Ekspose Bupati Agam - Konservasi Danau Limboto

Download Report

Transcript Ekspose Bupati Agam - Konservasi Danau Limboto

MENUJU PEMANTAPAN PENGELOLAAN
DANAU MANINJAU MELALUI
PEMBUATAN RANPERDA PENGELOLAAN
KELESTARIAN DANAU MANINJAU
Oleh BUPATI AGAM
disampaikan
pada Konferensi Nasional Danau Indonesia II
tanggal 13 – 14 Oktober 2011
di Semarang
GAMBARAN UMUM KABUPATEN AGAM
• Kabupaten Agam berada pada 000 01’34’’ - 000 28’43’’ LS dan
990 46’39’’ - 1000 32’50’’ BT dengan ketinggian antara 0 – 2.891 m
dpl dan luas wilayah 2.232,30 km2.
• Memiliki wilayah datar, wilayah datar berombak, berombak, dan
bergelombang, serta wilayah bukit bergunung.
• Memiliki pesisir pantai sepanjang 43 km dengan 2 pulau yaitu Pulau
Tangah, dan Pulau Ujung, 2 gunung yaitu Gunung Merapi dan
Gunung Singgalang, 3 aliran sungai yaitu Batang Antokan,
Kalulutan dan Batang Agam, serta 1 danau yaitu Danau Maninjau
GAMBARAN UMUM DANAU MANINJAU
1. Danau Vulkanik
Terletak di Kecamatan Tanjung Raya
105 km dari Kota Padang
pada Ketinggian 461,5 meter di atas permukaan laut (dpl)
2. Batimetri (LIPI, 2009)
–
–
–
–
–
–
Luas permukaan danau 9.737,50 ha
Panjang maksimum 16,46 km
Lebar maksimum 7,5 km
Volume air 10.226.001.6292 m3
Kedalaman maksimum 165 meter
Luas daerah tangkapan air 13.260 ha.
3. Batas Wilayah:
–
–
–
–
Utara  Kecamatan Palembayan
Selatan  Kecamatan V Koto Kab. Padang Pariaman
Barat  Kecamatan IV Nagari
Timur  Kecamatan Matur
KARAKTERISTIK
WILAYAH
Wilayah di bagian Utara–
Barat punggung dalam
Danau Maninjau. Topografi
wilayah ini relative datar
(kemiringan 0-2 %) seluas
115,51 ha
sehingga cenderung menjadi
daerah orientasi pembangunan
saat ini. Kawasan terbangun ini
menunjukkan adanya
konsentrasi penduduk dan
kegiatan, salah satunya adalah
beberapa obyek wisata serta
sarana dan prasarana
pendukungnya.
Wilayah di bagian Timur–Selatan punggung
dalam Danau Maninjau. Topografinya cenderung
berbukit dan bergunung dengan kemiringan
tanah > 15 % dengan luas 95,79 ha.
Untuk kondisi hidrologi, secara umum kawasan danau dipengaruhi oleh dua
faktor utama, yaitu air permukaan dan air tanah. Air permukaan di kawasan
danau sebagian besar mengalir melalui pola penyaluran yang terbentuk. Di
kawasan danau terdapat 8 buah sungai besar dan kecil dengan lebar maksimum
8 meter yang mengalir ke danau. Umumnya sungai-sungai tersebut mengalir
hanya di musim hujan.
NILAI STRATEGIS KAWASAN DANAU MANINJAU
FUNGSI
•Sumber Plasma Nutfah
•Tempat siklus hidup flora & fauna
•Tempat Penyimpanan kelebihan air
•Sumber air bersih
Saat ini Kawasan Danau Maninjau
berperan sebagai Kawasan Strategis
Pariwisata Propinsi Sumbar.
•Sumber air irigasi
•Sumber air bagi perikanan
(KJA = 12.800 per September 2011)
•Pariwisata, obyek wisata alam dan
sejarah, budaya
•Sumber energi bagi Propinsi Sumbar
dan Propinsi Riau
BANGUNAN BERSEJARAH, OBYEK WISATA ALAM DAN BUDAYA
YANG DAPAT DIKEMBANGKAN
Tambua Tansa
Buya Hamka
Museum Buya Hamka
Taratai
Rumah Buya Hamka
Puncak Lawang
Makam Nyiak Rasul
KONDISI dan MASALAH DANAU MANINJAU SAAT INI
Sentra Budidaya Perikanan
Air Tawar
(Jumlah KJA  12.800 unit
per September 2011)
Pemukiman
Pemukiman di sekitar danau ikut
berkontribusi sebagai penyumbang
bahan pencemar (sampah padat dan
limbah domestik)
Kondisi Fisik dan Ekologi telah
mengalami Degradasi
Aktifitas pertanian yang
menggunakan pupuk kimia
dan pestisida
TERCEMAR
Eutrofikasi
6/10/2011
Pemanfaatan air danau
untuk kegiatan PLTA
Kerusakan Cacthment Area
akibat gempa
Kondisi Tutupan Hutan yg
rusak akibat bencana
gempa tahun 2009
KONDISI TUTUPAN HUTAN DI
SEKITAR DANAU MANINJAU
PASCA GEMPA
BENCANA KEMATIAN
IKAN KERAMBA JALA
APUNG (KJA)
1. Awal Januari 2009, 13.413 ton ikan mati,
kerugian mencapai Rp. 150 Milyar
2. Tanggal 10-15 Maret 2010, 1.150 ton ikan
mati, kerugian mencapai Rp. 18, 4 Milyar
3. Awal November 2010, 1.657 ton ikan mati,
kerugian mencapai Rp. 24,14 Milyar
4. Tanggal 10 – 11 Januari 2011, 225 ton ikan
mati, kerugian mencapai Rp. 3,37 Milyar
Penyebab:adanya arus balik (upwelling) yang
dipicu oleh perubahan suhu air, mengakibatkan
endapan (pakan yang membusuk) yang
mengandung amoniak dan senyawa toksik naik
ke permukaan, sehingga kadar oksigen di air
berkurang.
PERMASALAHAN DANAU MANINJAU
PENCEMARAN
PENYEBAB
Pencemaran danau oleh sisa pakan ikan
(dampak kegiatan perikanan)
Perilaku penyebaran bibit yang tidak sesuai (over
capacity) dan pemberian pakan yang melebihi
kebutuhan menyebabkan terjadinya penumpukkan
limbah organik di dasar danau.
Pencemaran danau oleh pupuk dan pestisida
(dampak kegiatan pertanian)
Pemanfaatan pupuk kimia yang tidak terkendali
dan tidak ramah lingkungan
Pencemaran danau oleh limbah domestik
(dampak aktifitas penduduk dan pariwisata)
Pemukiman penduduk yang terkonsentrasi di
pinggir danau, aktifitas pasar, perhotelan
Kondisi wilayah kawasan Danau Maninjau
merupakan daerah rawan bencana alam terutama
longsor
Masuknya material longsor ke perairan danau
menyebabkan pendangkalan danau
Aktifitas PLTA (penyebab tidak langsung)
Pola pemanfaatan air untuk memutar turbin PLTA
mengganggu sirkulasi air danau sehingga
menghambat pengeluaran bahan-bahan pencemar
dari danau
Aktifitas Vulkanik yang mungkin terjadi
Danau Maninjau merupakan danau tekto-vulkanik
PERMASALAHAN DALAM PENGELOLAAN
DANAU MANINJAU
Masih minimnya peraturan (regulasi)
yang dapat dijadikan pedoman
pengelolaan dan penataan kawasan
Danau Maninjau.
Keterbatasan Pemerintah Daerah
dalam
menyediakan
Anggaran
(APBD)
untuk
pelestarian
dan
pengelolaan Danau Maninjau
Konflik kepentingan masyarakat di
salingka Danau Maninjau.
Belum adanya kesamaan persepsi
antara stakeholder dalam pelestarian
dan pengelolaan danau.
Regulasi yang telah ada :
•Perda No.3 Tahun 2010 tentang Izin
Usaha Perikanan
•Perbup No.22 Tahun 2009 tentang
Pengelolaan Danau Maninjau
Regulasi yang masih dalam proses:
•Rencana Detail Tata Ruang Kawasan
Danau Maninjau Perbup No.22 Tahun
2009 tentang Pengelolaan Danau
Maninjau
•Ranperda
Pengelolaan Kelestarian
Danau Maninjau
PROGRESS REPORT
PEMBUATAN RANPERDA PENGELOLAAN KELESTARIAN DANAU MANINJAU
Latar Belakang:
•Eksploitasi kawasan danau yang tidak diikuti dengan upaya pelestarian
lingkungan mengakibatkan kondisi kawasan danau tidak sesuai dengan
peruntukkanya.
•Kondisi fisik dan ekologi
Danau Maninjau saat ini telah mengalami
degradasi.
•Pengelolaan Kelestarian Kawasan Danau Maninjau, perlu dilaksanakan
secara bijaksana, bertanggung jawab, adil, komprehensif, partisipatif, dan
berkelanjutan.
Dasar Pelaksanaan:
•Naskah akademis oleh Pusat Penelitian Limnologi – LIPI pada tahun 2010
•Surat Gubernur Nomor 523.2/3489-DKP.1/2010, tanggal 16 Desember 2010,
perihal Perda Pengelolaan Danau Maninjau
•Pembentukan Tim Penyusun dan Perumus Ranperda tentang Pengelolaan
Kelestarian Danau Maninjau dalam bentuk Surat Tugas dari Sekretaris
Daerah Nomor 660/04/Adm-SDA/2011 tanggal 20 Januari 2011
PROGRESS REPORT
PEMBUATAN RANPERDA PENGELOLAAN KELESTARIAN DANAU MANINJAU
Perumusan Bab I s/d Bab IV oleh Tim Terkait
•Bab I berisi Ketentuan Umum
•Bab II berisi Azas, Tujuan, Sasaran dan Fungsi
•Bab III berisi Pengelolaan, terdiri dari 6 bagian:
Bagian Kesatu : Perencanaan
Bagian Kedua : Pemanfaatan
Bagian Ketiga : Pemulihan
Bagian Keempat : Pelestarian
Bagian Kelima : Mitigasi
Bagian Keenam : Pengawasan dan Pengendalian
•Bab IV berisi Kewajiban dan Larangan, terdiri dari 2
bagian:
Bagian Kesatu : Kewajiban
Bagian Kedua : Larangan
PROGRESS REPORT
PEMBUATAN RANPERDA PENGELOLAAN KELESTARIAN DANAU MANINJAU
Penyusunan Bab V s/d Bab VII oleh Tim Terkait
• Bab V berisi Pendanaan
• Bab VI berisi Penyidikan
• Bab VII berisi Ketentuan Sanksi, terdiri dari 2
bagian:
Bagian Kesatu: Sanksi Administratif
Bagian Kedua: Sanksi Pidana
Penyusunan Bab VIII s/d Bab IX oleh Tim Terkait
• Bab VIII berisi Ketentuan Peralihan
• Bab IX berisi Ketentuan Penutup
PROGRESS REPORT
PEMBUATAN RANPERDA PENGELOLAAN KELESTARIAN DANAU MANINJAU
Tanggal
Kegiatan
16 Mei 2011
Rapat Pembahasan dengan SKPD terkait
15 Agustus 2011
Perumusan di Bidang Hukum
5 September 2011
Pengusulan ke DPRD Agam
18 September 2011
Pembahasan dengan Badan Legislasi DPRD Agam
20 September 2011
Pengembalian Draft kepada Tim untuk proses
penyempurnaan
UPAYA – UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN
DALAM MENGATASI PERMASALAHAN YANG TERJADI
1.
Melakukan kajian dan penelitian sehubungan
dengan berbagai peristiwa yang terjadi di Danau
Maninjau (Pemda Agam bekerjasama dengan
berbagai pihak antara lain Perguruan Tinggi, LIPI,
PLN, BAPPENAS dan DIRJEN BANGDA)
2.
Telah terbitnya Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun
2009 tentang Izin Usaha Perikanan
3.
Telah diterbitkan Peraturan Bupati Agam Nomor 22
Tahun 2009 tentang Pengelolaan Danau Maninjau
4.
Telah dikeluarkan Keputusan Bupati Agam Nomor
620 Tahun 2009 tentang Badan Pengelola Kawasan
Danau Maninjau.
5.
6.
Pembuatan Regulasi (Peraturan) tentang
pengelolaan danau seperti RANPERDA Tata Ruang
Kawasan Danau Maninjau dan RANPERDA
Pengelolaan Kelestarian Danau Maninjau yang telah
disampaikan kepada DPRD Kabupaten Agam dan
masih perlu penyempurnaan guna pengesahan.
Pemasangan alat Early Warning System (EWS)
atau alat peringatan dini tentang perubahan kualitas
air danau dan Automatic Wheater Station telemetry
(AWS) yaitu alat pendeteksi data tentang cuaca,
angin, hujan. Pemasangan alat-alat tersebut
dilakukan oleh KLH bekerja sama dengan Badan
Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT)
7. Pengaturan pola pemanfaatan air danau oleh
PLN sehingga dapat mengurangi beban pencemar
di danau melalui sirkulasi air.
8. Sosialisasi/temu teknis budidaya ramah
lingkungan, yang dilakukan setiap minggunya.
Pada kegiatan ini diperkenalkan teknologi perikanan
yang ramah lingkungan seperti KJA
bertingkat/berlapis, memberikan bimbingan teknis
cara budidaya ikan yang baik. Diharapkan dengan
adanya kegiatan ini dapat mengurangi pencemaran
danau serta memberikan tambahan nilai ekonomi
bagi masyarakat.
9. Bersama LIPI telah dilakukan identifikasi vegetasi
dan ikan-ikan lokal yang dilanjutkan dengan
pelestariannya
10. Tindak lanjut hasil Konferensi Nasional Danau
Indonesia I di Bali tanggal 13 Agustus 2009 tentang
Pengelolaan Danau Berkelanjutan, disikapi dengan
menyusun rencana program/kegiatan oleh masingmasing SKPD terkait.
REKOMENDASI DAN RENCANA AKSI DALAM UPAYA PENGELOLAAN
DANAU MANINJAU
Mengajukan kembali RANPERDA tentang Rencana
Detail Tata Ruang Kawasan Danau Maninjau
kepada DPRD, dan RANPERDA Pengelolaan
Kelestarian Danau Maninjau sehingga mempunyai
aturan yang jelas tentang pola pemanfaatan
ruang (zona pemanfaatan) di darat maupun di
perairan Kawasan Danau Maninjau.
Akan melakukan pendataan secara akurat
kepemilikan KJA serta menetapkan kuota KJA
untuk masing-masing lokasi (zona) budidaya.
Disamping itu bimbingan teknis budidaya ikan
yang baik serta pemanfaatan teknologi ramah
lingkungan untuk perikanan akan tetap
dilanjutkan.
Melanjutkan penghijauan di Catchment Area
Danau Maninjau, melakukan pengamanan
kawasan hutan terhadap perambahan,
penebangan maupun kebakaran hutan.
Pemberdayaan lembaga Pengamanan
Perlindungan Hutan Berbasis Nagari (PPHBN)
diharapkan efektif untuk upaya konservasi hutan.
Melakukan identifikasi dan melestarikan
kearifan local yang selama ini telah dilakukan
oleh masyarakat,
Melakukan Kajian Ilmiah tentang cara
pengerukan sisa pakan bekerja sama dengan
KLH, LIPI, BPLH, DKP dan Bapedalda Propinsi.
Mengintensifkan koordinasi seluruh stakeholders
dalam melakukan pengelolaan kawasan Danau
Maninjau sehingga terdapat persamaan persepsi
dalam pelestarian Danau Maninjau.
Melakukan monitoring kualitas air secara
rutin, mengembangkan sistem pemantauan
kualitas air secara partisipatif.
Mengupayakan diversifikasi usaha masyarakat di
sekitar danau
Melakukan sosialisasi peraturan perundangundangan yang berkaitan dengan pengelolaan
danau.
Melaksanakan penegakan hukum