analisis investasi dan manajemen portofolio

Download Report

Transcript analisis investasi dan manajemen portofolio

ANALISIS INVESTASI DAN
MANAJEMEN PORTOFOLIO
Sumber : Eduardus Tandelilin
ANALISIS INDUSTRI

PENGERTIAN INDUSTRI

PENTINGNYA ANALISIS INDUSTRI

ESTIMASI TINGKAT KEUNTUNGAN
INDUSTRI

ESTIMASI EARNING PER SHARE (EPS)
INDUSTRI

PERSAINGAN DAN RETURN INDUSTRI
YANG DIHARAPKAN

ESTIMASI EARNING MULTIPLIER INDUSTRI
2
ANALISIS INDUSTRI

Analisis industri merupakan tahap kedua
dalam analisis fundamental secara topdown approach.

Dalam analisis industri, investor mencoba
memperbandingkan kinerja dari berbagai
industri, untuk bisa mengetahui jenis
industri apa saja yang memberikan prospek
paling baik ataupun sebaliknya.
3
ANALISIS INDUSTRI

Selanjutnya, berdasarkan hasil analisis
industri tersebut, investor akan
menggunakan informasi tersebut sebagai
masukan untuk mempertimbangkan sahamsaham dari kelompok industri mana sajakah
yang akan dimasukkan dalam portofolio.
4
PENGERTIAN INDUSTRI

Pengelompokan suatu industri dalam
kenyatannya tidaklah sesederhana yang
dibayangkan, karena banyak perusahaan
yang bergerak dalam lini bisnis yang
berbeda.

Untuk menyiasati permasalahan tersebut,
diperlukan suatu metode pengklasifikasian
industri.

Salah satu metode pengklasifikasian
industri ke dalam berbagai divisi, atau
disebut sistem Standard Industrial
Classification (SIC),
5
PENGERTIAN INDUSTRI

Standar pengelompokan industri di
Indonesia disebut Indinesia Stock Exchange
Sectoral Industry Classfification (JASICA).

Klasifikasi JASICA ini terdiri dari 9 divisi,
dan masing-masing divisi tersebut dibagi
lagi menjadi kelompok industri utama dan
diberi kode dua digit.

Contoh klasifikasi industri JASICA di BEI
dilihat pada berikut ;
6
Klasifikasi Industri di Indonesia
1.
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
1.5.
1.6.
2.
PERTANIAN
Pertanian
Perkebunan
Pertenakan
Perikanan
Kehutanan
Lain-lain yang belum terklasifikasi
PERTAMBANGAN
2.1. Pertambangan batu bara
2.2. Pertambangan minyak dan gas bumi
2.3. Pertambangan logam & mineral lainnya
2.4. Pengalian batu atau tanah
2.5. Lain-lain yang belum terklasifikasi
3. INDUSTRI DASAR DAN KIMIA
3.1. Semen
3.2. Keramik, gelas, porselen
3.3. Produk logam dan sejenisnya
3.4. Kimia
3.5. Plastik
3.6. Pakan ternak
3.7. Industri kayu & pengolahannya
3.8. Pulp dan kertas
3.9. Lain-lain yang belum
terklasifikasi
7
Klasifikasi Industri di Indonesia
4.
ANEKA INDUSTRI
4.1.
4.2.
4.3.
4.4.
4.5.
4.6.
4.7.
Mesin dan alat berat
Otomotif dan komponenya
Tesktil dan garmen
Alas kaki
Kabel
Elektronik
Lain-lain yang belum terklasifikasi
5.
5.1.
5.2.
5.3.
5.4.
5.5.
INDUSTRI BARANG KONSUMSI
Makanan dan minuman
Industri tembakau
Farmasi
Kosmetik & barang rumah tangga
Lain-lain yang belum terklasifikasi
6. KONSTRUKSI, PROPERTI &
REAL ESTAT
6.1. Konstruksi
6.2. Propeti dan real estat
6.3. Lain-lain yang belum terklasifikasi
7. INFRASTRUKTUR, UTILITAS &
TRANSPORTASI
7.1. Energi
7.2. Jalan tol, bandaran, pelabuhan dan
sejenisnya
7.3. Telekomunikasi
7.4. Transportasi
7.5. Lain-lain yang belum terklasifikasi
8
Klasifikasi Industri di Indonesia
8.
KEUANGAN
8.1. Bank
8.2. Lembaga pembiayaan
8.3. Perusahaan efek
8.4. Asuransi
8.5. Reksa dana
8.6 Lain-lain yang belum terklasifikasi
9. PERDAGANGAN DAN JASA
9.1. Perdagangan besar barang industri
9.2. Perdagangan besar barang
konsumsi
9.3. Perdagangan eceran
9.4. Hotel dan restoran
9.5. Pariwisata dan hiburan
9.6. Periklanan dan media massa
9.7. Jasa komputer dan perangkatnya
9.8. Lain-lain yang belum terklasifikasi
9
PENTINGNYA ANALISIS INDUSTRI

Mengapa analisis industri merupakan
tahap penting dalam investasi?

Beberapa hasil penelitian empiris
dirangkum oleh Reilly dan Brown (1997),
menyimpulkan:
1.
Industri yang berbeda mempunyai tingkat
return yang berbeda pula, sehingga
analisis industri perlu dilakukan untuk
mengetahui perbedaan kinerja antar
industri.
10
PENTINGNYA ANALISIS INDUSTRI
2. Tingkat return masing-masing industri
berbeda di setiap tahunnya. Oleh karena
itu, analis dan investor juga perlu
menambahkan dengan beberapa data lain
yang relevan untuk mengestimasi return
industri di masa yang datang.
3. Tingkat return perusahaan-perusahaan di
suatu industri yang sama, terlihat cukup
beragam.
11
PENTINGNYA ANALISIS INDUSTRI
4. Tingkat risiko berbagai industri juga
beragam, sehingga analis dan investor
perlu mempelajari dan mengestimasi
faktor-faktor risiko yang relevan untuk
suatu industri tertentu seperti halnya
estimasi return.
5. Tingkat risiko suatu industri relatif stabil
sepanjang waktu, sehingga analisis risiko
berdasarkan data historis dapat digunakan untuk mengestimasi risiko industri di
masa datang.
12
ESTIMASI RETURN INDUSTRI

Untuk menilai return yang diharapkan dari
suatu industri, bisa dilakukan dengan
langkah berikut:
1. Estimasi earning per share (EPS) yang
diharapkan dari suatu industri
2. Estimasi Price Earning Ratio (P/E) yang
diharapkan atau disebut juga sebagai expected
earning multiplier industri.
13
ESTIMASI RETURN INDUSTRI
3. Mengalikan kedua hasil estimasi tersebut
sehingga diperoleh nilai akhir yang diharapkan
dari suatu industri (expected ending value of
industry).
4. Menentukan return yang diharapkan dari suatu
industri, dengan cara menjumlahkan nilai yang
diharapkan dari suatu industri dengan dividen
yang diharapkan dari suatu industri, kemudian
dibagi dengan nilai awal industri tersebut pada
periode sebelumnya.
14
PERSAINGAN & RETURN INDUSTRI

Tingkat return yang diharapkan dari suatu
industri juga tergantung pada intensitas
persaingan yang ada dalam industri.

Intensitas persaingan dalam suatu industri
akan menentukan kemampuan industri
untuk tetap memperoleh tingkat return di
atas rata-rata.

Intensitas persaingan merupakan gambaran
dari lima faktor utama persaingan.
15
Lima faktor persaingan yang menentukan
profitabilitas industri
Pemain baru
potensial
Ancaman
pemain baru
Bargaining power
pemasok
Pesaing industri
Pembeli
Pemasok
Persaingan antara
perusahaan
dalam industri
Ancaman barang
substitusi
Bargaining power
pembeli
Barang
Substitusi
16
ESTIMASI EARNING MULTIPLIER
INDUSTRI

Bagaimana cara mengestimasi earning
multiplier industri?
1. Analisis makro
mempelajari hubungan antara earning multiplier
industri dengan earning multiplier pasar.
2. Analisis mikro
mengamati variabel-variabel yang
mempengaruhi earning multiplier industri, seperti
dividend-payout ratio (DPR), tingkat return yang
disyaratkan dalam industri (k), dan tingkat
pertumbuhan earning dan dividen industri yang
diharapkan (g).
17