Psikologi Napza Pertemuan 8

Download Report

Transcript Psikologi Napza Pertemuan 8

Penatalaksanaan Harm
Reduction
Tujuan
Tujuan Umum
• Pada akhir sesi, mahasiswa mampu menjelaskan
mengenai Program Pengurangan Dampak Buruk (Harm
Reduction)
Tujuan Khusus
• mahasiswa mampu menerangkan Program
Pengurangan Dampak Buruk
• mahasiswa mampu memahami Prinsip Pengurangan
Dampak Buruk
• mahasiswa mampu memahami 12 Program
Pengurangan Dampak Buruk
Pokok Bahasan
• 1. Pengertian Pengurangan Dampak
Buruk
• 2. Prinsip Program Dampak Buruk
• 3. Duabelas Program Dampak Buruk
Program Pengurangan Dampak
Buruk
• Adalah Program yang bertujuan menurunkan penularan HIV pada
kelompok berisiko
• Penularan utama, terjadi pada kelompok pengguna napza suntik
dan pada kelompok perilaku seksual berisiko
• Data menunjukkan bahwa terjadinya perilaku berisiko ganda
diantara kelompok berisiko di indonesia antara lain:
• Hubungan seks dengan orang-orang yang ada di luar kelompok
• Hubungan antara perilaku seks dan penggunaan napza
• Mobilitas geografis pada kelompok-kelompok berisiko
Pengurangan dampak buruk
(Harm Reduction)
Cara untuk Mengurangi penyebaran
HIV terkait dengan penasun
Pengurangan Dampak Buruk
Dikenal dengan sebutan :
• Bahasa Inggris:
– Harm Minimization
– Risk Minimization
– Risk Reduction
• Bahasa Indonesia:
– Pengurangan Efek Mudharat
• Namun kebanyakan orang menyebutnya
dengan Harm Reduction atau disingkat HR
Batasan dan Pengertian
Harm Reduction
• Harm Reduction adalah pendekatan spesifik
kesehatan masyarakat yang berhubungan
dengan kebijakan, sebagai dasar pendekatan
untuk mengurangi risiko pengguna Napza dan/
atau orang yang berperilaku berisiko.
• HR adalah pendekatan yang realistik, pragmatik,
manusiawi dan berhasil untuk memecahkan
masalah individu dan komunitas
• Tujuan akhir adalah abstinensia, dimulaui
dengabn langkah- langkah pengurangan
dampak buruk
• Perhatian terhadap HR meningkat sejak trasmisi
HIV AIDS di kalangan adiksi Napza makin marak
• Timbul polemik dan debat berkepanjangan
antara praktisi dan ahli dalam mengritik
pengertian HR
MAKNA
• “Bila seseorang tidak berkeinginan atau
tidak mempunyai motivasi tinggi untuk
berhenti menggunakan Napza, maka
sebagai praktisi, kita harus menolong
orang tersebut untuk mengurangi
konsekuensi-konsekuensi negatif yang
timbul pada dirinya atau kepada orang
lain”
•
--Conley,1998--
• Peningkatan penyebaran HIV/ AIDS di antara IDUs
• Merupakan pendekatan dan strategi fundamental untuk
mengurangi penularan HIV melalui perilaku berisiko
tinggi:
• Pemakaian jarum suntik tidak steril secara bergantian
• Praktek hubungan seksual yang tidak aman
• HR merupakan satu-satunya alternatif untuk mengekang
penularan HIV
• HR menurunkan bahaya fisik dan sosial yang
berhubungan dengan perilaku berisiko
Tujuan HR
• Menjaga IDU tetap hidup sehat dan
produktif sampai terapi dapat dilakukan
atau mereka berhenti dari penggunaan
Napza
• Melindungi masyarakat dari tindakan
kriminal dan penularan HIV melalui
hubungan seksual dan jarum suntik
Prinsip HR
• Bersifat Pragmatik
• Usaha mencegah penularan HIV dilakukan
secara awal dan cepat; sebelum prevalensi HIV
di antara IDU > 5%
• Tujuan utama: mencegah infeksi HIV
• Fokus pada resiko dan pengurangan resiko
• Memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan
• Tidak berfokus hanya pada abstinen
• Maksimalkan intervensi, sedikan opsi berbagai
intervensi
Strategi program perubahan
perilaku
• BERHENTI Menggunakan NAPZA ( Abstinen )
• Bila sulit berhenti , JANGAN menggunakan
NAPZA suntik
• Bila menggunakan Napza suntik, TIDAK
bergantian jarum suntik
• Bila bergantian jarum , BERSIHKAN jarum
dengan menggunakan larutan penyuci hama
Risiko Yang dikurangi
HARM (Dampak Buruk)
Reduction (Aktivitas Pengurangan)
Kesehatan :
• HIV
• Hepatitis C
• Overdosis
Layanan Jarum Suntik Steril
Penyucihamaan
Kesehatan dasar
VCT
Sosial :
• Keluarga
• Perkawinan/Pasangan
• Kriminal
Sosialisasi
Konseling
Program keluarga
Program Rumatan Metadon
Ekonomi
• Kehilangan pendapatan
• Kriminal
• Kehilangan kerja
PTRM
PTRB
Latar Belakang
• Perkembangan AIDS
– 1981 penemuan virus, AIDS sebagai penyakit
baru
– Total ODHA 39,4(35,9-44,3) juta, 190 negara
• Perkembangan HIV/AIDS di Indonesia
– 1987 kasus pertama
– 1994 mulai meningkat dengan tajam
– 2001 meningkat dengan sangat tajam
– Jumlah kasus HIV/AIDS 6.789, Maret 2005
Latar Belakang
• Pola penularan HIV/AIDS di Indonesia
– 1987-1999, hubungan seks hetero lebih menonjol
– 2000-2010, kelompok penasun menonjol
– Kelompok penasun meningkat 50 kali dibanding
1995
– ± 50% kasus HIV/AIDS baru dari kelompok
penasun
– Sekarang penularan melalui hubungan seksual
meningkat dibanding penularan dari penasun
• Dampak penyebaran ke masyarakat
– Melalui hubungan seks dengan pasangan
– Penasun ada di kelompok risiko lain
Tujuan Program HR
• Menurunkan prevalensi HIV/AIDS dengan
• pelaksanaan pengurangan dampak buruk
Napza
• pada kelompok Penasun.
• Khusus
• Perluasan dan peningkatan pelaksanaan
pengurangan dampak buruk Napza di
kelompok Penasun
Sasaran
• Institusi kesehatan baik pemerintah
maupun non pemerintah
• Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
• Masyarakat
Pelayanan
Kesehatan
Dasar
Penjangkauan
NSP
Pendidikan
Sebaya
Konseling
TERAPI
ADIKSI
HR
KIE
TERAPI
SUBSTITUSI
ORAL
VCT
Pencegahan
infeksi
CST
HIV
Penghancuran
Alat suntik
Kebijakan HR
23
1. Program penjangkauan dan
pendampingan
Sasaran
• Penasun
• Pasangan seks
• Masyarakat
Pelaksana
• Lembaga non pemerintah
• Institusi/lembaga kesehatan pemerintah
• Institusi/lembaga kesehatan non pemerintah (swasta)
• Kelompok masyarakat
2.Program komunikasi, informasi
dan edukasi
Ruang lingkup
• Materi yang dikembangkan secara khusus, yang
• menyediakan informasi yang berhubungan
dengan
• permasalahan Penasun
Tujuan
• Menyediakan dan memberikan informasi yang
akurat dan tepat.
• Meningkatkan pengetahuan dan sikap yang
dapat mendorong perubahan perilaku dalam
mengurangi risiko infeksi HIV.
Komponen HR
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
1. Penjangkauan dan Pendampingan (Outreach)
2. Informasi, Komunikasi, dan Edukasi (KIE)
3. Konseling Perubahan perilaku
4. Pendidikan Sebaya
5. Program Penyucihamaan
6. Layanan Jarum dan Alat Suntik Steril
7. Pemusnahan peralatan jarum suntik bekas
8. Pelayanan Terapi Pemulihan Ketergantungan Napza
9. Program Terapi Rumatan Metadon
10. Voluntary Counseling and HIV Testing (VCT)
11. Layanan Pengobatan, Perawatan&Dukungan HIV/AIDS
12. Layanan Kesehatan Dasar
3. Program penilaian pengurangan
risiko
Ruang Lingkup
• sebagai penilaian untuk memperkuat dan
membangun pesan dasar informasi
pengurangan risiko infeksi HIV yang
disampaikan selama penjangkauan dan
pendampingan
Tujuan
• Secara individual, merencanakan upaya-upaya
pengurangan risiko
• Secara kelompok, memberikan dukungan
diantara Penasun yang satu dengan yang lain
4. Program konseling dan tes HIV
Ruang Lingkup
• Salah satu strategi kesehatan masyarakat
,sebagai pintu masuk ke seluruh layanan
kesehatan HIV/AIDS berkelanjutan
Tujuan
• Mendorong perubahan
• Meningkatkan kesehatan umum
• Merencanakan masa depan dalam
hubungannya
5. Program penyucihamaan
Ruang Lingkup
• Merupakan bagian dari pengurangan dampak buruk Napza dengan
mengurangi jumlah virus yang bersifat menular di peralatan suntik
bekas
Tujuan
• Menyediakan dan mendistribusikan paket penyucihama
• Memastikan penyucihamaan jarum suntik bekas pakai
• Memberikan media informasi mengenai cara pensucihamaan yang
benar
• Memberikan pelayanan lanjutan bagi Penasun seperti konseling,
perawatan kesehatan dasar, rujukan ke layanan-layanan lainnya,
serta keterlibatan dengan terapi ketergantungan Napza, khususnya
layanan-layanan pengalihan Napza.
6. Program penggunaaan jarum
suntik steril
Ruang lingkup
• Upaya penyediaan layanan yang meliputi penyediaan
jarum suntik steril (baru), pendidikan dan informasi
tentang dosis aman penggunaan Napza serta rujukan
terhadap akses layanan medis, hukum dan sosial
Tujuan
• Menyediakan dan mendistribusikan jarum suntik steril
• Memastikan penggunaan jarum suntik steril
• Memberikan media informasi mengenai menyuntik yang
lebih aman.
• Memberikan pelayanan lanjutan bagi Penasun
7. Program pembuangan peralatan
suntik bekas pakai
Ruang lingkup
• Menghindari penjualan ulang peralatan bekas
pakai, dan memastikan pembuangan peralatan
bekas pakai dengan semestinya
Tujuan
• Melenyapkan kemungkinan digunakannya
kembali peralatan bekas pakai
• Melenyapkan sumber yang potensial bagi
penularan HIV yang tidak disengaja
8. Program layanan terapi
ketergantungan Napza
•
•
•
•
•
•
•
•
Detoksifikasi dan Terapi Puitus zat
Terapi Rawat Jalan
Terapi Residensi (residential treatment)
Terapi Rumatan
Terapi terhadap Kondisi Gawat darurat
Terapi Gangguan Diagnosis Ganda
Terapi Pencegahan Kambuhan
Terapi Pasca Perawatan (after care)
8. Program layanan terapi
ketergantungan Napza
Tujuan
• Menghentikan penggunaan Napza
• Meningkatkan kesehatan pengguna Napza dengan
menyediakan dan memberikan terapi ketergantungan
Napza serta perawatan kesehatan umum.
• Memberi ruang untuk menangani berbagai masalah lain
di dalam hidupnya dan menciptakan jeda waktu dari
siklus harian membeli dan menggunakan Napza.
• Meningkatkan kualitas hidup pengguna Napza baik
secara psikologis, medis maupun sosial.
• Menurunkan angka kematian karena dosis berlebihan
dan menurunkan angka kriminalitas.
9. Program terapi Rumatan
Tujuan
• Mengurangi risiko tertular atau menularkan HIV /AIDS
serta penyakit lain yang ditularkan melalui darah
(Hepatitis B dan C).
• Memperkecil risiko overdosis dan penyulit kesehatan
lain.
• Mengalihkan dari zat yang disuntik ke zat yang tidak
disuntikkan.
• Mengurangi penggunaan Napza yang berisiko, misalnya
memakai peralatan suntik bergantian, memakai
bermacam-macam Napza bersama (polydrug use ),
menyuntikkan tablet atau disaring terlebih dahulu.
9. Program terapi Rumatan
• Mengurangi dorongan dan kebutuhan pecandu
untuk melakukan tindak kriminal.
• Menjaga hubungan dengan pengguna Napza.
• Mengevaluasi kondisi kesehatan klien dari hari
ke hari
• Memberi konseling rujukan dan perawatan.
Program layanan kesehatan dasar
• Membantu pengguna Napza menstabilkan
hidupnya dan kembali ke komunitas umum
10. Program perawatan dan
pengobatan HIV
Tujuan
• Penyediaan dan pemberian pengobatan dan
perawatan berkualitas untuk Penasun yang
hidup dengan HIV/AIDS.
• Pengintegrasian layanan pengobatan dan
perawatan AIDS bagi Penasun ke dalam
penyediaan dan pemberian perawatan
kesehatan umum, dan dengan program-program
pencegahan infeksi HIV.
• Pembuatan dan pengembangan sebuah
pendekatan rangkaian/kesatuan perawatan
untuk HIV di kalangan Penasun
11.Program Pendidik Sebaya
Tujuan
• Mendukung upaya berbagi informasi di dalam
jaringan Penasun, dengan demikian
menghormati pengetahuan, pengalaman dan
ketrampilan yang telah dimiliki para Penasun
• Menyediakan dan memberikan informasi melalui
sebuah cara sehingga para Penasun
menyebarkan informasi itu lebih lanjut.
• Melibatkan para Penasun pada program
intervensi sehingga mempunyai pengetahuan di
dalam pencegahan HIV AIDS untuk
diinformasikan kepada Penasun yang lain.
12. Program layanan kesehatan
dasar
Tujuan
• Menyediakan dan memberikan layanan-layanan
• kesehatan,seperti; perawatan abses, rujukan ke
• layanan-layanan yang tepat yang sesuai dengan
• kebutuhan-kebutuhan Penasun
Sasaran
• Penasun baik yang sudah dijangkau oleh petugas
• lapangan maupun Penasun yang merasa dirinya
• memiliki permasalahan kesehatan
Pencatatan dan Pelaporan
Penjajakan situasi cepat
• Sumber Informasi dalam Penjajagan Situasi Cepat
• Institusi yang Memiliki Data Sekunder
• Sumber Informasi di Masyarakat yang Dapat Memberikan Data Primer
• Pengamatan Secara Kualitatif
Pengembangan rencana program
Menerapkan rencana program
Monitoring dan evaluasi
• Pengumpulan Data
• Pengumpulan Informasi
• Analisis Data
• Evaluasi Proses
• Evaluasi Dampak
Pengembangan program