Transcript 9-sosiosfir

SOSIOSFIR
1
Sosiosfir
Lingkungan yang tercipta akibat interaksi
antar manusia secara menalar.
Pola pikir seseorang:
Sikap, pengetahuan, kepercayaan dan
norma.
Pola pikir  menentukan perilaku
2
Perilaku juga dipengaruhi oleh:
sumber daya dan pendapat panutan masy.
Pengalaman dan sumber daya terus berubah 
perilaku berubah
Kemampuan sosial hewan diturunkan secara
genetis berupa instink
Manusia: perilaku sosial tidak diturunkan secara
genetis, tetapi didapat setelah lahir karena kontak
sosial
3
Sosiosfir dan Kesehatan
Penyakit kejiwaan
Budaya dan penyakit:
- Menunjang kesehatan
- Netral: penggunaan ornamen untuk
menjaga kesehatan
- Tidak menunjang kesehatan: perilaku
tidak higienis
4
Demografi
Membahas ttg:
Jumlah penduduk (sensus)
Pertumbuhan penduduk
laju pertumbuhan penduduk
(r: rata2 pertumb. pend/tahun)
Piramida penduduk
Penyebaran penduduk
5
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan penduduk
Alamiah: angka kelahiran > angka kematian
Non Alamiah: perpindahan penduduk
6
Piramida Penduduk
Komposisi penduduk:
• Sumber daya manusia
• Dasar pengambilan kebijakan
• Studi komparatif antar daerah
• Proses demografi
7
1980
Piramida penduduk
1970
2000
1990
8
Pertumbuhan penduduk
• Rumus pertumbuhan geometrik, angka
pertumbuhan penduduk ( rate of growth atau r )
sama untuk setiap tahun, rumusnya:
Pt = P0 (1+r)t
Dimana
• P0 adalah jumlah penduduk awal
• Pt adalah jumlah penduduk t tahun kemudian
• r adalah tingkat pertumbuhan penduduk
• t adalah jumlah tahun dari 0 ke t.
9
Penyebaran Penduduk
• Urbanisasi
• Transmigrasi
10
• Indikator Persebaran Penduduk.
• Kepadatan penduduk berkaitan dengan daya dukung
(carrying capacity) suatu wilayah. Indikator yang umum
dipakai adalah Rasio Kepadatan Penduduk (density
ratio) yaitu rasio yang menyatakan perbandingan antara
banyaknya penduduk terhadap luas wilayah atau berapa
banyaknya penduduk per kilometer persegi pada tahun
tertentu.
• Rumus
Jumlah penduduk
Rasio kepadatan penduduk = -----------------------------Luas wilayah (km2)
11
Parameter Sosiofir
• CDR (Crude Death Rate):
Indonesia: thn 1980: 7,9/1000 penduduk
thn 1990: 7,5/1000 penduduk
Kondisi pelayanan kesehatan
• CBR (Crude Birth Rate):
Indonesia: thn 1980: 28,7/1000 penduduk
thn 1990: 25,3/1000 penduduk
12
• IMR (Infant Mortality Rate):
Indonesia: thn 1980: 112/1000 kelahiran hidup
thn 1990: 74/1000 kelahiran hidup
thn 2001: 50/1000 kelahiran hidup
 Kualitas lingkungan tempat tinggal bayi,
sanitasi dan pelayanan air bersih, pemukiman,
gizi, kesejahteraan ibu, imunisasi
• Usia harapan hidup (eo):
Indonesia: thn 1980: 50 th laki2
54 th perempuan
thn 2001: 65,92 th laki2
69,90 th perempuan
13
Penyakit Bawaan Sosiosfir
Karena kebiasaan atau budaya:
Penyakit Menular: Yang ditularkan dari
orang ke orang; penyakit fekal-oral; lewat
media air, udara, makanan, dan vektor
Penyakit tidak menular: gaya hidup
14
PENYAKIT
Malnutri
si
Minuman
keras
Merokok
Kurang
OR
Tekanan
hidup
XX
XX
XX
-Kardiovaskuler
XX
-Jantung
XX
XX
X
XX
XX
-Hipertensi
XX
XX
X
XX
XX
Kanker
-colorectal
XX
- paru-paru
XX
Cirrhosis
Diabetes
Pencemar
an Udara
X
XX
XX
XX
XX
XX
15
Pencegahan Penyakit Bawaan
Sosiosfir
• Perubahan perilaku
Kesadaran
Stimulasi
Perubahan
Perilaku
Motivasi
16
Peran Wanita
• Berperan besar dalam pendidikan di
rumah
• Wanita perlu pengetahuan yang baik
17
Pengelolaan Sosiosfir
Usaha yang dapat dilakukan:
• Administratif: peraturan
• Pendidikan
• Pelayanan
18
MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM
PENYEDIAAN AIR BERSIH DAN SANITASI
a. Kesadaran akan manfaat air bersih sangat rendah,
pelayanan kesehatan dan ketersediaan pangan yang
bermutu juga sangat rendah; kesemuanya membantu
meningkatkan resiko akan terjadinya epidemi penyakit
bawaan air .
b. Biaya fasilitas air bersih dan sanitasi seringkali terlalu
tinggi bagi masyarakat pedesaan , sehinga perlu dicari
teknologi biaya rendah yang tepat-guna.
c. Kebiasaan dan kepercayaan yang menghambat
pendayagunaan air bersih dan sanitasi lebih sulit diubah
bila dibandingkan teradap masyarakat miskin di
perkotaan .
d. Kelembagaan di pedesaan sangat lemah, juga
tenaga terampil sangat kurang.
Kesemuanya ini menyebabkan sulitnya
perkembangan penyediaan air bersih ( pab ) dan
sanitasi yang telah ada. Oleh karena itu faktor-faktor
tersebut di atas patut diperhatikan dalam penanganan
penyediaan air bersih dan sanitasi di pedesaan ( 1 ).
Definisi Pendidikan Higiene
Membagi informasi dengan ( calon ) pemakai, bagaimana
mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnaya dari
pengelolaan air buangan (pab) dan sanitasi.
MANFAAT
• Kesehatan
• Sosial – Ekonomi
• dll.
DAMPAK PADA BALITA
• Angka sakit
• Penyebab kematian
< 1 tahun
: 16 % karena DIARE
<, > 1 tahun
: 26 % karena DIARE
Usaha Kelompok
Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dirangkum kembali sbb :
• Pemakai harus tahu tentang penyakit bawaan air,
– Jenisnya
– Kerugian yang disebabkannya
– Bagaimana mencegahnya
• Mereka harus tahu bagaimana mengatasi penyakit
tersebut , yang antara lain tentunya bagaimana
mendapatkan fasilitas pab dan sanitasi
• Bagaimana cara pengoperasian dan pemeliharaan
fasilitas yang diperlukan
• Bagaimana menyimpan dan menggunakan air
bersih
• Bagaimana menggunakan fasilitas yang tersedia
• Bagaimana memelihara kesehatan diri dan
sekitarnya
• Harus pula diketahui keuntungan yang dapat
diperoleh dari adanya fasilitas tersebut,
disamping keuntungan kesehatan.
Strategi
• Multidisiplin
• Bottom Up
• Jangka Panjang
Memahami Masyarakat
Kelompok ini perlu bekerja sebelum proyek pab masuk ke daerah.
Tim sudah harus tahu data apa yang diperlukan untuk memahami masyarakat
calon pemakai , yang antara lain adalah sbb. ( 6 ) :
• keadaan sumber-sumber air , fasilitas yang paling
tepat guna untuk daerah tersebut secara teknis
• Kebiasaan masyarakat setempat mengambil,
memakai dan menyimpan air, kebiasaan buang air
besar, persepsi tentang penyakit, kepercayaan yang
berhubungan dengan perilaku sanitasi ini.
• Adakah kebiasaan, kepercayaan atau sikap yang
mendukung, netral, ataupun menghambat untuk
mendapatkan manfaat kesehatan dari pab dan sanitasi
• Adakah faktor-faktor pada masyarakat yang patut
diperhatikan dalam penentuan lokasi, jenis, bentuk
fasilitas
• Tingkat melek hurup dan pengetahuan masyarakat
tentang pab dan sanitasi
• Adakah tenaga terampil, bahan bangunan, lembaga
yang dapat melanjutkannya kegiatan ini apabila
konstruksi telah selesai?
• bagaimana masyarakat setempat dapat berpatisipasi
dalam kegiatan pendidikan ?
Dari pengetahuan, dan data yang terkumpul,
kelompok selanjutnya secara bersama dapat
membahas cara terbaik untuk merencanakan,
melaksanakan dan mengoperasikan pab, sanitasi
dan pendidikan kesehatan.
Perubahan
• Alamiah
• Direncanakan
BERUBAH :
• Jangka panjang
• Usia muda lebih mudah
• Kebiasan yang perlu diubah - dipilih yang
merugikan
Fasilitas Air Minum
Propinsi
Perdesaan
Sendiri
Bersama
Umum
Tidak ada
Jumlah
Nanggroe Aceh Darussalam
80,60
7,90
4,28
7,21
100,00
Sumatera Utara
51,38
14,31
20,90
13,42
100,00
Sumatera Barat
52,82
21,53
13,12
12,53
100,00
Riau
48,75
8,20
7,02
36,04
100,00
Jambi
52,64
14,95
5,03
27,39
100,00
Sumatera Selatan
48,05
19,03
4,31
28,61
100,00
Bengkulu
70,83
15,94
5,98
7,25
100,00
Lampung
75,05
16,75
2,40
5,80
100,00
Bangka Belitung
41,76
34,99
18,54
4,71
100,00
DKI Jakarta
-
-
-
-
-
Jawa Barat
52,39
20,82
21,18
5,61
100,00
Jawa Tengah
50,71
28,37
14,56
6,37
100,00
D I Yogyakarta
52,03
25,04
6,48
16,45
100,00
Jawa Timur
50,22
28,01
15,03
6,74
100,00
Banten
46,69
23,50
17,92
11,89
100,00
30
Sumber: BPS: Statistik Kesejahteraan Rakyat 2004
Propinsi
Perdesaan
Sendiri
Bersama
Umum
Tidak ada
Jumlah
Bali
46,70
22,81
15,17
15,33
100,00
Nusa Tenggara Barat
24,27
38,89
30,42
6,42
100,00
Nusa Tenggara Timur
10,13
27,28
48,72
13,87
100,00
Kalimantan Barat
15,68
3,71
4,59
76,02
100,00
Kalimantan Tengah
23,51
7,10
2,75
66,64
100,00
Kalimantan Selatan
35,06
15,19
16,61
33,14
100,00
Kalimantan Timur
41,64
7,56
9,34
41,46
100,00
Sulawesi Utara
41,51
29,88
22,17
6,44
100,00
Sulawesi Tengah
44,17
21,47
19,47
14,89
100,00
Sulawesi Selatan
35,03
33,53
18,43
13,02
100,00
Sulawesi Tenggara
40,77
28,07
20,82
10,34
100,00
Gorontalo
27,19
41,90
21,15
9,76
100,00
Maluku
16,34
18,42
57,18
8,06
100,00
Maluku Utara
26,31
33,46
29,57
10,66
100,00
Papua
19,88
15,19
15,35
49,58
100,00
Sumber: BPS: Statistik Kesejahteraan Rakyat 2004
31
Sumber Air Minum di Kalimantan
Barat (2006)
32
Metoda pembuangan tinja setempat
(Depkimpraswil, 2005)
Wilayah
2001
Tangki
Kolam/Sawah
sungai/danau
Lobang tanah
pantai/kebon
lainnya
Jumlah
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
2002
2003 2001 2002 2003 2001
2002
2003
2001
2002
2003
2001
2002
2003 2001 2002 2003 2001 2002 2003
Sumatera
31,26 41,00 42,57
3,29
3,31
3,29 17,87 18,13 15,98 26,27 28,01 29,04
4,97
6,36
6,41
5,88
3,19
2,72
89
100
100
Jawa + Bali
52,86 52,44 54,13
5,32
5,35
5,44 18,57 17,30 15,37 16,39 18,24 18,81
4,48
5,48
5,07
2,38
1,19
1,17
100
100
100
Kalimantan
31,06 29,95 36,99
1,13
0,79
1,01 31,44 32,56 25,32 27,96 29,77 31,09
5,41
4,28
3,09
3,02
2,66
2,51
100
100
100
Sulawesi
NTT, NTB, Maluku,
Papua
Indonesia Barat
37,73 36,51 47,48
1,10
1,32
0,97 12,76 15,27 11,48 23,33 22,47 21,88 20,13 17,47 14,50
4,95
6,96
3,70
100
100
100
16,94 52,30 37,22
1,25
0,52
1,45
8,75 18,88
6,56
5,52
5,13
60
100
100
38,78 42,79 45,50
3,57
3,52
3,59 20,83 20,73 17,63 23,15 24,94 25,87
5,64
5,28
3,99
2,38
2,14
95
100
100
Indonesia Timur
27,33 44,41 42,35
1,18
0,92
1,21 10,86 13,06 11,84 19,58 22,26 23,49 15,31 13,11 16,69
5,76
6,24
4,41
80
100
100
Indonesia
40,06 39,65 43,87
6,02
5,79
5,52 23,48 22,93 20,12 21,81 23,83 23,32
3,44
2,25
2,05
100
100
100
8,95 10,86 12,21 15,83 22,04 25,11 10,48
4,89
5,19
5,55
5,12
33
Cakupan pelayanan Sarana dan Prasarana Air Limbah
Domestik di Indonesia Tahun 2000 (Depkimpraswil, 2005)
TIDAK TERDETEKSI
(25,98%)
Tanpa diolah (8,16%)
PERKOTAAN
(37,52%)
On-site (28,10%)
Off-site (1,26%)
AKSES KE PS&S AL
NASIONAL
100%
Sebagian besar tidak
berfungsi dengan baik
karena pemeliharaannya
belum memadai misalnya:
belum secara reguler disedot
lumpurnya
On-site (21,96%)
PERDESAAN
(36,50%)
Tanpa diolah (14,54%)
Off-site (0%)
CATATAN: RASIO PENDUDUK KOTA DAN DESA MENURUT BPS 2000 ADALAH 42% :58%\
(*) KONDISI TAHUN 2000
34
Fasilitas pembuangan tinja di
Kalimantan Barat (2006)
35
Peran Serta Masyarakat (Belajar
dari Bangkok, Maret 2006)
RECYCLING BANK
36
RECYCLING BANK
• Dikembangkan di pemukiman kelas
menengah bawah
• Organisasi: Kelompok masyarakat
(umumnya ibu-ibu)
• Keuntungan: penghasilan tambahan bagi
masyarakat s.d 400 bath
(Rp.100.000)/minggu bagi setiap KK
37
RECYCLING BANK
38
39
Sampah Organik  EM (Effective
Microrganism)
40
EM skala besar
41
Perbaikan kualitas
air kanal dengan
EM
42
43
44