Mesin tetas menggantikan peran induk sebagai pengeram, seleksi untuk menghilangkan sifat mengeram Membuat sarang Melindungi anak di bawah sayap Memanggil anak saat menemukan makanan atau ada bahaya
SISTEM TINGKAH LAKU
5. Tingkah Laku Bertarung (agonistic behavior/combat) Jantan lebih agresif dari betina, pada keadaan tertentu betina yang lebih agresif (beranak) Tingkah laku meliputi reaksi-reaksi yang berhubungan dengan adanya konflik, seperti bertarung, terbang, dll.
Dipengaruhi oleh hormon testosteron, jantan kebiri lebih pasif Jarang terjadi kamatian, pertarungan akan terus berlangsung sampai salah satu menyerah
SISTEM TINGKAH LAKU
6. Tingkah Laku Saling Meniru (allelomimetic behavior) Bila salah satu anggota kelompok melakukan suatu kegiatan tertentu, maka yang lain cenderung akan melakukan hal yang sama, sehingga ayam pertama akan melanjutkan aktivitas tersebut Dengan saling meniru timbul fenomena
social facilitation
, antara lain dapat mempengaruhi tingkah laku makan dan timbulnya
peck order
SISTEM TINGKAH LAKU
7. Tingkah Laku Mencari Perlindungan (shelter-seeking behavior) Perlindungan dari ancaman predator, sengatan sinar matahari, terpaan angin dan air hujan, dll.
Bila kedinginan, anak ayam maupun induknya akan berkerumum bersama
SISTEM TINGKAH LAKU
8. Tingkah Laku Menyelidiki (investigative behavior) Merupakan reaksi pertama bila di tempat baru Penyelidikan berlangsung merasakan, dan menyentuh dengan cara: melihat, mendengar, Proses penyelidikan: berjalan perlahan mendekati objek, berhenti dalam jarak dekat dengan objek, berputar dan kemudia pergi
BEBERAPA NORMA TINGKAH LAKU PENTING DALAM PRODUKSI TERNAK UNGGAS (AYAM)
1. Locomotion (daya gerak) Sebelum domestikasi, ayam harus dapat bergerak mencapai makanan/ air minum (bila jauh ---- migrasi) Tetua ayam membuat sarang di atas pohon, namun ayam modern karena ukuran tubuhnya lebih besar maka kemampuan terbangnya menjadi rendah 2. Thermoregulation (pengaturan suhu tubuh) Respons terhadap cekaman panas: meningkatkan frekuensi pernafasan, mengurangi konsumsi ransum, meningkatkan penguapan, membuka mulut dan
panting
Pada suhu rendah: ayam mempersempit luas permukaan tubuh dengan cara membungkuk, menyembunyikan kepala di bawah sayap, mendekam (mengurangi pelepasan panas lewat bagian yang tidak berbulu)
BEBERAPA NORMA TINGKAH LAKU PENTING DALAM PRODUKSI TERNAK UNGGAS (AYAM)
3. Grooming (membersihkan diri) Bila tidak dikurung, ayam membersihkan diri dengan jalan mandi debu 4. Sleeping (tidur) Mencengkeram tenggeran erat-erat, kemudian saling merapat Menutup mata dan menyembunyikan kepala dalam bulu sayap
TINGKAH LAKU ABNORMAL
1.
Seringkali berguna untuk mendeteksi penyakit secara dini: ayam sakit biasanya makan sedikit, malas dan tidak aktif, memisahkan diri dari anggota kelompok yang lain 2.
Terjadi penurunan produksi, fertilitas atau daya tetas telur 3.
Tingkal laku abnormal pada ayam terkurung: canibalism/kanibalisme: Dapat terjadi pada semua kelompok umur: pada anak ayam yang dipatuk biasanya jari dan ekor; pada ayam dewasa biasanya anus, ekor, dan jengger Penyebab sebenarnya belum diketahui, dapat dikurangi dengan cara: Debeaking, memperkecil mengurangi ukuran tingkat kelompok, kepadatan mengatur pencahayaan, secara bertahap mengganti ransum dalam intensitas kandang, dan lama
HUBUNGAN SOSIAL
Semua tingkah laku yang disebabkan oleh atau dipengaruhi oleh ayam lain, misalnya: “ memasukan ayam ke dalam suatu kelompok yang sudah mapan, akan menyebabkan ayam dominan menjadi lebih agresif, ayam lemah menjadi lebih gugup dan menulari anggota kelompok yang lain”
HUBUNGAN SOSIAL
Dominasi
Pada ayam urutan tingkat sosial disebut peck order Kelompok mapan ---- urutan tingkat sosial mapan, jarang terjadi konflik karena ayam lemah akan terus mengalah dalam segala hal Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat sosial: 1.
2.
3.
4.
Umur, ayam muda dan ayam tua menempati urutan terbawah Pengalaman sebelumnya, ayam subordinate, biasanya tetap subordinate Ukuran dan bobot badan Sifat agresif atau sifat penakut
HUBUNGAN SOSIAL
HUBUNGAN SOSIAL
Social Stress (cekaman sosial)
Perubahan dalam tingkah laku sosial dan rangsangan lingkungan yang mungkin akan mempengaruhi pertumbuhan dan penampilan reproduksi Ayam domestik merupakan objek berbagai cekaman, yang meliputi: suhu, kekurangan ransum dan air minum, ukuran kelompok, tingkat kepadatan tinggi, penyakit, persaingan sosial