Keanekaragaman Hayati di Indonesia

Download Report

Transcript Keanekaragaman Hayati di Indonesia

PENULIS
PENDAHULUAN
Keanekaragaman hayati yang terdapat disuatu wilayah berbedabeda. Keanekaragaman hayati sangat diperlukan untuk kelestarian
hidup organisme dan berlangsungnya daur materi (aliran energi).
Namun demikian, kualitas dan kuantitas keanekaragaman hayati di
suatu wilayah dapat menurun atau bahkan dapat menghilang.
Keanekaragaman hayati dapat dijaga kelestariannya serta dapat di
pulihkan kembali. Apa yang dimaksud dengan keanekaragaman
hayati? Bagaimanakah keanekaragaman hayati di wilayah
indonesia? Pada materi ini, kita akan membahas pengertian
keanekaragaman hayati, tingkat keanekaragaman hayati,
keanekaragaman hayati indoensia, dan usaha- usaha
pelestariannya..
I. TINGKAT KEANEKARAGAMAN
HAYATI
1. Keanekaragaman Tingkat Genetik ( gen )









Gen merupakan faktor pembawa sifat keturunan yang terdapat dalam kromosom.
Setiap susunan gen akan memberikan penampakan ( fenotipe ), baik anatomi
maupun fisiologi pada setiap organisme.
Perbedaan susunan gen akan menyebabkan perbedaan penampakan baik satu
sifat atau secara keseluruhan. Perbedaan tersebut akan menghasilkan variasi
pada suatu spesies. Hal ini disebabkan adanya keanekaragaman gen atau
struktur gen pada setiap organisme.
Keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya variasi dalam
satu jenis (spesies).
misalnya :
variasi jenis kelapa : kelapa gading, kelapa hijau, kelapa kopyor
variasi jenis padi : IR, PB, Rojolele, Sedani, Barito, Delangu, Bumiayu, dan
sebagainya
variasi jenis anjing : anjing bulldog, doberman, Collie, herder, anjing kampung,
dan sebagainya
variasi jenis bunga mawar : Rosa gallica, Rosa damascene, Rosa canina
Allium ascolicum (bawang merah), Allium sativum (bawang putih), Allium
fistulosum (locang)






Yang menyebabkan terjadinya variasi dalam satu jenis ( fenotif ) adalah faktor
gen ( genotif ) dan faktor lingkungan ( environment ), sehingga dapat dituliskan
rumus berikut :
F=G+L
F = fenotip (sifat yang tampak)
G = genotif (sifat yang tidak tampak – dalam gen)
L = lingkungan.
Jika Genotip berubah karena suatu hal ( misalnya mutasi) atau
lingkungan berubah maka akan terjadi perubahan di Fenotip.
 2.
Keanekaragaman
Tingkat Species (Jenis)


Dua makhluk hidup mampu melakukan perkawinan
dan menghasilkan keturunan yang fertil (mampu
melakukan perkawinan dan menghasilkan keturunan)
maka kedua makhluk hidup tersebut merupakan satu
spesies.
Keanekaragaman hayati tingkat jenis menunjukkan
keanekaragaman atau variasi yang terdapat pada
berbagai jenis atau spesies makhluk hidup dalam
genus yang sama atau familia yang sama. Pada
berbagai spesies tersebut terdapat perbedaanperbedaan sifat.






Contoh :
famili Fellidae : kucing, harimau, singa
famili Palmae : kelapa, aren, palem, siwalan, lontar
famili Papilionaceae : kacang tanah, kacang buncis, kacang panjang, kacang kapri
familia graminae : rumput teki, padi, jagung
genus Ipomoea : ketela rambat (Ipomoea batatas) dan kangkungan(Ipomoea crassicaulis)
genus Ficus : pohon beringin (Ficus benjamina) dan pohon Preh (Ficus ribes)
3.
Keanekaragaman Tingkat Ekosistem
Ekosistem berarti suatu kesatuan yang dibentuk oleh hubungan timbal
balik antara makhluk hidup (komponen biotik) dan lingkungannya
(komponen abiotik). Setiap ekosistem memiliki ciri-ciri lingkungan
fisik, lingkungan kimia, tipe vegetasi/tumbuhan, dan tipe hewan yang
spesifik. Kondisi lingkungan makhluk hidup ini sangat beragam. Kondisi
lingkungan yang beragam tersebut menyebabkan jenis makhluk hidup yang
menempatinya beragam pula. Keanekaragaman seperti ini disebut sebagai
keanekaragaman tingkat ekosistem.
Faktor abiotik yang mempengaruhi faktor biotik di antaranya adalah
iklim, tanah, air, udara, suhu, angin, kelembapan, cahaya, mineral, dan
tingkat keasaman. Variasi faktor abiotik menimbulkan kondisi berbeda
pada setiap ekosistem. Untuk mengetahui adanya keanekaragaman hayati
pada tingkat ekosistem, dapat dilihat dari satuan atau tingkatan organisasi
kehidupan di tempat tersebut..
Secara garis besar, terdapat dua ekosistem utama, yaitu ekosistem
daratan (eksosistem terestrial) dan ekosistem perairan (ekosistem aquatik).
Ekosistem darat terbagi atas beberapa bioma, di antaranya bioma gurun,
bioma padang rumput, bioma savana, bioma hutan gugur, bioma hutan
hujan tropis, bioma taiga, dan bioma tundra.
Bioma diartikan sebagai kesatuan antara iklim dominan dan vegetasi serta hewan
yang hidup di dalam iklim dominan tersebut. Bisa juga diartikan suatu daratan luas
yang memiliki karakteristik komponen biotik dan abiotik.
Adapun ekosistem perairan dapat dibagi menjadi ekosistem air tawar, ekosistem
laut, ekosistem pantai, ekosistem hutan bakau, dan ekosistem terumbu karang.
Pembahasan mengenai ekosistem dapat anda pelajari lebih jelas pada Bab
Ekosistem.
Keanekaragaman ekosistem terbentuk dari keanekaragaman gen dan jenis,
sehingga dapat digambarkan suatu urutan berikut :
Gen ——> keanekaragaman gen ——> keanekaragaman jenis ——> keanekaragaman
ekosistem
Misal :
Beberapa spesies Palmae (kelapa, siwalan, dan aren berinteraksi dengan
lingkungan abiotik yang berbeda sehingga terbentuk ekosistem yang berbeda pula
diantara ketiga spesies tersebut. Kelapa di ekosistem pantai, siwalan di ekosistem
savana, dan aren di ekosistem hutan basah
II. TIPE EKOSISTEM


Ekosistem Perairan Dalam
Komunitas ekosistem perairan dalam di Indonesia belum banyak
diketahui secara pasti. Hal ini dikarenakan belum dikuasainya
perangkat teknologi untuk meneliti hingga mencapai perairan dalam,
tetapi secara umum keanekaragaman komunitas kehidupan yang ada
pada perairan dalam tersebut tidaklah setinggi ekosistem di tempat
lain. Komunitas yang ada hanya konsumen dan pengurai, tidak
terdapat produsen karena pada daerah ini cahaya matahari tidak dapat
tembus. Makanan konsumen berasal dari plankton yang mengendap
dan vektor yang telah mati. Jadi, di dalam laut ini terjadi peristiwa
makan dan dimakan.
Jika diamati hewan-hewan yang hidup di perairan dalam warnanya
gelap dan mempunyai mata yang peka dan mengeluarkan cahaya. Daur
mineralnya terjadi karena gerakan air dalam pantai ke tengah laut pada
lapis atas. Perpindahan air ini digantikan oleh air dari daerah yang
terkena cahaya, sehingga terjadi perpindahan air dari lapis bawah ke
atas.



Ekosistem Pantai Pasir Dangkal
Komunitas ekosistem pantai pasir dangkal terletak di sepanjang pantai
pada saat air pasang. Luas wilayahnya mencakup pesisir terbuka yang
tidak terpengaruh sungai besar atau terletak di antara dinding batu
yang terjal/ curam. Komunitas di dalamnya umumnya didominasi oleh
berbagai jenis tumbuhan ganggang dan atau rerumputan. Jenis
ekosistem pantai pasir dangkal ada tiga, yaitu sebagai berikut.
1) Ekosistem Terumbu Karang
Ekosistem ini dapat kita jumpai di perairan jernih. Terumbu karang
terbentuk sebagai hasil dari kegiatan berbagai hewan laut seperti
kerang, siput, cacing, Coelenterata dan alga kapur (Halimeda). Syarat
hidup binatang kerang, yaitu airnya jernih, arus gelombang kecil, dan
lautnya dangkal. Ekosistem ini dapat kita temukan di pantai sebelah
barat Sumatra, pantai selatan Jawa, Bali, Nusa Tenggara, serta pantai
utara Sulawesi dan Maluku.
Gambar Terumbu karang


2) Ekosistem Pantai Batu
Jenis ekosistem ini terbentuk dari bongkahan-bongkahan batu granit
yang besar atau berupa batuan padas yang terbentuk dari proses
konglomerasi (berkumpul dan menyatunya) antara batu-batu kecil atau
kerikil dengan tanah liat dan kapur. Ekosistem tersebut biasanya
didominasi vegetasi jenis Sargassum atau Eucheuma. Di mana
ekosistem pantai batu itu dapat kita jumpai? Ekosistem ini dapat kita
jumpai di wilayah pesisir berbukit yang berdinding batu mulai dari
sepanjang pantai barat Sumatra, pantai selatan Jawa, Bali, Nusa
Tenggara, sampai pantai selatan Maluku.
3) Ekosistem Pantai Lumpur
Ekosistem pantai lumpur terbentuk dari pertemuan antara endapan
lumpur sungai dengan laut yang berada di muara sungai dan
sekitarnya. Apabila sungainya besar, lumpur tersebut membentang luas
sampai menjorok ke laut. Di mana dapat kita jumpai ekosistem pantai
lumpur ini? Ekosistem pantai lumpur terdapat di muara yang disebut
sebagai monsun estuaria. Habitatnya berbagai jenis biota ikan gelodok.
Komunitas tumbuhannya adalahTricemia, Skeratia, dan rumput
laut/Enhalus acoroides. Binatang-binatang ini memiliki nilai ekonomi
yang tinggi. Biasanya ekosistem pantai lumpur dapat kita jumpai di
pantai-pantai pada pulau cukup besar yang memiliki sungai-sungai
lebar seperti di Pulau Kalimantan, Irian Jaya, Sumatra, dan Jawa.






Ekosistem Darat Alami.
Di negara kita Indonesia, ekosistem jenis ini terbentuk dari tiga
vegetasi utama, yaitu vegetasi pamah, vegetasi pegunungan, dan
vegetasi monsun.
Vegetasi Pamah/Dataran Rendah.
Vegetasi pamah merupakan vegetasi dataran rendah bagian
terbesar hutan yang mencakup kawasan paling luas di Indonesia,
terdiri atas vegetasi rawa dan vegetasi darat yang terletak pada
ketinggian antara 0–1000 m di atas permukaan laut (dpl).
Vegetasi ini meliputi jenis-jenis berikut.
1) Hutan Bakau
Hutan bakau tersebar hampir di seluruh pantai Kepulauan
Indonesia. Jumlah jenis hutan bakau sekitar 95 jenis tumbuhan,
komposisi jenis hutan tersebut dapat berbeda antara satu
dengan lainnya, tergantung dari kombinasi faktor-faktor habitat
yang mempengaruhinya. Penyebaran berbagai jenis bakau
terletak mulai dari laut ke arah daratan membentuk jalur
berbeda-beda.









Vegetasi Pegunungan.
Vegetasi pegunungan terletak di ketinggian lebih dari 1000 m di atas permukaan laut (dpl).
1) Vegetasi Hutan Pegunungan
Jenis hutan pegunungan ada dua, yaitu sebagai berikut.
a) Hutan pegunungan bawah, yaitu berada pada ketinggian berkisar 1000–1500 m dpl.
Semakin ke atas vegetasinya semakin rendah, jika tumbuh semakin tinggi maka
diameternya semakin kecil. Vegetasi pada punggung dan lereng gunung umumnya berupa
pohon pendek atau semaksemak. Vegetasinya meliputi tanaman anggrek, paku-pakuan,
dan lumut.
b) Hutan pegunungan atas berada pada ketinggian berkisar 1500-3300 m dpl. Hutannya
lebat dengan ketinggian pohonnya mencapai 25 m, variasi vegetasinya lebih sedikit
dibandingkan dengan hutan pegunungan di bawahnya.
2) Vegetasi Padang Rumput
Padang rumput terletak pada ketinggian berkisar antara 2500-4100 m dpl yang berada di
Pegunungan Irian Jaya dan Kamabu. Jenis vegetasinya meliputi padang rumput dengan
paku pohon, padang rumput semak tepi hutan, padang rumput merumpun, vegetasi lumut
kerak, dan hutan sub alpin. Adapun vegetasi rawa subalpin selain berada di Irian Jaya dan
Kamabu juga berada di Jawa seperti di Gunung Dieng, Gunung Gede, dan Gunung Patuha.
3) Vegetasi Danau
Danau umumnya berada di pegunungan dengan ketinggian lebih dari 1500 m dpl.
Vegetasi danau mempunyai daerah yang kaya mineral hasil perairan meliputi daerah
perairan terbuka sampai perairan tertutup. Tumbuhan danau berada di Gunung Dieng.





Vegetasi Monsun
Vegetasi monsun berada di daerah beriklim kering
musiman dengan kelembapan udara lebih dari 33% dan
curah hujan sekitar 1500 mm/th. Jenis vegetasinya
seperti berikut.
1) Padang Rumput. Padang rumput ini menempati
kawasan yang sangat luas dan biasanya
bersinambungan dengan savana. Vegetasinya terdiri atas
komunitas campuran berbagai rumput, terna, dan perdu.
2) Savana. Savana terdiri atas padang rumput dengan
pohon terpencar jarang sampai lebat. Savana terdapat di
Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara, dan Irian Jaya.
3) Hutan Monsun. Hutan monsun berada pada
ketinggian berkisar 0–800 m dpl, vegetasinya terdiri atas
pohon-pohon setinggi sekitar 25 m dan memiliki batang
yang kurus dan bercabang rendah. Terdapat di jawa
Timur, NTT, Sulawesi Selatan dan Tenggara.






Ekosistem Buatan.
Ekosistem suksesi buatan merupakan ekosistem yang dengan sengaja dibuat sesuai
kebutuhan manusia seperti pembuatan danau/waduk/bendungan, hutan tanaman, dan
sebagainya. Beberapa contoh ekosistem buatan sebagai berikut.
Bendungan/Waduk
Adakah waduk/bendungan di daerah tempat tinggal Anda? Tujuan dibangunnya
waduk/bendungan, yaitu sebagai tempat penampungan air untuk memenuhi kebutuhan
manusia seperti pengairan/irigasi pertanian, pembangkit tenaga listrik, tempat rekreasi,
dan sarana olahraga. Selain itu, waduk merupakan ekosistem baru dengan substrat dasar
biasanya berasal dari kebun atau sawah maupun hutan dengan sifat geologi yang
berbeda-beda. Pada umumnya, komunitas biotik terbentuk masih dalam fase suksesi
dengan umur yang berbeda-beda seperti pada mulanya berbagai macam ikan ditebarkan
kemudian banyak tumbuhan pendatang tumbuh, misalnya kiambang dan enceng gondok
yang menutupi permukaan dan menjadi dominan di waduk itu.
Hutan Tanaman
Hutan tanaman merupakan vegetasi yang terdiri atas tanaman budidaya bernilai tinggi
yang dengan sengaja ditanam pada kawasan tertentu. Biasanya jenis tanaman yang
dibudidayakan bernilai tinggi, seperti tanaman jati, mahoni, pinus, damar rasamala,
ampupu, manglit, dan puspa.
III. KEANEKARAGAMAN HAYATI DI
INDONESIA
Keanekaragaman Hayati di Indonesia









Indonesia terletak pada garis 6° LU – 11° LS dan 95° BT – 141° BT. Dengan demikian, Indonesia
terletak di daerah beriklim tropis dan dilewati oleh garis khatulistiwa. Letak ini menyebabkan
Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Indonesia juga memiliki berbagai jenis
ekosistem, seperti ekosistem perairan, ekosistem air tawar, rawa gambut, hutan bakau, terumbu
karang, dan ekosistem pantai.
1. Persebaran Tumbuhan (Flora) di Indonesia
Jenis tumbuh-tumbuhan di Indonesia diperkirakan berjumlah 25.000 jenis atau lebih dari 10% dari
flora dunia. Lumut dan ganggang diperkirakan jumlahnya 35.000 jenis. Tidak kurang dari 40% dari
jenis-jenis ini merupakan jenis yang endemik atau jenis yang hanya terdapat di Indonesia dan tidak
terdapat di tempat lain di dunia.
Tumbuhan yang tumbuh di Malaysia, Indonesia, Philipina sering disebut kelompok
tumbuhan Malesiana. Beberapa jenis tumbuhan khas di Indonesia :
Durian ( Durio zibethinus ), ada beberapa varietas : Durian Petruk (Jepara), durian Simas (Bogor),
durian Sitokong (Ragunan-Jakarta).
Salak ( Salacca edulis ), beberapa varietas : salak pondoh (sleman), salak bali, salak condet (jakarta).
Bunga Bangkai ( Rafflesia arnoldi ) dari Bengkulu
Pohon Jati (Tectona grandis), Mahoni (Switenia mahagoni), Kenari (Canarium caesius) banyak
ditemukan di Jawa, keruing (Dipterocarpus sp), Matoa (Pometia pinnata) dari Papua.
Meranti (Shorea sp), rotan (Calamus caesius) di kalimantan.
Cendana (Santalumalbum), kayu putih (Eucalyptus alba)




2. Persebaran Hewan (Fauna) di Indonesia
Persebaran hewan-hewan di dunia dikelompokkan menjadi 6 (enam)
daerah utama, yaitu :
Jenis-jenis hewan yang ada di Indonesia diperkirakan berjumlah sekitar
220.000 jenis yang terdiri atas lebih kurang 200.000 serangga (± 17%
fauna serangga di dunia), 4.000 jenis ikan, 2.000 jenis burung, serta
1.000 jenis reptilia dan amphibia.
Penyebaran keanekaragaman hayati di Indonesia, khususnya hewan,
sangat berkaitan erat dengan letak geografis Indonesia. Penyebaran
hewan ini secara umum terbagi menjadi dua wilayah, yaitu kawasan
timur (Benua Australia) dan kawasan barat (Benua Asia).



Dalam ekspedisinya ke Indonesia, Alfred R. Wallace (1856) menemukan
perbedaan hewan di beberapa daerah di Indonesia. Jenis burung yang ada di
Bali tidak dijumpai di Lombok, dan sebaliknya. Hewan yang terdapat di
Sumatera, jawa, Bali, dan Kalimantan mirip dengah jenis hewan di daerah
geografis Oriental (Asia), sehingga Wallace membuat garis pembatas yang
dikenal dengan garis wallace yang memisahkan daerah oriental dengan daerah
Australian (meliputi Papua, Maluku, Sulawesi, dan Nusa Tenggara).
Ahli zoology Jerman, Max Weber menjumpai hewan di daerah Sulawesi mirip
dengah hewan di daerah Oriental dan Australian (merupakan peralihan),
sehingga membuat garis pembatas yang dikenal garis weber yang membentang
daerah Sulawesi ke selatan hingga kepulauan Aru.
Dengan demikian, hewan-hewan di Indonesia memiliki tipe daerah Orental,
Australian, dan Peralihan
3. Hewan dan Tumbuhan endemik di Indonesia




Hewan dan tumbuhan endemik Indonesia adalah hewan dan tumbuhan
yang hanya ada di di Indonesia.
Hewan yang endemik misalnya : harimau jawa (Panthera tigris
sondaicus), harimau bali (sudah punah), jalak bali putih
(Leucopsar rothschildi) di Bali, badak bercula satu (Rhinoceros
sondaicus) di Ujung Kulon, binturong (Artictis binturong), monyet
(Presbytis thomasi), tarsius (Tarsius bancanus) di Sulawesi Utara,
kukang (Nycticebus coucang), maleo (hanya di Sulawesi), komodo
(Varanus komodoensis) di Pulau Komodo dan sekitarnya.
Tumbuhan yang endemik terutama dari genus Rafflesia
misalnyaRafflesia arnoldii (endemik di Sumatra Barat, Bengkulu, dan
Aceh),Rafflesia borneensis (Kalimantan), Rafflesia cilliata (Kalimantan
Timur),Rafflesia horsfilldii (Jawa), Rafflesia patma (Nusa Kambangan
dan Pangandaran), Rafflesia rochussenii (Jawa Barat), dan Rafflesia
contleyi(Sumatra bagian timur).
Bedali (Radermachera gigantean), Kepuh (Stereula foetida), Bungur
(Lagerstroemia spesiosa), Nangka celeng (Arthocarpus
heterophyllus), Mundu (Garcinia dulcis), Sawo kecik (Manilkara
kauki), Winong(Tetrameles nudiflora), Kluwak (Pingium
edule), Gandaria (Bouea macrophylla)
IV. MENGHILANGNYA DAN CARA
PELESTARIAN HAYATI









I.
Penyebab Hilangnya Keanekaragaman Hayati Indonesia
1. Hilangnya Habitat dan Fragmentasi
Menurut Edward O. Wilson, definisi hilangnya habitat adalah menyusutnya materi pada tempat
yang sesuai (cocok) untuk hidup. Keanekaragaman terbesar terdapat pada daerah tropis. Disana
berlangsung penebangan hutan setiap harinya. Begitu juga didaerah pantai, pembangunan
didaerah pantai telah menyebabkan musnahnya batu karang dan komunitas pantai yang
merupakan tempat berlindung dan habitat beberapa spesies makhluk hidup. Fragmentasi
habitatadalah pemisahan suatu habitat menjadi lebih kecil lagi yang dapat merusak
keanekaragaman hayati.
2. Spesies – Spesies Eksotik (Spesies Pendatang)
Masuknya spesies pendatang ke suatu ekosistem berawal dari kegiatan manusia yang didatangkan
dengan sengaja maupun dengan tujuan tertentu. Kehadiran spesies pendatang dapat pula
mengalahkan atau mendominasi spesies asli.
3. Degradasi Habitat
Degradasi Habitat adalah kerusakan habitat akibat polusi. Polusi dapat diartikann sebagai
perubahan – perubahan lingkungan yang menimbulkan pengaruh negatif terhadap kehidupan dan
kesehatan makhluk hidup. Penyebab polusi yaitu hujan asam, eutrofikasi dan efek rumah kaca.
4. Eksploitasi Secara Berlebihan
Eksploitasi sumber daya alam dapat dikatakan berlebihan jika jumlah yang diambil lebih besar
dibandingkan dengan kemampuan sumber daya alam tersebut untuk memperbarui diri.
II. Usaha Pelestarian Keanekaragaman Hayati
1. Usaha Perlindungan Melalui Konservasi
a) Cagar Alam è Kawasan suaka alam yang memiliki tumbuhan, hewan, ekosistem
yang khas sehingga perlu dilindungi. Di cagar alam perkembangan tumbuhan dan hewan
berlangsung secara alami. Fungsi cagar alam dapat dimanfaatkan untuk penelitian,
pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan dan kegiatan penunjang budi daya.
b) Suaka Margasatwa è Kawasan suaka alam yang memiliki ciri khas berupa
keanekaragaman dan keunikan jenis satwa (hewan) yang kelangsungan hidupnya dapat
dilakukan pembinaan terhadap habitatnya.
c) Taman Nasional è Kawasan suaka pelestarian alam yang memiliki ekosistem asli
yang dikelola dengan sistem zonasi. Taman nasional biasa dimanfaatkan untuk tujuan
penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budi daya, pariwisata dan rekreasi
alam.
d) Taman Wisata Alam è Kawasan pelestarian alam. Tujuan utama dibuatnya taman
wisata alam untuk kepentingan pariwisata dan rekreasi.
e) Taman Hutan Raya è Kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan
dan hewan yang alami atau bukan alami, jenis asli atau bukan asli.
f) Taman Baru è Kawasan yang didalamnya terdapat potensi satwa baru yang
diperuntunkan untuk rekreasi terbaru.
2. Usaha Perlindungan Melalui Peraturan Perundangan
3. Usaha Perlindungan Melalui Keppres (Keputusan Presiden)
UJI KOMPETENSI
1. Apakah yang dimaksud dengan keanekaragaman Hayati?
2. Apakah yang menyebabkan keanekaragaman hayati di Indonesia cukup tinggi?
Jelaskan oleh Anda.
3. Bagaimanakah persebaran hewan di Indonesia? Jelaskan.
4. Apakah yang menyebabkan pelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia harus
mulai dilakukan sekarang juga?
5. Tuliskan contoh-contoh tempat yang dijadikan sebagai lokasi pelestarian in situ dan
pelestarian ex situ.
6. Apa yang dimaksud dengan keanekaragaman gen dan sebutkan contoh
keanekaragaman yang dipengaruhi oleh gen.
7. Jelaskan perbedaan antara hewan yang berada di Indonesia bagian barat dan
Indonesia bagian timur. Sebutkan contohnya!
8. Manfaat apa saja yang bisa didapat oleh manusia dari keanekaragaman hayati di
Indonesia.
9. Jelaskan perbedaan keanekaragaman hayati pada tingkat gen, spesies, dan
ekosistem
10. Faktor apa yang paling besar pengaruhnya terhadap keanekaragaman tingkat
ekosistem?
PENULIS