Manajemen Jaringan Telekomunikasi

Download Report

Transcript Manajemen Jaringan Telekomunikasi

Konsep manajemen jaringan
telekomunikasi
1
Beberapa Pengertian Manajemen Jaringan
 Sebuah fungsi pengawasan terhadap unjuk kerja
jaringan dan pengambilan tindakan untuk
mengendalikan aliran trafik agar diperoleh kapasitas
jaringan dengan pengoperasian yang maksimum
pada berbagai situasi [CCITT]
 Upaya mengkoordinasikan dan mendistribusikan
sumber daya (resource) untuk merencanakan,
menganalisa, mengevaluasi, mendesain,
mengadministrasikan, dan mengembangkan
jaringan telekomunikasi sehingga diperoleh kualitas
pelayanan yang baik pada seluruh waktu dengan
ongkos yang proporsional dan kapasitas yang
optimal [Kornel Terplan]
2
Beberapa konsep yang perlu diketahui
• Sistem Routing
Proses memilih rute untuk menghubungkan suatu sentral
dengan sentral lain yang menjadi tujuan
• Tujuan routing : memperoleh pemakaian sirkit (link antar
sentral) yang efisien sehingga pemakain sirkit dapat
dilakukan secara optimal
• Macam-macam routing
– Ruting langsung (direct routing)
– Ruting tandem (tandem routing)
– Ruting alternatif (alternative routing)
• Pada alternative routing, grup sirkit (sekelompok sirkit)
yang dirancang untuk meluap ke satu atau lebih grup
sirkit lainnya disebut high-usage route atau high-usage
circuit
3
A
Direct routing
B
T
A
Tandem routing
B
T
Final route
Trafik luap
A
High usage route
Alternative routing
B
4
Beberapa konsep yang perlu diketahui (cont.)
• Jaringan Berbeban Lebih
– Beban lebih dapat disebabkan oleh
• Masalah internal : misalkan kerusakan pada
perangkat di sentral, sirkit dll.
• Masalah eksternal : perubahan pola trafik
• Beban lebih pada sentral
– Sentral memiliki kapasitas terbatas  efisien bila
berkerja di bawah atau mendekati titik beban
maksimumnya (sekitar 90% - 95%)
– Jika terdapat beban tinggi, penggunaan peralatan pada
sentral dan holding time megalami peningkatan 
menyebabkan delay penyambungan akibat suatu
peralatan menunggu peralatan lainnya 
menimbulkan kemacetan  kemacetan pada suatu
sentral dapat menyebar ke sentral lainnya
5
Jalur histeresis
yang membawa kembali
jaringan ke keadaan semula
(dengan membatasi
panggilan yang masuk)
Beban yg
dilayani
Beban rekayasa
Br
Kondisi beban lebih
Br
Beban yg ditawarkan
6
Beberapa konsep yang perlu diketahui (cont.)
• Beban lebih pada grup sirkit
Pada kondisi beban lebih (trafik tinggi), grup sirkit
yang memiliki Grade Of Service (GOS) tertentu, tidak
akan dapat melalukan semua trafik yang mengalir 
terjadi loss akibat tidak tersedianya sirkit  blocking
 pengulangan panggilan bisa terus berlangsung 
jumlah panggilan yang melalui rute alternatif
bertambah banyak  penggunaan alternative
routing menjadi tidak efisien lagi  menyebabkan
kemacetan jaringan  efisiensi sirkit akan menurun.
Rumus Erlang-B memberikan hubungan antara A
(trafik yang ditawarkan), GOS (Blocking) dan N
(jumlah saluran)
7
Faktor pemicu
beban lebih
• Beban lebih dapat terjadi bila jaringan menerima
beban trafik yang tidak normal, terjadi pengurangan
kapasitas, atau keduanya
• Faktor pemicu
– Hari-hari berbeban puncak : Hari raya, hari libur
yang tidak sama waktunya, hari adanya pameran
dsb.
– Kegagalan sistem : bencana alam, salah
pengoperasian dsb.
– Panggilan masal ke tujuan tertentu : quiz “Jarijari”, bencana alam dsb.
– Pengenalan jenis layanan baru
8
Tujuan dasar
mengembangkan jaringan telekomunikasi
• Meningkatkan Quality of Service (QoS)
• QoS meningkat  jumlah pelanggan meningkat 
keuntungan operator meningkat
• Konsekuensi lain : kapasitas jaringan menjadi tidak
memadai  permintaan tidak terpenuhi  QoS
menurun
• Strategi penanggulangan :
- Expanded Network Oriented
- Management Oriented
9
• Konsep manajemen jaringan sudah berkembang sejak
pertama kali jaringan telekomunikasi terbentuk :
- Pada sentral manual, manajer jaringan adalah
operator
- Pada sentral otomat, sub sistem jaringan yang
menangani masalah manajemen jaringan adl.:
 Mekanik yang dapat mengontrol kondisi dan status
jaringan secara semi-otomatik (Non-SPC)
 Teknologi SPC dan Operation System pada sentral
– Operation system memungkinkan perluasan
kapasitas pengontrolan dan pengawasan
kondisi , status jaringan serta pengumpulan
data
– Operation system yang dapat mengontrol
banyak sentral memungkinkan dibuat proses
manajemen yang terpusat
10
• Menurut pengertian tradisional, manajemen
jaringan merupakan nama lain dari
manajemen trafik
• Dalam pengertian tersebut, manajemen
jaringan hanya berurusan dengan memanajemen-i masalah trafik, yaitu
berhubungan dengan masalah kemacetan
(kongesti), beban lebih (overload) atau proses
routing.
• Dalam pengertian yang lebih modern, selain
masalah trafik, manajemen jaringan juga
meliputi proses pemeliharaan, perencanaan,
administrasi dan pengembangan jaringan
telekomunikasi
11
Tujuan
• Mendapatkan sebanyak mungkin panggilan
yang sukses untuk berbagai situasi.
• Menjamin efektifitas dan efisiensi jaringan pada
saat terjadi beban lebih maupun pada saat
ditemukan kekeliruan pada salah satu bagian
sistem
• Tujuan dicapai terutama melalui upaya
pengendalian terhadap jaringan eksisting secara
menyeluruh
12
• Keuntungan menjamin efektifitas dan efisiensi
kapasitas jaringan yang eksisting :
– Meningkatkan pendapatan perusahaan (bagi
operator) dari meningkatnya panggilan yang
sukses
– Memperbaiki pelayanan kepada pelanggan :
• Perbaikan hubungan antar pelanggan
• Pelanggan terdorong untuk banyak melakukan
penaggilan
• Meningkatnya minat pelanggan terhadap jenisjenis layanan baru
– Penggunaan jaringan lebih efisien, yang akan
menyebabkan :
• Percepatan pengembalian biaya investasi
jaringan
• Meningkatkan Succesfull Call Ratio (SCR)
13
– Kesadaran terhadap kondisi dan kinerja
jaringan akan semakin besar sehingga
menyebabkan :
• Memperoleh dasar bagi penentuan
prioritas dalam melakukan manajemen
dan pemeliharaan jaringan
• Memperoleh informasi akurat yang dapat
digunakan untuk melakukan perencanaan.
• Mendapatkan informasi yang digunakan
untuk memperkirakan biaya investasi
pada jaringan yang akan datang.
• Pelayanan terhadap panggilan yang
sifatnya emergency lebih terjamin,
khususnya ketika terjadi beban lebih pada
jaringan.
14
Tugas
• Melakukan seluruh tindakan yang dibutuhkan untuk
mengidentifikasi setiap permasalahan yang berpengaruh
terhadap kinerja dan pelayanan jaringan serta mengembangkan
upaya untuk mengurangi pengaruh tersebut
• Semua tugas tersebut tercakup dalam tindakan-tindakan berikut
:
– Memantau status dan kinerja jaringan dalam basisi rela time
juga termasuk mengumpulkan dan menganalisa data yang
relevan
– Mendeteksi kondisi-kondisi yang tidak normal
– Menyelidiki dan mengidentifikasi penyebab terjadinya
kondisi tidak normal.
– Mengambil inisiatif untuk melakukan pengendalian jaringan
dan langkah perbaikan
– Melakukan sinkronisasi dengan bagian-bagian lainnya untuk
meningkatkan kualitas pelayanan.
15
Strategi Manajemen Jaringan
• Prinsip dasar untuk melakukan tindakan manajemen
yang tidak tergantung pada struktur jaringan, teknik
ruting maupun teknologi sistem penyambungan
• Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
– Menjaga agar setiap sirkit tetap dipenuhi oleh
panggilan-pangggilan yang sukses.
– Jumlah sirkit pada jaringan telekomunikasi terbatas.
Semakin banyak jumlah sirkit maka semakin besar
peluang tidak terjadi beban lebih maupun
kemacetan.
– Dalam kenyataan jumlah sirkit terbatas maka jumlah
panggilan yang dapat dilakukan tergantung pada
jumlah sirkit yang tersedia.
16
– Pada suatu saat dapat terjadi jumlah panggilan yang meningkat
dan dapat menghasilkan panggilan yang tidak efektif (tidak
sukses). Bila panggilan tidak sukses ini memenuhi jaringan maka
tidak akan menguntungkan. Oleh karena itu manajemen jaringan
sedemikian rupa harus mengusahakan agar dapat diperoleh
jumlah panggilan yang sukses lebih banyak daripada jumlah
panggilan yang gagal.
• Dua pedoman yang dipakai untuk menentukan tinggi
rendahnya peluang keberhasilan suatu panggilan :
– Panggilan dengan tingkat keberhasilan yang tinggi adalah
panggilan yang berasal atau mempunyai kedudukan akhir
lebih dekat dengan sentral tujuan
– Panggilan yang mempunyai peluang keberhasilan yang
tinggi adalah panggilan-panggilan yang berhasil menduduki
atau menggunakan fasilitas jaringan pada saat terjadi
kemacetan
– Memanfaatkan semua sirkit yang tersedia
– Mengambil tindakan untuk memindahkan aliran trafik pada sirkit
yang sibuk ke sirkit yang masih bebas
– Mencegah timbulnya kemacetan pada peralatan penyambungan
17
dan menghalangi penyebarannya
Organisasi dan Elemen Manajemen
Jaringan Telekomunikasi
• Organisasi harus menggambarkan suatu sistem
jaringan telekomunikasi yang berorientasi dan
mempunyai pola pikir secara sistem
• Organisasi harus mampu melihat dengan cepat
segala perubahan kondisi pada jaringan
telekomunikasi yang berorientasi pada langkah
tindak yang cepat sesuai dengan fungsinya dan
bukan berorientasi pada birokrasi
• Organisasi harus mendapat wewenang yang cukup
untuk dapat mengelola jaringan sehingga dapat
memberikan kualitas pelayanan yang maksimum
18
Organisasi dan Elemen Manajemen
Jaringan Telekomunikasi (cont.)
• Organisasi manajemen yang efektif terdiri dari
berbagai elemen yang berbeda
• Masing-masing elemen bekerja sama untuk
mendapatkan operasi yang efisien
• Elemen-elemen ini bisa berada dalam satu bagian
yang sama pada manajemen jaringan maupun
terpisah satu sama lain
• Masing-masing elemen mempunyai tanggung jawab
yang tersendiri. Namun tidak menutup kemungkinan
antara satu elemen dengan elemen lainnya terdapat
irisan tangung jawab.
19
Organisasi dan Elemen Manajemen
Jaringan Telekomunikasi (cont.)
Elemen perencanaan
• Berfungsi melakukan perencanaan
• Strategi pengendalian yang terencana dapat
mengurangi kemacetan pada sentral maupun
sirkit.
• Elemen perencanaan bertanggung jawab atas
fungsi-fungsi sebagai berikut :
– Merencanakan tindakan untuk menangani
permasalahan jaringan yang dihasilkan oleh
kejadian-kejadian yang tidak teramalkan
– Merencanakan upaya perbaikan untuk
mengantisipasi perencanaan-perencanaan
yang sudah tidak cocok lagi maupun kerusakan
pada perangkat telekomunikasi
20
Organisasi dan Elemen Manajemen
Jaringan Telekomunikasi (cont.)
Elemen Pengontrolan
• Mengawasi unjuk kerja dan status jaringan secara
real-time, sehingga dapat menentukan dan
mengontrol jaringan tersebut
• Status jaringan dapat ditunjukkan kondisi-kondisi
seperti berikut ini :
– Perangkat pada sentral tidak beroperasi secara
sempurna.
– Perangkat pada sirkit tidak berjalan dengan
sempurna.
– Perencanaan yang sudah tidak bisa dipakai lagi
pada sentral maupun pada sirkit.
– Kemacetan yang serius pada sentral.
– Kemacetan pada grup sirkit akhir.
– Pola traffik yang melonjak akibat situasi di luar
kebiasaan
21
Organisasi dan Elemen Manajemen
Jaringan Telekomunikasi (cont.)
• Dalam melakukan pengontrolan maka elemen ini
harus bekerjasama dengan elemen-elemen lainnya
atau bidang administrasi yang lainnya. Beberapa hal
yang harus dikomunikasikan antara lain berhubungan
dengan informasi berikut ini :
– Kondisi, penyebab, lokasi yang berpengaruh
terhadap jaringan
– Tindakan manajemen jaringan yang akan diambil
– Pengaruh dari tindakan yang diambil
– Laporan periodik tentang situasi jaringan sampai
jaringan berjalan dengan normal lagi
– Menilai unjuk kerja jaringan sepanjang waktu
tertentu
22
Organisasi dan Elemen Manajemen
Jaringan Telekomunikasi (cont.)
Elemen Pengembangan
– Mengembangkan dan mengenalkan teknik-teknik
serta fasilitas baru
– Pembuatan perencanaan jangka panjang
– Memperbaiki pengawasan dan kontrol terhadap
jaringan
– Menentukan strategi baru yang dibutuhkan
untuk mengatasi permasalahan yang mungkin
akan timbul
23
Organisasi dan Elemen Manajemen
Jaringan Telekomunikasi (cont.)
• Elemen-elemen Pengembangan bertanggung jawab
terhadap fungsi-fungsi berikut ini :
– Melakukan studi penelaahan dan perencanaaan
berkaitan dengan teknik meanajemen jaringan yang
baru dan meningkatkan kontrol dan pengawasan
jaringan
– Mengevaluasi efektifitas dari perencanaan, strategi
dan tindakan pengontrolan yang sedang dipakai saat
ini sehingga dapat dibuat strategi dan perencanaan
yang lebih baik lagi
24
Organisasi dan Elemen Manajemen
Jaringan Telekomunikasi (cont.)
• Dalam manajemen jaringan terdapat beberapa
aspek organisasi yang harus dipertimbangkan
yaitu masalah komunikasi dan personel
• Komunikasi meliputi komunikasi dengan bagianbagian yang berada di dalam perusahaan
maupun di luar perusahaan
• Hubungan baik perlu diciptakan antara bagianbagian pada perusahaan sehingga diperoleh
kelancaran dalam arus informasi, terutama pada
saat dibutuhkan
25
Organisasi dan Elemen Manajemen
Jaringan Telekomunikasi (cont.)
• Aspek personel berhubungan dengan pengambilan
keputusan dan penetapan langkah tindak yang
dibutuhkan
• Personel yang dibutuhkan adalah mereka yang
memiliki tanggung jawab dan tingkat
profesionalisme yang tinggi
• Artinya personel manajemen jaringan harus
profesional dalam bidangnya
• Tindakan yang salah oleh seorang personel
manajemen jaringan akan memberikan pengaruh
langsung pada pelayanan dan pendapatan
perusahaan
26
Parameter Manajemen Jaringan
Telekomunikasi
Percentage overflow (%OFL)
–
–
Ukuran tingkat kesulitan yang dihadapi sebuah
atau sejumlah bid untuk memperoleh sirkit yang
bebas  indikator kemacetan
Bid = semua usaha yang dilakukan untuk
memperoleh sebuah sirkit atau sebuah sirkit pada
grup sirkit ke suatu tujuan, baik yang gagal
maupun yang berhasil
Luapan bid ke grup sirkit yang lain
Bid total pada grup sirkit
%OFL =
x 100%
27
Parameter Manajemen
Jaringan Telekomunikasi
(cont.)
• Bids per Circuit per Hour (BCH)
– Ukuran banyaknya permintaan panggilan pada suatu
rute dalam selang waktu tertentu
Jumlah bid per jam
BCH = Jml. Sirkit yang tersedia untukxpelayanan
100%
• Seizure per Circuit per Hour (SCH)
– Ukuran kemampuan untuk menduduki sebuah sirkit
yang bebas pada suatu rute dari setiap aliran trafik
SCH =
x 100%
Jumlah pendudukan per jam
Jml. Sirkit yang tersedia untuk pelayanan
28
Parameter Manajemen
Jaringan Telekomunikasi
(cont.)
• Answered Seizure Ratio (ASR)
– Perbandingan jumlah pendudukan yang
mendapatkan jawaban terhadap jumlah
pendudukan total
jawaban
BCH = Jml. pendudukan yang mendapat
x 100%
Jml. Pendudukan total
• Answered Bid Ratio (ABR)
ABR = Jml. Bid yang mendapat jawaban
x 100%
Jml. Bid total
29
Parameter Manajemen
Jaringan Telekomunikasi
(cont.)
• Occupancy Rate (OCC)
– Prosentase waktu pendudukan sebuah sirkit atau
grup sirkit atau peralatan penyambungan selama
satu jam sibuk
OCC =
Jml. Pengunaan (Erlang) x 100
Jml. Sirkit atau peralatan
30
Parameter Manajemen
Jaringan Telekomunikasi
(cont.)
• Busy-flash Seizure Ratio (BFSR)
– Prosentase panggilan yang gagal karena
mendapatkan busy flash (nada sibuk) dari jaringan
lawan akibat kemacetan di jaringan lawan atau
karena kekurangan sirkit junction di kota tujuan
BFSR =
x 100
Pendudukan yang mendapat busy-flash
Jumlah pendudukan total
31
Parameter Manajemen
Jaringan Telekomunikasi
(cont.)
• Mean Holding Time per Seizure (MHTS)
– Waktu pendudukan rata-rata tiap panggilan
MHTS = Jumlah waktu pendudukan xtotal
100
Jumlah pendudukan total
• Efisiensi sirkit
– Perbandingan antara waktu yang di-charge dengan
waktu pendudukan total
Efisiensi sirkit =
Charged time x 100
Jumlah waktu pendudukan total
32
Parameter Manajemen
Jaringan Telekomunikasi
(cont.)
• Trouble Rate of Circuit Group (TBL)
– Ukuran banyaknya sirkit yang mengalami kegagalan
dalam melayani panggilan
TBL =
Jumlah sirkit yang mengalami kegagalan
x 100
Jumlah sirkit total
33
Analisa kinerja
jaringan telekomunikasi keseluruhan
• Parameter %OFL
– Menggambarkan volume aliran trafik di dalam
jaringan telekomunikasi dan tingkat kesulitan yang
dihadapi
– Nilai %OFL yang tinggi menunjukkan bahwa sirkit sulit
untuk diduduki karena volume trafik pada suatu rute
sangat besar
– Rute dengan %OFL yang tinggi harus diperbaiki
• Parameter ABR atau ASR
– Jaringan tujuan dengan ABR atau ASR yang rendah
harus diperbaiki
34
Analisa kinerja
jaringan telekomunikasi
keseluruhan (cont.)
• Parameter OCC
– Jika nilai OCC jauh lebih besar dari tolok ukur maka
artinya sirkit sedang mengalami beban lebih sehingga
jumlah sirkit harus ditambah
– OCC yang lebih kecil dari tolok ukur menunjukkan
sirkit normal
• Parameter SCH dan MHTS
– Nilai SCH yang melebihi tolok ukur mengakibatkan
beban sentral yang dituju menjadi besar, sedangkan
SCH yang jauh lebih rendah dari tolok ukur akan
merugikan perusahaan
35
• Parameter SCH dan MHTS (cont.)
– Hubungan SCH dengan MHTS
• MHTS = (1/SCH) x 60 menit
– Beberapa kemungkinan
• SCH tinggi dan MHTS panjang
– Menunjukkan jaringan dalam keadaan always busy
dan kemungkinan akan terjadi beban lebih bila
tidak diawasi secara ketat
– Perlu dihitung jumlah kanal yang diperlukan :
ã = a (1+Kcv) ; a=trafik terukur, ã=trafik acuan
» 1+Kcv = 1,5 untuk a < 10 Erlang
» 1+Kcv = 1,25 untuk 10 < a < 20 Erlang
» 1+Kcv = 1,15 untuk a > 20 Erlang
– Jumlah sirkit dicari pada tabel erlang dengan B
tertentu
36
• SCH tinggi sekali dan MHTS pendek sekali
– Menunjukkan adanya killer trunk di dalam jaringan
penghubung
– Biasanya terjadi akibat kemacetan di sentral tujuan
– Perlu dihitung jumlah kanal yang diperlukan :
• SCH tinggi dan MHTS normal
– Jaringan lawan lebih baik
– Jika nilai ABR/ASR rendah maka sirkit perlu ditambah
• SCH rendah dan MHTS panjang
– Menunjukkan jaringan dalam kondisi slow release, artinya
seluruh volume trafik dapat disalurkan ke tujuan
– Dengan kata lain jaringan lawan dalam kondisi baik dan sirkit
yang disediakan mencukupi
– Biasanya disebabkan kemacetan di sentral asal
• SCH rendah sekali dan MHTS pendek sekali
– Menunjukkan jaringan dalam kondisi always idle
– Biasanya disebabkan kemacetan di sentral asal
37
Analisa kinerja
jaringan telekomunikasi
keseluruhan (cont.)
• Parameter BFSR
– BFSR yang tinggi dapat disebabkan oleh adanya
kemacetan di dalam jaringan lawan atau karena
kurangnya junction di sentral tujuan
• Efisiensi sirkit
– Jika nilai efisiensi rendah, maka dapat disimpulkan
adanya kemacetan pada sirkit
– Harus diatasi karena memperkecil charged time
38
Pengontrolan Jaringan
Telekomunikasi
• Delay pada nada pilih
– Menyebabkan pelanggan mengulang panggilan
• Mendisiplinkan pelanggan
• Mengganti sistem antrian : FIFO (First-in-first-out) menjadi
LIFO (Last-in-Last-out)
• Kemacetan pada peralatan penyambungan dan
Grup Sirkit
– Mengendalikan volume trafik
• Blokade kode : menghalangi sebagian atau seluruh ruting ke
suatu tujuan tertentu
• Dapat dilakukan terhadap kode negara, kode area, kode
identifikasi sentral, atau nomor telepon tertentu
39
Pengontrolan Jaringan
Telekomunikasi (cont.)
• Mengendalikan volume trafik (cont.)
– Call-gapping : membatasi ruting ke suatu tujuan tertentu
dengan cara membatasi panggilan ke suatu tujuan
tertentu dalam suatu perioda waktu tertentu.
Misalnya tidak lebih dari lima panggilan per menit.
– Pembatalan ruting
• Dilakukan bila rute sedang macet dan tidak ada rute
alternatif
– Blokade sirkit
• Menghalangi pendudukan sebagian atau seluruh sirkit
dari suatu grup sirkit
40
Pengontrolan Jaringan
Telekomunikasi (cont.)
• Pengendalian ruting
Pembatalan ruting alternatif
– Mengeluarkan rute alternatif dari pola ruting
alternatif bila kondisinya sedang penuh
• Cancelation From (CANF)
– Menjaga agar trafik tidak meluap dari grup sirkit
yang sedang dikendalikan
– Digunakan bila rute alternatif sedang mengalami
kemacetan
• Cancelation To (CANT)
– Menjaga agar trafik luap maupun trafik langsung
dari berbagai sumber tidak masuk ke grup sirkit
yang sedang dikendalikan
– Dilakukan jika grup sirkit yang sedang dikendalikan
mengalami kemacetan
41
Pengontrolan Jaringan
Telekomunikasi (cont.)
• Contoh CANF
Luapan alternatif
D
C
D
C
A
B
A
B
Luapan Langsung
Luapan Langsung
42
Pengontrolan Jaringan
Telekomunikasi (cont.)
• Contoh CANT
D
C
D
C
A
B
A
B
43
Pengontrolan Jaringan
Telekomunikasi (cont.)
Ruting Meloncat
– Mengalihkan sebagian atau seluruh trafik dengan cara
meloncati sebagian atau seluruh grup sirkit tertentu yang
D
C
D
C
sedang macet
A
B
A
B
Kondisi menjelang macet
44
Pengontrolan Jaringan
Telekomunikasi (cont.)
• Reruting
– Mengganti pola ruting bila kondisi macet semakin
parah
45
• Pada awalnya jaringan telekomunikasi
berkembang dengan sistem yang kompleks
dan struktur yang heterogen
• Berbagai jenis jaringan telekomunikasi
dibentuk dari berbagai tipe elemen hardware
dan software yang berbeda
• Elemen-elemen tersebut secara bersamasama membentuk sustu jaringan yang
sistemik, tetapi elemen-elemen tersebut
dikendalikan secara terpisah  Island of
Management
46
• Konsekuensi adanya island of management
– Suatu sistem bisa tidak kompatibel dengan sistem yang
lain  tidak bisa saling beroperasi (interoperability)
– Karena sistem manajemen bekerja secara terpisah, maka
apabila timbul kesalahan pada suatu sub-sistem, tidak
akan dapat diketahui secara langsung oleh manajer
jaringan
• Berdasarkan situasi tersebut, maka timbul
pertanyaan bagaimana cara melakukan proses
pengelolaan (management process) jaringan
telekomunikasi agar dapat terkontrol, termonitor,
dan terpelihara melalui suatu manajemen jaringan
yang terintegrasi
47
• Pertanyaan tadi menurunkan pertanyaanpertanyaan lain :
– Struktur seperti apa yang dapat menjalankan
sistem manajemen seperti itu ?
– Fungsi-fungsi seperti apa yang dapat mendukung
dan mengoperasionalkan sistem manajemen
seperti itu ?
– Bagaimana merencanakan dan mendesain
konfigurasi sistem manajemen seperti itu ?
– Seberapa jauh keandalan sistem tersebut ?
48
• Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut,
CCITT (Consultative Committee for International
Telephone and Telegraph) [sekarang ITUT]membentuk Grup study IV CCITT yang pada tahun
1985 menghasilkan rekomendasi tentang
Telecommunication Management Network (TMN)
yang pertama yaitu M.30
• TMN dipublikasikan pada tahun 1988 sebagai bagian
dari blue book
• Tahun 1992, rekomendasi tersebut di revisi dan
diberi nama M.3010
• Versi tahun 1992 tersebut direvisi kembali pada
tahun 1996.
49
Telecommunication Management
Network
(TMN)
50
PRINSIP UMUM TMN (M.3010)
• Rekomendasi CCITT M.3010 merupakan
prinsip umum untuk perencanaan,
pengoperasian dan pemeliharaan jaringan
Manajemen Jaringan Telekomunikasi
• Tujuan TMN adalah mendukung proses
administrasi pada manajemen jaringan
telekomunikasi
51
• TMN melengkapi suatu host dengan:
– Berbagai fungsi manajemen dan
– Kemampuan komunikasi antara perangkatperangkat di dalamnya dengan jaringan
telekomunikasi
• Dalam konteks ini sebuah jaringan
telekomunikasi meliputi perangkat analog
maupun digital serta perlengkapan
pendukung lainnya
52
Konsep dasar TMN
• TMN menyediakan sebuah struktur jaringan
yang teroganisir untuk pembentukan
hubungan antara berbagai jenis Operation
System (OS) dengan perangkat telekomunikasi
• Hubungan dilakukan menggunakan sebuah
arsitektur tertentu dengan protokol dan
interface standar
• TMN juga menyediakan administrasi jaringan
telekomunikasi dan standar pembuatan
perangkat telekomunikasi
53
• Cakupan TMN mulai dari hubungan sederhana
antara sebuah OS dengan suatu perangkat
telekomunikasi tertentu hingga hubungan yang
sangat kompleks antara suatu OS dengan berbagai
perangkat telekomunikasi
• TMN menyediakan berbagai macam fungsi
manajemen dan menawarkan komunikasi antar OS
maupun antara OS dengan berbagai bagian jaringan
telekomunikasi
• Jaringan Telekomunikasi dapat meliputi perangkat
telekomunikasi dengan sistem digital maupun
analog, sistem penyambungan (switching), berbagai
multiplexer, terminal signalling dsb. Perangkatperangkat disebut Elemen Jaringan (Network Elemen
[NE]).
54
• Berikut ini beberapa contoh jaringan
telekomunikasi dan macam-macam perangkat
telekomunikasi yang dapat dikelola melalui TMN
–
–
–
–
–
–
Jaringan privat maupun publik
Terminal Transmisi
Sistem Transmisi
Sistem Restorasi
Sentral
Packet switched network dan Circuit Switched
network
– Terminal Sinyaling
– Terminal Pemakai dan PBX
– Terminal ISDN, dsb.
55
Hubungan antara TMN dengan
jaringan telekomunikasi yang di-manage-nya
56
• Titik interface antara TMN dengan jaringan
telekomunikasi terdiri dari sistem sentral
(exchange system) dan sistem transmisi
(transmission system)
• Untuk tujuan manajemen, sistem sentral dan
transmisi ini dihubungkan ke satu atau lebih
sistem operasi (Operation System) melalui suatu
jaringan komunikasi data (Data Communication
Network)
57
• Sebagian besar fungsi manajemen dilakukan oleh
Operation System. Fungsi-fungsi ini dapat dilakukan
oleh operator manusia atau secara otomatis
• Suatu fungsi manajemen bisa dilakukan oleh lebih
dari satu operation system  jaringan komunikasi
data digunakan untuk saling mempertukarkan
informasi manajemen antara operation system
• Jaringan komunikasi data digunakan juga untuk
menghubungkan work station yang memungkinkan
operator menafsirkan informasi manajemen
• Work station memiliki man-machine interfaces.
Pendefinisian interface-interface ini berada di luar
scope TMN
58