Pengantar Fisioterapi Pertemuan 5

Download Report

Transcript Pengantar Fisioterapi Pertemuan 5

PROBLEMATIK FISIOTERAPI
DAN DIAGNOSE FISIOTERAPI
Johanes Hardjono
 Physical therapy is an autonomous and
independent profession whose practitioners work
in an open and equal professional relationships
with the medical and other health professionals.
(WCPT 1995)
Physical therapy is the service only provided by,
or under the direction and supervision of a
physical therapist and includes assessment,
diagnosis, planning, intervention and
evaluation(WCPT 1999)
1.1.
PROBLEMATIK FISIOTERAPI
1.1.1. Aerobic Capacity / Endurance
1.1.2. Anthropometric Characteristic
1.1.3. Arousal, Attention, Cognition
1.1.4. Assistive and adaptive device
1.1.5. Circulation
1.1.6. Cranial and Peripheral Nerve Integrity
1.1.7. Environmental, home, work bariers
1.1.8. Ergonomics and body mechanic
1.1.9. Gait, locomotion and balance
1.1.10.Integumentary
PROBLEMATIK FISIOTERAPI
1.1.11.
1.1.12.
1.1.13.
1.1.14.
1.1.15.
1.1.16.
1.1.17.
Joint Integrity and mobility
Motor Function
Muscle performance
Neuro Development / sensory Integration.
Orthotic, Protective, Suportive devices
Pain
Posture
PROBLEMATIK FISIOTERAPI( lanjutan )
1.1.18. Prosthetic Requirement
1.1.19. Range of Motion ( including Musle
length)
1.1.20. Reflex Integrity
1.1.21. ADL and IADL
1.1.22. Sensory Integrity
1.1.23. Ventilation / Respiration/Gas Exchange
1.1.24. Work, Community, Leisure Integration.
Ad 2.Pola Pembagian Diagnosa Fisioterapi
• Menurut Definisi WCPT :
Diagnosis arises from the examination and
evaluation and represents the outcome of
the process of clinical reasoning. This may
be expressed in terms of movement
dysfunction or may encompass categories
of impairments, functional limitations,
abilities/disabilities or syndromes.
diagnosa Fisioterapi
diagnosa Fisioterapi dihasilkan dari :
pemeriksan dan evaluasi dan merupakan
hasil dari alasan-alasan klinis yang dapat
menunjukkan adanya disfungsi gerak dan
dapat mencangkup gangguan/kelemahan
(impairment), Limitasi Fungsi (functional
limitations), Ketidakmampuan (disabilities
), Sindroma ( syndromes ).
Diagnosa Musculoskeletal (1)
1. Berpotensi untuk terjadi gangguan kinerja
system muskulo skeletal
2. Gangguan Sikap
3. Gangguan Kinerja otot
4. Gangguan mobilitas sendi, motor function,
kinerja otot, dan ROM yang berkaitan dengan
connective tissue.
5. Gangguan mobilitas sendi, motor function,
kinerja otot, dan ROM yang berkaitan dengan
inflamasi lokal.
Diagnosa Musculoskeletal (2)
6. Gangguan mobilitas sendi, motor function,
kinerja otot, dan ROM yang berkaitan dengan
kerusakan spinal.
7. Gangguan mobilitas sendi, motor function,
kinerja otot, dan ROM yang berkaitan dengan
fraktur.
8. Gangguan mobilitas sendi, motor function,
kinerja otot, dan ROM yang berkaitan dengan
Arthroplasti sendi.
Diagnosa Musculoskeletal (3)
9. Gangguan mobilitas sendi, motor function,
kinerja otot, dan ROM yang berkaitan dengan
bedah tulang atau jaringan lunak.
10. Gangguan mobilitas sendi, motor function,
kinerja otot, ROM, gait, locomotion, balance
yang berkaitan dengan amputasi
Diagnosa Neuromuskular (1)
1.Berpotensi untuk terjadi gangguan kinerja
system neuromuskuler
2. Gangguan Perkembangan Neuromotor
3. Gangguan motor function dan sensory
integration yang berkaitan dengan Non
progressive disorder CNS – congenital atau
pada bayi dan masa anak.
Diagnosa Neuromuskular (2)
4. Gangguan motor function dan sensory
integration yang berkaitan dengan Non
progressive disorder CNS – pada usia dewasa
5. Gangguan motor function dan sensory
integration yang berkaitan dengan progressive
disorder CNS
6. Gangguan Peripheral nerve integrity dan motor
function yang berkaitan dengan Peripheral
Nerve Injury.
Diagnosa Neuromuskular (3)
7. Gangguan motor function dan sensory
integration yang berkaitan dengan Acute atau
Chronic Polyneuropathies.
8. Gangguan motor function dan Peripheral
nerve integration yang berkaitan dengan Non
progressive disorder Spinal Cord.
9. Gangguan kesadaran , ROM, Motor Control
yang berkaitan dengan Coma, Near coma, atau
status vegetative.
Diagnosa Cardiovascular /Pulmonary (1)
1. Berpotensi untuk terjadi gangguan kinerja
system cardiovascular-pulmonary
2. Gangguan kapasitas aerobik/ketahanan yang
berkaitan dengan decontioning syndrome
3. Ganguan ventilasi, respirasi/gas exchange,
aerobic capacity/indurance yang berkaitan
dengan Airways clearance dysfunction.
Diagnosa Cardiovascular /Pulmonary (2)
4. Gangguan kapasitas aerobik/ketahanan yang
berkaitan dengan Cardiovascular Pump
Dysfuntion or failure
5. Ganguan ventilasi, respirasi/gas exchange,
aerobic capacity/indurance yang berkaitan
dengan Ventilatory Pump Dysfunction or
Failure.
Diagnosa Cardiovascular /Pulmonary (3)
6. Ganguan ventilasi, respirasi/gas exchange,
aerobic capacity/indurance yang berkaitan
dengan Respiratory Failure.
7. Ganguan ventilasi, respirasi/gas exchange,
aerobic capacity/indurance yang berkaitan
dengan Respiratory Failure pada neonatus
8. Ganguan sirkulasi darah, anthropometric
dimensions berkaitan dengan Lymphatetic
System disorders.
Diagnose
Integumentary (1)
1. Berpotensi untuk terjadi
kinerja system integument
gangguan
2. Gangguan
integumenary
integrity
berkaitan dengan Superficial skin
involvement
3. Gangguan
integumenary
integrity
berkaitan dengan partial thickness skin
involvement
Diagnose
Integumentary (2)
4. Gangguan integumenary integrity berkaitan
dengan Full Thickness skin involvement
5. Gangguan integumenary integrity berkaitan
dengan Skin Involvement extended Into Facia,
Muscle, or Bone and scar formation.
1.1.Intervensi fisioterapi terdiri dari komponen
1.1.1. Coordination,Communication, Documentation
1.1.2. Patient / Client related Instruction.
1.1.3. Prosedural Intervention
1.1.3. Prosedural Intervention
1.1.3.1. Therapeutics Exercise
1.1.3.2. ADL Traning and IADL
1.1.3.3. Functional Training in Job, Commuity,
and Leisure, Work Conditioning
1.1.3.4. Manual Therapy Techniques including
mobilization/ manipulation
1.1.3.5. Prescription, aplication, fabrication
devices and equipment
1.1.3. Prosedural Intervention ( lanjutan )
1.1.3.6. Airways Clearance
1.1.3.7. Integumentary Repair and Protective
technics
1.1.3.8. Electrotherapeutics modalities
1.1.3.9. Physical Agents and Mechanical
Modalities.
Patient / client related instruction
• Proses pemberian informasi, pendidikan,
atau pelatihan kepada pasien/klien/famili
• Instruksi berkaitan dengan: kondisi saat ini,
rencana asuhan, pentingnya asuhan, transisi
perubahan, Faktor resiko, dll.
• Fisioterapis bertanggung jawab atas
instruksi-instruksi.
Patient / client related instruction
• Proses pemberian informasi, pendidikan,
atau pelatihan kepada pasien/klien/famili
• Instruksi berkaitan dengan: kondisi saat ini,
rencana asuhan, pentingnya asuhan, transisi
perubahan, Faktor resiko, dll.
• Fisioterapis bertanggung jawab atas
instruksi-instruksi.
Selection of procedural intervention
• Berdasarkan hasil assesment ( pemeriksaan dan
evaluasi, serta diagnosa.
• Prognosis yang berhubungan peningkatan kondisi
• Rencana asuhan Fisioterapi, misalnya intensitas,
frekwensi, durasi, urutan dll.
• Selain itu dipertimbangkan komplesitas dan beratringannya kondisi klinis
• mempertimbangkan kemampuan pasien/klien
• Harapan pasien/klien, famili
Patient / client related instruction
• Proses pemberian informasi, pendidikan,
atau pelatihan kepada pasien/klien/famili
• Instruksi berkaitan dengan: kondisi saat ini,
rencana asuhan, pentingnya asuhan, transisi
perubahan, Faktor resiko, dll.
• Fisioterapis bertanggung jawab atas
instruksi-instruksi.
Selection of procedural intervention
• Berdasarkan hasil assesment ( pemeriksaan dan
evaluasi, serta diagnosa.
• Prognosis yang berhubungan peningkatan kondisi
• Rencana asuhan Fisioterapi, misalnya intensitas,
frekwensi, durasi, urutan dll.
• Selain itu dipertimbangkan komplesitas dan beratringannya kondisi klinis
• mempertimbangkan kemampuan pasien/klien
• Harapan pasien/klien, famili
Criteria for termination.
• Discharge
– proses pengakhiran pelayanan FT yang telah diberikan
selama satu episode, bila tujuan telah tercapai.
– Bersasarkan analysis fisioterapis tujuan telah tercapai.
• Discontinuation
– Proses pengakhiran pelayanan FT yang telah diberikan
dalam suatu episode, oleh kehendak pasien/klien
– Pasien/klien tak dapat melanjutkan karena komplikasi,
keuangan dll
– Fisioterapis berpendapat bahwa PT sudah tak beguna
lagi