pembuatan larutan nutrisi baku untuk hidroponik

Download Report

Transcript pembuatan larutan nutrisi baku untuk hidroponik

PEMBUATAN LARUTAN NUTRISI BAKU UNTUK HIDROPONIK

 Komposisi unsur hara dalam larutan untuk hidroponik harus dibuat tertentu. Komposisi unsur ini untuk beberapa pakar tanaman tidak sama biasanya mereka membuat perbedaan komposisi ini berdasarkan pengalaman yang berkaitan dengan macam atau jenis tanaman dan fase tumbuh (generatif atau vegetatif) dari tanaman yang diusahakan. Larutan nutrisi baku (standar) yang bersifat umum atau dengan perkataan lain larutan nutrisi dapat digunakan untuk berbagai jenis tanaman pada berbagai fase tumbuh.

Untuk pembuatan larutan nutrisi berat atom dari unsur unsur yang dibutuhkan (unsur makro dan unsur mikro) perlu diketahui (tabel I).

Tabel I. Berat atom dari unsur hara makro dan mikro Unsur Makro C H O N S P Ca K Mg Berat Atom 12 1 16 14 32,0 31 40,1 39,1 24,3 Unsur Mikro B Cu Zn Fe Mn Mo Berat Atom 10,8 63,5 65,3 55,8 54,9 95,9

Kualitas air untuk larutan nutrisi

Kadang-kadang ion-ion yang didapatkan dalam air merupakan nutrisi tanaman, contohnya SO 4 , Ca dan Mg. Ion-ion lain yang ada di dalam air diserap oleh tanaman dalam jumlah sangat sedikit tetapi akan segera mencapai konsentrasi yang dapat meracuni tanaman. Contoh untuk ini adalah ion Na dan Cl.

Ion-ion di dalam air yang digunakan oleh tanaman sebagai nutrisi harus diperhitungkan dalam pembuatan larutan nutrisi. Suatu pengecualian untuk hal ini adalah Fe. Fe ini akan terpresipitasi keluar sebagai Fe (OH) 3 dan kemudian tidak tersedia bagi tanaman. Meskipun ion HCO merupakan suatu nutrisi tanaman, ion HCO 3 3 bukan ini harus dipertimbangkan atau diperhitungkan. Akumulasi dari ion HCO adalah 5[Ca(NO Ca, 11 mol NO 3 3 ) 2 . 2H 2 O]. NH dan 1 mol NH 4 4 NO 3 3 harus dinetralisir dengan asam. Biasanya asam yang digunakan adalah asam fosfat atau nitrat. Nitrat mengandung air dan amonium nitrat. Rumus molekulnya dan berat molekulnya adalah 1080,5 sehingga 1 mol pupuk calsium nitrat secara kimia setara dengan 5 mol

Tabel 2. pupuk yang digunakan untuk membuat larutan nutrisi Pupuk Asam nitrat 100% Asam fosfat 100% Kalsium nitrat Potasium nitrat Amoniu nitrat Magnesium nitrat Mono potasium fosfat Mono amonium fosfat Potasium sulfat Garam epsom Mangan sulfat Zeng sulfat Borax Cuppri sulfat Sodium molibdat Besi chelate EDETA 13% Besi chelate DTPA 6% Besi chelate EDDHA 5% Potasium bikarbonat Kalsium hidroksida Susunan kimia HNO 3 H 3 PO 4 5[Ca(NO 3 ) 2 .2H

2 O]. NH 4 NO 3 KNO 3 NH 4 NO 3 Mg(NO 3 ) 2 .6H

2 O KH 2 PO 4 NH 4 H 2 PO 4 K 2 SO 4 MgSO 4 7H 2 O MnSO 4 .H

2 O ZnSO 4 .7H

2 O Na 2 BO 4 .2H

2 O CuSO 4 .5H

2 O Na 2 MoO 4 2H 2 O Fe-EDETA Fe-DTPA Fe-EDDHA KHCO 3 Ca(OH) 3 Persentase hara 22 N 32 P 15,5 N 19 Ca 13 N 33 K 35N 11N, 9 Mg 23 P, 28 K 27 P, 12 N 45 K, 18 S 10 Mg, 13 S 32 Mn 32 Zn 11 B 25 Cu 40 Mo 13 Fe 6 Fe 5 Fe 39 K 54 Ca 169 287,5 381,2 249,7 241,9 430 932 1118 100,1 74,1 Berat molekul 63 98 1080,5 101,1 80 256,3 136,1 115 174,3 246,3

Perhitungan larutan nutrisi

Perhitungan larutan nutrisi biasanya dibagi dalam dua tahap. Tahap pertama meliputi perhitungan unsur-unsur hara makro, dengan memperhatikan pupuk-pupuk yang mengandung dua atau lebih unsur hara penyusun. Sebagai contoh jika KNO 3 diberikan dengan maksud untuk meningkatkan kandungan K nitrat juga harus diperhitungkan. Tahap kedua adalah perhitungan dari unsur unsur hara mikro. Suatu contoh praktek untuk perhitungan unsur-unsur makro dari larutan nutrisi dicantumkan pada Tabel 3. Dalam tabel ini larutan dibuat berdasarkan pertimbangan bahwa air yang digunakan sebagai pelarut tidak mengandung unsur-unsur hara.

Tabel 3. skema perhitungan larutan nutrisi tanpa koreksi untuk ion-ion dalam air pelarut Pupuk KH 2 PO 4 Ca(NO 3 ) 2 NH 4 NO 3 KNO 3 MgSO 4 mmol.l

-1 1,25 0,65 0,35 4,25 1,0 NO 3 H 2 PO 4 1,25 Komposisi baku mmol.l

-1 SO 4 NH 4 K 1,25 7,15 0,35 4,25 0,35 4,25 1,0 Ca 3,25 Mg 1,0 Jumlah pupuk yang diperhitungkan dalam Tabel 3 yang diekspresikan dalam mmol.l

-1 dengan mudah dapat dikonversi ke dalam mg.l

-1 untuk larutan yang siap dipakai atau kg.m

-3 untuk larutan persediaan dengan konsentrasi 100 kali. Hasilnya tercantum dalam Tabel 4.

Tabel 4. Unsur makro dari larutan persediaan yang diperhitungkan dari Tabel 1 Pupuk Mono potasium fosfat Kalsium nitrat Amonium nitrat Potasium nitrat Garam epsom Larutan siap pakai mg.l

-1 170 702 28 430 246 Larutan persediaan kg.m

-3 17,0 70,2 2,8 43,0 24,6

Perhitungan untuk unsur-unsur mikro dari larutan nutrisi diberikan dalam tabel 5.

Tabel 5. Unsur mikro dari larutan siap pakai dalam larutan persediaan yang diperhitungkan dari Tabel 1.

Penambahan  mol.1

-1 Pupuk Larutan siap pakai mg.l

-1 Larutan persediaan g.m

-3 10 Fe 10 Mn 4 Zn 20 B 0,5 Cu 0,5 Mo Besi chelate 6% Mangan sulfat Zeng sulfat Borax Cupri sulfat Sodium molibdat 9,32 1,69 1,15 1,91 0,12 0,12 932 169 115 191 12 12 Angka-angka di dalam kolom tiga dan empat diperoleh dengan cara sebagai berikut : 10  mol Fe = 10*932  g Fe-DPTA (6%) = 9,32 mg Fe-DPTA 6%. Per liter larutan persediaan dengan konsentrasi 100 kali mengandung : 10  mol*10 3 *m -3 *932*10 -6 g *  mol -1 *10 2 = 932 g.m

-3 .

Ada beberapa pupuk lain yang dapat dibuat, pemilihan dapat dipertimbangkan berdasarkan pada teknik pencampurannya. Apabila tidak ada masalah dalam hal tersebut ; pupuk yang paling murah dipilih untuk dipergunakan. Pupuk sebaiknya dibagi ke dalam dua tangki, yaitu tangki A dan tangki B. Tangki A tidak mengandung fosfat dan sulfat, sedangkan tangki B tidak mengandung kalsium. Hal ini untuk menghindari terjadinya presipitasi dari kalsium fosfat atau kalsium sulfat. Tabel yang diberikan (tabel 6) dilengkapi dengan konversi dari mol.l

-1 dalam larutan nutrien baku ke dalam g atau kg.m

-3 untuk larutan persediaan dengan konsentrasi 100 kali.

Larutan nutrisi sering harus dikoreksi untuk HCO 3 jumlah yang setara dari Ca dan Mg juga terkandung dan oleh karena itu ion-ion tersebut harus diperhitungkan dalam pembuatan larutan nutrisi baku.

Tabel 6 memberikan contoh untuk perhitungan suatu larutan nutrisi. Dalam perhitungan 3 mmol HCO 3 , 1 mmol Ca dan 0,5 mmol Mg.l

-1 diikutsertakan dalam perhitungan .

dalam air Pupuk H 3 PO 4 HNO 3 Ca(NO 3 ) 3 NH 4 NO 3 KNO 3 K 2 SO 4 MgSO 4 mmol.l

-1 1,5 1,5 0,45 1,50 3,0 2,0 0,5 NO 3 10,5 10,5 1,5 4,50 1,50 3,0 H 2 PO 4 1,5 1,5 1,5 SO 4 2,5 Komposisi baku mmol.l

-1 H 3 O NH 1,5 4 K 7,0 Koreksi +3,0 Komposisi untuk perhitungan 2,5 3,0 1,5 7,0 1,5 1,5 2,0 0,5 1,50 3, 0 4,0 Ca 3,25 -1,0 2,25 2.25

Mg -0,5 0,5 0,5 Hasil perhitungan yang tercantum dalam tabel 6. Dikonversi ke mg.1

-1 pakai atau kg.m

-3 untuk larutan siap untuk larutan persediaan dengan konsentrasi 100 kali. Jumlah pupuk yang diperhitungkan dicantumkan dalam tabel 7. Larutan asam fosfat 75% dan asam nitrat 65% ditambahkan, sehingga pembagi 0,75 dan 0,65 digunakan.

Tabel 7. Jumlah pupuk untuk larutan siap pakai dan larutan cadangan konsentrasi 100 kali, dipehitungkan dari tabel 6.

pupuk Asam fosfat 75% Asam nitar 65% Kalsium nitrat Amonium nitrat Potasium nitrat Potasium sulfat Garam epsom Larutan siap pakai mg.

1-1 196 145 486 82 303 349 123 Larutan persediaan kg.m

19,6 14,5 48,6 8,4 30,3 34,9 12,3 -3 Dengan menggunakan larutan nutrisi tersebut dalam berbagai hal tidak perlu lagi untuk menghitung larutan persediaan yang berbeda untuk berbagai tipe air.

Untuk mebuat larutan nutrisi pada hidroponik ada dua hal pokok yang dipakai sebagai pemasok unsur hara. Selanjutnya dengan menggunakan metode pencampuran dan penghitungan yang telah dikemukakan akan didapat larutan nutrien baku yang dapat diberikan pada berbagai jenis tanaman pada berbagai fase tumbuh.

Pembuatan larutan nutrisi baku

1.

2.

Pembuatan larutan nutrisi baku siap pakai mengandung unsur hara makro (lihat tabel 3 dan 4) yang Pembuatan larutan nutrisi baku siap yang mengandung unsur hara mikro (lihat tabel 5)