Transcript pert_5

Modul 4
ORGANISASI DOKUMEN/INFORMASI
Purwono (2009) Buku Materi Pokok: Dasar-dasar Dokumentasi. Jakarta:
Universitas Terbuka. Modul 4.
Kegiatan Belajar 1:
Bibliografi dan Bibliografi Internasional
Dokumen perlu dibuatkan sarana temu kembali,
yaitu sarana bibliografi (bibliographic device) yang
meliputi: bibliografi, katalog perpustakaan, dan
indeks.
A. BIBLIOGRAFI
Bibliografi (dari bahasa Yunani “bibliographia”, secara
harfiah "penulisan buku"):
1. Buku studi akademis seperti fisik, benda-benda
budaya, dalam pengertian ini, juga dikenal sebagai
bibliology (dari bahasa Yunani-λογία,-logia) .
2. Daftar sistematis buku dan karya-karya lain seperti
artikel jurnal.
3. Daftar di akhir buku dan artikel untuk menyelesaikan,
publikasi independen.
4. Katalog perpustakaan.
5. Suatu daftar terbitan.
BIBLIOGRAFI DARI BERBAGAI PENDAPAT
Bessy Graham:
Catatan ilmiah mengenai buku.
Roy Stokes:
Daftar buku (a list of books).
Clapp:
1. Bibliografi analitis (Analitical bibliography): bibliografi yang
memberikan penjelasan mengenai pengarang, terbitan dan
sasl mula naskah.
2. Bibliografi sistematis (Sistematic bibliography): disusun
menurut sistem tertentu yang sesuai dengan tujuan
penyusunan.
BIBLIOGRAFI DARI BERBAGAI PENDAPAT (lanjutan)
Robinson:
1. Bibliografi Umum: program secara internasional
(universal), kelompok bahasa tertentu, regional (dari
beberapa negara).
2. Bibliografi Khusus: menurut subjek, bentuk terbitan (misal:
fiksi), menurut kurun waktu), menurut kategori terbutan
(misal: best seller), terbitan lingkup wilayah.
Fredson Bowers:
1. Bibliografi analitis (bibliografi kritis)
2. Bibliografi enumeratif (bibliografi sistematis)
Fungsi Biblografi:
1. sebagai penyebaran informasi dan
informasi,
2. sebagai alat pengawasan terbitan.
penelusuran
Sebagai alat pengawasan, dengan tersebarnya informasi
tentang terbitan, maka para ilmuwan dengan mudah
dan cepat mengetahui berbagai terbitan. Di samping
itu, duplikasi penelitian bisa dihindari.
B. KATALOG PERPUSTAKAAN
Setiap dokumen harus memiliki cantuman bibliografi yang
disebut juga entri katalog dan terdiri atas:
1. Deskripsi bibliografi
2. Tajuk
3. Nomor panggil
Tujuan katalog:
1. identifikasi dokumen primer
2. menentukan lokasi dokumen
3. alat temu kembali
4. administrasi kumpulan dokumen
Fungsi katalog oleh Charles A. Cutter:
1. memungkinkan orang menemukan dokumen yang
diketahui: pengarang, judul subjek.
2. menunjukkan karya yang dimiliki
perpustakaan/unit informasi: oleh pengaang
tertentu, subjek tertentu, jenis (bentuk) tertentu.
3. membatu dalam pemilihan dokumen dalam hal:
edisi, sifat
C. INDEKS
Indeks dari bahasa latin indics yang berarti telunjuk,
sebagai kata kerja berarti menunjuk. Dengan kata
lain, indeks berarti apasaja yang menunjukkan.
Indeks mempunyai 3 unsur:
1. merupakan petunjuk atau referensi tentang item
atau informasi/data.
2. informasi/data tersebut disusun secara sistematis.
3. susunan sistematis tersebut agar mudah dipahami
dan ditelusur.
Fungsi Indeks:
1. alat penelusur informasi.
2. petunjuk tentang data atau informasi.
3. menghubungkan subjek atau cabang ilmu
pengetahuan.
4. alat seleksi bahan pustaka.
Indeks terdiri:
1. Tajuk atau headings: kata atau frasa pada bagian
awal entri.
2. Modifikasi: adanya subjek dan subsubjek.
3. Lokator: penunjuk yang menyatakan lokasi dapat
ditemukan.
Penyusunan Indeks:
1. Berurutan: alfabetis (kata demi kata, kemudian huruf
demi huruf, numerikal (setiap entri diberi nomor urut).
2. Hirarkis: kronologis (entri disusun berdasarkan urutan
waktu), klasifikasi (berdasarkan urutan klasifikasi).
D. STANDAR BIBLIOGRAFI INTERNASIONAL
Standar merupakan aturan yang berguna untuk membimbing,
tetapi bisa bersifat wajib. Untuk tiap dokumen hanya satu kali
dibuatkan cantuman bibliografi yang komprihensif. Cantuman
harus dibuat secepatnya setelah dokumen diterbitkan atau
tidak diterbitkan.
Oleh karenanya dalam penyusunan bibliografi harus
memperhatikan:
1. Penentuan Tajuk Subjek, yang menyangkut tajuk utama dan
tajuk tambahan.
2. Penentuan Deskripsi, yang meliputi 8 daerah deskripsi
bibliografi.
3. Sistem Penomoran Internasional: ISBN, ISSN, CODEN
ISBN
ISBN terdiri dari 10 digit nomor dengan urutan penulisan adalah
kode negara-kode penerbit-kode buku-no identifikasi.
Namun, mulai Januari 2007 penulisan ISBN mengalami perubahan
mengikuti pola EAN, yaitu 13 digit nomor. Perbedaannya hanya
terletak pada tiga digit nomor pertama ditambah 978. Jadi,
penulisan ISBN 13 digit adalah 978-kode negara-kode penerbit-kode
buku-no identifikasi.
ISBN Untuk Indonesia
Prefiks ISBN untuk negara Indonesia adalah
979 dan 602. Contoh pola ISBN untuk bukubuku di Indonesia:
 978-979-penerbit-kode buku-no identifikasi
 978-602-penerbit-kode buku-no identifikasi
 979-979-penerbit-kode buku-no identifikasi
 979-602-penerbit-kode buku-no identifikasi
Kegiatan Belajar 2:
Sarana Simpan dan Temu Kembali Dokumen/Informasi
PEMBAHASAN:
A. SUSUNAN KOLEKSI DOKUMEN DAN KATALOG PERPUSTAKAAN
B. SUSUNAN DOKUMEN
C. SISTEM KATALOG PERPUSTAKAAN
D. KOMBINASI SARANA TEMU KEMBALI
E. BAHASA PENELUSURAN
F. EFEKTIVITAS SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI
G. KATALOG TERPASANG DAN KATALOG INDUK TERPASANG
A. SUSUNAN KOLEKSI DOKUMEN DAN KATALOG PERPUSTAKAAN
1. Dokumen yang telah diproses perlu disusun di rak
(shelf arrangement).
2. Dokumen tersebut diberikan sarana untuk temu
kembali yang berupa rekaman bibliografi
(bibliographic record) yang disebut katalog.
3. Katalog mengandung tajuk utama (main heading) dan
tajuk tambahan (added entry).
4. Katalog kemudian disusun menurut aturan tertentu
pula.
B. SUSUNAN DOKUMEN
Susunan dokumen juga berfungsi sebagai sarana temu kembali.
Ada dua sistem penempatan dokumen:
1. Penempatan tetap (fixed location/order):
• mempunyai tempat tetap,
• disusun menurut urutan penerimaan,
• ukuran atau ciri non fisik,
• susunan tidak bisa dipakai sebagai sarana temu kembali.
2. Penempatan relatif (relative location/code):
• disusun berdasarkan isinya (subjek)/nomor klas,
• dapat dipindah atau digeser,
• dokumen baru bisa disisipkan,
• bisa untuk “browsing”,
• bisa dijadikan sarana temu kembali.
C. SISTEM KATALOG PERPUSTAKAAN
Format/bentuk katalog:
1. Katalog kartu (card catalog)
2. Katalog berkas (sheet catalog)
3. Katalog tercetak (printed/book catalog)
4. Katalog COM (Computer Output Microform)
5. Katalog On-Line/OPAC
Dua sistem penyusunan katalog:
1. Berabjad (alphabetical): jajaran pengarang/judul berabjad,
jajaran subjek berabjad.
2. Berkelas (classified): jajaran pengarang/judul berabjad, jajaran
subjek berabjad, jajaran subjek berkelas.
Variasi sistem penyusunan katalog:
1. Terpadu (Dictionary catalog)
2. Terbagi (Divided catalog)
D. KOMBINASI SARANA TEMU KEMBALI
Sarana temu kembali dokumen: katalog, susunan dokumen,
bibliografi, dan shelflist (daftar pengerakan).
Selflist adalah daftar milik perpustakaan yang entri-entrinya
disusun menurut urutan dokumen di rak.
Selflist dilengkapi dengan jumlah kopi, nomor induk, harga,
kopi yang hilang dan lainnnya.
Selflist berfungsi: memantau lokasi dokumen, kendali untuk
nomor panggil, sarana untuk inventarisasi (stock opname),
pemantau keseimbangan koleksi.
Temu Kembali
1. Menurut Zainab (2002: 41): suatu proses pencarian
dokumen dengan menggunakan istilah-istilah
pencarian untuk untuk mendefinisikan dokumen sesuai
dengan subjek yang diinginkan.
2. Menurut Salton (1983: 1): merupakan suatu sistem
yang menyimpan informasi dan menemukan kembali
informasi tersebut.
E. BAHASA PENELUSURAN
1. Bahasa Alamiah: setiap istilah yang ada pada judul.
2. BahasaTerkontrol: setiap istilah yang berasal dari
subjek.
F. EFEKTIVITAS SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI
Lancaster (1980: 140): efektivitas dari suatu sistem temu kembali
informasi adalah kemampuan dari sistem itu untuk memanggil
berbagai dokumen dari suatu basis data sesuai dengan permintaan
pengguna. Ada dua yang biasanya digunakan dalam mengukur
kemampuan suatu sistem temu kembali informasi: rasio atau
perbandingan perolehan (recall) dan ketepatan (precicion).
G. KATALOG TERPASANG DAN KATALOG INDUK TERPASANG
Barbara (2001): katalog terpasang (online catalog):
• katalog perpustakaan yang memuat informasi data
bibliografi berbasis komputer
• data disimpan pada suatu server
• data bisa diakses langsung secara
terpasang/terhubung dari komputer terminal
(workstations) baik lokal maupun global.