SLIDE7 Migrasi

Download Report

Transcript SLIDE7 Migrasi

MIGRASI
Urbanisasi
Adalah proses perkembangan kependudukan
di perkotaan (Prijono Tjiptoherijanto, 2000)
Penyebab urbanisasi :
1. Perpindahan penduduk dari desa ke kota
(urbanmigrasi)
2. Pertumbuhan alamiah penduduk perkotaan
3. Perluasan wilayah
4. Perubahan status wilayah dari daerah pedesaan
menjadi daerah perkotaan
beberapa faktor secara umum yang dapat
mempengaruhi terjadinya proses keurbanan
• Ketimpangan tingkat pertumbuhan ekonomi antara
desa dengan perkotaan
• Peluang dan kesempatan kerja yang lebih terbuka di
daerah perkotaan dibandingkan dengan daerah
perdesaan
• Terjadinya pola perubahan minat tentang lapangan
pekerjaan dari pertanian ke industri, utamanya bagi
penduduk usia kerja di perdesaan
Berdasarkan SP 1980,1990 dan 2000,
tingkat keurbanan di Indonesia
22,3 persen pada tahun 1980
30,9 persen pada tahun 1990
34,3 persen pada 1994
42,0 persen pada tahun 2000.
selama duapuluh tahun terakhir, peningkatan presentase
penduduk kota mencapai lebih dari 163 persen secara
nasional, yaitu dari jumlah penduduk kota 32,845 juta jiwa
pada tahun 1980 menjadi 86,40 juta jiwa pada tahun 2000
atau secara proporsi dari 22,3 pada 2000 menjadi 42,0
pada tahun 2000.
• Lebih majunya teknologi dan infrastruktur prasarana
transportasi, sehingga memudahkan terjadinya
mobilitas penduduk baik yang permanen atau yang
ulang alik
• Keberadaan fasilitas perkotaan yang lebih menjanjikan,
utamanya aspek pendidikan, kesehatan, pariwisata dan
aspek sosial lainnya
• dan sebagainya
Indikator Penilaian Daerah Perkotaan
menurut BPS
1.Kepadatan
2.Fasilitas pada unit wilayah + kepadatan penduduk + %
penduduk yang bekerja pada sektor pertanian +
infrastruktur
3.Sama dengan nomor dua, ditambah dengan indeks
komposit:
• Jika Indeks < 20 desa pedesaan (desa rural)
• Jika Indeks > 20 desa perkotaan (desa urban)
berdasarkan definisi dalam sensus penduduk
1980, 1990 dan 2000, batasan tentang kota
adalah :
pertama, Kepadatan penduduk mencapai 5 ribu
jiwa atau lebih per kilometer persegi.
Kedua, jumlah rumah tangga dengan pola usaha
pertanian maksimum 25 persen.
Ketiga, menunjukkan adanya delapan atau lebih
jenis fasilitas perkotaan.
Pertumbuhan penduduk kota karena migrasi dibagi
menjadi :
• 1. Migrasi desa-kota : kebanyakan bekerja pada sektor
buruh, bangunan, industri, dan angkutan
• 2. Migrasi kota-perkotaan : kebanyakan bekerja pada
sektor jasa, perdagangan, dll.
Alasan penduduk untuk melakukan migrasi :
• Pekerjaan (ekonomi)
• Pendidikan
• Ikut suami/istri/keluarga
Mengapa proses urbanisasi tetap harus
dikendalikan atau diarahkan?
1. meningkatnya penduduk daerah perkotaan
akan berkaitan erat dengan meningkatnya
pertumbuhan ekonomi negara.
2. terjadinya tingkat urbanisasi yang berlebihan,
atau tidak terkendali, dapat menimbulkan
berbagai permasalahan pada penduduk itu
sendiri.
Ukuran terkendali atau tidaknya proses
urbanisasi biasanya dikenal dengan ukuran
primacy rate, yang kurang lebih diartikan
sebagai kekuatan daya tarik kota terbesar pada
suatu negara atau wilayah terhadap kota-kota di
sekitarnya.
Makin besar tingkat primacy menunjukkan
keadaan yang kurang baik dalam proses
urbanisasi.
Indeks Primasi, dalam hal ini didefinisikan sebagai ratio antara
jumlah penduduk kota terbesar pertama terhadap jumlah total
penduduk empat kota terbesar (di Indonesia Jakarta terhadap
Surabaya, Bandung dan Medan)
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa indek primasi ini
adalah 0,56 pada tahun 1980 dan 0,58 pada tahun 1990
(Firman, 1996). Hal ini mengindikasikan bahwa hampir 60
persen jumlah penduduk perkotaan pada empat wilayah
metropolitan terbesar di Indonesia, terkonsentrasi di
Jabotabek. Ini berarti pula bahwa Jabotabek sesungguhnya
masih berperan sebagai kota primate.
Demikian pula pangsa penduduk perkotaan di Jabotabek
terhadap jumlah penduduk perkotaan secara nasional telah
mencapai 22,5 persen pada tahun 1980, dan 23,6 persen pada
tahun 1990, atau kira-kira telah mendekati angka satu per
empat.
Kebijaksanaan urbanisasi di Indonesia
1. "urbanisasi pedesaan ".
(mengembangkan daerah-daerah pedesaan agar
memiliki ciri-ciri sebagai daerah perkotaan)
2. "daerah penyangga pusat pertumbuhan".
(mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi
baru)
Urbanisasi Pedesaan
- merupakan upaya untuk "mempercepat" tingkat
urbanisasi tanpa menunggu pertumbuhan
ekonomi, yaitu dengan melakukan beberapa
terobosan yang bersifat "non-ekonomi".
mengacu pada kondisi di mana suatu daerah
secara fisik masih memiliki ciri-ciri pedesaan
yang "kental", namun karena "ciri penduduk"
yang hidup didalamnya sudah menampakkan
sikap maju dan mandiri
Daerah Penyangga Pusat Pertumbuhan
a. Kebijaksanaan ekonomi makro yang ditujukan terutama untuk
menciptakan lingkungan atau iklim yang merangsang bagi
pengembangan kegiatan ekonomi perkotaan. Hal ini antara lain
meliputi penyempurnaan peraturan dan prosedur investasi,
penetapan suku bunga pinjaman dan pengaturan perpajakan bagi
peningkatan pendapatan kota;
b. Penyebaran secara spasial pola pengembangan kota yang
mendukung pola kebijaksanaan pembangunan nasional menuju
pertumbuhan ekonomi yang seimbang, serasi dan berkelanjutan,
yang secara operasional dituangkan dalam kebijaksanaan tata
ruang kota/ perkotaan, dan
c. Penanganan masalah kinerja masing-masing kota.
Kebijaksanaan Pengembangan Perkotaan di Indonesia
Dilandasi Pada Konsepsi
(i)
(ii)
(iii)
(iv)
pengaturan mengenai sistem kota-kota;
Terpadu;
Berwawasan lingkungan, dan
Peningkatan peran masyarakat dan swasta.
Syarat-syarat kota yang baik, menurut
standard internasional :
• Liviability, kenyamanan kota pendorong warga
berproduktivitas tinggi
• Compotetive, kebersaingan untuk mengundang investor
• Good Governance dan Good Management,
transparansi proses dan praktek pembangunan
• Bankapability, kesadaran akan kemampuan dan
keterbatasan dalam pembangunan
• Transmigrasi (Latin: trans - seberang, migrare - pindah)
adalah suatu program yang dibuat oleh pemerintah
Indonesia untuk memindahkan penduduk dari suatu
daerah yang padat penduduk ke daerah lain di dalam
wilayah Indonesia.
• Penduduk yang melakukan transmigrasi disebut
transmigran.
Transmigrasi tidak lagi merupakan program
pemindahan penduduk, melainkan upaya untuk
pengembangan wilayah.
Metodenya tidak lagi bersifat sentralistik dan top down
dari Jakarta, melainkan berdasarkan Kerjasama Antar
Daerah pengirim transmigran dengan daerah tujuan
transmigrasi.
Penduduk setempat semakin diberi kesempatan besar
untuk menjadi transmigran penduduk setempat (TPS),
proporsinya hingga mencapai 50:50 dengan
transmigran Penduduk Asal (TPA).
• Untuk mempercepat lokasi transmigrasi menjadi pusat
ekonomi dan menjadi kota maka diperkenalkan konsep kota
terpadu mandiri (KTM) yang sudah dilaksanakan di
sejumlah provinsi di seluruh Indonesia.
• Pada lokasi KTM akan dibangun sejumlah sarana dan
prasarana selayaknya kota, seperti lembaga pemerintah,
rumah sakit, pasar, sekolah, sarana telekomunikasi dan
transportasi agar masyarakatnya (transmigran dan penduduk
lokal) tidak perlu ke kota untuk menjual atau melakukan
kegiatan ekonomi, tetapi cukup di KTM.
Tujuan Transmigrasi
•
•
•
•
•
•
Menurunkan angka kemiskinan
Mengatasi pengangguran
Meningkatkan kualitas dan produktivitas Sumberdaya
Manusia
Meningkatkan infrastruktur permukiman
Meningkatkan daya saing
meningkatkan kualitas lingkungan
•
Meningkatkan penyediaan pangan
Visi Transmigrasi : 'Membentuk Masyarakat Sejahtera Melalui
Pemanfaatan Ruang dan Perpindahan Penduduk Secara
Menetap'.
Misi Transmigrasi :
•
Meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui penyediaan peluang
kerja dan kesempatan berusaha
•
Mendorong dan memfasilitasi masyarakat untuk melakukan
berpindah secara menetap guna peningkatan kesejahteraan
•
Mengakselerasikan pembangunan daerah untuk mencapai
keseimbangan pembangunan antar daerah
•
Membentuk komunitas baru yang sejahtera dengan interaksi
sosial budaya yang bersendi persatuan dan kesatuan
Imigrasi adalah perpindahan orang dari suatu
negara-bangsa (nation-state) masuk ke negara lain
Emigrasi adalah perpindahan orang dari suatu
negara-bangsa (nation-state) keluar ke negara lain
TerimaKasih