METODOLOGI PENELITIAN HUKUM

Download Report

Transcript METODOLOGI PENELITIAN HUKUM

METODOLOGI PENELITIAN HUKUM
 Karakter Normatif Ilmu Hukum.
 Ilmu Hukum kadangkala dikelompokkan sebagai
ilmu sosial (ada gelar MS) hingga kini secara formal
(oleh P dan K) dikelompokkan sebagai ilmu
humaniora (gelar M.HUM). Gelar S1 : Sarjana
Hukum (S.H) tidak jelas menunjukan karakter
lulusan dengan kwalitas yuris padahal tujuan
pendidikan S1 adalah menguasai hukum positip dan
atas dasar itu mampu memecahkan masalah hukum
(Legal Problem Solving)
 Hukum berisi norma. Karakter norma adalah
mengharuskan (preskriptif) dan bukan deskripsi.
Dengan demikian hukum bukanlah gejala yang
dapat diamati oleh panca indera. Dengan karakter
demikian orang meragukan ilmu hukum sebagai
ilmu karena tidak sensual sebagaimana halnya
sains dan ilmu sosial. Karakter normatif ilmu
hukum merupakan ciri ilmu hukum secara universal,
baik dalam civil law system mau pun common
law system.
 Kepustakaan bahasa Indonesia tidak tajam dalam
penggunaan istilah. Istilah Ilmu Hukum tampaknya
begitu saja disejajarkan dengan istilah-istilah dalam
bahasa asing seperti dalam Bahasa Belanda:
Rechtswetenschap, Rechtstheorie dan dalam
kepustakaan berbahasa Inggris dikenal dengan
istilah-istilah seperti Jurisprudence, Legal science.
 Ilmu Hukum sebagai ilmu sui
generis, artinya ilmu hukum tidak
dapat dikelompokkan dalam salah
satu cabang dari pohon ilmu (IPA,
IPS dan Humanoria). Ia tidak dapat
dibandingkan dengan ilmu-ilmu
lain---fokus kajiannya hkm positif.
 Ilmu hukum normatif yi ilmu yg mengkaji hukum
positif dan mempunyai tugas:
1. Mendiskripsikan hukum positif,maksudnya
memaparkan isi dan struktur hukum positif
2. Mensistematisasi hukum positif, maksudnya
mensistematisasi sis dan struktur hkm pos
3. Menginterpretasi hukum [positif,artinya berusaha
menjelaskan makna yg terkandung dlm aturan
4. Menilai hukum positif,artinya sifat normatif ilmu
hukum,dimana obyeknya bukan hanya norma akan
ttp jg menyangkut dimensi penormaan.
5. Menganalisis hukum positif, artinya kegiatan
menganalisa antara hukum dan kepatutan hrs
dipikirkan dlm suatu hubungan,oleh karena itu
norma hukum hrs bertumpu pd asas2 hukum dan
dibalik asas itu dapat disitematisasi gejala2 lain.
 Hukum positif disini maksudnya adalah hukum yg
berlaku pas suatu waktu dan tempat tertentu,yi
autran/norma tertulis yg scr resmi dibentuk dan
diundangkan penguasa baik yg tertulis maupun
tidak tertulis yg scr efektif mengatur perilaku
masyarakat
 Hukum positif mempunyai karakter,al;
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Dibuat oleh penguasa
Memiliki karakter obyektif dan lugas
Bersifat mengikat
Memiliki keberadaan
Memiliki bentuk tersendiri
Isi dan obyeknya berkaitan dg tujuannya yi cita
hukum
 Dipandang dari filsafat ilmu,maka istilah ilmu
hukum dibedakan menjadi 2, yi
1. Ilmu Hukum Normatif
2. Ilmu Hukum Empiris
 Ilmu hukum Empiris yi ilmu hukum yg memandang





hukum sbg fakta yg dapat dikonstatasi /diamati dan
bebas nilai artinya pengkajian ilmu hukum tdk boleh
tergantung/dipengaruhi oleh penilaian pribadi si
peneliti.
Sifat/ciri ilmu hukum empiris,al:
1. membedakan fakta dari norma
2.Gejala hukum hrs murni empiris (fakta sosial)
3. metodologinya yi metode ilmu2 empiris
4. bebas nilai
 Ada 4 (empat) hal yang menggambarkan hakekat




ilmu hukum sebagai ilmu sui generis, yaitu :
1). Karakter Normatif Ilmu Hukum ;
2). Terminologi Ilmu Hukum ;
3). Jenis Ilmu Hukum ; dan
4). Lapisan Ilmu Hukum.
Menurut Carel Smith
 Penafsiran dan penerapan aturan-aturan hukum,
menurut beberapa teoritisi hukum menuntut suatu
putusan nilai (waardeoordeel).
 Hukum yang berlaku “adalah”, karena mempelajari
hukum atau yang menerapkan hukum,hukum itu
“seharusnya”.
 Pencampuradukan antara “is” (yang ada) dan
“ought” (yang seyogianya) menjadi alasan untuk
meragukan kadar keilmiahan atau keilmuan dari
ilmu hukum sendiri.
 Hukum itu tidak dipelajari secara
bebas nilai dan pencampuradukan
“is” dan “ought” adalah bukan
alasan untuk tidak memberikan
predikat ilmu pada ilmu hukum.
 Terminologi Ilmu Hukum dalam Bahasa Belanda,





Jerman dan Bahasa Inggris digunakan istilah berikut
:
(-). Rechtswetenschap (Belanda) ;
(-). Rechtstheorie (Belanda) ;
(-). Jurisprudence (Inggris) ;
(-). Legal science (Inggris) ;
(-). Jurisprudent (Jerman).
 STOLKER …… memandang karakter normatif dari
ilmu hukum sebagai sebab utama untuk kerapuhan
(kwetsbaarheid) dari ilmu hukum sebagai ilmu.
 Van Gestel dan Vramken (2007), mengatakan
hukum itu mempunyai suatu karakter normatif
 Hukum adalah suatu “ilmu normatif”, hukum
mempunyai kaidah-kaidah sebagai obyek penelitian
dan hukum yang berlaku menyandang karakter
normatif dan hukum mempunyai makna.
 Hart (The Concept of law): ….mengatakan hukum itu
bukan sekedar suatu tatanan paksa (dwangorde)
yang memaksakan kepada penguasa dan dengan
bantuan sanksi-sanksi, tetapi ia juga suatu tatanan
normatif yang dengannya ada pengenaan sanksisanksi yang sudah dijustifikasikan….sehingga dalam
satu bunyi uu menetapkan apa yang seharusnya unti
dari suatu pengaturan dan apa yang menjadi batasbatasnya dari suatu kewenangan.
Berpijak pd falsafah ilmu, ilmu dibedakan menjadi 2
sudut pandang :
1. pandangan positivistik
2. pandangan normatif
p.Positivistik  ilmu empiris  ciri2 ilmu empiris
P normatif  ilmu normatif  ciri2 ilmu normatif
17
filsafat hukum
teori hukum
ilmu
hkm
dlm
arti
luas
dogmatis hukum
18
Obyek penelitian: gejala atau konstruksi