Zakat pajak - Blog IAIN Tulungagung

Download Report

Transcript Zakat pajak - Blog IAIN Tulungagung

Zakat dan Pajak
o
o
o
o
o
Pengertian zakat
Pengertian pajak
Persamaan zakat dan pajak
Perbedaan zakat dan pajak
Pendapat para ulama tentang zakat dan
pajak
Zakat dan Pajak

Islam mengajarkan, bahwa harta kekayaan itu bukan
merupakan tujuan hidup, tetapi sebagai wasilah untuk
saling memberi manfaat dan memenuhi kebutuhan. Bagi
orang yang berwawasan demikian, maka harta
kekayaannya akan membawa kebaikan bagi dirinya
maupun bagi masyarakat, dan sebaliknya bagi orang
yang memandang harta kekayaan sebagai tujuan
hidupnya dan sebagai sumber kenikmatannya, maka
akan berubah menjadi inti syahwat yang berimplikasi
merusak dan membuka berbagai kemungkinan
penderitaan.
Lanjutan...

Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang
harus dilaksanakan oleh setiap orang Islam. Ada
lima macam harta yang sudah disepakati untuk
dikeluarkan zakatnya, yaitu uang emas atau
perak (nuqud); barang dan modal dagang
(‘urudh al-tijarah); ternak unta, sapi dan
kambing yang dipelihara tanpa memerlukan
biaya makanannya (sawa’im); hasil pertanian
dan buah-buahan tertentu (zuru’ dan tsimar);
dan harta terpendam (rikaz).
Lanjutan...

Pajak adalah kewajiban yang ditetapkan
terhadap wajib pajak, yang harus disetorkan
sesuatu kepada negara dengan ketentuan,
tanpa mendapat prestasi kembali dari negara
dan hasilnya untuk membiayai pengeluaranpengeluaran umum di satu pihak dan untuk
merealisir sebagian tujuan ekonomi, sosial,
politik dan tujuan-tujuan lain yang dicapai oleh
negara.
Lanjutan...

Di Indonesia kita mengenal pajak bumi, yaitu
pajak yang dipungut dari sawah dan
tegalan/kebun, ditambah lagi sekarang dengan
pajak bangunan yang terkenal dengan sebutan
PBB (Pajak Bumi dan Bangunan). Di samping itu
dikenal pula pajak materai, pajak pelabuhan,
pajak radio, televisi dan sebagainya.
Pendapat Para Ulama
Menurut jumhur ulama, tanah tersebut wajib
dizakati (di samping pajak) berdasarkan alQur’an surat al-Baqarah [2] ayat 267
 Jumhur ulama juga menggunakan dalil aqli,
antara lain bahwa ketetapan zakat atas hasil
bumi itu berdasarkan nash al-Quran dan hadits,
maka karena itu ketetapan zakat itu tidak bisa
terhalang oleh ketetapan pajak yang hanya
berdasarkan ijtihad.
 Abu Hanifah, tanah yang telah terkena pajak,
tidak terkena zakat, sekalipun pemiliknya masuk
Islam atau tanahnya dibeli oleh seorang Muslim.

Lanjutan...
Alternatif Masjfuk Zuhdi:
 Cukup membayar zakatnya saja sebanyak 5%10% dari hasil tanahnya, sebab kewajiban pajak
telah gugur, karena pemiliknya beragama Islam.
.‫الحكم يدور مع العلة وجودا وعدما‬

Cukup membayar pajak saja karena meneruskan
status hukum tanah sebelumnya.
‫األصل بقاء ماكان على ماكان‬
Lanjutan...
Pendapat Syekh Ulaith  tidak gugur
 Fatwa Sayyid Rasyid Ridha  pajak tidak dapat
dianggap sebagai zakat
 Fatwa Syekh Mahmud Syaltut  zakat bukanlah
pajak
 Pendapat Syekh Abu Zahrah  pajak tidak memiliki

nilai-nilai khusus, yang dapat memberikan jaminan
sosial, menaggulangi masalah sosial kemasyarakatan.
Zakat dapat memenuhi tuntutan sebagai pajak. Tetapi
pajak tidak mungkin dapat memenuhi tuntutan zakat,
karena pajak tidak menanggulangi kebutuhan fakir
miskin yang menuntut untuk dipenuhi.
Perbedaan Zakat & Pajak






Beda
Beda
Beda
Beda
Beda
Beda
dasar hukumnya
status hukumnya
obyek/sasarannya
kriteria wajib zakat dan wajib pajak
dalam pos-pos penggunaannya
hikmahnya
Konsep Masdar

Zakat = ketidakadilan

Ajaran zakat bukanlah ajaran yang mengarah untuk
kepentingan umat Islam saja, melainkan ajaran untuk
kemaslahatan dan keadilan semesta. Menurutnya, inti
ajaran zakat yang mutlak, universal dan tidak berubah
adalah: (1) siapa pun yang memiliki kelebihan harta
maka ia harus menginfaqkan sebagian harta (rizki) yang
diterimanya itu; (2) harta (rizki) yang diinfaqkan oleh
atau yang dipungut dari yang mampu itu harus
digunakan untuk kemaslahatan seluruh anggota
masyarakat, dengan memprioritaskan mereka yang
lemah.
Lanjutan...

Relasi antara “zakat” sebagai konsep
keagamaan (keruhanian) di satu sisi, dan
“pajak” sebagai konsep keduniawian
(kelembagaan) di sisi lain, sama sekali bukan
dualisme yang dikotomis, melainkan hubungan
keesaan wujud yang dialektis. Zakat bukanlah
suatu yang harus dipisahkan, diparalelkan, dan
apalagi dipertentangkan dengan “pajak’,
melainkan ia justru harus disatukan
sebagaimana disatukannya ruh dengan badan,
atau jiwa dengan raga.
Lanjutan...

Pembayaran pajak dengan niat zakat akan
menumbuhkan kesadaran bahwa pajak yang
dibayarkan itu bukan sebagai persembahan atau
pembayaran utang kepada negara, melainkan
kewajiban yang harus ditunaikan karena Allah
Swt. sesuai dengan perintah-Nya. Ikrar batiniah
ini dapat menjadikan pembayaran pajak ini
bersifat duniawi namun bernilai ukhrawi, dan
sekaligus memberikan efek pembebasan dari
kungkungan negara.
Lanjutan...
Masdar: Zakat adalah konsep etik dan moral
untuk pajak
 Zakat dan pajak ini adalah sebuah konsep
tentang kemaslahatan dan keadilan. Artinya,
sebagai seorang yang beriman, tentu dia harus
mengeluarkan zakat sebagai kewajiban
vertikalnya kepada Allah Swt.; dan sebagai
warga negara, tentu dia juga harus
mengeluarkan pajak sebagai kewajiban
horisontalnya kepada pemerintah (negara).

Solusi Alternatif atas Konsep Masdar:
Miskin  zakat saja
 Kondisional (miskin-mampu)  zakat &
kadang2 pajak jika mampu, atau zakat
dulu pajak sisanya.
 Menengah ke atas  zakat, pajak, infaq,
shadaqah, wakaf, dll.
