I.1.AssuranceService

Download Report

Transcript I.1.AssuranceService

KEBUTUHAN AKAN
JASA AUDIT
DAN
PELAYANAN VERIFIKASI
• Kasus : Auditor adalah rekan bisnis strategis
Auditor itu bernilai karena pengetahuan teknis
mereka dan independensi dalam memberikan
keandalan, seperti juga kompetensi dan
pengalaman mereka dalam membantu
perusahaan memperbaiki operasional.
Auditor membuat dan membantu
mengimplementasikan rekomendasi yang
memperbaiki keuntungan dengan memperkuat
pendapatan atau mengurangi biaya termasuk
pengurangan kesalahan dan penipuan, dan
dengan memperbaiki kontrol operasional
PELAYANAN ASSURANCE (Pelayanan Verifikasi)
Pelayanan atau jasa profesional independen yang dapat
meningkatkan kualitas informasi bagi para pembuat
keputusan
• Audit atas laporan keuangan historis
– Jasa atestasi dimana auditor menerbitkan laporan
tertulis tentang opini apakah laporan keuangan telah
disusun berdasarkan PABU
• Tinjauan atas laporan keuangan historis
– Jasa tinjauan (review) laporan keuangan dengan
keandalan yang menengah dan bukti tidak terlalu
banyak
• Jasa atestasi lainnya
– Jasa bagi pengguna informasi keuangan perusahaan
untuk mencari keandalan laporan keuangan historis
JASA ASSURANCE LAINNYA
Keandalannya adalah dapat dipercaya dan
kesesuaian informasi tersebut, yang mungkin telah
atau belum diasersi oleh pihak lainnya
• Jasa assurance pada teknologi informasi
• Jasa web trust akuntan publik
• Jasa menilai keterpercayaan sistem informasi
(Sys trust)
• Jasa non assurance yang disediakan akuntan
publik
• Hubungan jasa assurance dan non assurance 
ATTEST vs ASSURANCE
• ASSURANCE
• Jasa penjaminan  jasa profesional independen
untuk memperbaiki kualitas informasi baik
finansial dan non-finansial, yang digunakan oleh
pengambil keputusan
• IT audit  sering disebut dengan:
• IT risk management
• I.S. risk management
• Operational systems risk management
• Technology & security risk services
• Typically a division of assurance services
KEBUTUHAN EKONOMIS akan AUDITING
• Penyebab risiko informasi
– Kecenderungan : pembuat keputusan menerima informasi yang
tidak dapat dipercaya
•
•
•
•
Jauhnya sumber informasi
Bias dan motif penyedia informasi
Jumlah data yang sangat besar
Transaksi pertukaran yang kompleks
• Pengurangan risiko informasi
– Resiko informasi dihadapi dengan membiarkannya tetap pada
tingkat yang relatif tinggi
• Pengguna informasi menguji informasi yang diperolehnya
• Pengguna informasi berbagi resiko informasi dengan manajemen
• Laporan keuangan yang diaudit telah tersedia
KARAKTERISTIK AUDITING
• Definisi auditing
– Pengumpulan serta pengevaluasian bukti atas
informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat
kesesuaian informasi tersebut dengan kriteria yang
telah ditetapkan. Dilaksanakan oleh orang yang
kompeten dan independen
• Informasi dan kriteria yang telah ditetapkan
• Pengumpulan serta pengevaluasian bukti
• Seseorang yang kompeten dan independen
• Pelaporan
– Tahap terakhir dari proses audit
– Komunikasi atas temuan auditor kepada para
pengguna informasi
Konrath (2002) mendefinisikan auditing
sebagai:
“ suatu objektif mendapatkan dan
mengevaluasi bukti mengenai asersi
tentang kegiatan-kegiatan dan kejadiankejadian ekonomi untuk menyakinkan
tingkat keterkaitan antara asersi tersebut
dan kriteria yang telah ditetapkan dan
mengkomunikasikan hasilnya kepada
pihak-pihak yang berkepentingan”
Menurut Arens and Beasley (2003):
Auditing is the accumulation and
evaluation of evidence about information
to determine and report on the degree of
correspondence between the information
and established criteria. Auditing should be
done by a competent, independent person
10
Menurut Agoes (2004):
“Auditing adalah suatu pemeriksaan yang
dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh
pihak yang independen, terhadap laporan
keuangan yang telah disusun oleh
manajemen, beserta catatan-catatan
pembukuan dan bukti-bukti
pendukungnya, dengan tujuan untuk
dapat memberikan pendapat mengenai
kewajaran laporan keuangan tersebut”
11
AUDITING
Auditing  proses sistematik dengan tujuan
untuk mendapatkan dan mengevaluasi
fakta yang berkaitan dengan asersi
mengenai kejadian dan tindakan ekonomi
untuk memastikan kesesuaian antara asersi
dengan kriteria yang ditetapkan dan
mengkomunikasikan hasilnya kepada
pemakai yang berkepentingan
Beberapa hal penting dari definisi di atas :
1. Yang diperiksa adalah laporan keuangan yang disusun
oleh manajemen beserta catatan-catatan pembukuan
dan bukti-bukti pendukungnya.
Laporan keuangan yang harus diperiksa terdiri dari
neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal
dan laporan arus kas.
Catatan pembukuan terdiri dari buku harian, buku
besar, dan buku pembantu.
Bukti pendukung antara lain bukti penerimaan kas dan
pengeluaran kas, faktur penjualan, jurnal voucher dan
lain-lain.
Dokumen lain yang perlu diperiksa antara lain notulen
rapat direksi dan pemegang saham, akte pendirian,
kontrak, perjanjian kredit dan lain-lain.
2. Pemeriksaan dilakukan secara kritis dan sistematis.
Dalam melakukan pemeriksaan, akuntan publik
berpedoman pada SPAP (di Amerika GAAS).
Agar pemeriksaan dapat dilakukan secara kritis, pemeriksaan
harus dipimpin oleh seorang yang bergelar akuntan dan
mempunyai ijin praktek sebagai akuntan publik dari Menteri
Keuangan. Pelaksana pemeriksaan harus berpendidikan,
berpengalaman dan berkeahlian di bidang akuntansi,
perpajakan, sistem akuntansi dan pemeriksaan akuntansi.
Agar pemeriksaan dapat dilakukan secara sistematis, akuntan
publik harus merencanakan pemeriksaannya sebelum proses
pemeriksaan dimulai dengan membuat AUDIT PLAN yang
memuat kapan pemeriksaan dimulai, berapa lama, kapan
laporan harus selesai, berapa orang staf yang ditugaskan,
masalah-masalah yang diperkirakan akan dihadapi di bidang
auditing, akuntansi dan perpajakan.
3. Pemeriksaan dilakukan oleh pihak yang
independen, yaitu akuntan publik.
Independen berarti tidak mempunyai
kepentingan tertentu di perusahaan
tersebut (Misal sebagai pemegang saham,
direksi) atau mempunyai hubungan
khusus (Misal keluarga dari pemegang
saham, direksi).
Akuntan publik harus independen karena
sebagai orang kepercayaan masyarakat,
harus bekerja secara objektif, tidak
memihak dan melaporkan apa adanya.
4. Tujuan pemeriksaan akuntan adalah untuk
dapat memberikan pendapat mengenai
kewajaran laporan keuangan yang diperiksa.
Laporan keuangan yang wajar adalah yang
disusun berdasarkan PABU (di Indonesia: SAK, di
Amerika: GAAP), diterapkan secara konsisten,
dan tidak mengandung kesalahan yang material.
Akuntan publik tidak menyatakan bahwa
laporan keuangan tersebut benar, karena
pemeriksaannya dilakukan secara sampling,
sehingga mungkin saja terdapat kesalahan
dalam laporan keuangan tetapi jumlahnya tidak
material sehingga tidak mempengaruhi
kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.
PERBEDAAN AUDITING dan ACCOUNTING
Figure 2. Accounting Information System
Economic
Events
Accounting
Cycle
Financial
Statement
Figure3. Financial Auditing
Financial
Statement
Audit Program
(Tahapan Proses
Audit)
Audit
Report
PERBEDAAN AUDITING dan ACCOUNTING
Transaksi yg
mempunyai
nilai
Uang
Bukti
Pembukuan
Special
Journal
General
Ledger
Trial
Balance
Subsidiary
Ledger
Accounting (Konstruktif)
Auditing (Analitis)
Work
Sheet
Laporan
Keuangan
JENIS AUDIT
• Audit Operasional
– Tinjauan atas bagian tertentu dari prosedur serta
metode operasional organisasi tertentu
– Tujuan : Mengevaluasi efesiensi serta efektivitas
prosedur serta metode yang digunakan
– Hasil akhir : rekomendasi
• Audit Kepatuhan
– Tujuan : Menentukan apakah klien (auditee) telah
mengikuti prosedur, tata cara, serta peraturan yang
dibuat oleh otoritas yang lebih tinggi
• Audit atas Laporan Keuangan
– Untuk menentukan apakah seluruh laporan keuangan
(informasi yang diuji) telah sesuai dengan kriteria
tertentu (PSAK)
INTERNAL AUDITS
• Internal auditing: fungsi penilai independen yang
dibentuk dalam organisasi untuk menguji dan
mengevaluasi aktivitas-aktivitas dalam organisasi  IIA
(Institute of Internal Auditors), yang dilakukan:
• Pemeriksaan keuangan
• Evaluasi efisiensi operasi
• Review kepatuhan (Compliance)
• Mendeteksi kecurangan
• Pemeriksaan IT
• Sertifikasi:
• CIA (Certified Internal Auditor)
• Standar, pedoman dan sertifikasi dikelola oleh: IIA
EXTERNAL AUDITS
• External auditing: tujuan utamanya pada
materialitas dan kewajaran laporan keuangan,
disebut juga  financial audit.
• Sertifikasi: CPA(Certified Public Accountant)
• Indonesia  akuntan (Ak)  Bersertifikasi
Akuntan Publik (BAP)
• Standar, pedoman dan sertifikasi dikelola oleh:
AICPA( American Institute of ssociation of
Certified Public Accountant)  di Indonesia IAI
FINANCIAL AUDITS
• Atestasi (pembuktian kebenaran) secara independen
yang dilakukan oleh seorang pakar (auditor BAP) yang
memberikan pendapat mengenai apa yang disajikan
dalam laporan keuangan.
• Proses sistematik meliputi:
• Familiarization with the organization’s business
• Evaluating and testing internal controls
• Assessing the reliability of financial data
• Produknya adalah laporan formal tertulis yang
menunjukkan pendapat mengenai realibilitas dari asersi
dalam laporan keuangan sesuai dengan GAAP
JENIS AUDITOR
•
•
•
•
Auditor di Kantor Akuntan Publik (KAP)
– Bertanggungjawab pada audit atas laporan keuangan
historis yang dipublikasikan di bursa saham
– Auditor Eksternal/Auditor Independen
Auditor di kantor pemerintah (BPK)
Auditor Pajak
– Mengaudit PPh WP apakah telah sesuai dengan UU
– Merupakan jenis Audit Kepatuhan
Auditor Intern
– Bekerja pada masing-masing perusahaan untuk melakukan
audit bagi manajemen
– Harus independen terhadap lini fungsi dalam suatu organisasi
– Tidak independen terhadap organisasi sepanjang masih
terdapat hubungan antara perusahaan dan karyawan
– Sertifikasi Auditor Intern
INTERNAL AUDITOR
• Bertanggung jawab kepada direktur
• Menjalankan fungsi internal control
• Membantu organisasi dalam pengukuran
dan evaluasi:
– Efektivitas internal controls
– Pencapaian tujuan organisasi
– Ekonomis & efisiensi aktivitas
– Compliance with laws and regulations
• Operational audits
CAKUPAN PEKERJAAN INTERNAL AUDITOR
• Safeguarding assets (menjaga aset)
• Compliance with policies and plans (kepatuhan
dengan kebijakan dan rencana)
• Accomplishment of established objectives
(pencapaian tujuan yang telah ditetapkan)
• Reliability & integrity of information (reliabilitas
dan integritas informasi)
• Economics & efficient use of resources
(penggunaan sumber daya secara efisien dan
ekonomis)
EXTERNAL AUDITORS
• Bertanggung jawab kepada pemegang saham dan
publik Melalui dewan komisaris
• Menilai financial statement assertions
– Existence or occurrence
– Completeness
– Valuation and allocation
– Presentation and disclosure
– Rights and obligations
• Harus melakukan uji kepatuhan dengan hukum dan
regulasi
• Harus melakukan uji terjadinya fraud dan
ketidakpantasan (improprieties)
• Mengandalkan struktur internal control untuk
perencanaan audit
EXTERNAL vs INTERNAL
• External auditors memberikan jaminan mengenai:
– Kewajaran Laporan Keuangan
– Kecurangan (fraud) & ketidakberesan (irregularities)
– Kemampuan untuk survive
• Internal auditors menilai dan mengevaluasi kecukupan
dan efektivitas pengendalian
– Pengendalian - sistem yang mencegah (prevents),
mendeteksi (detects), atau membetulkan (corrects)
kejadian-kejadian yang tidak sah (unlawful), tidak
diinginkan (undesirable) atau tidak benar (improper)
PROSES AUDIT
SIKLUS AUDIT LAPORAN KEUANGAN
(Financial Audit Cycle)
Laporan
Keuangan
Proses
Audit
(4 Tahap)
PSAK
Dan
PSAP
Laporan
Audit
MAJOR STEPS IN THE SYSTEMATIC PROCESS
of AUDITING
A
Planning
B
Control
Testing
Evaluate Internal Control
1.Study and Test Internal
Control
2.Determine the nature,
timing and extent of
substantive tests to be
performed
C
Substantive
Testing
D
Audit
Report
Test Transactions and Balances
1.Examine transactions and balances
2. Evaluate fairness of Financial
statement Components
1. Planning
2. Obtaining evidence
 Tests of Controls
 Substantive Testing
 CAATTs
 Analytical procedures
3. Ascertaining reliability
 MATERIALITY
4. Communicating results
 Audit opinion
THE AUDIT PROCES
Begin
Plan
Audit
Planning
Assess inhern
risk
Assess control
risk
Develop audit
program
Interm Audit
Phase
Conduct
Pertform
Substantive
Audit test
Final audit
phase
Report
Audit
Repart
Unqualified
Opinion
Qualified
Opinion
Adverse
Opinion
Disclaimer
Opinion
TAHAPAN PROSES AUDIT
TAHAP I Perencanaan dan perancangan pendekatan audit
Menerima klien dan melaksanakan perencanaan awal
Memahami bisnis dan industri klien
Menilai risiko bisnis klien
Melakukan prosedur analitis pendahuluan
Menetapkan materialitas dan menilai
risiko audit yang dapat diterim dan risiko bawaan
Memahami pengendalian internal dan menilai
risiko pengendalian
Mendapatkan informasi untuk menilai risiko kecurangan
Mengembangkan rencana dan program audit
secara keseluruhan
•
Empat Fase untuk Proses Audit Keseluruhan
Fase I : Merencanakan dan Merancang suatu Pendekatan Audit
 Auditor menyusun: Rencana Audit yang dirumuskan dengan
baik dan Program Audit yang spesifik untuk audit
keseluruhan
 Untuk mengembangkan keseluruhan rencana audit dan
program audit Auditor menilai: materialitas, risiko audit yang
bisa diterima, risiko inheren dan risiko pengendalian
 Untuk menilai Risiko Inheren dan Risiko Audit yang Diterima,
digunakan :
1. Informasi yang diperoleh selama penerimaan klien dan
perencanaan awal
2. Memahami industri dan bisnis klien
3. Menilai risiko bisnis klien
4. Melakukan prosedur analitis awal
TAHAP II Pengujian atas pengendalian dan pengujian subtantif
transaksi
Merencanakan
untuk mengurangi
tingkat penilaian risiko
pengendalian
Tidak
Ya
Melakukan pengujian Pengendalian*
Melakukan pengujian subtantif transaksi
Menilai kemungkinan salah saji dalam
laporan keuangan
* Keluasan pengujian pengendalian ditentukan oleh pengandalan pada pengendalian
yang direncanakan
•
Fase II : Melakukan Uji Pengendalian dan Uji Substantif
atas Transaksi
 Tujuan fase II adalah untuk:
1. Memperoleh bukti dalam mendukung
pengendalian yang spesifik yang berperan bagi
risiko pengendalian  Uji Pengendalian
2. Memperoleh bukti dalam mendukung dan
ketepatan transaksi moneter  Uji Substantif atas
Transaksi
 Faktor penentu tingkat Uji Rincian Saldo  hasil Uji
Pengendalian dan Uji Substantif atas Transaksi
 Pengujian dilakukan 2 atau 3 bulan sebelum tanggal
neraca saldo
TAHAP III Pelaksanaan prosedur analisis dan pengujian
terinci atas saldo
 Hasil :
Rendah
Sedang
Tinggi atau
Tidak diketahui
Melakukan prosedur analitis
Melakukan pengujian pos pos kunci
Melakukan pengujian substantif
transaksi tambahan
•
Fase III : Melakukan Prosedur Analitis dan Uji Rincian
Saldo
 Memperoleh bukti tambahan yang cukup untuk
menentukan apakah saldo akhir dan catatan kaki
dalam laporan keuangan dinyatakan wajar
 Sifat dan tingkat pekerjaan sangat tergantung pada
penemuan dari dua fase sebelumnya
 Dua kategori pengujian pada fase III:
1. Prosedur Analitis  menilai keseluruhan
kewajaran transaksi dan saldo
2. Uji Rincian Saldo  prosedur spesifik yang
dimaksudkan untuk menguji salah saji moneter
dalam saldo laporan keuangan
TAHAP IV Penyelesaian audit dan penerbitan laporan
audit
Menelaah kewajiban bersyarat
Menelaah peristiwa kemudian
Mengumpulkan bahan bukti akhir
Mengevaluasi hasil akhir
Menerbitkan laporan audit
Mengkomunikaskan dengan komite
audit dan manajemen
•
Fase IV : Menyelesaikan/Melengkapi Audit dan Mengeluarkan
Laporan Audit
Fase ini mempunyai beberapa bagian :
1. Tinjauan ulang (review) Kewajiban Bersyarat
 Kewajiban Bersyarat  kewajiban potensial yang harus
diungkapkan pada catatan kaki klien
2. Tinjauan ulang Peristiwa Kemudian
 Peristiwa yang terjadi akibat tanggal neraca saldo tetapi sebelum
dikeluarkannya laporan keuangan, dan laporan auditor akan
mempunyai efek pada informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan
3. Mengakumulasikan Bukti Akhir
 Sebagai tambahan bukti yang diperoleh untuk masing-masing
siklus selama fase I s.d. III  untuk mengumpulkan bukti bagi
laporan keungan secara keseluruhan sepanjang fase penyelesaian
4. Mengeluarkan Laporan Audit
 Jenis laporan audit yang dikeluarkan tergantung pada bukti yang
dikumpulkan dan penemuan audit
5. Berkomunikasi dengan Komite Audit dan Manajemen
 Auditor diminta untuk mengkomunikasikan kondisi yang bisa
dilaporkan kepada komite audit atau manajemen senior
PROSES AUDIT
1. Dapatkan pemahaman bisnis dan
Industri
2. Identifikasi asersi laporan keuangan
yang relevan
3. Putuskan jumlah yang meterial bagi
pemakai laporan keuangan
4. Putuskan komponen risiko audit
5. Dapatkan bukti melalui prosedur audit
(prosedur pemahaman pengendalian
internal, pelaksanaan pengujian kontrol,
dan pelaksanaan pengujian substantif)
6. Tentukan bagaimana bukti akan
digunakan utk mendukung opini audit,
komunikasi klien yg lain, dan jasa yg
bernilai tambah
7. Komunikasikan temuan
ROLE of AUDIT COMMITTEE
• Untuk perusahaan yang besar dan go public 
diperlukan komite audit 
• Selected from board of directors
• Kecurangan bisa disebabkan karena:
• Kurang independennya anggota komite audit
• Tidak aktifnya atau keberadaan komite
audit tidak jelas
• Kurangnya pengalaman komite audit
ROLE of AUDIT COMMITTEE
• Biasanya terdiri dari 3 orang: salah satunya
sebaiknya dari luar (tidak ada hub keluarga,
manajemen atau dari manajemen sebelumnya,
satu lagi sebaiknya ‘financial expert’.
• Tanggung jawab ke shareholders
• melakukan independent check dan balance
system
• Interact with internal auditors
• Hire, set fees, and interact with external auditors
• Resolved conflicts of GAAP between external
auditors and management
PENGETAHUAN TENTANG BISNIS & INDUSTRI
•
•
•
•
•
Kembangkan ekspektasi laporan keuangan
Impak industri terhadap sistem informasi
Evaluasi kelayakan estimasi akuntansi
PABU utk industri khusus
Dasar bagi Jasa Nilai Tambah lain, mis:
– Evaluasi risiko bisnis
– Monitoring pengukuran kinerja
– Kecukupan sistem informasi manajemen
PENDEKATAN / METODE AUDIT
Jika Klien adalah:
1. Perusahaan berskala kecil & Menengah  Tes
Saldo / Test Of Transactions  Menggunakan
Buku Audit dari Tuannakota / Text Book
Auditing by Holmes
2. Perusahaan berskala besar  Siklus Audit
/Audit Cycle  Menggunakan Buku Audit dari
Amir Abadi Jusuf / Text Book Auditing by Arens,
Elder & Beasley.