Tehnik Pemasangan Kondom Kateter dan Balon Kateter

Download Report

Transcript Tehnik Pemasangan Kondom Kateter dan Balon Kateter

Tehnik Pemasangan Kondom
Kateter dan Balon Kateter
Shinta Prawitasari
Subdivisi Obginsos FK UGM
Pendahuluan
 Ada 2 keterlambatan penanganan perdarahan
postpartum yang bisa dicegah:
1.
Keterlambatan mengoreksi hipovolemia akibat
perdarahan
2.
Keterlambatan mengontrol perdarahan
Cara Mengontrol Perdarahan
 Mengontrol perdarahan  mencari PENYEBAB
perdarahan
 Penyebab perdarahan postpartum dini : tonus,
tissue, trauma dan thrombin
 Penyebab tersering : ATONIA
 Cara Mengontrol Perdarahan karena atonia: masase,
uterotonika, kompresi bimanual, tamponade uterus
Tamponade Uterus
Prinsip Tamponade Uterus
 Menimbulkan tekanan pada cavum uteri dari dalam
ke arah luar, lebih kuat dibandingkan tekanan pada
arteria sistemik (kompresi aorta dan kompresi
bimanual), untuk mencegah perdarahan yang terusmenerus
 Tekanan hidrostatik pada a. uterina
Sejarah
 Tamponade uterus pada awalnya menggunakan kasa
padat yang dimasukkan ke dalam uterus  isu
infeksi, tampon kurang padat dan risiko trauma 
tidak lagi populer
 Dari segi efektivitas  tamponade dapat mengontrol
perdarahan pada atonia uteri sampai 97%
 Saat ini tampon kasa sudah digantikan dengan balon
 Ada bermacam-macam balon (mulai dari yang
termahal sampai yang termurah) : Sengstaken
Blakemore, Balon Bakri, Balon Rusch, Kateter
Foley, Kateter kondom
Tehnik Pemasangan
Balon Kateter
Kateter Foley
 Pada satu kasus, 5 buah kateter foley dimasukkan ke
dalam uterus dan berhasil digunakan untuk
menangani perdarahan postpartum setelah diisi
masing-masing dengan 80 cc salin.
 Pada 3 kasus yang lain, satu kateter foley berhasil
untuk mengatasi perdarahan postpartum setelah
diisi dengan 50cc, 80 cc dan 110 cc salin
Kateter Rusch
 Kateter Rusch yang biasa digunakan oleh bagian
urologi dapat diisi dengan salin hingga mencapai
1500 cc.
 Pada 2 kasus, kateter Rusch dapat mengatasi
perdarahan postpartum stelah diisi dengan 400- 500
cc salin hangat dan diambil setelah 24 jam dengan
kecepatan 20 cc/jam
Tehnik Pemasangan Kondom
Kateter
Sumber:
A k h t e r, S . , B e g u m , M . R . , K a b i r, Z . , R a s h i d ,
M . , L a i l a , T. R . , a n d Z a b e e n , F. , 2 0 0 3 .
Use
O f A C o n d o m To C o n t r o l M a s s i v e P o s t p a r t u m
Hemorrhage
 Kateter karet steril dimasukkan ke dalam kondom
secara aseptik dan diikat dengan benang sutra atau
tali kenur di daerah mulut kondom
 Hubungkan selang infus bagian atas dengan
botol/kantong cairan NaCl fisiologis
 Pasien posisi litotomi
 Vesica urinaria dipertahankan dalam kondisi kosong
dengan pemasanga kateter Foley
 Kondom kateter dimasukkan ke dalam cavum uteri.
Ujung luar kateter dihubungkan dengan selang infus
bagian bawah dan segera alirkan cairan NaCL
fisiologis sebanyak 25 – 500 mL
 Perdarahan diobservasi, bila berkurang banyak,
maka aliran cairan segera dihentikan , ujung luar
kateter dilipat dan diikat denga nbenang
 Kontraksi uterus dipertahankan dengan pemberian
oksitosin drip selama kurang lebih 6 jam kemudian
 Posisi kondom kateter dipertahankan dengan
memasukkan jegul atau dengan memasukkan
kondom kateter lain ke dalam vagina
 Kondom kateter dipertahankan s 24 - 48 jam dan
secara perlahan dikurangi volumenya (10 – 15
menit) dan akhirnya dilepas
 Pasien diberi antibiotika Ampicillin, metronidazole
dan gentamicin secara i.v. selama 7 hari