Komas5_MASYARAKAT INFORMASI
Download
Report
Transcript Komas5_MASYARAKAT INFORMASI
MASYARAKAT INFORMASI
Pertemuan ke 5 – Komputer dan Masyarakat
Viska Armalina, ST.,M.Eng
Dikutip dari berbagai sumber
"Keterbukaan dan akuntabilitas badan publik menjadi semakin
penting untuk dilaksanakan dalam era globalisasi, karena sudah
tidak ada lagi ruang dan sekat yang membatasi akses masyarakat
untuk memperoleh informasi seluas-luasnya”
Sekjen Kemdagri, Diah Anggraeni dalam Rakornas Pejabat Pengelola Informasi dan
Dokumentasi (PPID) di Jakarta, 21-23 Oktober 2013
Era Informasi
Perubahan Paradigma
LAMA
Konvensional
Standard
Monopoli
Terproteksi
BARU
Fleksibel
Customized
Profesionalitas
Tidak Birokratis
Ciri Era Informasi
Informasi menjadi alat komoditi
Distribusi informasi berubah dari tercetak menjadi elektronik dengan karakteristik
informasi sebagai berikut :
a. Terbaru
b. Journal
c. Prediksi
Sistem layanan berubah dari manual ke elektronis (e-service)
Kompetisi bersifat global dan ketat
Sektor ekonomi bergeser dari penghasil barang ke pelayanan jasa.
Interaksi langsung antara penyedia dan pemakai
Kualitas SDM ditentukan pada kemampuan meramu informasi
Kepercayaan dan kepuasan customer menjadi tujuan utama
Pengambilan keputusan berbasis pada Teknologi Informasi
Terbentuknya komunitas masyarakat maya.
Dampak Positif Era Informasi
Efisiensi
Produktivitas
a. Pelayanan Publik/Pemerintah
b. Bisnis/Komersial
c. Media Massa
d. Pendidikan
e. Masyarakat
Kenyamanan
Borderless
Kecepatan
Dampak Negatif Era Informasi
Rasa Takut
Keterasingan
Kelompok Miskin Informasi
Individualistik
Kompleksitas tinggi
Pelanggaran privacy
Rentannya organisasi
Pengangguran
Kaburnya Citra Manusia
Kunci Keberhasilan Era Informasi
Creativity
Customizability
Convenience (Total Customer Satisfaction)
Human Resource (Siapkan! Bukan mencari…)
Gambaran Umum Masyarakat Informasi
Masyarakat dapat membuat kemungkinan terbaik dalam menggunakan
informasi dan teknologi komunikasi baru. (ICT).
Pengertian Masyarakat Informasi secara umum :
Suatu keadaan masyarakat dimana produksi, distribusi dan manipulasi suatu
informasi menjadi kegiatan utama.
Ciri Masyarakat Informasi
Adanya level intensitas informasi yang tinggi (kebutuhan informasi yang
tinggi) dalam kehidupan masyarakatnya sehari – hari pada organisasi –
organisasi yang ada, dan tempat– tempat kerja .
Penggunaan teknologi informasi untuk kegiatan sosial, pengajaran dan bisnis,
serta kegiatan– kegiatan lainnya.
Kemampuan pertukaran data digital yang cepat dalam jarak yang jauh .
Perbedaan Masyarakat Agraris, Masyarakat
Industri, Masyarakat Informasi
Kategori
Masyarakat Agraris
Masyarakat Industri
Sumber daya yang diolah
SDA (angin, air, tanah,..),
manusia
Membuat tenaga
bhn bakar)
Sumber
daya
dibutuhkan
yang
Bahan mentah/alam
Modal
Pengetahuan
Keahlian
dibutuhkan
yang
Petani, pekrja tanpa skill
tertentu
Ahli mesin, pekerja dg skill
khusus
Pekerja profesional (dg skill
tinggi)
Teknologi
Alat-alat manual
Teknologi mesin
Teknologi cerdas
Prinsip perkembangan
Tradisional
Pertumbuhan ekonomi
Penerapan
pengetahuan
dalam teknologi
Mode Produksi
Pertanian, pertambangan,
perikanan,
perkebunan,
peternakan
Produksi, distribusi barang,
konstruksi berat
Transportasi, perdagangan,
asuransi,
real-estate,
kesehatan,
rekreasi,
penelitian,
pendidikan,
pemerintahan.
SDM
(listrik,
Masyarakat Informasi
Informasi (transmisi data
dan komputer)
SUDUT PANDANG MASYARAKAT
INFORMASI
Ada 5 faktor yang mendefinisikan masyarakat informasi menurut Frank
Webster dalam bukunya Theories of Information Society (2002):
a. Teknologi
b. Ekonomi
c. Pekerjaan
d. Spasial
e. Budaya
Masyarakat Informasi dari Sudut Pandang
Teknologi
Konsepsi teknologi berpusat pada serangkaian inovasi yang telah muncul
sejak tahun 1970-an.
Revolusi teknologi informasi menyebabkan tersebarnya teknologi komunikasi
dan hal tersebutlah yang dapat menginsiprasi terciptanya masyarakat baru
(Webster, 2002: 10).
Internet sebagai sebuah hasil dari inovasi teknologi informasi dapat
memunculkan masyarakat baru dimana internet sebagai alat untuk
demokratisasi, pendidikan, dan lain sebagainya.
Banyak yang keberatan mengenai konsep teknologi dalam masyarakat
informasi dalam hal :
a. Pernyataan bahwa, di era tertentu, teknologi yang pertama ditemukan dan
kemudian berdampak pada masyarakat, sehingga menggerakkan orang-orang
untuk merespon dengan menyesuaikan ke yang baru (Webster, 2002: 11).
b. Adanya pendekatan teknologi dimana teknologi dianggap sebagai dinamika
sosial utama. Secara demonstratif teknologi tidak menjauhkan diri dari ranah
sosial sebaliknya, teknologi adalah bagian integral dari sosial itu sendiri.
Masyarakat Informasi dari Sudut
Pandang Ekonomi
Teknologi dan ekonomi saling berhubungan.
Pesatnya pertumbuhan internet terutama, dengan kapasitas untuk secara
bersamaan mempromosikan keberhasilan ekonomi, pendidikan dan proses
demokrasi.
Dengan berkembangnya informasi menimbulkan kemudahan
perdagangan, dan tentu saja menimbulkan keberhasilan ekonomi.
dalam
Suatu masyarakat informasi dapat dilihat dengan keberhasilan ekonominya.
Selain itu, dalam masyarakat informasi juga terjadi perubahan ekonomi,
dari old economy menjadi new economy.
Masyarakat Informasi dari Sudut
Pandang Pekerjaan
Terdapat perubahan struktur jenis pekerjaan akibat dari berubahnya jenis
ekonomi, dari old ke new.
Dalam masyarakat informasi jenis pekerjaan berganti menjadi informational
work yang mana membuat penurunan pekerjaan manufaktur dan
meningkatnya pekerjaan pada sektor jasa yang mana ini berarti hilangnya
pekerjaan manual digantikan dengan kerja kantoran.
Karena bahan dasar dari pekerjaan non-manual adalah informasi, dan
kemudian dususul dengan meningkatnya informational work maka hal ini
dapat dikatakan bahwa ini merupakan kedatangan dari masyarakat informasi
(Webster, 2002: 14).
Fokus pada perubahan pekerjaan adalah salah satu yang menekankan
kekuatan transformatif dari informasi itu sendiri daripada pengaruh teknologi
informasi, informasi terjadi dan dihasilkan dalam pekerjaan atau terwujud
dalam masyarakat melalui pendidikan dan pengalaman (Webster, 2002: 14).
Masyarakat Informasi dari Sudut
Pandang Spasial
Konsep ini berkaitan dengan geografis suatu tempat dan konsep ruang.
Penekanan utamanya adalah pada jaringan informasi yang menghubungkan
lokasi dan akibatnya dapat memiliki efek mendalam pada pengorganisasian
ruang dan waktu (Webster, 2002: 17).
Jaringan informasi membuat jarak menjadi tak terlihat. Orang yang berada di
belahan dunia lain dapat dengan cepat mengetahui informasi yang terjadi
pada belahan dunia yang lain, tanpa harus berpergian ke tempat tersebut.
Sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa jaringan informasi mempunyai peran
yang signifikan dalam masyarakat informasi.
Masyarakat Informasi dari Sudut
Pandang Budaya
Budaya dalam masyarakat infromasi dapat berubah seiring dengan
perkembangan informasi, dan biasanya budaya ini sudah tercampur dengan
budaya yang lain sehingga dalam masyarakt informasi terdapat pencampuran
budaya, sehingga budaya asli masyarakat tersebut tidak hilang namun
terkolaborasi dengan budaya lain yang dibawa oleh informasi tersebut.
Warintek
Warung Informasi dan Teknologi (WARINTEK)
- Program atau upaya pemberdayaan unit-unit informasi dan dokumentasi, melalui
peningkatan teknologi informasi untuk memberi kemudahan akses informasi ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK), peningkatan sumber daya manusia, membina
sumber daya informasi lokal termasuk akses terhadap modal pembiayaan.
- Salah satu kegiatan Kementrian Negara Riset dan Teknologi dalam pengembangan
suatu sistem basis Iptek terpadu untuk mendorong program pemberdayaan dan
pengembangan masyarakat berwawasan informasi dengan memberikan kemudahan,
layanan dan pendidikan pada masyarakat luas dalam mengakses informasi.
Latar Belakang Program WARINTEK :
a. Perubahan dari masyarakat industri ke masyarakat informasi, sehingga aktivitas dan cara
berkomunikasi masyarakat dalam kehidupan sosial, perdagangan, ekonomi, penelitian dan
pendidikan telah berubah secara mendasar sejalan dengan kemajuan teknologi, informasi dan
telekomunikasi.
b. Informasi IPTEK harus secara mudah, cepat, akurat dan terjangkau bagi seluruh golongan
masyarakat. Untuk itu diperlukan suatu usaha mendapatkan kemudahan akses dalam memperoleh
informasi yang terpadu. Pada dasarnya informasi teknologi harus dapat diakses oleh semua lapisan
masyarakat tanpa adanya diskriminasi, baik golongan maupun kelompok intelektual.
http://www.warintek.ristek.go.id/
Layanan Elektronis (e-Services) - 1
Penyediaan layanan melalui internet.
- e-Commerce cth : jual beli online
- e-Government cth : pelayanan publik melalui internet
- e-Library cth : layanan perpustakaan digital
-e-Ticketing pembelian tiket elektronis /online
-e-Learning cth : pembelajaran dengan media internet
Kata “Layanan” secara implisit menunjuk pada hal berikut :
a. Penyediaan layanan oleh penyedia (provider)
b. Pemanfaatan dan akses layanan oleh pihak yang memerlukan (pemakai)
c. Penyampaian (delivery) layanan dari penyedia ke pemakai
Layanan Elektronis (e-Services) - 2
Sumber : Modul Komputer dan Masyarakat Drs. Wimmie Handiwidjojo, MIT – Universitas Kristen Duta Wacana
Sejarah Layanan Elektronis
Sejarah ( Tahun 1970 - 1990)
Konsep layanan elektronis diawali dari pengembangan program aplikasi untuk
berbagai keperluan.
Sebuah aplikasi dirancang untuk suatu keperluan tertentu dan melakukan
fungsi-fungsi tertentu.
Contoh: Aplikasi akuntansi digunakan untuk mengelola data keuangan
perusahaan, dan dapat memroses neraca, cashflow, serta menghasilkan
laporan-laporan.
Tujuan aplikasi adalah untuk mengotomasikan berbagai proses.
Hampir semua aplikasi bersifat stand-alone (berdiri sendiri), tidak terhubung
ke jaringan.
Sejarah ( Tahun 1990 - 1990)
Seiring dengan perkembangan teknologi jaringan komputer dan Internet,
karakteristik program aplikasi pun berubah :
Aplikasi berjalan di atas jaringan dan memanfaatkan potensi jaringan untuk memperluas
kemampuannya.
Mulai muncul konsep tentang layanan: ada pihak yg memerlukan sesuatu, dan ada pihak lain yang
menyediakannya.
Antara penyedia dan pemakai layanan tidak perlu ada keterkaitan sebelumnya (prior association).
Hubungan antara penyedia dan pemakai layanan :
Masih sederhana, hanya melibatkan 2 pihak saja
Dalam berbagai bidang aplikasi: e-commerce (mis: toko on-line), e-learning (mis: digital library), egovernment (mis: layanan informasi pemda).
Sumber : Modul Komputer dan Masyarakat Drs. Wimmie Handiwidjojo, MIT – Universitas Kristen Duta Wacana
Contoh E-Goverment
Sejarah ( 2000-sekarang…)
Perubahan karakteristik layanan on-line
Jenis semakin bervariasi semakin banyak layanan di berbagai bidang yang
juga terus bertambah
Melibatkan semakin banyak pihak dengan interaksi yang semakin kompleks
• Toko on-line Amazon
• Sistem pemesanan (reservasi) tiket pesawat
Layanan-layanan yang bersifat kontemporer (baru)
Layanan-layanan kontemporer, kombinasi dari inovasi ide,
dukungan teknologi, dan ketersediaan infrastruktur (terutama
bandwidth Internet)
Interaksi Penyedia - Pemakai
Internet memungkinkan penyedia dan pemakai berhubungan secara
langsung (direct communication)
Menghilangkan pihak-pihak “perantara” (distributor, penyalur, dsb)
Mengurangi biaya, waktu, dan usaha bagi kedua belah pihak
Dapat menimbulkan “konflik saluran” (channel conflicts) sebuah saluran
komunikasi menghalangi saluran komunikasi yang lain.
• Contoh: penjualan on-line mengurangi omzet penjualan off-line
Hubungan Satu-Satu
Meskipun penyedia layanan dapat melayani banyak pemakai, tetapi tetap
terjadi model komunikasi satu-satu (one-to-one) antara penyedia dan masingmasing pemakai.
Sumber : Modul Komputer dan Masyarakat Drs. Wimmie Handiwidjojo, MIT – Universitas Kristen Duta Wacana
Hubungan Satu-Satu dan Loyalitas
Mempertahankan hubungan yang bersifat personal/individual sangat
tergantung pada loyalitas pemakai kepada penyedia layanan.
Loyalitas dalam dunia virtual sangat rentan terhadap kepercayaan (trust) –
sekali pemakai tidak percaya, sangat mudah baginya untuk berpindah ke
penyedia yang lain
- Kepercayaan kesediaan pemakai untuk tetap berinteraksi dengan
penyedia layanan
Kepercayaan Pemakai
Kebenaran (correctness) informasi
Informasi yang disampaikan sesuai fakta
“Ibukota Indonesia adalah Bandung” tidak benar
Akurasi informasi
Informasi yang disampaikan memiliki derajad ketelitian yang cukup
“Bandung terletak di Jawa Barat” lebih akurat drpd “Bandung terletak di
Indonesia”
Keterbaruan (update) informasi
Dalam era informasi, informasi yg terlalu lama tidak diperbarui juga dapat
menurunkan kepercayaan, meskipun kebenaran dan akurasinya masih terjaga
Keamanan informasi
Terkait dengan nilai ekonomis informasi
Hubungan Just In-Time
Dengan kemudahan dan kecepatan berkomunikasi, hubungan pemakai –
penyedia layanan sering bersifat just-in-time interaksi berlangsung secara
ad-hoc, mendadak, dan tidak berkelanjutan (once-only)/
Konsekuensi hubungan just-in-time
– Perlu kecepatan respons
– Perlu fleksibilitas dalam memenuhi permintaan secara just-in-time
Referensi
Sumber Utama : Modul Komputer dan Masyarakat Drs. Wimmie Handiwidjojo, MIT –
Universitas Kristen Duta Wacana
http://norsutriana.blogspot.com/
http://kesbangpol.kemendagri.go.id/
http://novian-r-p-fisip08.web.unair.ac.id
http://ratna-d-p-fisip09.web.unair.ac.id/
http://tonz94.files.wordpress.com
Webster, Frank. 2002. “The Idea of an Information Society”, dalam Theories of the
Information Society. London: Routledge
http://www.warintek.ristek.go.id/