Transcript mastitis - Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

Fakultas Kedokteran Hewan
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Drh. Erni Rosilawati Sabar Iman, MS
Radang ambing
Radang kelenjar susu
SUATU PROSES KERADANGAN PADA AMBING YANG DAPAT BERLANGSUNG
SECARA PERAKUT, AKUT, SUBAKUT MAUPUN KRONIS, DITANDAI DENGAN
KENAIKAN JUMLAH SEL DI DALAM AIR SUSU, PERUBAHAN FISIK MAUPUN
SUSUNAN AIR SUSU DAN DISERTAI ATAU TANPA DISERTAI DENGAN
PERUBAHAN PATOLOGIS ATAS KELENJARNYA SENDIRI
TERJADI DIMANA – MANA
 MENYERANG MAMALIA
 TERUTAMA SAPI
kerugian ekonomi besar
PENURUNAN PRODUKSI AIR SUSU
AIR SUSU DIBUANG
ONGKOS PERAWATAN DAN PENGOBATAN
KENAIKAN BEAYA PENGGANTIAN SAPI
Bahan Kuliah Drh. Erni R. Sabar Iman, MS
TRAUMATIK
ETIOLOGI
INFEKSI  terutama bakteri
UMUM
JARANG
STAPHYLOCOCCUS AUREUS (akhir2 ini CNS )
AGALACTIAE
STREPTOCOCCUS
MYCOPLASMA, ACTINOMYCES,
MYCOBACTERIUM,CLOSTRIDIUM
PERFRINGENS, BRUCELLA,
LEPTOSPIRA, NOCARDIA, YEAST
DYSGALACTIAE
UBERIS
COLIFORM  TERUTAMA E.COLI
PYOGENES
CORYNEBACTERIUM
BOVIS
PSEUDOMONAS AERUGINOSA
dipermudah/ dipengaruhi
FAKTOR2 PREDISPOSISI
HEWAN
AMBING SANGAT MENGGANTUNG
LUBANG PUTTING TERLALU BESAR
UMUR  TUA, SPHINCTER KENDOR
PENGELOLAAN PETERNAKAN
PERKANDANGAN
SANITASI KANDANG
KEBERSIHAN PEMERAHAN
Bahan Kuliah Drh. Erni R. Sabar Iman, MS
CARA PENULARAN
LUKA PADA PUTING AMBING
TANGAN PEMERAH
MESIN PEMERAH
PADA SAAT PENCUCIAN AMBING
LALAT
• HYDROTOEA
• HYDROTOEA
METEORICA
IRRITAN
SUMMER MASTITIS
EROPA
pada
DRY COWS & HEIFERS
( masa kering )
( sapi betina belum beranak )
mix infection
 ARCANOBACTERIUM PYOGENES
 PEPTOSTREPTOCOCCUS INDOLICUS
 S. DYSGALACTIAE
PURULENT DG. BAU BUSUK
Bahan Kuliah Drh. Erni R. Sabar Iman, MS
PATOGENESIS
kuman masuk
LUBANG PUTING
LIMFOGEN / dan HEMATOGEN
antara lain
-TUBERCULOSIS MASTITIS
- LEPTOSPIRA
- BRUCELLA
SALURAN PUTTING & KELENJAR AMBING
p.u. membentuk koloni, berkembang biak , menyebar
LOBULI , ALVEOLI
KERUSAKAN SEL KELENJAR
MERUSAK PEMBULUH DARAH
derajad tgt
MIKROORGANISME
RADANG
PRIMER
JENIS
JUMLAH
VIRULENSI
DAYA TAHAN TUBUH
 mekanisme pertahanan kelenjar susu
PENYUMBATAN SALURAN SUSU
( FIBRIN & SEL2 DARAH PUTIH YANG RUSAK )
TROMBOSIS VENA
ATROFI KELENJAR
GANGGUAN PEREDARAN DARAH
PEMBENTUKAN JARINGAN IKAT INTERLOBULER ( FIBROSIS )
 NEKROSE JARINGAN  GANGREN
 PERNANAHAN / ABSES
PERAKUT sampai AKUT
PRODUKSI AIR SUSU MENURUN
KRONIS
KLASIFIKASI MASTITIS
proses penyakit
KLINIS
dapat menjadi
GEJALA2 TAMPAK
• KELAINAN AMBING
• TANDA2 UMUM RADANG
• KELAINAN AIR SUSU
FISIS DAN KIMIAWI
SUB KLINIS
PERUBAHAN FISIK TIDAK ADA,
ADA KUMAN PADA PEMERIKSAAN
 INFEKSI LATEN
dibutuhkan
PEMERIKSAAN LAB
 LEUKOSIT MENINGKAT
DALAM AIR SUSU
Bahan Kuliah Drh. Erni R. Sabar Iman, MS
GEJALA KLINIS
dasar pemeriksaan
KELAINAN ORGANIK AMBING
TANDA2 ADANYA REAKSI UMUM DARI RADANG
KELAINAN AIR SUSU
ADA 4 BENTUK MASTITIS
AKUT - PERAKUT
RADANG DGN. REAKSI SISTEMIK
SUB AKUT
KRONIS
- DEMAM 42oC
- ANOREXIA
- KELESUAN
- AMBING MEMBENGKAK, PANAS, SAKIT, KEMERAHAN
- PINCANG / HEWAN TIDAK MAMPU BERDIRI
- PRODUKSI SUSU MENURUN
- AIR SUSU MENGGUMPAL, KEMERAHAN, KEHIJAUAN,
KUNING KECOKLATAN, KADANG2 BERBAU
berlangsung cepat & hebat
PERAKUT  TOXAEMIA
sifat kuman & toxin
GANGREN PADA KONDISI KELENJAR YANG JELEK
• PADA RABAAN TERASA DINGIN
• WARNA KULIT AMBING MENJADI BIRU LEBAM
• AIR SUSU LEBIH ENCER, KADANG2 BERCAMPUR DARAH
Bahan Kuliah Drh. Erni R. Sabar Iman, MS
SUB AKUT
RADANG TETAPI TIDAK
DENGAN REAKSI SISTEMIK
• HEWAN MASIH MAU MAKAN
• SUHU MASIH DALAM BATAS NORMAL
• PERUBAHAN PADA AMBING TIDAK
TERSIFAT TETAPI KOMPOSISI DAN
KONSISTENSI AIR SUSU BERUBAH
KRONIS
BERLANGSUNG BEBERAPA KALI MASA
LAKTASI/ BERULANG DENGAN SEDIKIT
PERUBAHAN PADA AIR SUSU
• GEJALA UMUM TIDAK TERLIHAT
• INSPEKSI  KWARTIR MENGECIL  ASIMETRIS
• PALPASI  MENGERAS  BANYAK JAR. IKAT
(INDURASI)
• PRODUKSI SUSU MENURUN, KONSISTENSI ENCER ,
KADAR LEMAK MENURUN, SEL2 LEUKOSIT BERTAMBAH
DAPAT MENJADI AKUT DALAM
WAKTU TIDAK TERLALU LAMA
Bahan Kuliah Drh. Erni R. Sabar Iman, MS
PATOLOGI ANATOMI
RADANG KATARAL ATAU BERFIBRIN PADA CISTERNA DAN
DUCTUS LACTIFERUS  MASTITIS CATARRHALIS  AKUT
 AIR SUSU BERCAMPUR LENDIR, DARAH , NANAH ATAU FIBRIN
RADANG LEUKOSITER DALAM PARENKIM PEMBENTUK AIR
SUSU  AIR SUSU BERCAMPUR JONJOT2 NANAH
 MASTITIS PARENCHYMATOSA
RADANG TERUTAMA DITEMUKAN DALAM JARINGAN
INTERSTISIUM  MENEBAL KARENA PERTAMBAHAN JARINGAN
IKAT  MASTITIS INTERSTITIALIS
Bahan Kuliah Drh. Erni R. Sabar Iman, MS
MASTITIS KHUSUS
SPESIES2 KUMAN YG. PENTING
epidemiologi  asal kuman
CONTAGIOUS MASTITIS
ditularkan
AMBING TERINFEKSI
ENVIRONMENTAL MASTITIS
ditularkan
LINGKUNGAN SEKITAR
 KONTAMINASI PERALATAN
 BEDDING MATERIAL
• STAPHYLOCOCCUS AUREUS
• STREPTOCOCCUS AGALACTIAE
• CORYNEBACTERIUM PYOGENS
& BOVIS
utama
• COLIFORM
E.COLI
• STREPTOCOCCUS DYSGALACTIAE
• STREPTOCOCCUS UBERIS
• PSEUDOMONAS AERUGINOSA
Bahan Kuliah Drh. Erni R. Sabar Iman, MS
STAPHYLOCOCCUS AUREUS  STAPHYLOCOCCAL MASTITIS
STAPHYLOCOCCUS PYOGENES
KOMENSAL PADA KULIT & MUKOSA TR ATAS, TU BAWAH & TD
KOLONISASI PADA PUTTING LUKA & SALURAN PUTTING  FAKTOR PREDISPOSISI
melekat
MUKOSA INTERNAL AMBING  punya kapsul  EPS ( extracellular polysaccharida)
 TAHAN TERHADAP FAGOSITOSIS
faktor virulensi lainnya
 COAGULASE
 HYALURONIDASE
 PROTEASE
 HEMOLISIN : a  - HEMOLISIS SEL DARAH
- DERMONEKROTIK
GANGRAENOUS MASTITIS
 NEKROSE
b  - HEMOLISIS DARAH
- KERUSAKAN SEL MEMBRAN
 LEUKOSIDIN
 FIBRINOLISIN ( STAPHYLOKINASE )
Bahan Kuliah Drh. Erni R. Sabar Iman, MS
STAPHYLOCOCCAL MASTISTIS
KLINIS
PERAKUT - KRONIS
SUB KLINIS
MAYORITAS  50%
dipengaruhi
STADIUM LAKTASI
BERAT PADA AWAL LAKTASI  PERAKUT GANGRENOUS MASTITIS
- SERANGAN TIBA2
- ANOREXIA
- DEMAM TINGGI
AKUT
- DEPRESI
- GEJALA RADANG SISTEMIK
- BENGKAK & SAKIT PADA PALPASI
- SEKRESI PURULENT & ADA GUMPALAN2
- HITAM PD.DAERAH GANGREN ( + 24 jam )
 BERLANJUT  FIBROSIS
- TOXEMIA  MATI BILA TIDAK DIOBATI
KRONIS / SUB KLINIS
BAKTERI TAHAN TERHADAP FAGOSITOSIS
 KUMAN TERLINDUNGI
 PENETRASI ANTIBIOTIKA DIHAMBAT
PRODUKSI MENURUN
Bahan Kuliah Drh. Erni R. Sabar Iman, MS
STREPTOCOCCUS AGALACTIAE  STREPTOCOCCAL MASTITIS
OBLIGAT PARASIT
KOLONISASI PADA SALURAN AMBING
faktor2 virulensi
 HYALURONIDASE
 STREPTOKINASE
 PROTEASE
 EXOTOXIN  HEMOLISIN
AKUT MASTITIS
Bahan Kuliah Drh. Erni R. Sabar Iman, MS
CORYNEBACTERIUM PYOGENES & CORYNEBACTERIUM BOVIS
SELAPUT LENDIR
TR  TONSIL & RETROPHARYNGEAL
EKSOTOKSIN  HEMOLISIN
KELENJAR SUSU
• MASTITIS RINGAN (SUB AKUT)
• SUB KLINIS
TERJADI MASTITIS
 UMUM PADA SAPI MASA KERING
 LAKTASI  INFEKSI SEKUNDER
EKSUDAT PURULENT
AKUT  PERAKUT
Bahan Kuliah Drh. Erni R. Sabar Iman, MS
COLIFORM  COLIFORM MASTITIS
terpenting E.coli
KONTAMINASI PUTTING SUSU  BEDDING MATERIAL
 KOLONISASI NEGATIF
pada umumnya
- SERBUK GERGAJI
- SERUTAN KAYU
MASTITIS AWAL LAKTASI
EFEK ENDOTOKSIN
TDK MENYERANG JARINGAN TTP MERUSAK MICROVASCULAR DARI
DINDING ALVEOLI & JARINGAN INTERSTISIAL DARI AMBING
CLINICAL MASTITIS
PERAKUT
- TERJADI TIBA2
- ANOREXIA
- DEMAM
- DEPRESI
- TOXEMIA
AKUT
GEJALA SISTEMIK LEBIH RINGAN DARIPADA PERAKUT
beberapa jam
-SUHU NORMAL/ SUBNORMAL
 DIIKUTI DIARE PROFUS & DEHIDRASI 
KEMATIAN SETELAH 1 – 2 jam GEJALA TAMPAK
KESEMBUHAN TERJADI
- AMBING KEMBALI NORMAL
- LAKTASI NORMAL
- FIBROSIS NEGATIF
- PRODUKSI SUSU TETAP SPT SEMULA
-SEKRESI AMBING BERWARNA COKLAT BERISI SERPIHAN JARINGAN NEKROTIK
STREPTOCOCCUS DYSGALACTIAE
VAGINA , ENVIRONMENT
&
STREPTOCOCCUS UBERIS
KULIT, VAGINA, TONSIL, LINGKUNGAN
KOLONISASI PADA PUTTING YG.LUKA
KOLONISASI NEGATIF
MASA KERING
MASA KERING
KASUS LEBIH RENDAH TETAPI LEBIH
AKUT DARI S.AUREUS & S. AGALACTIAE
KLINIS  RINGAN, TANPA GEJALA SISTEMIK
STREPTOCOCCAL MASTITIS
ENVIRONMENTAL MASTITIS
cara penularan
 PERALATAN PEMERAHAN
 ORGANIK BEDDING MATERIAL
Bahan Kuliah Drh. Erni R. Sabar Iman, MS
PSEUDOMONAS AERUGINOSA  ENVIRONMENTAL MASTITIS
LINGKUNGAN  TANAH , AIR & TUMBUH2 AN
aseptic
INTRA MAMAE
 MELEKAT
 KOLONISASI
fimbrae
 LECITHINASE
 INVASI , PERDARAHAN , NEKROSE
 PROTEASE
 EXOTOXIN A
 LEUCOCIDIN
 LENDIR EXTRACELLULER
PERAKUT
SUB CLINICAL
TOXEMIA  MOTALITAS TINGGI
Bahan Kuliah Drh. Erni R. Sabar Iman, MS
DIAGNOSA
GEJALA KLINIS & PA
SUB KLINIS
deteksi peningkatan leukosit
 WHITESIDE TEST
 UJI WMT (WISCOUSIN MASTITIS TEST)
 UJI CMT (CALIFORNIA MASTITIS TEST)
2 ml SUSU + 2 ml REAGEN CMT
ALKYL ARYL SULFONAT 3%
NaOH 1,5%
INDIKATOR BROOM KRESOL PURPLE
PEMBENTUKAN GEL
NEGATIF JUMLAH SEL < 200.000
TRACE JUMLAH SEL 150.000 – 500.000
POS 1 JUMLAH SEL 400.000 – 1.500.000
POS 2 JUMLAH SEL 800.000 – 5.000.000
POS 3 JUMLAH SEL > 5.000.000
Bahan Kuliah Drh. Erni R. Sabar Iman, MS
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
perlu
SPESIMEN
AIR SUSU HEWAN TERSANGKA
teknik pengambilan
ASEPTIS
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI
KUMAN PENYEBAB
PENYAKIT
PENEGUHAN DIAGNOSA
KLINIS / PATOLOGIS
- BERSIHKAN AMBING
- HAPUSHAMAKAN AMBING & PUTTING
SUSU DG. ANTISEPTIKA  ALKOHOL 70%
- BUANG PANCARAN PERTAMA KEMUDIAN
TAMPUNG PANCARAN2 YG. BERIKUTNYA
PADA BOTOL ATAU TABUNG REAKSI STERIL
- BERI LABEL
- KIRIMKAN DALAM TERMOS BERISI ES
BATU SECEPATNYA
Bahan Kuliah Drh. Erni R. Sabar Iman, MS
ISOLASI & IDENTIFIKASI S.AUREUS
aerob t 37oC
BLOOD AGAR
 MIKROSKOPIK
koloni
- UKURAN 2 – 4 mm
- BULAT, HALUS, CEMBUNG,
KUNING EMAS
- BULAT / OVAL  diameter 0,8 – 1mm
- BERGEROMBOL
- TIDAK BERGERAK
- GRAM POSITIF
- b HEMOLISIS
 UJI KEGANASAN
- FERMENTASI MANITOL PADA MSA
- UJI KOAGULASE
TIDAK TUMBUH
PADA MAC CONKEY
Bahan Kuliah Drh. Erni R. Sabar Iman, MS
ISOLASI & IDENTIFIKASI STREPTOCOCCUS SP.
aerob t 37oC
BLOOD AGAR
koloni
- UKURAN 0,5 – 1 mm
- BULAT, KECIL, HALUS,
JERNIH,AGAK CEMBUNG
 SEPERTI TITIK EMBUN
- b He  S.AGALACTIAE
a He/ (-)  S.DYSGALACTIAE
(-)/ a He  S.UBERIS
 MIKROSKOPIK
- BULAT / OVAL  diameter 0,6 – 1mm
- BERANTAI
- TIDAK BERGERAK
- GRAM POSITIF
 UNTUK MEMBEDAKAN DG. STAPHYLO COCCUS DENGAN UJI KATALASE
 MENENTUKAN SPESIES
- UJI BIOKIMIA & GULA2
TIDAK TUMBUH
PADA MAC CONKEY
- LANCEFIELD’S SEROLOGIS
MENENTUKAN KELOMPOK
- S. AGALACTIAE
DENGAN CAMP TEST
- S. DYS. ( - ) & UBERIS (+)
DENGAN AESCULIN TEST
Bahan Kuliah Drh. Erni R. Sabar Iman, MS
ISOLASI & IDENTIFIKASI CORYNEBACTERIUM PYOGENES
aerob t 37oC
BLOOD AGAR
 MIKROSKOPIK
koloni
-MENYERUPAI STREPTOCOCCUS
 TETES EMBUN  LAMA
KELAMAAN MENJADI
PUTIH & KERING
- BATANG KECIL , COCCOID DG.UJUNG MEMBENGKAK  0,2 – 0,3m x 0,5 – 2 m
- TERSUSUN DALAM BENTUK PALISADE
- TIDAK BERGERAK
- GRAM POSITIF
- b HEMOLISIS
TIDAK TUMBUH
PADA MAC CONKEY
 BIOKIMIA & GULA-GULA
PYOGENES
b HEMOLISIS
- KATALASE
- METACHROMATIC
- GLUKOSE
- LAKTOSE
- MANITOL
- UREASE
BOVIS
+
+
+
-
+
+
+
+
Bahan Kuliah Drh. Erni R. Sabar Iman, MS
ISOLASI & IDENTIFIKASI COLIFORM  MAC CONKEY
terutama
E. COLI
ISOLASI
KULTUR t 37oC
37oC
IDENTIFIKASI
MIKROSKOPIK
aerob/ fakultatif anaerob
 BATANG PENDEK GEMUK
0,4 – 0,7 x 2 – 4 m
BLOOD AGAR
koloni
 UKURAN 1 – 3 mm
 SUSUNAN TUNGGAL / SENDIRI-SENDIRI
 TIDAK BERSPORA
 MOTILE
 GRAM NEGATIF
 BULAT, LICIN, TIDAK BERWARNA, TEPI
RATA, KONSISTENSI SEPERTI MENTEGA
 ( - ) / b HEMOLISIS
MAC CONKEY
koloni
IDEM , WARNA MERAH DADU
 FERMENTASI LAKTOSE
media selektif
EMBA
HIJAU METALIK
BIOKIMIA
-TSIA
- INDOL
- MR
- VP
- CITRAT
- UREA
 AS / AS / GAS
 +
 +
   -
ISOLASI & IDENTIFIKASI PSEUDOMONAS AERUGINOSA
aerob t 37oC
BLOOD AGAR
PSEUDOMONAS PYOCYANEA
 MIKROSKOPIK
koloni
-BESAR, KERUH, TEPI TIDAK
RATA/ TIDAK TERATUR, KONSISTENSI SEPERTI MENTEGA
-HIJAU KEBIRUAN
 JELAS PD.MEDIA NA  DIFUSI
pigmen
- BATANG LANGSING  0,5m x 1 – 3 m
- GRAM NEGATIF
- MOTILE  FLAGEL PADA SALAH SATU UJUNGNYA
 BIOKIMIA & GULA-GULA
PYOCYANIN  BIRU HIJAU
-KATALASE +
 LARUT DALAM AIR & CHOLOFORM
-TSIA
 TIDAK BERUBAH
-FLUORESCEN KUNING HIJAU
-INDOL  +
beberapa strain  LARUT DLM AIR TETAPI TIDAK
-H2S
 +
DALAM CHOLOFORM
-MR,VP
 -b HEMOLISIS
-GLUKOSE  +
-LACTOSE  MAC CONKEY
-SUCROSE  TIDAK BERWARNA  TIDAK MERAGIKAN LAKTOSA
Bahan Kuliah Drh. Erni R. Sabar Iman, MS
PENGENDALIAN  PENCEGAHAN & PEMBERANTASAN
PENCEGAHAN
MENCEGAH INFEKSI
DI DALAM AMBING  CONTAGIOUS MASTITIS
asal bakteri
penularan
cara
KEBERSIHAN PEMERAHAN &
PERBAIKAN MANAGEMENT
DI LUAR AMBING  ENVIRONMENTAL MASTITIS
PERALATAN PEMERAH ,
BEDDING MATERIAL
meliputi
 DESINFEKSI AIR PENCUCI AMBING
 GUNAKAN HANDUK PEMBERSIH UNTUK
MASING2 SAPI SENDIRI2
TANGAN / SARUNG TANGAN
dipping
 DESINFEKSI
MANGKUK MESIN PEMERAH
 DIPPING PUTING
SEBELUM PEMERAHAN
(PRE MILKING TEAT DESINFECTION)
MENGURANGI BAKTERI
LINGKUNGAN  KONTAMINASI
BEDDING TIDAK BERKOLONISASI
HYPOCHLORIT 4%
CHLORHEXIDINE
0,5%
IODINE 0,5 – 1%
SETIAP KALI
PINDAH KELAIN
SAPI
SESUDAH PEMERAHAN
( POST MILKING TEAT DESINFECTION)
MENGURANGI BAKTERI YANG
BERKOLONISASI
Bahan Kuliah Drh. Erni R. Sabar Iman, MS
 MENGHINDARI PUTTING SUSU LUKA
 KOREKSI FUNGSI MESIN PEMERAH
• DAYA VAKUM / HISAP TINGGI
• PEMERAHAN TERLALU BERKELEBIHAN
 KOREKSI BEDDING
 MENGHINDARI FAKTOR2 STRESS / PREDISPOSISI
 DETEKSI RUTIN DENGAN CMT & CULTURE KUMAN / UJI MIKROBIOLOGIS
 TERAPI ANTIBIOTIKA UNTUK KASUS KRONIS DAN MASA KERING
 PENGELUARAN SAPI / CULLING SETELAH GAGAL BEBERAPA KALI DIOBATI
 VAKSINASI UNTUK ESCHERICHIA COLI
Bahan Kuliah Drh. Erni R. Sabar Iman, MS
PEMBERANTASAN
TERAPI
KLINIS
SUB KLINIS
akut
LAKTASI
INTRAMAMAE GAGAL
 parenteral im / iv
AKHIR LAKTASI /
MASA KERING
INTRAMAMAE
 kesembuhan tinggi
Bahan Kuliah Drh. Erni R. Sabar Iman, MS
STAPHYLOCOCCUS AUREUS
LAKTASI
kesembuhan
30 – 60%
TERAPI
MASA KERING
kesembuhan
25 – 75%
CEPHALOSPORIN
CLOXACILLIN
ERYTHROMYCIN
PENICILLIN ( bila peka )
KOMBINASI PENICILLIN
dengan
KESEMBUHAN TIDAK DAPAT
DIPREDIKSI  TERGANTUNG OBAT
MENEMBUS TEMPAT INFEKSI
 BERHUBUNGAN DENGAN
SIFAT BAKTERI
 NOVOBIOCIN
 TETRACYCLIN
 TYLOSIN
Bahan Kuliah Drh. Erni R. Sabar Iman, MS
STREPTOCOCCUS AGALACTIAE
sifat
TERGANTUNG PADA KELENJAR SUSU
LAKTASI
TERAPI
INTRAMAMAE
 KESEMBUHAN SAMPAI 100%
CEPHALOSPORIN
CLOXACILLIN
MACROLIDES
PENICILLIN
KOMBINASI PENICILLIN
MASA KERING
BENZATHINE DGN. CLOXACILLIN
PENICILLIN DGN. NOVOBIOCIN
ESCHERICHIA COLI
per - akut
TERAPI
AMPICILLIN
CLOXACILLIN
CEPHALOSPORIN
GENTAMICIN
TETRACYCLINE
ringan/
subklinis
AWAL LAKTASI
kegunaan terapi
PRODUKSI ENDOTOXIN  CEPAT DI ELIMINASI  SHORT
DURATION  TERAPI PENUNJANG  OXYTOCIN
MASA KERING
jarang terjadi
KESEMBUHAN SPONTAN
 PERTAHANAN TUBUH HOST
ENVIRONMENTAL STREPTOCOCCI
sifat
STREPTOCOCCUS DYSGALACTIAE
KOLONISASI PADA MASA KERING
DAN SAPI BELUM BERANAK
TIDAK TERGANTUNG PADA KELENJAR
AMBING  PADA LINGKUNGAN
STREPTOCOCCUS UBERIS
 MASA KERING
 TIDAK BERKOLONISASI
TERAPI
AKUT
KRONIS
intramamae
KESEMBUHAN
80%
AKUT
- AMPICILLIN
- CEPHALOSPORIN
- CLOXACILLIN
- NOVOBIOCIN
- PENICILLIN
- TETRACYCLINE
KRONIS
intramamae
KESEMBUHAN
70%
Bahan Kuliah Drh. Erni R. Sabar Iman, MS
CORYNEBACTERIUM
CORYNEBACTERIUM PYOGENES
CORYNEBACTERIUM BOVIS
 PROSES PERNANAHAN & ABSES
PERAKUT - AKUT
MASA KERING
LAKTASI
SUBKLINIS
GEJALA
RINGAN
INFEKSI SEKUNDER
-SISTEMIK
-INTRAMAMAE
PENICILLIN
TETRACYCLINE
pada umumnya
TIDAK EFEKTIF
 sulit penetrasi
Bahan Kuliah Drh. Erni R. Sabar Iman, MS
PSEUDOMONAS AERUGINOSA
AKUT / SUBAKUT
PERAKUT
 TOXEMIA  mortalitas tinggi
sulit diobati
TIDAK EFFEKTIF
bila sensitif
 STREPTOMYCIN
 NEOMYCIN
 CARBENICILLIN
Bahan Kuliah Drh. Erni R. Sabar Iman, MS
Applied Dairy Microbiology. Elmer H. at all. 2001
Hagan and Bruner’s Microbiology and Infectious Diseases of
Domestic Animals. Timoney at all. 1988
Ilmu Penyakit Ternak I. Subronto.2003
The Health of Dairy Cattle. A.H.Andrews. 2000
Veterinary Microbiology and Microbial Disease. P.J.Quinn at all. 2002