Deemed PM Kegiatan

Download Report

Transcript Deemed PM Kegiatan

PERATURAN MENTERI KEUANGAN Nomor 79/PMK.03/2010 Tentang PEDOMAN PENGHITUNGAN PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA TERTENTU

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

2010

2

MATERI

1. Policy Statement 2. Dasar Hukum 3. Muatan Pasal 4. Tanggal berlaku

3

1. Policy Statement

Dalam rangka

memberi kemudahan

menghitung PPN yang harus disetor oleh PKP yang melakukan kegiatan usaha tertentu

wajib

menghitung besarnya Pajak Masukan yang dapat dikreditkan dengan menggunakan Pedoman Penghitungan Pengkreditan Pajak Masukan.

4

2. Dasar Hukum

Pasal 9 ayat (7a) dan ayat (7b) UU PPN Besarnya Pajak Masukan yang dapat dikreditkan oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan kegiatan usaha tertentu pedoman dihitung penghitungan dengan menggunakan pengkreditan Pajak Masukan.

3. Muatan Pasal

Kegiatan Usaha Tertentu (Pasal 1)

Kegiatan Usaha Tertentu adalah kegiatan yang semata mata melakukan: 1. Penjualan Kendaraan bermotor bekas secara eceran ; atau 2. Penjualan Emas perhiasan secara eceran

5

3. Muatan Pasal

Kewajiban PKP yang Melakukan Kegiatan Usaha Tertentu (Pasal 2)

PKP yang melakukan Kegiatan Usaha Tertentu,

wajib

menggunakan Pedoman Penghitungan Pengkreditan Pajak Masukan.

6

3. Muatan Pasal

Pedoman Penghitungan Pengkreditan Pajak Masukan (Pasal 3)

Pedoman Penghitungan Pengkreditan Pajak Masukan adalah: a. 90% dari PK, dalam hal PKP melakukan penyerahan kendaraan bermotor bekas secara eceran.

b. 80% dari PK, dalam hal PKP melakukan penyerahan emas perhiasan secara eceran .

7

3. Muatan Pasal

Penghitungan PK (Pasal 4)

PK = 10% x DPP DPP = peredaran usaha

8

3. Muatan Pasal

PPN yang Wajib Disetor (Pasal 5)

PPN yang wajib disetor setiap Masa Pajak = PK – PM yang dapat dikreditkan, sehingga: a. Bagi PKP yang menyerahkan kendaraan bermotor bekas = 1% x DPP b. Bagi PKP yang menyerahkan emas perhiasan secara eceran = 2% x DPP

9

3. Muatan Pasal

Ketentuan Peralihan

1.

2.

Dengan berlakunya PMK ini, bagi PKP yang menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan PM berdasarkan PMK 45/PMK.03/2008 yang belum berakhir tahun buku, harus menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan PM sesuai PMK ini (Pasal 15).

Dengan berlakunya PMK 74/PMK.03/2010, maka PMK 45/PMK.03/2008 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku (Pasal 16).

10

3. Muatan Pasal

Pembebanan PM (Pasal 6)

Pengusaha Kena Pajak Yang menggunakan pedoman pengkreditan PM tidak dapat membebankan PPN yang telah dibayar atas perolehan BKP dan/atau JKP sebagai biaya untuk penghitungan Pajak Penghasilan.

11

3. Muatan Pasal

Deemed Omzet vs Deemed Kegiatan (Pasal 7)

• PKP yang melakukan Kegiatan Usaha Tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1

wajib

menggunakan deemed atas dasar kegiatan walaupun memenuhi kriteria menggunakan deemed omzet.

• Dalam hal suatu Masa Pajak, PKP yang melakukan Kegiatan Usaha Tertentu beralih usaha diluar Kegiatan Usaha Tertentu, maka penghitungan pengkreditan PM: a. PKP dapat menggunakan deemed omzet apabila omzet dalam 1 (satu) tahun buku tidak melebihi Rp1,8 M.

b. PKP

wajib

menggunakan mekanisme pengkreditan PM dengan PK (deemed omzet) apabila omzet dalam 1 (satu) tahun buku di atas Rp1,8 M.

• Bagi PKP Orang Pribadi yang melakukan Kegiatan Usaha Tertentu yang dikecualikan dari kewajiban menyelenggarakan pembukuan, pengertian tahun buku adalah tahun kalender.

12

3. Muatan Pasal

Retur (Pasal 8)

Dalam hal terjadi retur, PPN atas penyerahan BKP dan/atau JKP yang dikembalikan oleh pembeli mengurangi PPN yang terutang oleh PKP penjual dalam Masa Pajak terjadinya pengembalian BKP dan/atau JKP sepanjang Faktur Pajak atas penyerahan BKP dan/atau JKP tersebut telah dilaporkan dalam SPT Masa PPN

13

14

4. Tanggal berlaku

Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal 01 April 2010

15

TERIMA KASIH