File - SEPTA FAJAR TANJUNG

Download Report

Transcript File - SEPTA FAJAR TANJUNG

Tugas Aplkom
Septa Fajar Tanjung
1343100704
Arsitektur A
Bentuk-Bentuk Atap
Atap digunakan sebagai penutup seluruh ruangan yang
ada dibawahnya, hingga akan terlindungi dari panas
dan hujan, angin, binatang buas dan keamanan.
Di beberapa daerah menurut sejarah peradaban
berbeda serta letak daerah yang berbeda pula, bentuk
dan macam atap berbeda menurut selera dari masingmasing daerah.
Oleh perkembangan teknologi yang makin pesat,
bentuk-bentuk atap akan berkembang menurut
kemajuan serta sesuai dengan segi arsitekturnya.
Macam macam Bentuk Atap
Atap Datar
Atap Sengkuap
Atap Pelana
Atap Tenda
Atap Perisai
Selanjutnya
Macam macam Bentuk Atap
Atap Mansard
Atap Menara
Atap Limas (Piramida)
Atap Minangkabau
Kembali
Atap Joglo
Selanjutnya
Macam macam Bentuk Atap
Atap Setengah Bola
Atap Gergaji
Atap Silang
Atap Gabungan (Kombinasi)
Kembali
Atap Datar

Atap yang paling
sederhana adalah atap
datar. Bentuk ini banyak
digunakan untuk rumahrumah/bangunan
bertingkat. Bahan yang
biasa dipergunakan
beton dan juga seng yang
tebal (BWG 22). Agar air
hujan yang diterima pada
bidang atap ini segera
mengalir, maka bidang
atap dibuat miring ke
satu arah atau tepi.
Kembali
Atap Sengkuap

Pada umumnya atap
ini digunakan untuk
bangunan tambahan
atap emperan. Terdiri
dari 1 bidang atap
yang satu tepinya
menempel pada
tembok yang
menjulang tinggi.
Kembali
Atap Pelana

Atap pelana terdiri dari
2 bidang atap yang
bertemu pada 1 garis
pertemuan yang
disebut bubungan.
Bentuk atap ini sangat
sederhana, oleh karena
itu banyak digunakan
untuk rumah-rumah
yang sederhana pula.
Banyak didapat di Jawa
Barat, Jawa Tengah
maupun Jawa Timur,
serta dimana-mana.
Kembali
Atap Tenda

Terdiri dari 4 bidang atap
dengan bentuk, ukuran
maupun lereng yang sama,
yang bertemu pada satu titik.
Ukuran panjang bangunan
sama dengan lebarnya. Garis
pertemuan dari bidang-bidang
atap yang miring disebut
hubungan miring atau jurai,
karena sudut yang dibentuk
berupa sudut keluar
dinamakan jurai luar. Atap ini
banyak digunakan pada
bangunan induk, pendopo,
serta bangunan-bangunan
kantor dan tempat-tempat
tinggal.
Kembali
Atap Perisai

Atap ini terdiri dari 4 bidang
atap dengan 2 bidang atap
bertemu pada satu garis yang
membentuk bubungan dan
dua bidang lainnya berakhir
pada sebuah titik ujung
hubungan. Garis pertemuan
dari bidang-bidang yang miring
membentuk hubungan miring.
Denah bangunan yang ditutup
atap ini berbentuk empat
persegi panjang, seolah-olah
bentuk bangunan merupakan
perbaikan dari bentuk denah
bangunan pada atap pelana
yang sangat sederhana.
Kembali
Atap Mansard

Oleh karena dulu banyak
orang-orang Belanda
tinggal di Indonesia, maka
bentuk mansard banyak
dibuat di Indoensia oleh
orang-orang Belanda.
Bentuk atap Mansard
seolah-olah terdiri dari
dua atap yang tersusun.
Atap mansard memberi
kemungkinan menjadikan
ruangan dibawah atap
sebagai tempat tidur,
gudang dan keperluan
lainnya.
Kembali
Atap Menara

Bentuk atap menara
serupa dengan atap
tenda, pada atap ini
titik pertemuan
bidang-bidang atap jauh
lebih tinggi daripada
titk pertemuan atap
tenda. Banyak
digunakan untuk
bangunan-bangunan
gereja.
Kembali
Atap Limas (Piramida)

Terdiri dari pertemuan
lebih dari empat bidang
yang sama bentuknya.
Bentuk denah
bangunan segi-5, segi-6,
segi-8 dan sebagainya.
Banyak digunakan
untuk rumah-rumah
mewah, seperti rumah
kediaman, villa di
lereng-lereng gunung.
Kembali
Atap Minangkabau

Atap minangkabau
seolah-olah
menyerupai bentuk
tanduk pada tepi
kanan kiri. Bentuk ini
banyak dibuat di
daerah Sumatra,
terutama daerah
Sumatra Barat.
Kembali
Atap Joglo

Bentuk atap joglo
menyerupai bentuk
atap-bubunganmiring-tersusun
dengan bagian atas
menjulang lebih
tinggi. Banyak dibuat
oleh rakyat di Jawa
Tengah maupun Jawa
Barat.
Kembali
Atap Setengah Bola

Bentuk atap
melengkung setengah
bola atau tembereng.
Banyak digunakan
pada bagian mesjid
dan gereja.
Kembali
Atap Gergaji
Atap gergaji terdiri dari dua
bidang atap yang tidak sama
lerengnya. Biasanya lereng-lereng
bidang atap tersebut mempunyai
sudut 30° dan 60°. Atap semacam
ini banyak dibuat pada pabrikpabrik, gudang-gudang dan
bengkel-bengkel.
 Cahaya siang hari sangat
diharapkan/dibutuhkan untuk
dapat masuk dalam ruangan, oleh
karena itu bidang atap dari tiap
bubungan, dibuat dari kaca.
Pemasangan kaca pada bidang
atap tadi harus
diperhatikan/difikirkan agar sinar
matahari tidak langsung masuk
kedalam ruangan.

Kembali
Atap Silang

Atap silang dibentuk
oleh bidang-bidang
atap yang pada
ujungnya bebas
berbentuk atap-pelana.
Oleh karena adanya
pertemuan dari bidang
atap tersebut maka
terbentuklah lembahan
yang juga disebut juraidalam atau jurai-talang
atau tulang-miring.
Kembali
Atap Gabungan (Kombinasi)

Atap ini terdiri dari
bermacam-macam bidang
atap, yang digabungkan
menjadi satu dalam satu
bangunan. Oleh gabungan
ini akan terdapat bubungan
miring maupun lembahan.
Pada bangunan-bangunan
yang besar, atap tidak hanya
terdiri dari dua atau tiga
bidang atap, tetapi dari
banyak bidang atap yang
memberi bermacammacam bentuk.
Kembali