Anggaran Perusahaan 8

Download Report

Transcript Anggaran Perusahaan 8

KULIAH 8 ANGGARAN BOP

Nurul Huda

ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK DAN BIAYA OPERASI (1)

• Biaya dalam

overhead

pabrik pabrik adalah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka proses produksi, kecuali bahan mentah langsung dan tenagakerja langsung.

ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK DAN BIAYA OPERASI (2)

• Dua permasalahan yang menyusun anggaran biaya muncul

overhead

: 1. Penanggung jawab perencana.

dalam dalam hal ini diterapkan prinsip akuntansi pertanggungan jawab (

Responsibility Acounting)

atau biaya departemen langsung (

Direct Departmental Cost

) sehingga akan muncul dua departemen :

ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK DAN BIAYA OPERASI (3)

a. Departemen

departement

) produksi (

producing

yaitu bagian dipabrik yang bekerja mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau produk akhir.

b. Departemen jasa (

service departement

) yaitu bagian dipabrik yang menyediakan jasanya dan secara tidak langsung ikut berperan dalam proses produksi.

ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK DAN BIAYA OPERASI (4)

Berdasarkan pembagian ini maka ada dua biaya overhead pabrik yaitu BOP langsung yang terjadi pada departemen produksi dan BOP tidak langsung yang terjadi pada departemen jas

ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK DAN BIAYA OPERASI (5)

2. Cara menentukan jumlah anggaran untuk menentukan jumlah biaya masing masing item maupun biaya keseluruhan departemennya, kita perlu memperhatikan hal-hal berikut :

ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK DAN BIAYA OPERASI (6)

a. Penggolongan biaya berdasarkan sifatnya :

- Fixed : Gaji, pajak kekayaan, asuransi, penyusutan.

- Variabel : Biya bahanmentah langsung, TK langsung.

- Semi variabel : • • • • Biaya maintenance Biaya tenaga kerja tidak langsung Biaya peralatan Biaya bahan mentah tidak langsung

ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK DAN BIAYA OPERASI (7)

b. Berdasarkan wewenag menentukan anggaran : misal : • Biaya administrasi → wewenang bagian • Biaya gaji → wewenang direksi

PENGAWASAN BIAYA OVERHEAD

• Dalam rangka pengawasan biaya overhead, salah satu pengalokasian masalah biay (

sevice

) kepada yang dihadapi bagian bagian jasa/pembantu produksi.

adalah Dalam “ pengalokasian biaya bagian jasa/pembantu diperlukan suatu cara pendekatan yang disebut

Clean Cost Concept “

dengan cara ini biaya overhead pada bagian jasa secara langsung dialokasikan kebagian produksi dengan berdasarkan proporsi pemakaian jasa oleh masing-masing bagian produksi.

CONTOH PENYUSUNAN ANGGARAN BOP (1)

Contoh : PT. GOROKINDO selama tahun 2008 diperkirakan akan tinbul biaya overhead sebagai berikut : • Bagian Produkasi – Bagian produksi I Rp. 15.000.000

– Bagian produksi II Rp. 25.000.000

– Bagian produksi III Rp. 20.000.000

CONTOH PENYUSUNAN ANGGARAN BOP (2)

• Bagian jasa/pembantu – Bagian jasa/pembantu I Rp. 2.500.000

– Bagian jasa/pembantu II Rp. 2.000.000

CONTOH PENYUSUNAN ANGGARAN BOP (3)

• Jasa bagian pembantu digunakan oleh ketiga bagian produksi dengan proporsi sebagai berikut :

BAGIAN PRODUKS I

I II III

BAGIAN JASA/PEMBA NTU

I 50% II 45% 30% 20% 30% 25% Dengan berdasarkan proporsi pemakaian jasa di atas maka biaya overhead bagian jasa/pembantu dapat dialokasikan sebagai berikut:

KETERANGAN BIAYA OVER HEAD 2008 ALOKASI BAGIAN JASA I JASA II JUMLAH BIAYA OVERHEAD BAGIAN PRODUKSI BAGIAN PEMBANTU I II III I II

15,000,000 25,000,000 20,000,000 2,500,000 5,000,000 1,250,000 750,000 500,000 2,250,000 1,500,000 1,250,000 18,500,000 27,250,000 21,750,000 (2,500,000) (5,000,000) -

CONTOH PENYUSUNAN ANGGARAN BOP (4)

Dari contoh jasa/pembantu diatas tidak tampak memakai sendiri, sehinggankedua jasa/pembantu tidak dibebani overhead.

bahwa jasanya bagian biaya

CONTOH PENYUSUNAN ANGGARAN BOP (5)

• Clean cost concept sebetulnya dapat pula dipakai untuk kasus lain, misalnya: • “ bagian jasa pembantu terdiri dari bagian pembangkit tenaga listrik dan bagian reparasi. Bagian pembangkit tenaga listrik menggunakan sebagian jasa reparasi untuk perbaikan mesin-mesin demikian sebaliknya (vice versa).

diesel

CONTOH PENYUSUNAN ANGGARAN BOP (6)

• Ada satu cara mudah mengalokasikan biaya overhead bagian jasa/pembantu yaitu dengan metode aljabar dengan persamaan : X = a1 + b1 Y Y = a2 + b2 X Dimana: X = jumlah biaya overhead bagian jasa x setelah menerima alokasi biaya dari bagian jasa y Y = jumlah biaya overhead bagian jasa y setelah menerima alokasi biaya dari bagian jasa x

CONTOH PENYUSUNAN ANGGARAN BOP (7)

a1 = adalah biaya overhead bagian jasa X sebelum alokasi A2 = adalah biaya overhead bagian jasa Y sebelum alokasi b1 = prosentase penggunaan jasa bagian Y oleh bagian X b2 = prosentase penggunaan jasa bagian X oleh bagian Y Contoh: Pada PT Genit selama tahun 2000 akan timbul biaya Overhead sebesar sebagai berikut :

CONTOH PENYUSUNAN ANGGARAN BOP (8)

Bagian Biaya overhead

• Bagian produksi - Bagian I Rp. 10.000.000

Rp. 15.000.000

- Bagian II • Bagian Jasa - Bagian I (X) - Bagian II (Y) Rp. 5.000.000

Rp. 4.000.000

CONTOH PENYUSUNAN ANGGARAN BOP (9)

• Jasa bagian jasa/pembantu selain dipakai oleh bagian produksi juga dipakai oleh bagian itu sendiri, dimana terjadi tukar menukar jasa antara bagian jasa I dan bagian jasa II. Proporsi pemakaiannya adalah sebagai berikut :

Pemberian jasa

Bagian Jasa I (X) Bagian Jasa II (Y)

5% 55% I Bagian Produksi II

40% 30%

I (X)

15%

Bagian Jasa II (Y)

10% -

CONTOH PENYUSUNAN ANGGARAN BOP (10)

• Sehingga dengan menggunakan metode aljabar : 1. X = 5.000.000 + 0,15 Y 2. Y = 4.000.000 + 0,10 X

CONTOH PENYUSUNAN ANGGARAN BOP (11)

Kedua persamaan dikombinasikan : X = 5.000.000 + 0,15 (4.000.000 + 0,10X) Y = 4.000.000 + 6.000.000 + 0,015X X – 0,015 X = 5.600.000

0,985 X = 5.600.000

X = 5.685.279 → dibulatkan

CONTOH PENYUSUNAN ANGGARAN BOP (12)

Y = 4.000.000 + 0,10 X Y = 4.000.000 + 0,10(5.685.279) Y = 4.000.000 + 568.527

Y = 4.568.527

Artinya : 1.

Biaya overhead bagian jasa I setelah mendapat alokasi biaya overhead dari bagian jasa II, adalah sebesar Rp. 5.685.279

2.

Biaya overhead bagian jasa II setelah mendapatkan alokasi biaya overhead dari bagian jasa I adalah sebesar Rp. 4.568.528

CONTOH PENYUSUNAN ANGGARAN BOP (13)

• Dengan demikian jumlah biaya overhead pabrik netto masing-masing bagian ditentukan sebagai berikut :

Bagian Jasa BOP Asli Menerima Memberi BOP Netto

Bagian I (X) 5.000.000

685.279

568.528

5.116.751

Bagain II (Y) 4.000.000

568.528

685.279

3.883.249

Kedua biaya BOP netto dari Departemen Jasa I dan II kemudian dibebankan kepada Departemen Produksi I dan II dengan proporsi sebagai berikut: Bagian Produksi I 1. B.O.P langsung 2. B.O.P tidak langsung Rp. 10.000.000

- Dep.Jasa I (X) = 50/90X B.O.P netto Rp. 2.842.639

- Dep.Jasa I (Y) = 55/85X B.O.P netto Rp. 2.512.691

Jumlah Rp. 15.355.330

Bagian Produksi II Rp. 15.000.000

40/90x B.O.P netto Rp. 2.274.112

30/85x B.O.P netto Rp. 1.370.558

Rp. 18.644.670

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP)…1 •

HPP dapat dihitung apabila telah diketahui hal-hal sebagai berikut :

1. Volume produksi masing-masing barang.

2. Biaya bahan mentah.

3. Biaya tenaga kerja langsung.

4. Biaya overhead masing-masing bagian produksi.

5. Satuan kegiatan masing-masing bagian produksi.

6. Angka standar masing-masing bagian produksi dan bagian jasa.

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP)…2 Contoh : PT. RAJA INTAN memprodusir 2 macam barang yakni barang A dan B, dari budget produksi diperoleh data tentang rencana produksi.

Barang

A B

Unit Produksi

7.000

4.000

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP)…3 Terdapat 2 bagian produksi, yakni bagian produksi I, II serta satu bagian jasa pembantu dengan satuan reparasi. Bagian produksi I hanya dilalui oleh barang A sedangkan bagian produksi II dilalui oleh kedua macam barang A dan B, satuan kegiatan masing-masing sebagai berikut :

Bagian

Produksi I Produksi II Reparasi

Satuan Kegiatan

Unit barang A Jam mesin langsung (DMH) Jam reparasi langsung (DRH)

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP)…4 • Angka standar pada bagian produksi II adalah sebagai berikut : Barang DMH A 4 B 3

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP)…5 • Angka standar bagian reparasi :

Bagian yang menggunakan jasa DRH

Produksi I 0,20 DRH per unit A Produksi II 0,07 DRH per DMH

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP)…6 • Biaya overhead yang akan timbul

Bagian Biaya overhead

Produksi I Produksi II Reparasi Rp. 26.000

Rp. 16.000

Rp. 6.000

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP)…7 • Rencana biaya bahan mentah tenaga kerja langsung.

Barang

A B

Biaya bahan mentah Biaya TK langsung

Rp. 70.000

Rp.60.000

Rp.35.000

Rp.14.000

Ditanya : hitung HPP masing-masing barang ?

Jawab : Kegiatan masing-masing bagian Bagian Produksi I Produksi II Reparasi Perhitungan (dari anggaran produksi brg A = 7.000x4 DMH = 28.000

brg B = 4.000x3 DMH = 12.000

Bagian I = 7.000x0,20 = 1.400

Bagian II = 4.000x0,07 = 2.800

Satuan Kegiatan Unit A DMH DRH Tingkat Kegiatan 7.000

4.000

4.200

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP)…8 • Jenis tingkat kegiatan masing-masing adalah : – Bagian produksi I = 7.000 unit barang A – Bagian produksi II = 4.000 DMH – Bagian Reparaasi = 4.200 DRH

Tarif biaya overhead masing-masing produksi

keterangan

I Rp. 26.000

Bagian

II Rp. 6000 Biaya overhead bagian produksi Pengalokasian biaya overhead bagian reparasi (dgn dasar DRH) - Bagian produksi I = (1.400/4.200)x Rp. 6.000

Rp. 2.000

- Bagian produksi II = (2.800/4.200)x Rp. 6000 Rp. 4000

keterangan I Bagian II Jml biaya overhead yang akan dialokasikan ke barang A dan B Tingkat kegiatan - Bagian produksi I (dalam unit A) - Bagian produksi II (per DMH) Tarif biaya overhead (overhead rate) - Bagian produksi I (dalam unit A) - Bagian produksi II (per DMH) Rp. 28.000

Rp.7.000

Rp. 4,00 Rp.20.000

Rp. 4000 Rp. 0,50

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP)…9 • Ket = * Rp. 28.000 = Rp. 4,00/unit 7.000

* Rp. 20.000 = Rp. 0,50/DMH 7.000