V .ILMU-ILMU AL-QUR`AN

Download Report

Transcript V .ILMU-ILMU AL-QUR`AN

VI
‘ULUMUL QUR’AN
(ILMU-ILMU AL-QUR'AN)
A. Pengertian ulum al-Qur'an
Kata ‘ulum jamak dari kata ‘ilmu yang
berarti al-fahmu wal idrak(paham dan
menguasai).Kemuadian arti kata ini
berubah menjadi masalah-masalah yang
beraneka ragam yang di susun secara
ilmiah
• Ulum al-Qur'an, yang secara bahasa
berarti ilmu-ilmu al-Qur'an, adalah ilmu
yang membahas masalah-masalah yang
berhubungan dengan Qur’an baik berupa
ilmu-ilmu agama, seperti ilmu tafsir,
maupun ilmu-ilmu bahasa Arab seperti
ilmu i'rab al-Qur'an.
•
• Ulum al-Qur'an ada dua macam:
1. Ulum al-Qur'an bi ma'na al-idlafi:
• yaitu ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu bahasa
Arab mengenai al-Qur'an yang masih berdiri
sendiri-sendiri, seperti ilmu tafsir, ilmu rasmil
Qur'an, ilmu I'rab al-Qur'an, Ilmu Majaza alQur'an, Ilmu Qiraat al-Qur'an, Ilmu Gharib alQur'an, Ilmu Asbab an-Nuzul dan lain lain ilmu
yang membahas sesuatu segi dari al-Qur'an.
2.Ulum al-Qur'an bi ma'na al-Mudawwan:
• adalah gabungan dari beberapa ulum alQur'an Idlafi yang sudah terintegrasi
menjadi satu yang membahas al-Qur'an
dari berbagai seginya.
• Mempelajari ilmu ini sudah tentu besar sekali
manfaatnya. Sebab dengan mempelajari ulum alQur'an
ini
seseorang
akan
mempunyai
pengetahuan yang luas tentang al-Qur'an
sehingga memungkinkan ia mampu memahami alQur'an dengan sebaik-baiknya dan sanggup
menafsirkan al-Qur'an dengan sedalam-dalamnya.
Semakin tinggi dan mendalam ulum al-Qur'an
dikuasai oleh seorang mufassir, maka tafsir yang
diberikannya juga akan semakin mendekati
kebenarannya.
B. Lingkup pembahasan ulum al-Qur'an
• Ulum al-Qur'an memiliki scope pembahasan yang sangat
luas, meliputi semua ilmu yang ada kaitannya dengan alQur'an, baik berupa lmu-ilmu agama maupun ilmu-ilmu
bahasa Arab.
Setidaknya ulum al-Qur'an memiliki enam pokok bahasan:
• A. Masalah nuzul:
waktu nuzul : Waktu turun
Tempat nuzul : Tempat turun
Asbab nuzul : Sebab-sebab turun
(Makkyah, Madaniyah, Safariyah, Hadhariyah,
Lailiyah, Nahariy, Shoifiyah,Syita’iyah,Firasyiah,dll)
• B. Masalah sanad:
meliputi mutawatir, ahad, syadz, qira'at,
cara tahammul , rawi dan para penghafal
• C. Masalah Ada’alqiraah.(cara membaca
al-Qur’an.
meliputi waqaf, ibtida', imalah, mad,
takhfif, idgham.idzhar,iqlab,ishmam dll.
• D. Masalah lafadz:
meliputi lafadz gharib(pelik), lafadz
mu‘arrab(menerima perubahan akhir
kata), majaz (metafora),
musytarak(mengandung lebih dari satu
makna), mutaradif (sinonim),
isti'arah(metafor), tasybih(penyerupaan).
•
• E.Masalah makna yang berhubungan
dengan prinsip-prinsip hukum: meliputi
'am, khas, dhahir, mujmal ,
mubayyan,mufashshal, manthuq, mafhum
,muqaddam,muakhar,nasikh,mansukh,mu
sykil,mutasyabih,muhkam,muqayyad,muth
laq,
• F.Masalah makna yang berhubungan
dengan lafadz:
meliputi fashal, washal, ijaz (singkat),
ithnab (panjang), musawah (sama), qasr.
• Demikian pokok-pokok pembahasan dalam ulum alQur'an yang kesemuanya tidak ke luar dari ilmu-ilmu
agama dan bahasa Arab. Hanya saja perlu disadari
bahwa al-Qur'an bukan hanya mengandung petunjuk
dalam satu dua aspek tetapi segala aspek kehidupan
manusia. Karenanya para mufassir dan pemikir Islam
dewasa ini semakin merasakan perlunya ilmu-ilmu yang
selama ini dianggap sekuler, seperti kosmologi,
astronomi, kedokteran dalam menafsirkan al-Qur'an.
Maka
untuk
menafisirkan
ayat-ayat
kauniyah
memerlukan pengetahuan astronomi, ayat-ayat ekonomi
memerlukan ilmu ekonomi, dan ayat-ayat politik
memerlukan ilmu politik, dan seterusnya.
C. Sejarah pertumbuhan dan perkembangan ulum al-Qur'an
• Secara mudawwan/sistematis, istilah ulum al-Qur'an
sudah ada sejak abad III dengan adanya kitab al-Hawi fi
Ulum al-Qur'an karya Imam Ibnu Marzuban (309 H),
diteruskan pada abad V H dengan adanya kitab alBurhan fi Ulum al-Qur'an karya Ali al-Khufi (430 H).
kemudian dikembangkan pada abad VII H dengan
adanya kitab Funun al-Ahkam fi Ulum al-Qur'an tulisan
Ibnu al-Jauzi(597 H) dan dilengkapi pada abad VIII H
oleh syekh Badruddin az-Zarkasyi (794 H) dengan
karyanya al-Burhan fi Ulum al-Qur'an. Selanjutnya, ulum
al-Qur'an itu disempurnakan Imam as-Suyuthi(911 H)
dalam kitabnya al-Itqan fi Ulum al-Qur'an pada akhir
abad IX dan awal abad X H.
• Adapun secara idlafi, ulum al-Qur'an
berawal dari usaha Khalifah Usman
menghimpun al-Qur'an dalam satu
mushhaf yang kemudian digandakan dan
dibagikan ke daerah-daerah. Karena itu ia
dianggap sebagai perintis dasar dari ilmu
yang dinamakan Ilmu Rasmi al-Qur'an.
• Pada masa Khalifah Ali, ada kekhawatiran akan
rusaknya bahasa Arab. Kesalahan-kesalahan dalam
membaca al-Qur'an yang dilakukan oleh orang-orang
non Arab adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari
mengingat al-Qur'an belum ada tanda-tanda baca,
seperti titik, harakat dan seterusnya. Karena itu, Khalifah
Ali memerintahkan Abu al-Aswad ad-Duali untuk
membuat sebagian kaidah-kaidah guna memelihara
kemurnian bahasa Arab sebagai bahasa al-Qur'an.
Dengan demikian , Khalifah Ali telah meletakkan dasar
pertama terhadap ilmu yang sekarang terkenal dengan
nama Ilmu Nahwu atau Ilmu I'rab al-Qur'an.
• Usaha penyempurnaan tanda baca dilakukan pada masa
Abdul Malik bin Marwan dengan diperintahkannya dua
orang, yaitu Nashr bin 'Ashim dan Yahya bin Ya'mar,
untuk menciptakan tanda-tanda yang membedakan hurufhuruf yang sama bentuknya yang berupa garis pendek
satu, dua atau tiga yang diletakkan di atas atau di bawah
huruf-huruf tertentu. Misalnya huruf ba', ya' dan
seterusnya. Kemudian atas inisiatif Khalil bin Ahmad
dibuatlah tanda baca sebagai berikut;
• - Huruf alif kecil miring di atas huruf sebagai tanda fathah
• - Huruf ya' kecil miring di bawah huruf sebagai tanda
kasrah
• - Huruf wawu kecil miring di atas huruf sebagai tanda
dammah
• Beliau juga membuat tanda mad panjang bacaan dan
tasydid.
Pada masa al-Makmun dibuatlah tanda-tanda ayat, waqaf,
ibtida' dan lain-lain oleh para hafidz.
• Pada abad I dan II H selain Usman dan Ali
masih terdapat banyak ulama yang diakui
sebagai perintis bagi lahirnya ilmu-ilmu alQur'an. Pada masa penyusunan ilmu-ilmu
agama yang dimulai pada abad II H, maka para
ulama memberika prioritas atas penyusunan
Tafsir sebagai induk ulum al-Qur'an. Di antara
ulama abad II H yang menyusun Tafsir adalah:
• Syu'bah bin al-Hajjaj (160 H).2. Sufyan bin
Uyainah (198 H). 3 Waki' bin al-Jarrah (197 H)
• Pada abad III dan IV H selain Tafsir dan Ilmu Tafsir, para
ulama mulai menyusun pula beberapa ilmu al-Qur'an, di
antaranya:
• Ali bin al-Madini (234 H) menyusun Ilmu Asbab an-Nuzul
• Abu Ubaid al-Qasim bin Salman (224 H) menyusun Ilmu
an-Nasikh wa al-Mansukh dan Ilmu Qiraat
• Muhammad bin Ayyub (294 H) menyusun Ilmu al-Makki
wa al-Madani
• Muhammad bin Khalaf al-Marzuban (309 H) menyusun
kitab al-Hawi fi Ulum al-Qur'an terdiri dari 27 juz.
• Abu Bakar as-Sijistani (330 H) menyusun Ilmu Gharib alQur'an
• Abu Bakar Muhammad bin al-Qasim al-Anbari (328 H)
menyusun kita Ajaibu Ulum al-Qur'an
• Pada abad V dan VI H, para ulama yang berjasa dalam
pengembangan Ulum al-Qur'an antara lain:
• Ali bin Ibrahim bin Sa'id al-Khufi (430 H) menyusun Ilmu
I'rab al-Qur'an dan Kitab al-Burhan fi Ulum al-Qur'an
• Abu Amar ad-Dani (444 H) menyusun kitab at-Taisir fi alQiraat as-Sab'i
• Abu al-Qasim bin Abdurrahman as-Suhaili (561 H)
menyusun kitab tentang Mubhammat al-Qur'an
• Ibnu al-Jauzi (597 H) menyusun kita Funun al-Afnan fi
Ajaib al-Qur'an
• Pada abad VII dan VIII H, di antara ulama yang besar perhatiannya
terhadap Ulum al-Qur'an:
• Al-'Izz ibnu abd as-Salam (660 H) menulis Ilmu Majaz al-Qur'an
• Alamuddin as-Sakhawi (643 H) menyusun Ilmu Qiraat
• Abu Syamah (665 H) menyusun kitab al-Mursyid al-Wajiz fi ma
Yata'allaq bi al-Qur'an
• Ibnu Abi al-Isba' menyusun Ilmu Badai' al-Qur'an
• Ibnu al-Qayyim al-Jauzi (751 H) menyusun kitab at-Tibyan fi Aqsam
al-Qur'an
• Najmuddin at-Thufi (716 H) menyusun Ilmu Jadal al-Qur'an
• Abu al-Hasan al-Mawardi menyusun Ilmu Amtsal al-Qur'an
• Badruddin az-Zarkasyi (794 H) menyusun al-Burhan fi Ulum alQur'an
• Pada abad IX dan permulaan abad X H, makin banyak
kitab-kitab yang ditulis oleh para ulama tentang ulum alQur'an. Pada masa ini perkembangan ulum al-Qur'an
mencapai kesempurnaannya. Di antara ulama pada
masa ini adalah:
1. Jalaluddin al-Bulqini (824 H) menyusun kitab mawaqi' alUlum min Mawaqi' an-Nujum
2. Muhammad bin Sulaiman al-Kafiyaji (879 H) menyusun
kitab at-Taisir fi Qawaid at-Tafsir
3. Jalaluddin as-Suyuti (911 H) menyusun kitab al-Itqan fi
Ulum al-Qur'an. Sepeninggal Imam as-Suyuti,
perkembangan ulum al-Qur'an mengalami stagnan
sampai dengan akhir abad XIII.
• Memasuki abad XIV, muncul kembali perhatian beberapa ulama yang
menyusun kitab-kitab tentang al-Qur'an dari berbagai segi, di
antaranya:
1. Thahir al-Jazairi menyusun kitab at-Tibyan fi Ulum al-Qur'an
2. Muhammad Abdul Adhim az-Zarqani menyusun kitab Manahil al'Irfan fi Ulum al-Qur'an
3. Tanthawi Jauhari mengarang kitab al-Jawahir fi Tafsir al-Qur'an
4. Musthafa al-Maraghi menulis kitab Turjumah al-Qur'an wa
Ahkamuha
5. Sayyid Qutub menyusun kitab Fi Dzilal al-Qur'an
6. Abdullah Darraz menulis kitab an-Naba al-'Adhim 'an al-Qur'an alKarim
dan sebagainya
CABANG-CABANG ‘ULUM AL-QUR’AN
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Mawathin al-Nuzul
Tawarikh al-Nuzul
Asbab al-Nuzul
Qira’at
Tajwid
Gharib al-Qur’an
‘Irab al-Qur’an. Wujuh wa al-Nazair,Muhkam mutasyabih
Nasikh wa al-Mansukh. Badai’ al-Qur’an.I’jaz al-Qur’an
Tanasub Ayat al-Qur’an.Aqsam al-Qur’an
Amtsal al-Qur’an.Jidal al-Qur’an. Adab Tilawah al-Qur’an