Nilai-nilai Agama dalam Budaya Lokal

Download Report

Transcript Nilai-nilai Agama dalam Budaya Lokal

Nilai-nilai Agama dalam Budaya Lokal

Prof. Dr. H. Nur Syam, MSi Guru Besar Sosiologi Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel

Pengertian Kebudayaan

    Seperangkat pengetahuan yang dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan tindakan dan menginterpretasikan lingkungan sosialnya Ada dua pola kebudayaan, yaitu kebudayaan sebagai pattern for behaviour dan sebagai pattern of behaviour Sebagai pola bagi tindakan maka kebudayaan berisi nilai-nilai yang disepakati sebagaipedoman.

Sebagai pola dari tindakan, maka kebudayaan berisi tindakan keseharian yang dilakukan manusia.

Kebudayaan

     Setiap entitas dan etnisitas akan memiliki budayanya sendiri.

Tidak ada satu wilayah pun yang vacum budaya.

Ketika suatu budaya masuk ke wilayah lain akan terjadi proses akulturasi dan sinkretisasi.

Akulturasi adalah proses saling memberi dan menerima dalam waktu yang lama sehingga terjadi budaya yang khas Sinkretisasi adalah proses saling mengalahkan dan saling melebur sehingg terjadi penyatuan budaya.

Kebudayaan Lokal

 Seperangkat pengetahuan yang dimiliki oleh suatu komunitas dalam suatu lokalitas yang dijadikan untuk menginterpretasikan dan memahami tindakan-tindakan dan lingkungannya di mana mereka hidup.

 Local knowledge (pengetahuan lokal), ada dimensi ruang dan waktu di mana pedoman dan tindakan tersebut terjadi.

Budaya global vs budaya Lokal

     Globalisasi ditandai dengan borderless society dan borderless world.

Globalisasi juga ditandai dengan meningkatnya nilai simbolis barang dan jasa, meningkatnya nilai estetika dan melemahnya preferensi tradisional.

Contoh budaya global, seperti Uni Eropa, tehnologi informasi, masuknya tradisi-tradisi laintanpa bisa disaring.

Semakin lemahnya kekuatan budaya lokal untuk melakukan resistensi. Budaya lokal kehilangan jati diri di tengah gempuran budaya global yang ngepop.

Nilai-nilai Islam

 Ada dua corak hubungan Islam dengan budaya lokal: Sinkretik dan akulturatif.

 Corak sinkretik menghasilkan Islam nominal, abangan, dan Islam KTP  Corak akulturatif menghasilkan Islam khas, yaitu Islam Jawa, Islam Madura, Islam Sunda dsb.

 Ada kebenaran universal setiap budaya untuk bisa bertemu.

Hubungan Islam dan Lokalitas

   Konsep umum tersebut adalah Rukun, harmoni dan slamet.

Ada wilayah budaya sakral dan profan. Yang sakral pasti mengandung belief, ritual and performance. Yang profan tidak mengandung ketiganya, misalnya upacara liminal 17 Agustusan.

Ada budaya yang cocok dengan Islam dan ada yang tidak. Yang tidak cocok misalnya tayuban yang eksotik, minum towak, sabung ayam dan sebagainya. Yang cocok antara lain cerita pewayangan, cerita kentrung, dan berbagai tradisi larangan dalam budaya Jawa yang relevan dengan Islam.

Tugas ke depan

 Komitmen untuk melestarikan tradisi yang bernuansa Islami  Komitmen untuk membangun tradisi yang bernuansa Islami  Melakukan usaha agar budaya permissiveness tidak semakin menggejala  Memberi penguatan terhadap tradisi-tradisi bernuansa Islam sebagai ajang untuk menangkal budaya luar yang penetratif.

Akhirnya.

  Terima kasih atas perhatiannya.

Selamat bekerja dalam melestarikan budaya lokal bernuansa Islami.